Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN SEMINAR KELOMPOK

STASE GERONTIK DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN


REMATIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Windhi Pratama (21219086) 8. Tuti Maharani (21219081)
2. Saidatur Rahma (21219068) 9. Viliaresa Augustine (21219082)
3. Siti Mariatul F (21219071) 10. Vionie Reccy A (21219083)
4. Siti Maskanah (21219071) 11. Waode Raniati (21219084)
5. Tiara Imelda (21219076) 12. Rani Ochta S (21219056)
6. Tri Utami (21219078) 13. Riska Ajarwati (21219064)
7. Triani Putri P (21219079)

Pembimbing Akademik : Apriyani, S.Kep.,Ns.,M. Kep

PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKes MUHAMMADIYAH


PALEMBANGTAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kamiucapkan kepada Allah SWT, karena atas


Berkat, Rahmat, dan Ridho-Nyabisa menyelesaikan Laporan Stase Gerontik ini
tepat pada waktunya. Laporan ini dapat tersusun dengan bantuan dan dukungan
serta arahan dari berbagai pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu
persatu. Dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Shatriadi CP, M.Kes Ketua STIKes Muhammadiyah
Palembang yang telah memberikan kesempatan kami untuk praktik klinik
Stase Gerontik di Panti Palembang
2. Ibu Anita Apriany, S.Kep.,Ns.,M.Bmd Selaku Ketua Prodi Profesi Ners
yang telah memberikan kesempatan kami untuk praktik klinik Stase Gerontik
di Panti Palembang
3. Ibu Apriyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Pembimbing Stase Gerontik yang
telah banyak meluangkan waktu untuk proses bimbingan
4. Teman-Teman yang bekerja sama dalam menyelesaikan laporan ini
5. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, terimakasih bantuannya

Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat serta Hidayah-


Nya dan menjadikannya sebagai amal jariyah. Akhirnya semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan serta bagi
semua yang membacanya, Aamiin.
Palembang, 08 April2020

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

BAB IPENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................3

C. Tujuan..............................................................................................................3

1. Tujuan Umum.............................................................................................3

2. Tujuan Khusus...........................................................................................3

D. Tempat dan Waktu.........................................................................................4

E. Manfaat Penulisan..........................................................................................4

BAB IITINJAUAN TEORI.....................................................................................5

A. Konsep Dasar Reumatik.................................................................................5

1. Pengertian...................................................................................................5

2. Jenis Reumatik...........................................................................................5

3. Etiologi.........................................................................................................9

4. Anatomi Fisiologi......................................................................................11

5. Patofisiologi...............................................................................................14

6. Pathway.....................................................................................................15

7. Manifestasi klinis......................................................................................17

8. Penatalaksanaan.......................................................................................17

9. Komplikasi................................................................................................18

10. Pemeriksaan Penunjang......................................................................18

B. Konsep Asuhan Keperawatan Teorittis......................................................19

Pengkajian.....................................................................................................19
Diagnosa keperawatan..................................................................................21

Intervensi Keperawatan...............................................................................22

Implementasi...................................................................................................25

Evaluasi...........................................................................................................25

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN..................................................................26

A. Identitas Demografi......................................................................................26

B. Pola Pemeliharaan kesehatan......................................................................27

A. Pengkajian Fisik............................................................................................46

B. Pemeriksaan Penunjang (hasil Lab jika ada).............................................47

Format Analisa Data Dan Diagnosa Keperawatan..........................................48

Intervensi Keperawatan.....................................................................................52

BAB IVPEMBAHASAN KASUS..........................................................................57

A. Pengkajian.....................................................................................................57

B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................63

C. Intervensi Keperawatan...............................................................................64

D. Implementasi Keperawatan.........................................................................65

E. Evaluasi..........................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rematik (Artritis Reumatoid) adalah gangguan kronik yang
menyerang berbagai sistem organ.Penyakit ini adalah salah satu dari
sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh
imunitas dan tidak diketahui sebab – sebabnya (Hidayat, 2016).Penyakit
ini dikenal sebagai penyakit penyakit sendi degenerative (sekalipun
terdapat inflamasi) pada otot-otot skelet, tulang, ligamentum, tendon dan
persendian merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan
kerap kali menimbulkan ketidakmampuan / disability (Suarjana, 2012).
Berdasarkan angka kejadian rematik pada tahun 2016 yang di
sampaikan oleh WHO yaitu sebanyak 20% dari penduduk dunia terserang
rematik sedangkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2013),
menunjukkan bahwa kecenderungan prevalensi rematik di Indonesia tahun
2007-2013 pada lansia sebanyak 30,3 % pada tahun 2007 dan mengalami
penurunan pada tahun 2013 yaitu menjadi 24,7%. (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian RI, 2013) dan Penyakit rematik di
Provinsi Sumatera Selatan kejadian rematik yaitu sebanyak 8,4%
penduduk sumatera selatan mengalami rematik (Fitriani, 2015).
Salah satu factor penyebab terjadinya reumatik merupakan factor
penuan yaitu lansia yang telah berusia 60 tahun keatas.meningkatnya
populasi lansia akan berdampak pada pergeseran pola penyakit dari
penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Semakin bertambahnya usia akan
menyebabkan perubahan pada tubuh seseorang seperti pada sistem
musculoskeletal yang merupakan salah satu penyakit yang sering
ditemukan pada sistem muskuloskeletal yaitu penyakit rematik (Fitriani,
2015).
Dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh penyakit rematik ini
adalah terganggunya sistem otot dan sendi (Dinkes Sumsel,
2014).Menurut Apriliyasari dan Wulan (2016) rematik dapat meyebabkan
penurunan kemampuan dalam aktivitas kehidupan sehari hari.Hal ini
dikarenakan menurunnya fungsi tubuh dan terganggunya psikologis pada
lansia.Serta salah satu masalah yang sering timbul pada penderita reumatik
yaitu nyeri pada persendian (Aspiani, 2014).
Beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
penyakit reumatik yaitu dengan melakukan pengobatan farmakologi dan
non farmakologi.Penatalaksanaan yang dilakukan dengan non farmakologi
meliputi pendidikan kesehatan dan memberikan gambaran tentang
penyakit rematik dengan memberikan informasi mengenai penyakit
rematik, dengan tujuan agar pengetahuan lansia dapat meningkat mengenai
penyakit rematik tersebut (Kurniawati, 2014).
Salah satu peran perawat adalah sebagai tenaga pendidik atau
pemberi pelayanan kesehatan melalui pendidikan atau penyuluhan
kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak hanya sadar, tau dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode dan media (Nugroho, 2014)
Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat
masalah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Ny.H Dengan Rematik di
Panti Palembang Tahun 2020”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ny.H Dengan Rematik di Panti
Palembang Tahun 2020
C. Tujuan
1. Tujuan Umum Pasien Dengan Rematik
Tujuan penulisan ini adalah agar penulis mengetahui gambaran
bagaimana melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny.H dengan
Rematik di Panti Palembang Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus
Dalam penyusunan makalah ini diharapkan penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah Rematik di
Panti.
b. Menegakkan diagnose keperawatan pada pasien dengan masalah
Rematik di panti.
c. Menyusun intervensi keperawatan dengan masalah Rematik di Panti.
d. Melakukan implementasi keperawatan dengan masalah Rematik di
Panti.
e. Melakukan evaluasi keperawatan dengan masalah Rematik di Panti.
f. Melakukan discharge planning keperawatan dengan masalah
Rematik di Panti.

D. Tempat dan Waktu


Pengkajian dilakukan oleh kelompok pada tanggal 08 April 2020
dan pada pukul 10.00 WIB , intervensi keperawatan dilakukan sampai
dengan 9 tanggal 2020 di Panti Palembang.

E. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara langsung
maupun tidak langsung yaitu sebagai berikut :
a. Manfaat bagi Panti untuk sebagai menambah wawasan ilmu dan
menambah ilmu lebih secara teoritis
b. Bagi Istitusi pendidikan diharapkan untuk menambah pengetahuan
ilmu mengenai asuhan keperawatan secara teoritis dan diharapkan
dijadikan bahan diskusi bagi mahasiswa
c. Bagi perawat diharapkan agar mengetahui Asuhan Keperawatan
secara teoritis dan mampu diterapkan intervensinya di Panti.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Reumatik
1. Pengertian
Rematik adalah kelainan autoimun yang menyebabkan inflamasi
sendi yang berlangsung kronik dan mengenai lebih dari lima sendi
(poliartritis) (Pradana, 2012).
Rematik adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai
sistem organ.Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit
jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak
diketahui sebab-sebabnya (Hidayat, 2016). Penyakit ini terutama
mengenai otot-otot skelet, tulang, ligamentum, tendon, dan persendian
pada laki-laki maupun wanita dalam segala usia (Suarjana, 2012).

2. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi (Artikuler)
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik
sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang
paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan
menahun yang tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan
sendi dan berbagai organ di luar persendian. Peradangan kronis
dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena.
Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian
sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang
selaput sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan
kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di
persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada
kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan
9

pasti. Ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan


sebagainya. Namun semuanya belum terbukti. Berbagai faktor
termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi
autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah
ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang berat, seperti
tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu-satunya anak
yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan
sebagainya.
Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran
(Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah
yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon
peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi
oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar
keseluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan
pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan
merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas
(kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan
penyebab yang belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan
biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang sama.Proses
penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan
akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang
subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta
jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut,
rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya
fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi.
Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa
faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini,
yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering,
Suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera
10

sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan


tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat
darah (hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis penyakit
yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan,
gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul
akibat kristal monosodium urat di persendian meningkat.
Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yang
memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer,
99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan
dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit
gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan
dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa
basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan
termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah
(penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol,
obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas
(kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang
tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan
metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang
meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan
lunak di luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga
11

reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis


reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang
tubuh dan anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh
perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang
menimbulkan nyeri lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis
adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada
tulang. Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut
entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan
lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan
tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan
oleh reumatik gout dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan
proses degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan
pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah
sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa
akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan
fraktur.
6) Nyeri pinggan
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang
pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah
(lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke tungkai dan
kaki.
12

7) Frozen shoulder syndrome


Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di
pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian
depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat
keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu
menjadi terbatas.
3. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain
(Hidayat, 2016) :
a. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa
osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi
pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
b. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan
laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan
leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis
kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50
tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada
wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal
pada patogenesis osteoartritis.
c. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing
suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup
maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan tulang.
d. Genetik
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks
histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR
13

seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relative 4 : 1 untuk


menderita penyakit ini.
e. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria.
Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada
sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu
disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban
mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berpperan pada
timbulnya kaitan tersebut.
f. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus
menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu.
Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan
dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
g. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan
timbulnya oateoartritis paha pada usia mudah
h. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang
lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang
diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi
menjadi lebih mudah robek.

