Selanjutnya, apa yang oleh Noll disebut gesetzgebungslehr , oleh jurgen Rodig
disebutnya gesetzgebungstheorie meskipun oleh beberapa perbedaan yang prisipiil,
pendekatan rodig yang regelungstheoretish mengharuskan gesetzgebungshtirie-Nya menjadi
bagian yang tidak terlepas dan regelungsthoire yang umum dan yuridis. oleh karena itu, bagi
Rodig, UU formal (fomelle gesetz) hanyalah salah satu bentuk pengaturan yuridis, sedang apa
yang kita kenal dengan teori perundang-undangan. Tidak terbatas pada gesetz saja. Dengan
demikian, Rodig memandanggestzgebungstheorie sebagai bentuk multidisipliner dan
pengolahan ilmu hukum yang menggunakan perspektif dan metode teoritis dan disiplin-
disiplin lain, dengan tujuan meneliti gejala perundang-undangan. Selanjutnya, menurut
Rodig, gestzgebungstheorie mengandung dua segi, yaitu statis dan dinamik. Yang pertama
menyangkut proses perumusan isi peraturan, dan yang terakhir menyangkut proses pemilihan
isi peraturan dan alternatif-alternatif yang tersedia
Dalam hubungan ini, disajikan salah satu definisi tentang ilmu
pengetahuan perundang-undangan yang dikemukakan oleh Krems. Dia
mengatakan bahwa ilmu ini adalah ilmu yang bersifat interdisipliner yang
berfungsi untuk membentuk hukum negara (die interdisziplinaire Wissen
schaft von der staatslichen Rechtssetzung). Krems membagi ilmu
pengetahuan perundang-undangan dalam dua kelompok, yaitu;
a) Teori perundang-undangan (Gesetzgebungstheorie), yang berorientasi
pada pencarian kejelasan dan kejernihan pengertian-pengertian
(enklarungs theorie) dan bersifat kognitif (kesadaran terhadap
pengertian/pemahaman sesuatu masalah);
b) Ilmu perundang-undangan (Gesetzgebungslehre); yang berorientasi
pada pelaksanaan sesuatu perbuatan (handlungs orientiert) dan lebih
bersifat normatif. Ilmu perundang-undangan ini dikelompokkan lagi
menjadi tiga macam, yaitu :
1) Teknik perundang-undangan (Gestzgebungstechnik) ;
2) Metode perundang-undangan (Gesetzgebunsmetode); dan
3) Proses perundang-undangan (Gestzgebungsverfahren).