DISUSUN OLEH:
NIM: D1A019052
KELAS: E1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sementara pada sisi lain, ada pula pendapat, bahwa Ilmu Hukum adalah Ilmu
yang bersifat preskriptif dan terapan. Preskriptif karena didalam kajian ilmu
hukum itu terkandung adanya upaya pemahaman tentang tujuan hukum, nilai-
nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan nor ma-
norma hukum, Terapan karena ilmu hukum berusaha menetapkan standard
prosedur, ketentuan- ketentuan, rambu-rambu dalam mengimplementasikan
aturan hukum.
Pendapat Hukum (Legal Opinion) adalah penulisan hukum yang dibuat oleh
Kantor Hukum (Law Office) untuk kepentingan kliennya. Penulisan Hukum
jenis ini biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan klien tentang
suatu permasalahan hukum tertentu. Misalnya, seorang klien meminta pendapat
hu kum mengenai masalah hukum untuk kepentingan dirinya sendiri – bekas
direktur PT meminta pendapat hukum apakah ia bisa digugat untuk
perbuatannya selama ia menjabat sebagai direktur PT tersebut, padahal ia
sekarang sudah melepaskan jabatannya, atau seorang investor perusahaan asing
menanyakan tentang apa yang harus dilakukan apa ia ingin menanam modalnya
pada bidang usaha tertentu di Indonesia. Sebagai langkah awal biasanya
perusahaan asing itu ingin mengetahui segala ketentuan hukum yang mengatur
kegiatan yang diminatinya. Perusahaan yang berwawasan luas pasti ingin
mengetahui segala hal yang berkaitan dengan investasi yang akan dilakukannya.
Untuk hal- hal yang berhubungan dengan masalah-masalah hukum biasanya
perusahaan tersebut berusaha memperoleh Pendapat Hukum dari Kantor Hukum
yang dianggapnya bonafid.
Penelitian hukum dalam konteks ini dapat juga disebut sebagai penelitian
hukum normatif 4 adalah “...applied research being directed to specific pro
blems and aiming for tangible outcomes for professional use”. ... research which
provides a systematic exposition of the rules governing a particular legal catego
ry, analyses the relationship between rules, explain areas of difficulty and per
haps predicts future development.” 5 Sementara itu Peter Mahmud, menyatakan
bahwa penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum
guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian hukum dilakukan untuk
menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam me
nyelesaikan masalah yang dihadapi. Produk penelitian hukum adalah rights, ap-
propriate, inappropriate, or wrong.
Isi pendapat hukum tidak hanya berkisar pada bunyi peraturan perundang-
undangan saya tetapi juga menyangkut bagaimana pelaksanaan ketentuan
perundang-undangan itu dalam praktek sehari- hari. Di Indonesia, sering terjadi
in konsistensi antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan peraturan
perundang- undangan yang lain, baik secara vertical maupun horizontal. Keten
tuan perundang-undangan sering menyimpang dari Ketentuan Hukum yang
tingkatnya lebih tinggi. Di samping itu tidak jarang suatu ketentuan hukum
ditafsirkan secara berbeda oleh berbagai instansi. Sering pula tidak semua hal
yang di tanyakan Klien sudah ada peraturan perundang-undangannya. Bahkan
sering suatu peraturan perundang-undangan tidak dilengkapi oleh Peraturan
Pelaksana annya. Dalam banyak hal sering Keputusan Pengadilan lebih maju
daripada peraturan perundang-undangan yang ada, misalnya Pembaharuan
Hukum tentang Merk justru dimulai dari Pengadilan. Walaupun Indonesia tidak
menganut prinsip “Stare decisis” tetapi keputusan- keputusan pengadilan tetap
penting artinya dalam lingkup kegiatan penyusunan Pendapat Hukum.
Format standar pendapat hukum lazimnya terdiri atas : (a) Judul, (b) Isu hu
kum yang diajukan, (c) Jawaban Singkat, (d) Pernyataan fakta (e) Pembahasan
Hukum dan (f) Simpulan.
PERTANYAAN DASAR
JAWABAN SINGKAT
FAKTA
Klien kami, Beth Buckley berusia 17 tahun dan seorang siswa SLTA, Ia akan
berusia 18 tahun pada tanggal 15 desember. Dua bulan yang lalu ia mem beli mobil
bekas seharga USD 3,000 dari Willis Chevrolet. Ia telah membayar tu nai, uang
berasal dari tabungannya selama bekerja di musim panas. Buckley
mengansuransikan mobilnya, tetapi tidak ditanggungkan untuk asuransi kehilangan
mobil. Minggu lalu mobil dicuri dan Buckley bertanya apakah yang harus
dilakukannya agar ia dapat memperoleh asuransi atas hilangnya mobilnyai itu.
Ketika Buckley pertama melihat mobil di pasar mobil bekas, agen penjualan
menanyakan apakah ia cukup usia untuk dapat membeli mobil, Buckley tidak me
nyadari bahwa ia seharusnya berusia 18 tahun untuk dapat melakukan transaksi
pembelian mobil, bahkan ketika ia membayar tunai sekalipun. Ia berpikir bahwa
agen penjualan mobil bertanya apakah ia cukup usia untuk mengemudikan mobil
dan dijawabnya “Ya”. Agen penjualan mobil tidak meminta melihat kartu identitas
Buckley dan memikirkan lagi tentang masalah usia si pembeli (Buckley).
Hari esoknya, Buckley kembali ke pasar mobil, lalu memilih mobil yang ia
inginkan untuk dibelinya dan menyelesaikan transaksi, Ia ingat “menandatangani
secarik Kertas” tetapi tidak membacanya dan tidak paham apa yang tertulis di da
lam secarik kertas itu. Ia mengatakannya bahwa agen penjualan tidak mencoba
untuk menjelaskan dokumen itu. Ia dengan enaknya menunjukkan ia harus tanda
tangan di bagian mana dari dokumen, dan Buckley pun lalu menandatanganinya Ia
tidak menyadari bahwa ia masih memiliki copy dokumen itu, akan tetapi ia akan
melihat surat-surat itu dan memberikan kepada kami untuk kami ketahui isi nya.
PEMBAHASAN
Meskipun, seorang yang belum cukup umur dapat dihentukan dari pembatal
an pembuatan transaksi hanya apabila (a) anak telah membuat kesalahan dan
memalsukan usianya (b) para pihak yang terlibat transaksi menyadari akan
pe-malsuan usia itu dan (c) anak telah mencapai uisa diskresi. Karena unsur
perta ma sepertinya harus didisposisi dalam kasus Buckley, pendapat hukum
dapat di kemukakan berikut ini.
SIMPULAN
PENUTUP
Agus Brotosusilo, Victor Purba, Theodorus Sardjito, Buku Pegangan Dosen Penulisan
Hukum, Jakarta : KIH, Yayasan Asia, 1995.
Linda Holdeman Edwards, Legal Writing, Process, Analysis and Organization, New
York : Little Brown and Company, 1996
Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta : Prenada Media, 2005 Rahmat Syafaat,
Advokasi dan Pilihan Penyelesaian Sengketa,