Anda di halaman 1dari 22

BIOLOGI TANAH

MATA KULIAH
PENYEHATAN TANAH

Kelompok 4 :

Mutiara Ayu Diana (P21345118052)

Nasya Fatharani (P21345118058)

Ridho Rizki (P21345118065)

Siti Azizah Jumal (P21345118075)

PROGRAM STUDI

2 DIII-B KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2019

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JL.HANG JEBAT III F3 NO.8 RT.4/RW.8 GUNUNG, KEBAYORAN BARU. KOTA


JAKARTA SELATAN, DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA 12120
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Biologi Tanah” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa yang diungkapkan dalam makalah ini
masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki
oleh penulis, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan
kritikan dan saran yang membangun makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan
sempurna.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan sebagai media pembelajaran Penyehatan Tanah khususnya dalam segi teoritis sehingga
dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa
yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan
oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.

                                                                                       Jakarta, September 2019

                                                                                              

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4


1.2 Rumusan masalah.......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Peranan Biologi Tanah........................................................ 6


2.2 Mikroorganisme Tanah................................................................................. 7
2.3 Fungi Tanah.................................................................................................. 10
2.4 Jamur Tanah.................................................................................................. 11
2.5 Cacing Tanah................................................................................................ 19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan bagian dari tubuh alam yang menutupi bumi dengan lapisan tipis,
disintesis dalam bentuk profil dari pelapukan batu dan mineral, dan mendekomposisi bahan
organik yang kemudian menyediakan air dan unsur hara yang berguna untuk pertumbuhan
tanaman. Yang membuat tanah itu subur diantaranya pelapukan lanjut, bahan mineralogi,
kapasitas pertukaran kation yang tinggi, kelembaban air dan pH netral.
Faktor yang mempengaruhi kualitas tanah pada bagian fisiknya adalah tekstur tanah,
bahan organik, agregasi, kapasitas lapang air, drainase, topografi, dan iklim. Sedangkan yang
mempengaruhi pada bagian pengolahannya adalah Intensitas pengolahan tanah, penambahan
organik tanah, pengetesan pH tanah, aktivitas mikrobia dan garam. Tanah sebagai habitat
biota tanah sebagai medium alam untuk pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisiologinya.
Tanah menyediakan nutrisi, air dan sumber karbon yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
aktivitasnya. Di dalam hal ini, lingkungan tanah seperti faktor abiotik (yang meliputi sifat
fisik dan kimia tanah) dan faktor biotik (adanya biota tanah dengan tanaman tingkat tinggi)
ikut berperan dalam menentukan tingkat pertumbuhan dan aktivitas biota tanah tersebut
(Fitri, 2011).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan peranan dari biologi tanah ?
2. Apa saja mikroorganisme yang terdapat pada tanah ?
3. Apa saja jenis-jenis fungi yang terdapat pada tanah?
4. Apa saja jenis-jenis jamur yang terdapat pada tanah ?
5. Apa saja jenis- jenis cacing yang terdapat pada tanah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan peranan dari biologi tanah
2. Untuk mengetahui apa saja mikroorganisme yang terdapat pada tanah

4
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis fungi yang terdapat pada tanah
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis jamur yang terdapat pada tanah
5. Untuk mengetahui apa saja jenis- jenis cacing yang terdapat pada tanah

