Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN KRITIS

MENGENAI

KONSEP ARITMIA

DISUSUN OLEH:

NAOMI KRISTI

17.156.01.11.023

3A KEPERAWATAN

STIKES MEDISTRA INDONESIA


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang maha Esa, atas Berkat dan Rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berisi penjelasan tentang “konsep
aritmia dan penatalaksanaannya dengan 2 obat antidisaritmi serta 3 alat pacu jantung” yang
merupakan bagian mata kuliah keperawatan kritis.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan. Dalam makalah
ini penulis menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran-saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri.

Bekasi, 06 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI ARITMIA
B. ETIOLOGI ARITMIA
C. KLASIFIKASI ARTIMIA
D. PENATALAKSANAAN ARITMIA

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
.
Aritmia merupakan penyakit jantung yang umum terjadi. Secara umum,
Aritmia mengacu pada setiap bentuk denyut atau irama jantung yang bersifat
tidak normal. Ada berbagai jenis aritmia, di mana fibrilasi atrium merupakan
aritmia yang paling umum. Aritmia diperkirakan diderita oleh 1% populasi umum
di Hong Kong. Meskipun tidak berbahaya secara langsung, aritmia meningkatkan
peluang terjadinya stroke hingga lima kali lipat, meningkatkan peluang terjadinya
gagal jantung hingga tiga kali lipat, dan meningkatkan peluang kematian hingga
dua kali lipat.

Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system kardiovaskuler


yang menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai
tingkat usia. System kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran
darah dan keadaan darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting
karena merupakan pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh
tubuh.

Bila salah satu organ tersebut mengalami ganguan terutama jantung maka
akan mengganggu semua system tubuh. Aritmia merupakan salah satu ganguan
dari system kardiovaskuler. Aritmia adalah tidak teraturnya irama jangtung.
Aritmia disebabkan karena terganggunya mekanisme pembentukan impuls dan
konduksi. Hal ini termasuk tergangunya system syaraf. Perubahan ditandai
dengan denyut atau irama yang merupakan retensi dalam pengobatan.

2. Rumusah Masalah
1. Apa pengertian aritmia?
2. Apa saja etiologi aritma?
3. Apa saja klasifikasi aritmia?
4. Bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien aritmia?

3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari aritmia
2. Mengetahui etiolog dari aritmia
3. Mengetahui klasifikasi aritmia
4. Mempelajari penatalaksaan medis
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Aritmia
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium.Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal
atau otomatis (Doenges, 1999).

Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium.


Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).

Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut


jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi,
1996).

2. Etiologi Aritmia 
Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit
miokard (iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan
elektrolit, gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner.
Karena implus berasal dari ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang
normal melainkan jaringan otot ventrikel. Hal ini menimbulkan gambaran
kompleks QRS yang lebar (< 0,12 detik)

Penyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi


beberapa faktor aritmogenik berikut ini dapat menjadi perhatian :
1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel
2. Iskemia : infark miokard dan angina menjadi pencetus
3. Stimulasi simpatis : menguatnya otot tonus karena penyebab apapun
(hypertiroid, gagal jantung kongesti, latihan fisik dll) dapat menimbulkan
aritmia.
4. Obat–obatan : efek dari pemberian obat–obatan digitalis atau bahkan obat-
obatan anti arimia itu sendiri
5. Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
6. Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi predisposisi
aritmia
7. Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel

Dua jenis komplikasi infark miokardium yang harus ditanggulangi adalah :


a. Ketidakstabilan elektris atau aritmia
b. Disfungsi mekanik atau kegagalan pompa jantung

3. Klasifikasi Aritmia
Aritmia terbagi menjadi dua :
1. Gangguan Pembentukan Impuls
a. Aritmia Nodus Sinus
1)  Sinus Bradikardi
Sinus Bradikardi adalah irama sinus yang lambat denan kecepatan kurang
dari 60 denyut/menit. Hal ini sering terjadi pada olahragawan dan seringkali
menunjukkan jantung yang terlatih baik. Bradikardia sinus dapat juga disebabkan
karena miksedema, hipotermia, vagotoni, dan tekanan intrakarnial yang meninggi.
Umumya bradikardia tidak perlu di obati klau tidak menimbulkan keluhan pada
pasien. Tetapi bila bradikardi > 40/menit dan menyebabkan keluhan pada pasien
maka sebaikkan di obati dengan pemberian sulfasatrofin yang dapat diiberikan
pada intra vena. Sampai bradikardia dapat diatasi.