4. Anatomi Fisiologi

Menurut Syaifudin (2013) anatomi fisiologi tulang terdiri dari :


14

a. Tulang
Terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang
berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses
“osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang
disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunya
garam kalsium.
Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
1) Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.
2) Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan
lunak.
3) Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi
dan pergerakan)
4) Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema
topoiesis).
5) Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.

Tulang dapat di klasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan


bentuknya:
1) Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua
epifisis. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis
dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau trabecular).
2) Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous
(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
3) Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang
padat dengan lapisan luar adalah tulang cancellous.
15

4) Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang


pendek.
5) Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar
tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh
tendon danjaringan fasial,missal patella (kap lutut).
b. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk
kontraksi dan untuk menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau
seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari:
1) Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan
berfungsi untuk memberikan pengontrolan pergerakan,
mempertahankan sikap dan menghasilkan panas
2) Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan,
saluran perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten
saraf otonom dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan.
3) Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya
tidak dibawah control keinginan.
c. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang
kuat. Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi
mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari
kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi
kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.
d. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal
dimana merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat
suatu tulang.
e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang
membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan
penyambung yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada
pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh
16

membrane synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan


pergerakan tendon.
f. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang
didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau
sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus
fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.
g. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari
suatu tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya
terjadi pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulang antara otot.
h. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam
rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya
persendian, tatu letah dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari
persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan
yang memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah
pergerakan yang dilakukan. Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3
kelas utama persendian yaitu:
1) Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak)
2) Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)
3) Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)
Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua Ada jangka periode
waktu tertentu dimana individu paling mudah mengalami perubahan
5. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Membran
syinovial pada pasien reumatoid artritis mengalami hiperplasia,
peningkatan vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus inflamasi,
terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini sangat berperan dalam respon
immun. Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit,
makrofag dan syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1,
17

interleukin-6 dan TNF-α untuk mensekresikan matrik metaloproteinase


melalui hubungan antar sel dengan bantuan CD69 dan CD11 melalui
pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon-γ dan interleukin-
17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α merupakan kunci terjadinya
inflamasi pada rheumatoid arthritis.
Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal,
terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini
granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. 
Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena
radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago
menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi.  Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). 
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. 
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. 
Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif
gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
18

6. Pathway

Faktor Faktor genetik Infeksi bakteri/virus


penuaan Faktor degenerasi

Riwayat Beban berat Proses inflamasi


Penurunan keluarga berlebihan
struktur
anatomis dan
fungsi organ
Terdapat Stres mekanis Terbentuk
kompleks makrofag
histokompatib
ilitas Elastisitas kapsula
Cairan synovial sendi& kartilago
sendi menurun artikuler menurun aktivitas fagositosis
Terdapat meningkat
HLA--DRA Pecahnya cairan
Gesekan sendi intersisial sendi

Peradangan Proliferasi dan aktivasi


sendi sel B
Peradangan
sendi
Peradangan Terbentuk antibody
sendi

pembebasan histamine
dan enzim proteolitik

Peradangan Terbentuk
Rematik
sendi edema, pannus

Pelepasan mediator
nyeri: Leukotrien, Kurang informasi
Tanda gejala tentang penyakit
prostatglandin E2, dan rematik: nyeri,
histamine bengkak

Mensensitisasi Penatalaksanaan
nosiseptor rematik tidak
Tanda gejala Rasa nyaman
tepat
terganggu
19

Implus dihantarkan Gangguan proses


kekornu dorsalis Defisien
fisiologis tidur di pengetahuan
medula spinalis Medula spinalis

Diterima Neuron Fungsi panca indra di


aferen primer korteks serebri menurun

Penyampaian formasi di
Proses retikularis medulla
spinalis menurun
inhibisi desendens

Impuls Proses tidur


dipersepsikan oleh terganggu
sinyal nosiseptif

Gangguan pola
Reseptor nyeri dibawa tidur
ujung syaraf bebas

Nyeri akut
20

7. Manifestasi klinis
Menurut Suarjana (2012) manifestasi klinis dari Rematik (yaitu sebagai
berikut :
1) Nyeri sendi
2) Bengkak (Rheumatoid Nodule)
3) Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4) Terbatasnya pergerakan
5) Sendi-sendi terasa panas
6) Demam (Pireksia)
7) Anemia
8) Berat badan menurun
9) Kekuatan berkurang
10) Kemerahan pada sendi

8. Penatalaksanaan
a. Terapi Non Farmakologi
Terapi rematik ini harus dimulai sedini mungkin agar menurunkan
angka perburukan penyakit. Tujuan terapi ini untuk (Suarjana, 2012):
a) Mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien
b) Mempertahankan status fungsionalnya
c) Mengurangi inflamasi
d) Mengendalikan keterlibatan sistemik
e) Mengendalikan progresivitas penyakit
f) Menghindari komplikasi yang berhubungan dengan terapi
b. Terapi Farmakologi
Pengobatan terapi Artritis Reumatoid menjadi 5 kelompok :
a) NSAID (Non - Streroid Anti - Inflammatory Drugs) untuk
mengurangi rasa nyeri.
b) Steroid, obat ini untuk mengurangi gejala simtomatis dan tidak
-memrlukan montoring tetapi memiliki konsekuensi jangka
panjang yang serius.
21

c) Obat-obatan immununo supressan obat ini dibutuhkan untuk


pasien dengan penyakit sistemik.
9. Komplikasi
Menurut Hidayat (2016) komplikasi pada rematik yaitu :

a) Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya


proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
c) Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah
yang disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
d) Terjadi splenomegali
Slenomegali merupakan pembesaran limfa, jika limfa membesar
kemampuannya untuk  menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah
putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel
darah akan meningkat.
10. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang rematik (Mujahidullah , 2012) :
a. Tes seroligi
1) BSE positif
2) Darah, bisa terjadi anemia dan leukositis
3) Rheumatoid faktor terjadi 50-90% penderita
b. Pemeriksaan radiologi
1) Periarticular osteoporosis, permulaan sendi-sendi erosis
2) Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, subluksasi dan
ankilosis
c. Aspirasi sendi
1) Cairan synovial menunjukan adanya proses radang aseptic, cairan
dari sendi di kultur dan bisa diperiksa secara makrosop
B. Konsep Asuhan Keperawatan Teorittis
Pengkajian
1. Identitas Demografi
22

Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,


pendidikan, agama, bangsa, penanggung jawab, alamat, pendidikan,
hubungan dengan pasien, riwayat kesehatan, identitas keluarga atau
orang terdekat klien.
2. Pola pemeliharaan kesehatan
Persepsi kesehatan
a) Status kesehatan umum: klien mengalami sering nyeri kepala
dantengkuk terasa berat, nyeri sering timbul di pagi, siang, dan
malam hari, nyeri yang dirasakan seperti tertimpa benda berat.
b) Riwayat kesehatan dahulu: klien mengatakan ada riwayat
hipertensi
c) Riwayat kesehatan keluarga:disertai genogram
d) Aktivitas pencegahan penyakit
e) Usaha yang dilakukan untuk mencegah mengurangi penyakit.
f) Obat/vitamin yang dikonsumsi
g) Mengonsumsi obat-obatan maupun vitamin
h) Alergi makanan/ obat/ lainnya
i) Alergi makanan maupun obat.
j) Persepsi tentang penyakit yang diderita
k) Perasaan tentang penyakit yang diderita
l) Riwayat penggunaan alkohol/ tembakau/ obat
m) Penggunaan rokok, alkohiol, maupun obat-obatan
n) Pengobatan saat ini
o) Keluhan lain
3. Pola Nutrisi
a) Tipe intake (makanan dan minum) sehari-hari
b) Tipe intake (makan dan minum) terakhir
c) Tipe dan kualitas (makanan dan minum)
d) Jumlah intake (makanan dan minum)
e) Frekuensi makanan
f) Gigi
g) Perubahan yang berhubungan dengan status nutrisi
23

h) Perubahan BB selama 6 bulan terakhir


4. Pola Eliminasi/ Pertukaran
BAK
a) Frekuensi dan waktu
b) Kebiasaan BAK malam hari
c) Penggunaan deuretik
d) Keluhan yang berhubungan dengan BAK
BAB
a) Frekuensi dan waktu
b) Konsistensi
c) Penggunaan laksative
d) Faktor yang mempengaruhi konstipasi (diet, penurunan intake
makanan, stres, kecemasan, penurunan aktivitas, anestesi)
e) Riwayat vesica urinaria
f) Riwayat pendarahan, konstipasi, hemorroid
g) Pengkajian kulit: (integritas, hidrasi, turgor, warna, perubahan
distribusi lemak).
h) Penampilan kulit: (warna, lesi, area tekan, kelembapan, area
terbuka, ekimosis, diaporesis, rash, dan lainnya).
i) Komplikasi kulit, ulkus, luka
j) Hasil lab
5. Pola aktivitas/ Istirahat
a) Tipe dan keteraturan latihan
b) Aktivitas yang dilakukan : (aktifvitas rekreasional, waktu luang)
c) Perasaan/ persepsi terhadap aktivitas: (pusing, lemah, lemas)
d) Riwayat masalah sendi/ tulang belakang/ kelemahan
e) Lama tidur malam hari
f) Lama tidur siang hari
g) Kesuitan tidur
h) Penggunaan obat tidur
i) Keluhan lainnya
24