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Peranan Biologi Tanah


Biologi tanah adalah sebuah studi mengenai aktivitas mikroba dan fauna beserta
ekologinya di dalam tanah. Fauna tanah, biota tanah, atau edafon adalah istilah yang
biasanya digunakan untuk menyebut organisme yang menghabiskan sebagian besar
siklus hidupnya di dalam tanah atau sedimen organik di atasnya. Fauna tanah mencakup
cacing tanah, nematoda, fungi, bakteri, dan berbagai arthropoda. Dekomposisi materi
organik oleh organimse memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat kesuburan dan
struktur tanah sehingga biologi tanah berperan penting dalam menentukan karakteristik
tanah.
Biologi tanah merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup
yang berada dalam tanah misalnya mikroba. Organisme yang menghabiskan sebagian
besar siklus kehidupannya di dalam tanah disebut dengan edafon atau biota tanah atau
fauna tanah.
Sebagian besar keanekaragaman hayati yang berupa organisme mikro berada di
dalam atau dekat dengan permukaan tanah. Setidaknya dari eukaryota animalia hingga
prokaryota menghuni ekologi tanah. Hubungan antara mikroorganisme tanah dan fungsi
tanah cukup rumit dan telah menjadi subjek di berbagai aktivitas pengamatan. Rantai
makanan di dalamnya berperan penting dalam siklus nutrisi, di mana sumber energi
tidak selalu berupa material organik tetapi juga mineral anorganik yang diawali oleh
bakteri kemosintetik dan nitrogen oleh bakteri nitrifikasi, dan berperan dalam siklus
biogeokimia tanah.
Peran biologi tanah dalam menghasilkan produksi pangan yang baik dan sehat
tersebut terkait dengan :
1. Peran jasad hayati yang vital dalam dekomposisi bahan organic (limbah tanaman
dan hewan) tersebut, yang apabila dikelola dengan baik sudah tentu akan
meminimalkan atau bahkan meniadakan penggunaan pupuk-pupuk kimiawi
buatan, yang telah diketahui berdampak negative terhadap kesehatan lingkungan
jika digunakan secara berlebihan.

6
2. Merangsang pertumbuhan tanaman melalui kemampuan beberapa mikroba
dalam menghasilkan zat-zat perangsang tumbuh, seperti vitamin, hormone,
asam-asam amino dan senyawa-senyawa organic lainnya.
3. Menhambat perkembangan pathogen tanaman, yaitu melalui sifat antagonisme
dan kompetisi dalam pemanfaatan nutrisi dalam tanah atau melelui produksi
antibiotic atau senyawa toksik anti pathogen (biopeptisida)

Struktur tanah yang baik juga penting untuk pertumbuhan tanaman karena
memengaruhi aerasi (pertukaran gas), penetrasi air dan akar, serta resistensi tanah
terhadap erosi yang dapat diperoleh jika agregasi zarah tanah menghasilkan sifat sarang.
Ada 2 mekanisme yang melibatkan mikroba dalam pembentukan dan pemantapan
agregat tanah, yaitu :
1. Filamen-filamen dapat mengikat-satukan bahan, dan
2. Polisakarida dan substansi perekat lain yang dihasilkan mikrobia akan
melekatkan antar zarah-zarah tanah lainnya.

2.2 Mikroorganisme Tanah


Peran Mikroorganisme dalam Tanah
Mikroorganisme terdapat pada tanah yang subur. Mengapa sampai mikroorganisme
berperan dalam menentukan tanah yang subur? Alasannya adalah karena:
a) Mikroorganisme Pemantap Agregat
Stabilitas agregat pada umumnya meningkat dengan makin banyaknya jumlah
mikroorganisme (Lynch,1987). Hal ini dapat dilihat dari penambahan jumlah
bakteri (Azotobacter chroococcum dan Pseudomonas sp.) dan ragi (Lypomyces
starkeyi) yang ternyata meningkatkan stabilitas agregat terhadap kekuatan air.
Sebaliknya tanah yang ditambah jenis jamur (Mucor hiemalis) menunjukkan
hasil yang berbeda. Berbeda dengan kasus jamur , dengan adanya jamur
perekatan ini tidak terjadi, karena hifa jamur akan menghalangi kontak antara
partikel tanah dengan bakteri disekelilingnya. Namun dalam kondisi yang lain,
hifa jamur dapat melindungi agregat primer yang dibentuk oleh perekatan
bakteri untuk membentuk agregat sekunder. Di alam,bahan perekat yang