2) Sinus Takikardi
Ialah irama sinus yang lebih cepat dari 100/menit. Biasanya tidak melebihi
170/menit. Keadaan ini biasanya terjadi akibat kelainan ekstrakardial seperti
infeksi, febris, hipovolemia, gangguan gastrointestinal,anemia, penyakit paru
obstruktif kronik, hipertiroidisme. Dapat terjadi pada gagal jantung.

3) Seinus Aritmia
Ialah kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih cepat pada
watu inspirasi dan menjadi lambat pada waktu ekspirasi.

4) Henti sinus (sinus arrest)


Terjadi akibat kegagalan simpul SA, setelah jedah, simpul SA akan aktif
kembali

b.    Aritmia Atrium
1)   Kontraksi prematur atrium  (Ekstrasistole Atrial)
Secara klinis ekstrasistol nodal hampir tidak dapat dibedakan dengan
ekstrasistol ventrikular ataupun ekstrasistol atrial. Pada gambaran EKG ialah
adanya irama jantung yag terdiri atas gelombang T yang berasal dari AV node di
ikuti kompleks QRS, biasanya dengan kecepatan 50-60/menit. Pada trakikardia
idionodal (AV junctional tachycardia atau nodal tachycardia) terdapat dua
macam, yaitu : idiojunctional tachycardia dengan kecepatan denyut ventrikel 100-
140/menit, dan axtrasistolik AV junctional tachycardia dengan denyut ventrikel
140-200/ menit.

2)  Paroksimal Takikardi Atriuum


Disebut juga takikardia supra vebtrikular. Merupakan sebuah takikardia
yang berasal dari atrium atau AV node. Biasanya disebabkan karena adanya re-
entry baik di atrium, AV node atau sinus node. Pasien yang mendapatka serangan
ini merasa jantungnya berdebar cepat sekali, gelisah, keringat dingin, dan akan
merasa lemah. Kadang timbul sesak nafas dan hipotensi. Pada pemeriksaan EKG
akan terlihat gambaran seperti ekstrasistol atrial yag berturut-turut > 6.
Terdapat sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut- turut dan teratur.
-   Gelombang P sering tdk terlihat,
-   Rate : 140 – 250x/mnt

3) Flutter atrium
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur
-  Rate : 250 – 350x/mnt

4)  Fibrilasi atrium
Pada fase ini di EKG akan tampak gelombang fibrilasi (fibrillation wave)
yag berupa gelombang yang sangat tidak teratur dan sangat cepat dengan
frekuensi 300/ menit. Pada pemeriksaan klinis akan ditemukan irama jantung
yang tidak teratur dengan bunyi jantung yang intensitasnya juga tidak sama.

c.  Aritmia Ventrikel
1)  Kontraksi prematur ventrikel
Terjadi akibat peningkatan otomatisa sel ataupun ventrikel PVC bias di
sebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asedosis atau
peningktan sirkulkalasi katekolamin. Pada kontraksi premature ventrikel
mempunyai karakter sebagai berikut
-  Frekuensi:60-100 x/menit
-  Gelombang p: tidak akan muncul karena impuls berasal dari ventrikel
-  Gelombang QRS: biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0,10 detik
-  Hantaran: terkadang retrograde melalui jaringan penyambung atrium
-  Irama ireguler bila terjadi denyut premature

2)  Bigemini ventrikel
Biasanya terjadi disebabka oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri
koroner, miokard,infark, akut dan chf. Istilah bigemini mengacu pada kondisi
dimana setiap denyut jantung adalah premature. Karakter:
- frekuensi: dapat terjadi pada frekuensi jantung berapapun, tetapi biasanya
kuranga dari 90x/menit.
-  Gelombang p: dapat tersembunyi dalam kompleks QRS
-  Kompleks QRS: qrs lebar dan aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap.
-  Hantaran: denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal namun PVC
yang ulai berselang-seling pada ventrikel akan mengakibatkan hantaran
retrograde ke jaringan penyambung dan atrium
- Irama: ireguler

3)  Takikardi ventrikel
Ialah ekstrasistole ventrikel yang timbul berturut-turut 4 atau lebih.
Ekstrasistole ventrikel dapat berkembang menjadi fibrilasi ventrikel dan
menyebabkan cardiac arrest. Penyebab takikardia ventrikel ialah penyakit jantung
koroner, infark miokard akut, gagal jantung. Diagnosis ditegakkan apabila
takikardia dengan kecepatan antara 150-250/menit, teratur, tapi sering juga sedikit
tidak teratur. Pada gambaran EKG kompleks QRS yang lebar dari 0,12 detik dan
tidak ada hubungan dengan gelombang P.