6. Pola Persepsi/Kognitif
a) Status pendengaran
b) Status penglihatan
c) Status perabaan
d) Status pengecapan
e) Status penciuman
f) Kaji orientasi terhadap waktu, orang, tempat dan daya ingat
komunikasi (bahasa, baca tulis)
g) Riwayat pingsan, nyeri, kejang atau sakit kepala
h) Keluhan lainnya
7. Pola persepsi diri
a) Kecemasan/ ketakutan yang dirasa: (alasan depresi, cemas, takut)
b) Berduka (potensial/ aktual)
c) Ide melakukan perilaku kekerasan: (pada diri sendiri maupun orang
lain)
d) Perasaan diri yang sering dirasakan sepanjang hari
e) Dapatkah lansia menceritakan tentang dirinya
f) Keluhan lainnya
8. Pola peran dan hubungan
a) Bentuk struktur keluarga
b) Cara hidup (sendirian, keluarga, teman sekamar, dan lainnya)
c) Peran dalam keluarga (ayah, ibu, penghasil keuangan)
d) Persepsi diri tentang peran (berhubungan dengan masalah
kesehatan)
e) Masalah/ kesulitan dalam menjaga peran
f) Keadaan ekonomi (penghasilan cukup atau tidak)
g) Dukungan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
h) Keluhan lainnya
9. Pola seksualitas
a) Kecemasan terhadap seksualitas
b) Orientasi seksual
c) Hubungan seksual (bila ada derajat kepuasan)
25

d) Fase reproduksi wanita (waktu mempunyai anak, menstruasi,


menopause)
e) Pemeriksaan payudara/ testis
f) Pemeriksaan PAP smear
g) Riwayat reproduksi (Gravidae, partus, abortus)
h) Riwayat proses persalinan (normal, SC, vacum, kesulitan dalam
melahirkan, kembar, kalinan kongenital)
i) KB
j) Riwayat PMS (Aada/ tidak, pencegahan PMS)
10. Pola koping/ toleransi stres
a) Masalah saat ini (yang menyebabkan stres)
b) Krisis kesehatan saat ini (sakit,hospitalisasi)
c) Psikososial (kemampuan klien pada saat sekarang, sikap klien pada
orang lain, harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi,
kepuasan klien dalam sosialisasi)
d) Indentifikasi emosional
Pertanyaan tahap I:
a. Apakah klien mengalami susah tidur?
b. Apakah klien sering merasa gelisah?
c. Apakah klien sering merasa murung atau mengangis sendiri?
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir
Pertanyaan tahap II:
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
b. Ada masalah atau banyak pikiran?
c. Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain?
d. Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter?
e. Cendrung mengurung diri?
11. Prinsip hidup
a) Spiritual
b) Kegiatan keagamaan
c) Konsep/ keyakinan klien tentang kematian
d) Harapan-harapan klien
26

e) Derajat dari tujuan pencapaian hidup


f) Persepsi kepuasan hidup
g) Kemampuan memecahkan masalah
12. Keamanan/ proteksi
a) Infeksi
b) Suhu tubuh
c) Gangguan termoregulasi
d) Penyakit autoimenne (cedera otak, komplikasi usia, kekerasan,
hazards)
e) Resiko terhadap (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi,
hipertensi, perdarahan, hipoglikemia, dan lainnya)
13. Kenyamanan
a) Nausea
b) Nyeri (skala indikator)
c) Kecemasan, menangis, gangguan pola tidur, ketakutan
d) Perubahan tekanan darah, diaporesis
14. Pengkajian Primer
a) Airway
Kaji: Bersihan jalan nafas, ada/tidak jalan nafas, distres pernafasan,
tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntah, edema laring.
b) Breathing
Kaji: Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada, suara
nafas melalui hidung atau mulut, udara yang dikeluarkan dari jalan
nafas.
c) Circulation
Kaji: Denyut nadi karotis, tekanan darah, warna kulit, kelembapan
kulit, tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal.
d) Disability
Kaji: Tingkat kesadaran, gerakan ekstremitas, GCS (Glasgow Coma
Scale), ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
e) Eksposure
Kaji: Tanda-tanda trauma yang ada.
27

15. Pengkajian sekunder


a) Aktivitas/istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung.
b) Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner,
penyakit serebrovaskuler.
Tanda: Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin.
c) Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
faktor stress
Tanda: Gelisah, tangisan yang meledak, otot muka tegang.
d) Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e) Makanan/Cairan
Gejala: Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual, muntah, perubahan berat
badan akhir-akhit ini.
Tanda: BB normal atau obesitas, adanya edema.
f) Neurosensori
Gejala: Keluhan pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipinal (terjadi
saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa jam).
Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur).
Tanda: Status mental, orientasi bicara, afek, proses pikir dan memori
(ingatan). Respon motorik: perubahan kekuatan genggaman tangan
atau reflex tendon dalam.
g) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: Angina (penyakit arteri coroner/ jantung, nyeri hilang timbul
pada tungkai, sakit kepala seperti yang pernah terjadi sebelumnya,
nyeri abdomen/ massa.
h) Pernapasan
28

Gejala: Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/ kerja, takipnea,


ortopnea, dyspnea nokturalparoksismal, batuk, riwayat merokok
Tanda: Distres respirasi/ penggunaan otot pernapasan, bunyi napas
tambahan, sianosis.
i) Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postura
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungkan dengan agens cedera biologis, agens cedera
kimiawi, agens cedera fisik
Ditandai dengan :
DS :
- Perubahan selera makan
- Laporan tentang perilaku nyeri
DO :
- Perubahan pada paramater fisiologis
- Perilaku distraksi
- Ekspresi wajah nyeri
- Perilaku protektif

2. Defisien Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kurang


minat untuk belajar, kurang sumber pengetahuan, keterangan yang salah
dari orang lain
Ditandai dengan :
DS :
- Kurang pengetahuan
DO :
- Ketidakakuratan mengikuti perintah
- Ketidakakuratan melakukan tes
- Perilaku tidak tepat
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan karena cara tidur,
kendala lingkungan, kurang privasi, pola tidur tidak menyehatkan
29

Ditandai dengan :
DS :
- Kesulitan berfungsi sehari-hari
- Kesulitan memulai tidur
- Kesulitan mempertahankan tetap tidur
- Tidak merasa cukup istirahat
- Terjaga tanpa jelas penyebabnya

DO :
- Ketidakpuasan tidur
30

Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut NOC : NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Manajemen Nyeri
Batasan Karakteristik : selama.......diharapkan pasien menyatakan
1. Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Perubahan selera makan penurunan nyeri. Dengan kriteria hasil :
kualitas, intensitas, dan faktor pencetus
2. Perubahan pada paramater
Kontrol Nyeri: nyeri secara komfrehensif
fisiologis
2. Kontrol lingkungan yang dapat
3. Perilaku distraksi No Kriteria A T
Mengenali kapan mempengaruhi nyeri
4. Ekspresi wajah nyeri 1
nyeri terjadi 3. Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam
5. Laporan perilaku nyeri
Menggambarkan 4. Ajarkan prinsip dari manajemen nyeri
6. Perilaku protektif 2
faktor penyebab 5. Monitor TTV
Menggunakan
3 6. Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum
Faktor yang berhubungan : tindakan pencegahan
Menggunakan teknik nyeri menjadi berat
1. agens cedera biologis
4 pengurangan nyeri 7. Pastikan klien menerima pemberian
2. agens cedera kimiawi
tanpa analgesik analgetik
3. agens cedera fisik
Indikator : 8. Kolaborasi dengan tim medis dalam
31

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Tidak pernah menunjukkan pemberian obat golongan analgetik
2. Jarang menunjukkan 9. Kolaborasi dengan tim medis dalam
3. Kadang-kadang menunjukkan pemberian terapi farmakologi
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan

Defisien pengetahuan NOC NIC


Pendidikan Kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Batasan karakteristik : 1. Identifikasi faktor internal dan eksternal
selama.......diharapkan pasien mampu
1. Ketidakakuratan mengikuti yang dapat meningkatkan atau mengurangi
meningkatkan kesehatan. Dengan kriteria hasil :
perintah motivasi untuk berprilaku sehat.
2. Ketidakakuratan melakukan tes Pengetahuan: Manajemen Artrithis 2. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya
3. Perilaku tidak tepat hidup perilaku saat ini pada individu,
No Indikator A T
4. Kurang pengetahuan 1 Faktor penyebab dan keluarga, atau kelompok sasaran.

faktor yang 3. Bantu individu, keluarga dan masyarakat


Faktor berhubungan : berkontribusi untuk memperjelas keyakinan dan nilai-nilai
1. Kurang informasi 2 Tanda dan gejala awal kesehatan.
32

2. Kurang minat untuk belajar penyakit 4. Rumuskan tujuan dalam program


3. Kurang sumber pengetahuan 3 Tanda dan gejala pendidikan kesehatan
4. Keterangan yang salah dari memburuknya penyakit 5. Identifikasi sumber daya
4 Manfaat manajemen
orang lain 6. Tekankan manfaat kesehatan positif yang
penyakit
5 Manfaat olahraga teratur langsung atau jangka pendek yang bisa
6 Strategi mengelola nyeri diterima
7 Modivifikasi aktivitas
7. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
harian
Indikator : cara yang tepat
8. Sediakan informasi pada pasien tentang
1. Tidak ada pengetahuan
kondisi, dengan cara yang tepat
2. Pengetahuan terbatas
9. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
3. Pengetahuan sedang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
4. Pengetahuan banyak
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
5. Pengetahuan sangat banyak
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara
12. yang tepat atau diindikasikan
13. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
Gangguan pola tidur NOC Manajemen Lingkungan : Kenyamanan
33

Batasan karakteristik : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
1. Kesulitan berfungsi sehari-hari selama.......diharapkan pola tidur pasien mengelola lingkungan dan kenyamanan
2. Kesulitan memulai tidur membaik. Dengan kriteria hasil : yang optimal
3. Kesulitan mempertahankan 2. Pertimbangkan penempatan pasien dikamar
Tidur
tetap tidur dengan beberapa tempat tidur
4. Ketidakpuasan tidur No Indikator A T 3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
5. Tidak merasa cukup istirahat 1 Efisiensi tidur mendukung
6. Terjaga tanpa jelas 4. Pertimbangkan sumber-sumber
2 Nyeri
penyebabnya ketidaknyamanan seperti balutan yang
Indikator :
lembab, posisi selang ,balutan yang tertekan
Faktor berhubungan : 1. Sangat terganggu 5. Posisikan pasien untuk memfasilitasi
1. Gangguan karena cara tidur 2. Banyak terganggu kenyamanan missal, gunakan prinsip-
2. Kendala lingkungan 3. Cukup terggangu prinsip keselarasan tubuh, sokong dengan
3. Kurang privasi 4. Sedikit terganggu bantal, sokong sendi selama pergerakan,
4. Pola tidur tidak menyehatkan 5. Tidak terggangu dan imobilisasi bagian tubuh yang nyeri
6. Berikan sumber-sumber edukasi yang
relavan dan bergerak mengenai manajemen
penyakit dan cidera pada pasien dan
keluarga jika sesuai
34

Implementasi

Implementasi adalah fase ketikan perawatan menerapkan/ melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan
tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Nursalam, 2016)

Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai
serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan
yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut
evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil (Nursalam,
2016).
35

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Panti : Panti sosial harapan kita


Tanggal Masuk Panti :3 maret 2020
Tanggal Pengkajian : 8 april 2020

A. Identitas Demografi
1. Identitas Klien:
Nama : Ny“H”
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama :.Islam
Pendidikan : SMP
36

Pekerjaan : Tidak Bekerja


Alamat :.10 ulu palembang
2. Riwayat Kesehatan
Dikirim dari : Pemerintah kota Palembang
Alasan Utama datang ke panti : Tidak ada yang mengurusnya
37

B. Pola Pemeliharaan kesehatan


1. Persepsi Kesehatan – Manajemen Kesehatan
Status kesehatan umum : Ny “H” mengatakan sakit lutut sebelah
kanan, sakitnya seperti terjerat tali,
biasanya dirasakan pada sore dan malam
hari dan kadang-kadang batuk.