7
dijumpai jarang yang berupa mikroorganisme saja, tetapi umumnya
berkombinasi dengan ikatan asam organik (Hillel, 1982).
b) Mikroorganisme Pendorong Serapan Hara
Pemanfaatan mikroorganisme tanah untuk meningkatkan efisiensi serapan hara
oleh akar tanaman pada umumnya melalui peningkatan kelarutan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman baik yang berasal dari pupuk maupun yang berasal
dari mineral tanah dan atau peningkatan kemampuan akar menyerap hara. Hal
ini berkaitan dengan bakteri pelarut hara dan yang berkaitan dengan jamur
mikoriza. Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. adalah jenis bakteri yang mampu
meningkatkan kelarutan fosfat dalam tanah. Namun menurut Lynch (1983) jenis
yang pertama mampu mengakumulasi nitrit, sehingga dapat meracuni tanaman.
Pseudomonas fluorescens-putida mampu membentuk koloni di rhizosfer dengan
cepat sehingga dapat meningkatkan hasil kentang, bit gula dan lobak sebanyak
144 %. Pada tanaman kedelai kombinasi antara Pseudomonas putida dan
Azospirillum sp. meningkatkan serapan N dan P. Pemberian bakteri pelarut
fosfat juga meningkatkan laju pertumbuhan bibit lamtoro, meningkatkan
ketersediaan fosfat pada tanah ber pH tinggi >7 dan kadar P tanah tersedia
tinggi (95 ppm).

Jenis-jenis dan Fungsi Mikroorganisme dalam Tanah


a. Bakteri
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme
yang tidak memiliki membran inti sel. Beberapa kelompok bakteri dikenal
sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat
memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen),
bahkan dalam tubuh manusia. Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu
bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu autotroph dan heterotroph.
Autotroph yaitu bakteri yang menghasilkan makanannya sendiri dari bahan

8
anorganik, misalnya melalui proses photosintesis. Heterotroph yaitu bakteri
yang mendapatkan makanannya dari bahan organik yang telah ada. Beberapa
jenis bakteri dalam tanah seperti Azotobacter, Pseudomonas, Rhizobium,
Bradyrhizobium, Agrobacterium, Nitrosomonas, Nitrobacter.
b. Jamur
Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof. Beberapa jamur yang biasa ditemukan pada tanah diantaranya adalah
Penicillium sp., Trichoderma harzianum., Rhizopus sp., Humicola sp., Fusarium
sp., Phytophthora infestans., dan Aspergillus sp. Jamur tanah merupakan salah
satu mikroorganisme yang paling banyak ditemui di tanah. Kebanyakan jamur
pathogen terhadap tanaman. Spesies Aspergillus merupakan jamur yang umum
ditemukan di tanah. Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies, jenis yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia ialah Aspergillus flavus, Aspergillus
niger, dan Aspergillus fumigatus yang semuanya menular dengan transmisi
inhalasi. Umumnya Aspergillus akan menginfeksi paru-paru. Aspergillus dapat
menyebabkan banyak penyakit pada manusia, bisa jadi akibat reaksi
hipersensitivitas atau invasi langsung. Penyakit yang ditimbulkan diantaranya
adalah aflatoxicosis, aspergillosis, dan aspergillosis. Peran ekologi jamur yaitu
berperan dalam dinamika air/drainase, siklus hara dan pengendalian penyakit,
bersama dengan bakteri, jamur berperan penting dalam proses dekomposisi
pada rantai makanan tanah, jamur dapat mengkonversi bahan aorganik menjadi
bahan yang dapat dimanfaatkan oleh organisme lain, hifa jamur secara fisik
berfungsi sebagai perekat pada agregat tanah sehingga dapat memperbaiki
stabilitas agregat tanah yang dapat meningkatkan infiltrasi dan kapasitas
menahan air. Patogen atau parasit dari jamur yaitu menyebabkan produksi
tanaman menurun atau mati jika mengkoloni akar dan dapat menyebabkan
kematian pada organisme lain, peran positifnya dapat mengeliminir hama
tanaman tertentu sehingga dapat dipakai untuk pengendalian hama dan penyakit
secara biologi.
c. Alga