Riwayat kesehatan dahulu : Ny “H” mengatakan sudah satu tahun


merasa kesemutan dan linu pada kakinya.

Riwayat kesehatan keluarga (genogram) : Ny. H mengatakan tidak ada


lagi sanak keluarga.

Aktivitas pencegahan penyakit : Ny “H” mengatakan untuk mengurangi nyeri


kakinya dengan minyak gosok dan minyak
kayu putih hanya di urut dan dipijat saja,
dan Ny “H” meminum obat untuk
mengurangi nyeri.

Obat/ vitamin yang dikonsumsi : pasien tidak mengkonsumsi Vit apapun

Alergi makanan/ obat/ lainnya : Tidak ada alergi makanan

Persepsi tentang penyakit yang diderita : Ny” H” mengatakan tidak mengerti


tentang penyakitnya, makanan pantangan
dan cara pengobatan untuk penyakitnya. Ny
“ H” banyak bertanya tentang penyakit
yang dirasakannya dan cara pengobatannya.
Kalau nyeri Ny “H” hanya menggosokkan
minyak kayu putih dan dipijit pijit sedikit
agar nyerinya menghilang terkadang juga
minum obat anti nyeri

Riwayat penggunaan alkohol/ tembakau/ obat : pasien tidak pernah


mengkonsumsi alkohol
38

Keluhan lain  :Ny “H” akibat nyeri yang dirasakan tidur nya


terganggu, tidak bisa nyenyak, Ny “H”
mengatakan sering terbangun pada malam hari
dan merasa kepalanya pusing.

Masalah keperawatan :

1. Nyeri Kronis
2. Gangguan Pola Tidur
3. Defisit Pengetahuan

2. Pola Nutrisi
- Tipe intake (makan dan minum) sehari-hari : Ny “H”
mengkonsumsi nasi 2x sehari
- Tipe intake (makan dan minum) terakhir : Ny”H” mengkonsumsi
makanan seperti biasa
- Tipe dan kualitas (makan dan minum) : makanan dan
minuman yang dikonsumsi dengan baik dan cukup
- Jumlah intake (makan dan minum) : makanan 3x 1 porsi /
minum kurang dari 1 liter
- Jumlah cairan IV (jika ada) : tidak ada
- Diet (jika ada) : Diet makanan tinggi garam
- Suplemen, vitamin, tube feeding, dll : Tidak mengkonsumsi
vitamin
- Frekuensi makan : 3x1
- Gigi:  utuh,√ tidak utuh (diskripsikan) Ny “H” hanya memiliki 4 gigi. 2 Gigi
graham atas dan 2 gigi graham bawah untuk makan beliau memakai gigi
palsu untuk mengunyah
- Perubahan yang berhubungan dengan status nutrisi : tidak ada
 Kesulitan menelan

 Anoreksia,  Mual,  Muntah,  Stomatitis


39

Penurunan Sensasi Rasa (Pengecapan)

- Perubahan BB selama 6 bulan terakhir : 38 Kg, TB : 140 CM


- Hasil Lab : ( kalau ada) tidak ada
Keluhan lain  : Tidak ada keluhan

Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

3. Pola Eliminasi/ Pertukaran


- BAK
Frekuensi dan waktu : 4x1 pada pagi,siang dan malam hari

Kebiasaan BAK pada malam hari : Ny “H” mengatkan tidak sering


berkemih malam hari.

Penggunaan diuretic : Tidak ada

Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada keluhan

- BAB
Frekuensi dan waktu : 1x2 hari pada pagi dan siang hari

Konsistensi : Lunak

Penggunaan laksative : Tidak ada

Faktor yang mempengaruhi konstipasi : Tidak ada faktor yg mempngaruhi

(diet, penurunan intake makanan, stres, kecemasan,penurunan aktivitas, anestesi)

Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada keluhan

- Riwayat penyakit Vesica urinaria : Tidak ada keluhan


- Riwayat perdarahan, konstipasi, hemorroid : Tidak pernah mengalami
BAB berdarah
- Pengkajian kulit : Kulit Ny “H” sudah kendur dan keriput , turgor kulit
normal (integritas, hidrasi, turgor, warna, perubahan
distribusi lemak)
40

- Penampilan kulit : Tidak ada lesi, warna kulit Ny “H” coklat/ sawo matang
(warna, lesi, area tekan, kelembapan, area terbuka,
ekimosis, diaporesis, rash, dll)
- Komplikasi kulit, ulkus, luka : Tidak ada komplikasi kulit
- Hasil Lab : Tidak ada hasil Lab
Keluhan lain : tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Pola Aktivitas/ Istirahat


- Tipe dan keteraturan latihan : tidak ada latihan apapun
- Aktivitas yang dilakukan : Tidak ada aktivitas
Perasaan/ Persepsi terhadap aktivitas : Ny “H” mengatakan sering terbangun
pada malam hari dan merasa kepalanya
pusing.

- Riwayat masalah sendi/ tulang belakang/ kelemahan : Ny “H” mengatakan


sakit di bagian lutut sebelah kanan, sakitnya
seperti terjerat tali, biasanya dirasakan
pada sore dan malam hari. Jadi Ny “H”
sering terbangun karena nyeri saat malam
hari dan juga Ny “H” pada saat beraktivitas
cepat lelah
- Lama Tidur Malam : 4 Jam (22.00 s/d 02.00)
akan tetapi klien mengatakan tidurnya sering terganggu
saat tengah malam akibat nyeri.
- Lama Tidur Siang : 1 Jam (13.00 s/d 14.00)
- Kesulitan tidur : Ny “H” mengatakan akibat nyeri yang
dirasakan tidurnya menjadi terganggu
- Penggunaan obat tidur : tidak ada menggunakan obat tidur
- Hasil Lab : (kalau ada) tidak ada hasil lab
41

KATZ Indeks ; termasuk kategori yang manakah klien?


A Mandiri dalam makan, konstinensia (BAK,BAB), berpindah,
A
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, mandi.

B Mandiri semuanya, kecuali salah satu saja dari fungsi diatas

C Mandiri kecuali mandi dan salah satu lagi fungsi yang lain

D Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan salah satu lagi


fungsi yang lain

E Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan salah satu lagi


fungsi yang lain

F Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah, dan salah


satu lagi dan fungsi yang lain

G Ketergantungan untuk semua fungsi diatas

H Lain-lain

Keterangan :

Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang
lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.
Penjelasan : Dalam beraktivitas sehari hari Ny “ H” sangat mandiri, Ny “H”
masih mampu mengerjakan pekerjaan seperti masak, cuci
piring, BAK, dan BAB. Ny ”H” juga mampu merawat diri
seperti makan/minum, mandi, berpakaian, ke WC, dan
berpindah
Masalah keperawatan : Gangguan Pola Tidur
42

Modifikasi dari Barthel Index

DENGAN MANDIR
No KRITERIA KETERANGAN NILAI
BANTUAN I
1 Makan 5 10 Frekuensi:3x1sehari 10
Jumlah : 1 porsi
Jenis : Nasi
2 Minum 5 10 Frekuensi : 7-8 gelas 10
Jumlah : ½- 1 liter
Jenis : air putih/susu
3 Berpindah dari 5 – 10 15 15
kursi roda
ke tempat tidur,
atau
sebaliknya
4 Personal (cuci 0 5 Frekuensi : 2x1 5
muka,
menyisir rambut,
gosokgigi)
5 Keluar masuk 5 10 10
toilet
43

(mencuci
pakaian, menyeka
tubuh, menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi : 3 x perhari 15
7 Jalan 0 5 5
dipermukaan
datar
8 Naik turun tangga 5 10 10
9 Mengenakan 5 10 10
pakaian
10 Kontrol bowl 5 10 Frekuensi : 2x1 hari 10
(BAB) Konsistensi : lunak

11 Kontrol bladder 5 10 Frekuensi : 4 x 1 10


(BAK) Warna : kuning jernih

12 Olahraga/latihan 5 10 10
13 Rekreasi/pemanfa 5 10 Frekuensi : - 10
atan waktu Jenis : duduk santai
luang
JUMLAH 130
44

Interpretasi Hasil :
- 130 : mandiri
- 62-125 : ketergantungan sebagian
- 60 : ketergantungan total
Penjelasan : Ny “H” termasuk dalam kategori lansia mandiri karena semua kegiatan masih dilakukan dengan mandiri.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawata


45

5. Pola Persepsi/ Kognitif


- Status pendengaran : Mengalami penurunan fungsi pendengaran
- Status penglihatan : Mengalami penurunan penglihatan
- Status perabaan : Normal
- Status pengecapan : Normal
- Status penciuman : Normal
- Kaji orientasi terhadap waktu, orang, tempat dan daya ingat : Ny “H” sudah
mengalami penurunan orientasi waktu dan tempat
- Komunikasi : Ny “H” menggunakan bahasa daerah palembang
- (bahasa utama, bahasa lain, kemampuan baca tulis)
- Riwayat pingsan, nyeri, kejang atau sakit kepala : Pusing ringan
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan SPMSQ

(Short PortableMental Status Quesioner)

NO PERTANYAAN BENAR SALAH


1 Tanggal berapa hari ini? √
2 Hari apa sekarang ini? √
3 Apa nama tempat ini ? √
4 Dimana alamat Ibu ? √
5 Berapa umur Ibu? √
6 Kapan Ibu lahir? (minimal tahun

lahir)
7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? √
8 Siapa presiden Indonesia

sebelumnya?
9 Siapa nama ibu Ibu ? √
10 Kurang 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka √
baru, semua secara menurun
JUMLAH 5 5

Interpretasi Hasil :
 Salah 0-3 : Fungsi intelektual tubuh
 Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
46

 Salah 6-8 : Kerusakan Intelektual sedang


 Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE
(Mini Mental Status Exam) kerusakan intelektual dengan menggunakan
SPMSQ (Short Portable Mental Status Quesioner)
47

ASPEK
N
KOGNITI NILAI MAKSIMAL NILAI KLIEN CRITERIA
O
F
1 Orientasi Menyebutkan dengan benar
 Tahun
 Musim
5 5
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orientasi Dimana kita sekarang berada ?
 Negara Indonesia
 Provinsi Sumatera Selatan
5 5
 Kabupaten
 Panti
 Wisma
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama objek (sebut oleh pemeriksa),
1 detik untuk mengatakan masing-mnasing
objek. Kemudian tanyakan kepada klien ketiga
objek tadi (untuk disebutkan oleh klien)
48

 objek
 objek
 objek
3 Perhatian Minta klien untuk memulai dari angka 100
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat
kalkulasi  93
5 3  86
 79
 72
 65
4 Mengingat Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
3 2 pada no.2 (registrasi) tadi, bila benar 1 point
untuk masing-masing objek
5 Bahasa 9 6 Tunjukkan kepada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien :
 (misal: jam tangan)
 (misal: cangkir)

Minta klien untuk mengulangi kata berikut :


“tak ada jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar,
49

nilai satu point.


 Pernyataan benar 2 buah : tak ada, tetapi.

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut


yang terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas ditangan anda, lipat dua, taruh
dilantai”
 Ambil kertas ditangan anda
 Lipat dua
 Taruh dilantai

Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila


aktivitas sesuai perintah nilai satu point)
 Tutup mata anda

Perintahkan pada klien untuk menulis satu


kalimat dan menyalin gambar
 Menulis satu kalimat
 Menyalin gambar
50

Total Nilai 24

Jumlah nilai klien dan masukkan kedalam kategori berikut ini :


Interpertasi hasil :

 24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif


 13-23 : gangguan kognitif sedang
 0-17 : gangguan kognitif berat
Keluhan lain : Tidak ad keluhan

Masalah keperawatan : Tidak ada maslah keperawtan


51

6. Pola Persepsi Diri


- Kecemasan/ ketakutan yang dirasa : Ny “H” mengatakan
bahwa takut terjadi sesuatu terhadap dirinya
- Berduka (potensial/ aktual) : Ny “H” pasrah akan
keadaannya
- Ide melakukan perilaku kekerasan : Tidak ada
(pada diri sendiri maupun orang lain)

- Perasaan diri yang sering dirasa sepanjang hari : Ny “H” mengatakan


tidak memikirkan masalah apapun
- Dapatkah lansia menceritakan tentang dirinya : Ny “H” mampu
menceritakan dirinya dan keluarganya
Keluhan lain: Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada maslah keperawatan .

7. Pola Peran dan Hubungan


- Bentuk struktur keluarga : Ny “H” mengatakan tidak memiliki sanak keluarga
- Cara hidup : Ny “H” dirawat di panti lansia harapan kita dan
tinggal bersama 2 anggota lansia lainnya
- Peran dalam keluarga : Ny “H” sebagai lansia yang tinggal di panti lansia
harapan kita
- Persepsi diri tentang peran : Ny “H” mengatakan tidak ada maslah dengan
perannya sebagai seorang yang sudah tua
- Masalah/ kesulitan dalam menjaga peran : Tidak ada masalah
- Keadaan ekonomi : Tidak berpenghasilan
- Dukungan keluarga dalam memenuhi kebutuhan : Ny “H” mengatakan tidak
memiliki sanak keluarga
Keluhan lain : Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada maslah keperawatan


52

8. Pola Koping/ Toleransi Stres


- Masalah saat ini : Ny “N” mengatakan tidak mengerti tentang
penyakitnya, apa saja makanan yang dipantangan
dan cara pengobatan untuk penyakitnya.
(yang menyebabkan stres)

- Krisis kesehatan saat ini : Tidak mengetahui penyakitnya apa


(misal sakit, hospitalisasi)

- Psikososial : Ny “H” memiliki teman lansia selama di panti


lansia harapan kita
(Kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada orang lain,
harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi, kepuasaan klien dalam
sosialisasi)

- Identifikasi Masalah Emosional


Pertanyaan tahap I :

- Apakah klien mengalami susah tidur? Tidak, hanya saja klien sering terbangun
saat malam hari karena nyeri yang dirasa.
- Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
- Apakah klien sering merasa murung atau menangis sendiri? Ya
- Apakah klien sering was-was atau khawatir? Tidak

Lanjutkan ke pertanyaan tahap II

Jika jawaban “ya’ atau ≥ 1

Pertanyaan tahap II :

- Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? tidak
- Ada masalah atau banyak pikiran? tidak
- Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain? tidak
53

- Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter? tidak


- Cenderung mengurung diri? tidak

Jika jawaban “ya’ atau ≥ 1

MASALAH EMOSIONAL POSITIF

9. Prinsip Hidup
- Spiritual : Ny “H” mengatakan
beragama Islam
- Kegiatan keagamaan : Ny “H” mengatakan
selalu shlt 5 waktu
- Konsep/ keyakinan klien tentang kematian : Ny “H” mengatakan dia
serahkan kepada Allah SWT
- Harapan-harapan klien : Ny “H” berharap dia bisa
sembuh dari penyakitnya
- Derajat dari tujuan pencapaian hidup : Klien mengatakan Ingin
sehat
- Persepsi kepuasaan hidup : Ny “H” hanya ingin
menjalani hidupnya yang sudah tua
- Kemampuan memecahkan masalah :Tidak mampu
memecahkan masalah sndiri.
Keluhan lain : Tidak ada keluhan

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

10. Keamanan/ Proteksi


- Infeksi :
54

- Suhu tubuh : 36 ̊ C
- Gangguan termoregulasi : Tidak ada gangguan termoregulasi
- Penyakit autoimunne : Tidak ada penyakit autoimun
(cedera otak, komplikasi usia, kekerasan, hazards)

- Riwayat jatuh : Klien tidak ada riwayat jatuh


- Resiko terhadap : Tidak ada resiko
(komplikasi immobilisasi, jatuh, hipertensi, perdarahan)

Keluhan lain : Tanda-tanda vital Ny ”H” TD : 120/80 mmHg, nadi


86x/menit, Suhu: 360C, respirasi 24 x/menit. Ny “ H”
tampak memegangi kakinya. Ny “ H” kadang tidak bisa
tidur karena nyeri, Ny”H” terlihat pucat , tampak
mengantuk, terdapat kantong mata, dan konjungtiva
terlihat kemerahan.

Masalah keperawatan : 1. Nyeri


2. Gangguan pola tidur

11. Kenyamanan
- Nausea : Tidak ada
- Nyeri : Ny “H” mengatakan nyeri lutut sebelah kanan, sakit
seperti terjerat tali.
- Kecemasan, menangis, gangguan pola tidur, ketakutan : Akibat nyeri
yang dirasakan tidur Ny “H” terganggu, tidak bisa nyenyak, Ny “H”
mengatakan sering terbangun pada malam hari dan merasa kepalanya
pusing
- Perubahan tekanan darah, diaporesis : tidak ada perubahan tekanan
darah
Keluhan lain : Nyeri sering datang saat pada sore dan malam hari

Masalah keperawatan : Nyeri kronis

.
55

Pengkajian Fisik
1. Data Klinik :
- Berat Badan : 38 Kg
- Tinggi Badan :140 Kg
- Tingkat kesadaran : Composmentis
- Suhu : 36 oC
- Nadi : 86 x/m ( lemah,  teratur,  tidak teratur)
- Tekanan darah :120/ 80 mmHg
- Pernapasan : 24 x/m ( normal, √ cepat,  dangkal)
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

2. Kepala : Simetris
Keluhan : Sedikit pusing
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Leher : Tidak ada benjolan, Tidak ada pembesaran vena jugularis

Keluhan : Tidak ada Keluhan

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Thorax dan Abdomen


- Paru-paru : Tidak ada kelainan pada paru
- Jantung : Tidak ada gangguan pada jantung
- Abdomen : Tidak ada kelainan abdomen
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Inguinal (Sistem reproduksi) :


Keluhan : tidak ada keluhan tentang reproduksi

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

6. Ekstremitas
56

Sistem Muskuloskeletal

- Range of motion : √ Penuh,  Tidak penuh


- Keseimbangan jalan : √Normal,Tidak
- Kemampuan menggengam :  Normal, √ Kuat,  Lemah
- Otot Ekstremitas :  Normal, Kuat, √ Lemah
Keluhan : Tidak ada keluhan

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

A. Pemeriksaan Penunjang (hasil Lab jika ada)


Data : Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


57

FORMAT ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


No Data Etiologi

1 Ds Rematik

a. Ny “H” mengatakan sudah satu tahun merasa Pelepasan mediator nyeri: Leukotrien,
kesemutan dan linu pada kakinya. prostatglandin E2, dan histamine

b. Ny “H” mengatakan rasa kesemutan dan linu Mensensitisasi nosiseptor


bertambah jika terkena diingin dan berkurang setelah
Implus dihantarkan kekornu dorsalis medula
minum obat.
spinalis
c. Ny “H” Mengeluh Keluhannya sakit lutut sebelah
Diterima Neuron aferen primer
kanan
Proses inhibisi desendens
d. Ny “H” Mengeluh sakit seperti terjerat tali
Impuls dipersepsikan oleh sinyal nosiseptif
e. Ny “H” Mengeluh sakit yang biasanya dirasakan pada
sore dan malam hari Reseptor nyeri dibawa ujung syarafbebas

f. Ny “H” mengatakan sudah satu tahun merasa Nyeri Kronis


kesemutan dan linu pada kakinya

g. Ny “H” mengatakan rasa kesemutan dan linu


bertambah jika terkena diingin dan berkurang setelah
minum obat
58

DO :

1. Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, nadi 86x/menit, Suhu:


360C, respirasi 24 x/menit.

2. Ny “H” tampak meringis

3. Ny “H” tampak gelisah

4. Ny“H” tampak berhati-hati dalam bergerak. Ny”H” terlihat


pucat

5. Ny “ H” tampak memegangi kakinya

2 Ds: Rematik

1. Ny “H”mengatakan akibat nyeri yang dirasakan tidur Tanda gejala rematik: nyeri, bengkak
nya terganggu, tidak bisa nyenyak,
Rasa nyaman terganggu
2. Ny “H” mengatakan sering terbangun pada malam
Gangguan proses fisiologis tidur di Medula
hari dan merasa kepalanya pusing.
spinalis
3. Ny “H” Mengeluh sakit yang biasanya dirasakan pada
sore dan malam hari
Fungsi panca indra di korteks serebri menurun
4. Ny “H” mengatakan Ny “ H” kadang tidak bisa tidur
59

karena nyeri Penyampaian formasi di retikularis medulla


spinalis menurun
Do:
Proses tidur terganggu
1. Ny”H” terlihat pucat , tampak mengantuk,terdapat kantong
mata Gangguan pola tidur

2. konjungtiva terlihat kemeraharonchi (+) , basah kasar


(+)Wheezing

3. Tanda-tanda vital Ny ”H” TD : 120/80 mmHg, nadi


86x/menit, Suhu: 360C, respirasi 24 x/menit.