9
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki
organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga mempunyai klorofil dan terdiri
dari green algae, blue green algae, yellow green algae, dan diatomae.
Berkembang biak pada tanah yang subur. Pada tanaman padi sawah alga
membantu mempertahankan jumlah N dalam tanah dengan mengikat N yang
ada di udara.
Ganggang tanah dibagi menjadi tiga golongan umum:
 Hijau-biru
 Hijau
 Diatome
d. Protozoa
Protozoa merupakan hewan bersel satu yang memakan bakteri, sehingga dapat
menghambat daur ulang unsur hara atau menghambat berbagai proses dalam
tanah yang melibatkan bakteri. Habitatnya lingkungan berair/kelembaban tinggi,
paling banyak dijumpai pada tanah terutama pada tanah dengan tekstur kasar
dan kandungan liat yg tinggi. Peranannya dalam kesuburan tanah merupakan
pensuply nitrogen (di rizosfer) dalam tanah, mengatur/menstimulir populasi
bakteri “dekomposisi dan agregasi tanah dan organisme pathogen.
Fungsi Protozoa:
1. Protozoa membantu mengisikan dgn mineral nutrisi, yang membuat
mereka tersedia untuk digunakan oleh tanaman dan organisme tanah
yang lain.
2. Protozoa mengatur populasi bakteri saat mereka merumput di bakteri
dan tampaknya untuk merangsang pertumbuhan populasi bakteri.
3. Protozoa merupakan sumber makanan bagi organisme tanah yang lain.
4. Mereka membantu untuk menekan penyakit dengan memberi makan
pada patogen.

2.3 Fungi Tanah


Secara umum berdasarkan sifat hubungan antara fungi dengan akar tanaman,
maka fungi tanah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

10
1) Parasitik, yaitu: fungi tanah yang sebagian atau seluruh hidupnya dapat
menyebabkan penyakit pada akar tanaman, seperti: penyakit bercak akar kapas,
2) Saprophitik, yaitu: fungi tanah yang semasa hidupnya mendapatkan makanan
(energi) dari dekomposisi bahan organik tanah. Fungi kelompok ini tidak
menyebabkan penyakit pada akar tanaman.
3) Simbiotik, yaitu: fungi tanah yang semasa hidupnya berada pada akar-akar
tanaman dan hubungannya dengan akar tanaman membentuk hubungan yang
saling menguntungkan, seperti: Mycorhiza atau jamur akar.

 Mycorhiza
Mycorhiza adalah fungi yang hidup pada permukaan akar- akar tanaman dan
bersifat saling menguntungkan antara Mycorhiza dengan akar tanaman.
Berdasarkan perkembangan hifanya pada akar tanaman, mycorhiza
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1) Endomycorhiza, yaitu: Mycorhiza yang perkembangan hifanya dapat
memasuki sel-sel akar tanaman,
2) Ektomycorhiza, yaitu: Mycorhiza yang perkembangan hifanya tidak
memasuki sel-sel akar tanaman tetapi hanya menyear pada permukaan
akan dan memasuki ruang antar sel-sel akar tanaman, dan
3) Ektendomycorhiza, yaitu: Mycorhiza yang perkembangan hifanya
menyerupai kedua kelompok Mycorhiza diatas.
 Endomycorhiza
Beberapa genus dari Endomycorhiza yang telah banyak diteliti adalah:
1) Gigaspora,
2) Glomus,
3) Acaulospora,
4) dll

2.4 Jamur Tanah


Jamur biasanya hidup di alam bebas terutama muncul pada waktu musim
penghujan atau tempat lembab lainnya. Walaupun banyak diantaranya yang sudah

11
dikenal sebagai jenis jamur yang tidak berbahaya dan dapat dimakan atau digunakan
sebagai bahan ramuan obat, tetapi pada umumnya masih tetap merupakan jenis jamur
liar.
Jamur dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
Jamur Yang Tidak Berbahaya
1. Suung bulan, Supa barat jamur bulan (Gymnopus sp)
Habitatnya :
 merupakan jamur yang belum dibudidayakan
 hidup pada.musim penghujan terutama angin berhembus dari barat
terutama hidup pada tegalan, kebun atau di pinggir rumah.
 banyak ditemukan tumbuh di atas sarang rayap atau pada tanah yang
kandungan organic tanahnya sangat baik.
Ciri-ciri :
 tudung berwarna putih kekuning-kuningan atau kecoklat-coklatan dengan
batang putih bersih.