3 DS : Rematik

1. Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, Kurang informasi tentang penyakit
makanan pantangan dan cara pengobatan untuk penyakitnya
Penatalaksanaan rematik tidak tepat
DO:
Defisit pengetahuan
1. Klien tampak banyak bertanya tentang penyakit yang
dirasakannya dan cara pengobatannya

2. Klien tampak menjukkan persepsi yg salah terhadapa


masalahnya, ditunjukkan menganggap sakitnya tidak terlalu
berat
60

Masalah Keperawatan
1. Nyeri Kronis
2. Gangguan Pola Tidur
3. Deficit Pengetahuan
Diagnosa Keperawaatan
1. Nyeri Kronis b.d Faktor Biologis
2. Gangguan Pola Tidur b.d Kendala Lingkungan
3. Deficit Pengetahuan b.d Kurang Terpapar Infromasi
61

RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri Kronis b.d Faktor NOC NIC


Biologis :Rematik
Tingkat Nyeri : Manajemen Nyeri :
Ds
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
b. Ny “H” mengatakan jam diharapkan menunjukkan perbaikan durasi, frekuensi, kualitas, dan
sudah satu tahun kesehatan dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
merasa kesemutan dan 2. Identifikasi skala nyeri
No Krieria Awal Tujuan
linu pada kakinya. 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
1 Keluhan nyeri 3 5
4. Identifikasi faktor yang memperberat
c. Ny “H” mengatakan
2 Meringis 3 5 dan memperingan nyeri
rasa kesemutan dan
5. Identifikasi pengaruh pengetahuan
linu bertambah jika
3 Sikap protektif 3 5 dan keyakinan tentang nyeri
terkena diingin dan 4 Gelisah 3 5 6. Identifikasi pengaruh nyeri pada
berkurang setelah
respon nyeri
minum obat. 5 Kesakitan 3 5
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada
d. Ny “H” Mengeluh Indikator : kualitas hidup
Keluhannya sakit lutut 8. Monitor keberhasilan terapi
1.
sebelah kanan komplementer yang sudah diberikan
2.
9. Monitor efek samping penggunaan
62

e. Ny “H” Mengeluh 3. analgetik


sakit seperti terjerat 4. 10.Berikan teknik non farmakologis
tali 5. untuk mengurangi nyeri
11.Kontrol lingkungan yang
f. Ny “H” Mengeluh
memperberat nyeri
sakit yang biasanya
12.Fasilitasi istirahat dan tidur
dirasakan pada sore
13.Ajarkan metode teknik relaksasi
dan malam hari
14.Kolaborasi pemberian analgetik
g. Ny “H” mengatakan
sudah satu tahun
merasa kesemutan dan
linu pada kakinya

h. Ny “H” mengatakan
rasa kesemutan dan
linu bertambah jika
terkena diingin dan
berkurang setelah
minum obat

DO :

a. Tanda-tanda vital TD :
120/80 mmHg, nadi
63

86x/menit, Suhu: 360C,


respirasi 24 x/menit.

b. Ny “H” tampak
meringis

c. Ny “H” tampak gelisah

d. Ny“H” tampak berhati-


hati dalam bergerak.
Ny”H” terlihat puca

e. Ny “ H” tampak
memegangi kakinya

2 Gangguan Pola Tidur b.d NOC NIC


Kendala Lingkungan
Status Kenyamanan : Peningkatan Kualitas Tidur :
Ds:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 1. Kaji pola tidur klien
a. Ny “H”mengatakan jam diharapkan menunjukkan perbaikan 2. Jelaskan pentingnya tidur yang
akibat nyeri yang kesehatan dengan kriteria hasil : adekuat kepada klien
dirasakan tidur nya 3. Identifikasi penyebab gangguan tidur
terganggu, tidak bisa 4. Fasilitasi klien untuk tidur yang
nyenyak, N Krieria Awa Tujuan adekuat
o l
b. Ny “H” mengatakan
64

sering terbangun pada 1 Kesejahteraan fisik 3 5 Manajemen Kenyamanan


malam hari dan merasa 2 Kesejahteraan psikologis 3 5 Lingkungan :
kepalanya pusing.
3 Keluhan tidak nyaman 3 5 1. Identifikasi ketidaknyamanan (suhu
c. Ny “H” Mengeluh sakit 4 Keluhan sulit tidur 3 5 ruang, kebersihan)
yang biasanya dirasakan 2. Monitor kondisi kulit
5 Pola tidur 3 5
pada sore dan malam 3. Sediakan ruangan yang tenang dan
hari Indikator : mendukung
4. Fasilitasi kenyamanan lingkungan
d. Ny “H” mengatakan Ny 1. Gangguan ekstrem
5. Atur posisi yang nyaman
“ H” kadang tidak bisa 2. Berat
6. Jelaskan tujuan manajemen
tidur karena nyeri 3. Sedang
lingkungan
4. Ringan
Do: 7. Ajarkan manajemen sakit dan cidera.
5. Tidak ada

g. Ny”H” terlihat pucat ,


tampak
mengantuk,terdapat
kantong mata

h. konjungtiva terlihat
kemeraharonchi (+) ,
basah kasar (+)Wheezing

i. Tanda-tanda vital Ny
65

”H” TD : 120/80
mmHg, nadi 86x/menit,
Suhu: 360C, respirasi 24
x/menit.

3 Deficit Pengetahuan b.d NOC NIC :


Kurang Terpapar Infromasi
Tingkat Pengetahuan : Tingkat pengetahuan :
DS :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
1. Klien mengatakan tidak jam diharapkan menunjukkan perbaikan keluarga
mengerti tentang kesehatan dengan kriteria hasil : 2. Jelaskan patafisiologi dari penyakit
penyakitnya, makanan dan bagaimana hal ini berhubungan
N Krieria Awal Tujua
pantangan dan cara dengan anatomi dan fisioloi dengan
o n
pengobatan untuk cara yang tepat
1 Perilaku sesuai anjuran 3 5
penyakitnya 3. Gambarkan tanda dan gejala yang
2 Perilaku sesuai dengan 3 5 biasa muncul pada penyakit, dengan
pengetahuan cara yang tepat
DO: 3 Pertanyaan tentang 3 5 4. Gambarkan proses penyakit dengan
masalah yang dihadapi cara yang tepat
1. Klien tampak banyak
4 Kemampuan 3 5 5. Identifikasi kemungkinan penyebab
bertanya tentang penyakit
menggambarkan dengan cara yang mudah dipahammi
yang dirasakannya dan
pengalaman 6. Sediakan informasi pada pasien
cara pengobatannya
sebelumnya yang tentang kondisi dengan cara yang
66

sesuai dengan topik mudah dipahami

5 Persepsi yang keliru 3 5 7. Dukung pasien untuk


2. Klien tampak menjukkan
terhadap masalah mengeksplorasi atau mendapatkan
persepsi yg salah
opini dengan caa yang tepat
terhadapa masalahnya, Indikator :
8. Diskusikan pilihan terapi atau
ditunjukkan menganggap
1. Sangat terganggu penanganan
sakitnya tidak terlalu berat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
67

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Hari/ Implementasi Respon Hari/ Evaluasi TTD


Dx Tangga Tanggal
Kep l
1 kamis 1. Melakukan 1. Klien mengatakan kamis S : Ny”H” mengatakan nyeri sedikit Kel 3
09 identifikasi lokasi, nyeri di bagian lutut 09 april berkurang saat melakukan teknik
april karakteristik, sebelah kanan seperti 2020 relaksasi nafas dalam
2020 durasi, frekuensi, terjerat tali O:
kualitas, dan 2. Klien menunjukan - Ny “H” tampak mampu melakukan
intensitas nyeri nyeri secara verbal demosntrasi teknik relaksasi nafas
2. mengidentifikasi dan non von verbal dalam
respon nyeri non seperti meringis - TTV (TD:120/80mmHg, N : 86
verbal 3. Klien mengatakan x/m, RR : 24 x/m, T : 36 0C)
3. mengidentifikasi nyeri bertambah saat
faktor yang beraktivitas dan saat A : Masalah teratasi Sebagain
memperberat dan cuaca dingin No Krieria A T H
memperingan 4. Memberikan terapi 1 Keluhan nyeri 3 5 4

nyeri relaksasi nafas dalam


2 Meringis 3 5 4
4. memberikan untu mengurangi
68

teknik non pengobatan secara


farmakologis farmakologi 3 Sikap protektif 3 5 4

untuk mengurangi 5. Menjelaskan


4 Gelisah 3 5 4
nyeri dengan pentingnya proses
metode relaksasi istirahat dan tidur 5 Kesakitan 3 5 4
5. memfasilitasi dalam mengurangi
istirahat dan tidur nyeri
P : Intervesi dihentikan

I:
1. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Ajarkan metode teknik relaksasi
E:
- Ny”H” akan menerapkan teknik
relaksasi yang diajarkan apabila
sesak terjadi kembali
69

2 kamis 1. Mengkaji tingkat 1. Klien mengatatakn kamis S : Ny”H” mengatakan sedikit mengerti Kel 3
09 pengetahuan tidak mengetahui 09 april terkait penyakitnya setelah diberikan
april pasien terkait terkait penyakitnya 2020 pendidikan kesehatan
2020 dengan proses 2. Memberikan edukasi O:
penyakit yang kepada klien terkit -
spesifik tanda gejala dari Ny”H” tampak kooperatif selama
2. Menjelaskan tanda penyakitnya diberikan pendidkan kesehatan
dan gejala yang 3. Memberikan edukasi - TTV (TD:120/80mmHg, N : 86
umum dari terkait proses x/m, RR : 24 x/m, T: 36 0C)
penyakit sesuai penyakit dengan
kebutuhan dilakukannya A : Masalah Teratasi Sebagian
3. Menjelaskan pendidikan kesehatan N Krieria A T H
mengenai proses 4. Memberikan edukasi o
penyakit terkait komplikasi 1 Perilaku sesuai 3 5 4
4. Menjelaskan dari penyakitnya anjuran
2 Perilaku sesuai 3 5 4
komplikasi kronik
dengan
yang mungkin ada
pengetahuan
3 Pertanyaan 3 5 4
tentang masalah
70

yang dihadapi
4 Kemampuan 3 5 4
menggambarkan
pengalaman
sebelumnya yang
sesuai dengan
topic
5 Persepsi yang 3 5 4
keliru terhadap
masalah