2. Supa kelapa, jamur bulat (Calvatia)


Habitatnya :
 belum dibudidayakan, banyak ditemukan di lapangan terutama di bawah
pohon kelapa.
Ciri-ciri :
 kalau masih muda tubuh buah berwarna putih kadang-kadang putih
kekuning-kuningan.
 kalau sudah tua bagian dalamnya akan berubah menjadi serbuk yang
dapat menghembus keluar kalau dipijit

12
3. Jamur karang ( Clavaria. )
Habitatnya :
 belum dibudidayakan, banyak tumbuh di tanah yang berhumus, pada
batang kayu yang sudah lapuk.
Ciri-ciri :
 berbentuk seperti karang, berwama putih, putih kekuning-kuningan atau
putih kebiruan.

4. Klitos (Clitocybe)
Habitatnya :
 merupakan jamur liar di dalam hutan, kebun, hutan tepi pantai.
Ciri-ciri :
 tubuh buah seperti Suung bulan dengan tudung membuka keluar atau
berbentuk payung, berwarna putih kekuning-kuningan atau coklat muda.

13
 Jenis jamur ini berguna pada bidang farmasi maupun kedokteran karena
mengandung halusigen (dapat menyebabkan halusinasi pada mereka
yang memakannya).

5. Jamur payung ( Collybia)


Habitatnya :
 merupakan jenis jamur liar yang banyak menempel pada batang kayu
yang telah lapuk atau mati.
Ciri-ciri :
 berbentuk seperti payung, berwarna kekuning-kuningan atau kecoklat-
coklatan.

6. Hidnum (Hydnum)
Habitatnya :
 merupakan jenis jamur liar yang tumbuh pada tegalan atau tanah yang
berhumus dan biasanya ditemukan menempel pada ranting kayu yang
sudah lapuk.
Ciri-ciri

14
 mempunyai bentuk seperti payung terbuka keluar dan bertangkai tebal,
warna tubuh kekuning-kuningan.putih sera putih kecoklat-coklatan.

7. Higroporus (Hygrophorus)
Habitatnya / Ciri-ciri :
 merupakan jenis jamur liar yang mempunyai bentuk dan sifat tumbuh
yang sama seperti hidnum.

8. Marasmius
Habitatnya :
 merupakan jenis jamur liar mempunyai bentuk dan sifat seperti jamur
payung lainnya.
Ciri-ciri :
 tangkai tubuh panjang berwarna putih kecoklat-coklatan atau putih
kekuning-kuningan.

15
Jamur Yang Berbahaya
1. Amanita, Fly agaric, Supa upas terutama yang termasuk ke dalam jenis A.
muscaria, A. umbrina, A. spissa
Habitatnya :
 tumbuh liar di hutan, tegalan dan pekarangan, ditemukan di antara
jatuhan daun atau pada tanah humus
Ciri- ciri :
 tubuh buah seperti payung, dengan tudung berwarna merah, coklat tua,
coklat muda sampai kuning dengan bintik-bintik putih.
 Racun yang terkandung digunakan untuk meracuni ujung tombak atau
senjata tajam lainnya.

2. Supa kakabu, bolet (Boletus)


Habitatnya :
 tumbuh liar di hutan di antara jatuhan daun atau tanah berhumus, di
pinggir kebun dan pekarangan rumah.
Ciri-ciri :
 tubuh buah menyerupai payung, tudung tebal dan bulat.

16
 batang berwarna kecoklat-coklatan atau kehitam-hitaman serta tudung
berwarna coklat tua, kuning, atau coklat kekuning-kuningan.

3. Supa rampak (Coprinus)


Habitatnya:
 tumbuh liar di tempat penggilingan padi dan di bawah pohon pisang.
Ciri-ciri :
 Apabila masih muda tudung berwarna putih atau putih kekuning-
kuningan, putih kebiru-biruan atau putih gelap dan apabila sudah tua
tudungnya cepat hancur dan mengeluarkan cairan yang berwarna biru
atau violet

4. Kortinarius (Cortinarius)
Habitatnya:
 tumbuh liar, banyak ditemukan di tumpukan daun dan tanah yang
berhumus.
Ciri-ciri:
 tubuh buah berbentuk payung dengan batang berwarna putih kekuning-
kuningan, putih kebiru-biruan atau putih gelap.

17
 tudung berwarna putih kecoklatan, violet, biru atau kuning.