P : intervensi dihentikan
I:
1. Mengkaji tingkat pengetahuan
pasien terkait dengan proses
penyakit yang spesifik
2. Menjelaskan tanda dan gejala yang
umum dari penyakit sesuai
kebutuhan
3. Menjelaskan mengenai proses
71

penyakit
4. Menjelaskan komplikasi kronik
yang mungkin ada

E:
- Ny”H” mengatakan memahami apa
yang diajarkan dan menerapkannya
3 kamis 5. Mengkaji pola 1. Klien mengatakan kamis Kel 3
09 tidur klien tidurnya terganggu 09 april S:
april 6. menjelaskan dan sering terbangun 2020 - Ny”H” mengatakan sedikit
2020 pentingnya tidur dimalam hari karena nyenayk saat tidur menggunakan
yang adekuat nyeri yang dirakan posisi terlentang (soldier)
kepada klien 2. Memberikan edukasi
7. mengidentifikasi terkait pentingnya O:
penyebab tidur yang adekuat - Ny”H” tampak memperhatikan
gangguan tidur terhadap penjelasan bagaimana supaya tidur
8. mengatur posisi kelangsunagn hidup kembali membaik
yang nyaman 3. Klien mengatakan - TTV
nyeri yang dirasakan TD:120/80mmHg
72

menganggu tidurnya N : 86 x/m


4. Memberikan edukasi RR : 24 x/m
dan mengatur posisi T : 36 0C
terlentang (soldier) A : Masalah teratasi sebagian
terkait posisi yang N Krieria A T H
nyaman untuk tidur o

1 Kesejahteraan fisik 3 5 4

2 Kesejahteraan 3 5 4
psikologis

3 Keluhan tidak 3 5 4
nyaman

4 Keluhan sulit tidur 3 5 4

5 Pola tidur 3 5 4

P : intervensi dihentikan
I:
1. Kaji pola tidur klien
2. Jelaskan pentingnya tidur yang
73

adekuat kepada klien


3. Identifikasi penyebab gangguan
tidur
4. Monitor kondisi kulit
5. Atur posisi yang nyaman

E : Ny “H” akan menerapkan bagaimana


cara tidur bisa kembali membaik
74
75

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

A. Pengkajian
NANDA tidak secara khusus menyebutkan bahwa 13 Domain NANDA
dapat digunakan untuk melakukan pengkajian keperawatan. Namun demikian
bila kita lihat dari struktur dan pola yang dikembangkan untuk
mengelompokkan respon dan sebagai dasar toksonomi untuk nursing
diagnosis, 13 Domain NANDA ini memungkinkan dan bisa digunakan untuk
melakukan pengkajian keperawatan meliputi :
1. Health Promotion (Peningkatan Kesehatan)
Kesadaran akan kesehatan atau normalitas fungsi dan strategi-strategi
yang diterapkan untuk mempertahankan control dan meningkatkan
kesehatan atau normalitas fungsi tersebut.
a. Health Awareness(Kesadaran Kesehatan) : Pengenalan akan fungsi
normal dan kesehatan.
b. Health Management (Manajemen Kesehatan) : Mengidentifikasi,
mengontrol, memperlihatkan dan mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan untuk mempertahankan kesehatan
2. Nutrition (Nutrisi)
Kegiatan memperoleh, mengasimilasi, dan menggunakan kandungan gizi
untuk tujuan mempertahankan jaringan, perbaikan jaringan, dan produksi
tenaga
a. Ingestion (Proses masuknya makanan) : Memasukkan makanan atau
kandungan gizi ke dalam tubuhDigestion (Pencernaan) : Kegiatan
fisik dan kimiawi yang mengubah kandungan makanan ke dalam zat-
zat yang sesuai untuk penyerapan dan asimilasi
b. Absorption (Penyerapan) : tahapan penyerapan kandungan gizi
melalui jaringan-jaringan tubuh
c. Metabolism (metabolisme) : Proses kimiawi dan fisik yang terjadi di
dalam organisme dan sel-sel hidup bagi pengembangan dan
76

d. kegunaan protoplasma, produksi kotoran dan tenaga dengan


pelepasan tenaga untuk seluruh proses vital
e. Hydration (Minum) : Perolehan dan penyerapan cairan dan larutan-
larutan
3. Elimination (Pembuangan)
Keluarnya produk-produk kotoran dari tubuh :
a. Urinary Sistem (system urinaria) : proses keluarnya urin
b. Gastrointestinal system ( Sistem gastrointestinal) : Pengeluaran dan
pengenyahan produk-produk kotoran dari isi perut
c. Integumentary system( Sistem Integumen) : Proses keluarnya
melalui kulit
d. Pulmonary system( Sistem Paru-paru) : Pembersihan produk-produk
metabolis secara ikutan, pengeluaran dan benda-benda asing dari
paru-paru atau dua saluran bronkus.
4. Activity/Rest (Aktifitas /Istirahat)
Produksi, konservasi, pengeluaran atau keseimbangan sumber-sumber
tenaga
a. Sleep / Rest (Tidur/istirahat) : tidur, istirahat, ketenagaan atau tidak
beraktifitas
b. Activity / Exercise (Aktifitas/berolahraga) : Menggerakkan bagian-
bagian tubuh (mobilitas), melakukan pekerjaan atau sering
melakukan kegiatan-kegiatan (tetapi tidak selalu) untuk
meningkatkan daya tahan tubuh (resisitensi)
c. Energy Balance (Keseimbangan Energi) : Kondisi dinamis
keharmonisan antara proses masuk dan keluarnya sumber-sumber
tenaga
d. Cardiovascular-pulmonary Responses (respon jantung-paru-paru) :
Mekanisme jantung-paru-paru yang mendukung aktifitas/istirahat
5. Perception/Cognition (Cara Pandang/Kesadaran)
Sistem pemrosesan informasi manusia, termasuk perhatian, orientasi
(tujuan), sensasi, cara pandang, kesadaran, dan komunikasi
77

a. Attention( Perhatian) : Kesiapan mental untuk memperhatikan atau


mengamati
b. Orientation (Tujuan) : Kesadaran akan waktu, tempat dan orang
c. Sensation/Perception (Sensasi/Cara Pandang) : Menerima informasi
melalui sentuhan, rasa, bau, penglihatan, pendengaran, dan kinestesi
(gerakan otot) dan pemahaman akan data rasa hasil dari penamaan,
mengasosiasikan dan atau pengenalan pola
d. Cognition (Kesadaran) : Kegunaan memori, belajar, berfikir,
penyelesaian masalah, abstraksi, penilaian, pengetahuan, kapasitas
intelektual, kalkulasi dan bahasa.
e. Communication (Komunikasi) : Mengirim dan menerima informasi
verbal (memakai kata-kata) dan non verbal (memakai gerakan
anggota badan yang mengandung arti)
6. Self-Perception (Persepsi Diri)
Kesadaran Akan diri sendiri
a. Self-Concept (Konsep Diri) : persepsi tentang diri sendiri secara
menyeluruh
b. Self-Esteem (Penghargaan diri) : Penilaian akan pekerjaan sendiri,
kapabilitas, kepentingan, dan keberhasilan
c. Body Image (Citra Tubuh) : Citra mental akan tubuh diri sendiri
7. Role Relationships (Hubungan Peran)
Hubungan atau asosiasi positif dan negative antar individu atau
kelompok-kelompok individu dan sarananya. Hubungan-hubungan
tersebut ditunjukkan oleh sarana tersebut.
a. Caregiving Roles (Peran-peran yang memberi perhatian) : Pola
perilaku yang diharapkan secara social oleh individu-individu yang
menyediakan perawatan dan bukan para professional perawatan
kesehatan
b. Family Relationships (Hubungan keluarga) : Asosiasi orang-orang
yang secara biologis saling berkaitan
78

c. Role Performance (Kinerja Peran) : Kualitas memfungsikan didalam


pola-pola perilaku yang diharapkan secara sosial
8. Sexuality /Seksualitas
Identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi
a. Sexual Identity (Identitas Seksual) : Kondisi menjadi seseorang yang
khusus dalam hal seksualitas dan atau gender
b. Sexual Function (Fungsi Seksual) : Kapasitas atau kemampuan
untuk berpartisipasi didalam aktifitas seksual
c. Reproduction (Reproduksi) : Segala proses yang melahirkan
individu-individu baru
9. Coping/Stress Tolerance
Berkaitan dengan kejadian-kejadian atau proses-proses kehidupan
a. Post-Trauma Responses (Respon paska trauma) Reaksi-reaksi yang
terjadi setelah trauma fisik atau psikologis
b. Coping Responses (Respon-respon penanggulangan) : Proses
mengendalikan tekanan lingkungan
c. Neuro-behavioral Responses (Respon-respon perilaku syaraf)
Respon perilaku yang mencerminkan fungsi saraf dan otak
10. Life Principles (Prinsip-Prinsip Hidup)
Prinsip-prinsip yang mendasari perilaku, pikiran dan perilaku tentang
langkah-langkah, adapt istiadat, atau lembaga yang dipandang benar atau
memiliki pekerjaan intrinsik
a. Values: (Nilai-nilai) : Identifikasi dan pemeringkatan tentang
bagaimana akhirnya bertindak yang disukai
b. Beliefs: (Kepercayaan) : Pendapat, harapan atau penilaian atas
tindakan, adapt istiadat, atau lembaga yang dianggap benar atau
memiliki pekerjaan instrinsik
c. Value/Belief/Action Congruence: (Nilai, Kepercayaan, kesesuaian
tindakan) : korespondensi atau keseimbangan yang dicapai antara
nilai-nilai, kepercayaan dan tindakan
11. Safety/Protection (Keselamatan/Perlindungan)
79

Aman dari mara bahaya, luka fisik atau kerusakan system kekebalan,
penjagaan akan kehilangan dan perlindungan keselamatan dan keamanan
a. Infection: (Infeksi) : Respon-respon setempat setelah invasi
patogenik
b. Physical Injury: (luka Fisik) : Luka tubuh yang membahayakan
c. Violence: ( kekerasan ) penggunaan kekuatan atau tenaga yang
berlebihan sehingga menimbulkan luka atau siksaan
d. Environmental Hazards: (tanda bahaya lingkungan ) sumber-sumber
bahaya yang ada dilinkungan sekitar kita
e. Defensive Processes: ( proses mempertahankan diri ) proses
seseorang mempertahankan diri dari luar
f. Thermoregulation: proses fisiologis untuk mengatur panas dan
energi di dalam tubuh untuk tujuan melindingi organisms.
12. Comfort
Rasa kesehatan mental, fisik, atau social, atau ketentraman
a. Physical Comfort : merasakan tentram dan nyaman
b. Social Comfort : merasakan tentram dan nyaman dari situasi social
seseorang
13. Growth/Development
Bertambahnya usia yang sesuai dengan demensi fisik, system organ dan
atau tonggak perkembangan yang dicapai
a. Growth: kenaikan demensi fisik atau kedewasaan system organ
e. Development: apa yang dicapai, kurang tercapai, atau kehilangan
tonggak perkembangan
f. Urinary system (Sistem Urinaria) : proses keluarnya urine.
80

B. Diagnosa Keperawatan
NANDA diagnosis keperawatan adalah merupakan respon dari pasien
sehingga pola atau bentuk pengelompokan data yang berupa pengelompokan
respon dari pasien akan lebih mempermudah perawat untuk mengidentifikasi
masalah pasien. Dari data pengkajian didapat diagnosis Berdasarkan
pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang muncul pada klien yaitu :
1. Nyeri Kronis Berhubungan Dengan agens pencedera akibat penyakit
rematik yang ditandai dengan gejala nyeri lutut sebelah kanan seperti
terjerat tali dan nyeri bertambah dan kambuh saat cuaca dingin
2. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan kendala kingkungan akibat
nyeri yang dirasakan karna oenyakit rematik yang ditandai dengan gejala
nyeri pada lutut yang membuat klien tidak nyenyak tidur dan sering
terbangun karna nyeri yang dirasakan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

Setelah penulis mengumpulkan data pada pengkajian dan menganalisa data


maka penulis dapat menegakan diagnosa yang terdapat dalam teori dan juga
terdapat dalam kasus diantaranya adalah:
1. Nyeri Kronis Berhubungan Dengan Agens Pencedera
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian penulis menemukan
Data Subjektif: klien mengatakan kalau dirinya sakit tetapi sakitnya tidak
terlalu berat.Klien juga mengeluh sakit lutut sebelah kanan dan mengeluh
sakit seperti terjerat tali klien dan sakit yang biasanya dirasakan pada sore
dan malam hari.Dan nyeri disertai kesemutan bertambah jika terkena
diingin dan berkurang setelah minum obat serta klien juga mengatakan
kadang tidak bisa tidur karena nyeri.Data Objektif: klien tampak
meringis, tampak gelisah, klien juga tampak berhati-hati dalam bergerak,
terlihat pucat, terdapat kantong mata, dan konjungtiva terlihat
kemerahan. Tanda-tanda vital Ny ”H” TD : 120/80 mmHg, nadi
86x/menit, Suhu: 360C, respirasi 24 x/menit.Serta klien tampak
81

memegangi kakinya.Alasan memprioritaskan sebagai diagnosa pertama


karena merupakan masalah yang dapat mengakibatkan gangguan aktivitas
pasien dan dapat menggangu psikologis klien karna nyeri membuat klien
susah tidur..
2. Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Nyeri
Diagnosa ini ditegakan karena pada pengkajian penulis menemukan data
subyektif: Klien mengatakanakibat nyeri yang dirasakan tidur nya
terganggu, tidak bisa nyenyak, klien juga mengatakan kadang tidak bisa
tidur karena nyeri,dan klien juga mengatakan sering terbangun pada
malam hari dan merasa kepalanya pusing. Data objektif: tampak gelisah,
klien terlihat pucat, terdapat kantong mata, dan konjungtiva terlihat
kemerahan, tampak mengantuk. Tanda-tanda vital Ny ”H” TD : 120/80
mmHg, nadi 86x/menit, Suhu: 360C, respirasi 24 x/menit
3. Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Terpapar Informasi
Diagnosa ini ditegakan karena pada pengkajian penulis menemukan data
subjektif: Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya,
makanan pantangan dan cara pengobatan untuk penyakitnya, klienjuga
mengatakan kalau dirinya sakit tetapi sakitnya tidak terlalu berat. Data
objektif: tampak gelisah, klien banyak bertanya tentang penyakit yang
dirasakannya dan cara pengobatannya. Tanda-tanda vital Ny ”H” TD :
120/80 mmHg, nadi 86x/menit, Suhu: 360C, respirasi 24 x/menit
C. Intervensi Keperawatan
Pada kasus Ny. H intervensi keperawatan dipilih sesuai dengan
kemampuan klien dan faktor pendukung, seefektif mungkin agar masalah
dapat teratasi. Perencanaan keperawatan ini dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan pasien. Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan teori yang
disesuaikan dengan kondisi pasien saat pengkajian. Pada prinsipnya
perencanaan ini disusun dalam rangka mengurangi dan mengatasi serta
mencegah masalah kesehatan yang mungkin pada pasien. Dalam membuat
perencanaan diperlukan kolaborasi dengan tim medis yang lain. Pada
prinsipnya perencanaan disusun dalam rangka mengurangi dan mengatasi
82

masalah pasien sehingga tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari


hasil yang diharapkan.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplimentasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses
keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam
rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan
dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan
kesehatan.(Zaidin, 2014)
1. Nyeri Kronis Berhubungan Dengan Agens Pencedera
a. Melakukan identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan intensitas nyeri
R/ Klien mengatakan nyeri di bagian lutut sebelah kanan seperti
terjerat tali
b. mengidentifikasi respon nyeri non verbal
R/ Klien menunjukan nyeri secara verbal dan non von verbal seperti
meringis
c. mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
R/ Klien mengatakan nyeri bertambah saat beraktivitas dan saat cuaca
dingin
d. memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri dengan
metode relaksasi
R/ Memberikan terapi relaksasi nafas dalam untu mengurangi
pengobatan secara farmakologi
e. memfasilitasi istirahat dan tidur
R/ Menjelaskan pentingnya proses istirahat dan tidur dalam
mengurangi nyeri
2. Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Terpapar Informasi
1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit
yang spesifik R/ Klien mengatatakn tidak mengetahui terkait
penyakitnya
83

2. Menjelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit sesuai


kebutuhan
R/ Memberikan edukasi kepada klien terkit tanda gejala dari
penyakitnya
3. Menjelaskan mengenai proses penyakit
R/ Memberikan edukasi terkait proses penyakit dengan dilakukannya
pendidikan kesehatan
4. Menjelaskan komplikasi kronik yang mungkin ada
R/ Memberikan edukasi terkait komplikasi dari penyakitnya

5. Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Nyeri


1. Mengkaji pola tidur klien
R/ Klien mengatakan tidurnya terganggu dan sering terbangun
dimalam hari karena nyeri yang dirasakan
2. menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat kepada klien
R/ Memberikan edukasi terkait pentingnya tidur yang adekuat
terhadap kelangsunagn hidup.
3. mengidentifikasi penyebab gangguan tidur
R/ Klien mengatakan nyeri yang dirasakan menganggu tidurnya
4. mengatur posisi yang nyaman
R/ Memberikan edukasi dan mengatur posisi terlentang (soldier)
terkait posisi yang nyaman untuk tidur
E. Evaluasi
Evaluasi Keperawatan adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilaukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.Dari hasil implementasi keperawatan yang dilakukan kepada pasien.
Diagnosis keperawatan yang teratasi teratasi sebagian.
84

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rematik (Artritis Reumatoid) adalah gangguan kronik yang menyerang
berbagai sistem organ.Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok
penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas dan
tidak diketahui sebab – sebabnya (Hidayat, 2016).Penyakit ini dianggap
sebagai suatu keadaan yang sebenarnya lebih dari 100 tipe kelainan yang
berbeda. Penyakit ini terutama mengenai otot-otot skelet, tulang, ligamentum,
tendon, dan persendian pada laki-laki maupun wanita dalam segala usia
(Suarjana, 2012).
Meskipun penderita artritis rheumatoid jarang yang sampai menimbulkan
kematian , namun apabila tidak segera ditangani dapat menimbulkan gejal
deformitas/ cacat menetap. Selain itu karena penyakit ini bersifat kronis dan
sering kambuh, maka penderita akan mengalami penurunan produktivitas
pekerjaan krena gejala dan keluhan yang timbul menyebabkan gangguan
aktivitas fisik , fisiologis dan kualitas hidup mereka.
Tujuan asuhan keperawatan ini adalah menghasilkan dan mempertahankan
remisi atau mungkin berusaha menekan aktivitas tersebut.Jan utama dari
intervensi yang dilakukan adalah meringankan ras nyeri dan peradangan
mempertahankan fungsi sendi dan mencegah serta memperbaiki deformitas.
85

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul (2011). Keperawatn Lanjut Usia. Edisi 1.


Yogyakarta : Graha Ilmu

Herdman., & Kamitsuru. (2016). Diagnosa Keperawatan-NANDA (2015-


2017 ed.10). Jakarta: EGC.

Hidayat, 2016., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI : Jakarta

Mansjoer, Arif. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta :


Media Aeusculapius

Nugroho, wahjudi. 2012. Keperawatan Gerontik. EGC : Jakarta

Padila (2013). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika

Pranarka, kris. 2014. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut )
Edisi ke 4. Balai penerbit fakultas kedokteran universitas
Indonesia: Jakarta

R. Maryam,S, Fatma, M.dkk.  2010. MengenalUsia  Lanjut Dan


Perawatannya. Salemba medika : Jakarta

Suarjana, I Nyoman (2012). Arthritis Rheumatoid dalam Buku Ajar Ilmu


Penyekit dalam Edisi V. Internal Publishing : Jakarta

Syaifudin. 2013. Anatomi fisiologi Untuk SiswaPerawat.Edisi2.


Jakarta:EGC.
Moorhead, S., Jhonson, M., Swanson, E., & Maas, M. (2013). Nurshing
Outcomes Classification (NOC). ELSEVIER.

Moorhead, S., Jhonson, M., Swanson, E., & Maas, M. (2013). Nurshing
Interventions Classification (NIC). ELSEVIER

Azizah, L.M.(2011).Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta : Graha Ilmu


86

Apriliyasari, Wulan ES. (2016). Kemandirian Dalam Melakukan Aktivitas


Sehari-hari pada Pasien Rheumatoid Atritis. Diakses

Nugroho, C. (2014). hubungan pengetahuan lansia tentang artritis


rheumatoid dengan upayapenatalaksanaannya,5(2), 19–25Word
Health Organization (WHO), (2016).Angka kejadian rematik.
http://health.kompas.com/read/2014/12/11/16473158

Anda mungkin juga menyukai