5. Laktarius (Lactarius)
Habitatnya:
 tumbuh liar di hutan, kebun dan di pekarangan rumah.
Ciri-ciri :
 tubuh buah berbentuk payung terbuka ke atas dan berbatang tebal
berwarna coklat muda,kekuning-kuningan, coklat putih serta biru muda
dengan bintik hitam atau garis-garis memanjang.
 tudung berwarna seperti batang, kadang-kadang disertai garis melingkar
di atasnya.

6. Lepiot (Lepiota)
Habitatnya:
 tumbuh liar di mana-mana
Ciri-Ciri:
 bentuk seperti Amanita terletak pada warna tudung kecoklat-coklatan dan
mempunyai sifat racun yang tinggi

18
2.5 Cacing Tanah
Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam filum
Annelida. Mereka umumnya ditemukan hidup di tanah, memakan bahan organik hidup
dan mati. Sistem pencernaan berjalan melalui panjang tubuhnya. Cacing tanah
melakukan respirasi melalui kulitnya. Cacing tanah memiliki sistem transportasi ganda
terdiri dari cairan selom yang bergerak dalam selom yang berisi cairan dan sistem
peredaran darah tertutup sederhana. Memiliki sistem saraf pusat dan perifer. Sistem
saraf pusat terdiri dari dua ganglia atas mulut, satu di kedua sisi, terhubung ke tali saraf
berlari kembali sepanjang panjangnya ke neuron motor dan sel-sel sensorik di setiap
segmen. Sejumlah besar kemoreseptor terkonsentrasi di dekat mulutnya. Otot melingkar
dan longitudinal di pinggiran setiap segmen memungkinkan cacing untuk bergerak. Set
yang sama otot garis usus, dan tindakan mereka memindahkan makanan mencerna
menuju anus cacing.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tanah

19
Jenis-jenis Cacing
Cacing punya banyak sekali jenis, berikut jenis-jenis cacing dan ciri-cirinya :
 Cacing Lumbricus Rubellus
Yang pertama kita bahas adalah cacing yang mempunyai ciri-ciri panjangbadan
mulai dari 7,5 mencapai 9 cm, warna tubuh yang merah kecoklatan, bergerak
lebih lambat dari cacing biasanya, berbentuk pipih, dan punya
ekortumpulberwarna kuning.
 Cacing African Night Crawler (ANC)
Hampir punya kesamaan ciri dengan LumbricusRubellus, akan tetapi cacing
jenis ini punya ukuran panjang tubuh hingga 35cm, warna tubuh yang merah
kecoklatan, berbentuk pipih, ekor runcing berwarna pucat, dan bergeraknya juga
cenderung lamban.
 Cacing Perionyx Excavatus
Panjang tubuh sekitar 20 sampai 25 cm, bergerak lincah, bentuk tubuh bulat, dan
punyawarna yang merah coklat kebiruan.
 Cacing Tiger (Eisenia Fetida)
Ciri fisiknya yakni punya ukuran panjang maksimal sampai 10cm, tubuh
berbentuk bulatdengan warna merah kecoklatan dan terlihat garis-garis atau
segmen tubuh, bentuk ekor tumpul berwarna kuning.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat kita ketahui bahwa kualitas dan kesehatan tanah adalah faktor penting yang
harus dijaga agar fungsi tanah sebagai mediator tumbuh organisme, biota tanah dan
vegetasi dapat terlaksana dengan baik yang kemudian dapat diaplikasikan untuk
menunjang kehidupan, karena semua faktor yang terkait dengan keadaan tanah dan daya
dukung tanah akan berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap
perkembangan populasi mikroorganisme tanah.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://riskyridhaagriculture.blogspot.com/2012/02/biologi-tanah.html

http://jokowarino.id/definisi-dan-pengertian-biologi-tanah/

https://id.wikipedia.org/wiki/Biologi_tanah

https://materiilmugeografi.blogspot.com/2015/12/peran-biologi-tanah.html

http://samudraituluas.blogspot.com/2017/04/mikroorganisme-tanah.html

http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2007/11/fungi-tanah.html

https://bectbexty.wordpress.com/macam-macam-jamur-yang-bisa-di-makan-dan-tidak/

https://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tanah

https://ekosistem.co.id/cacing-tanah/#!

22

Anda mungkin juga menyukai