4) Fibrilasi ventrikel
Ialah irama ventrikel yang khas dan sama sekali tidak teratur. Hal ini
menyebabkan ventrikel tidak dapat berkontraksi dengan cukup sehingga curah
jantung menurun atau tidak ada, tekanan darah dan nadi tidak terukur, penderita
tidak sadar dan bila tidak segera ditolong akan menyebabkan mati. Biasanya
disebabkan oleh penyakit jantung kooner, terutama infark miokard akut.
Pengobatan harus dilakukan secepatnya, yaitu dengan directed current
countershock dengan dosis 400 watt second.
 
4. Penatalaksanaan Aritmia
1. Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1. Anti aritmia
                                      Kelas 1 : sodium channel blocker
                                      Kelas 1 A, Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan
untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter. Procainamide
untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
                                   Kelas 1 B, Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel
takikardia. Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
                                  Kelas 1 C, Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi

2. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol,


Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
3. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT
berulang
4.  Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) Verapamil, indikasi
supraventrikular aritmia

2. Terapi mekanis
a. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
b. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.
c.  Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
d. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimuluslistrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

Penatalaksanaan aritmia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan.


Pada aritmia dengan kondisi klinis tidak stabil diperlukan penatalaksanaan segera
untuk terminasi aritmia.  Pilihannya meliputi kardioversi elektrik, penggunaan
alat pacu jantung, ablasi, serta obat-obatan.
Pencegahan rekurensi aritmia tergantung penyebab. Koreksi faktor-faktor
yang dapat memicu pembentukan maupun konduksi impuls abnormal. Serta,
harus dilakukan penilaian dan penatalaksanaan kemungkinan komplikasi, seperti
timbulnya tromboemboli atrium yang memerlukan antikoagulasi.

Medikamentosa

Mekanisme antiaritmia yakni merubah 4 faktor berikut.


a. Menurunkan slope fase 4
b. Meningkatkan ambang batas potensial
c. Meningkatkan durasi potensial aksi
d. Meningatkan potensial diastolik maksimum

Obat antiaritmia dapat menghilangkan aritmia terkait delay after


depolarization atau early after depolarization dengan cara Inhibisi pembentukan
afterdepolarisasi, serta mempengaruhi aliran arus yang masuk ke dalam sel
(biasanya melalui kanal NA+ atau Ca2+) yang berperan pada upstroke.

Tabel 3. Klasifikasi obat antiaritmia


Kelas Aksi Major Obat Penggunaan
Blokade kanal Na+
(berperan untuk
fase 0 depolarisasi
I potensial aksi)    
Atrial
fibrilasi (AF)
dan flutter
Blokade PSVT
sedang(laju (paroxysmal
upstroke fase 0 supraventrikula
menurun ↓↓; r tachycardia)
pemanjangan VT
       durasi potensial (takikardia
IA aksi) QuinidineProcainamideDisopyramide ventrikular)
Blokade
ringan(laju
upstroke fase 0 VT
menurun ↓; Aritmia
       pemendekan durasi diinduksi
IB potensial aksi) LidocaineMexiletinePhenytoin digitalis
Blokade kuat(laju
upstroke fase 0
menurun ↓↓↓; tidak
ada perubahan
       durasi potensial AF dan
IC aksi) FlecainidePropafenone PSVT
II β-blocker PropanololEsmololMetoprolol PVC
Nadolol atau PAC
Carvedilol PSVT
Nebivolol AF atau
atrial flutter
Timolol VT
VT
(amiodarone
dan sotalol)
AF dan
flutter
Blokade kanal K+ AmiodaroneDronedaroneSotalol Bypass
(memperpanjang Ibutilide tract- mediated
III repolarisasi) Dofetilide PSVT
PSVT
AF dan
flutter
Takikar
dia atrial
Blokade kanal Ca multifokal [2,3,
IV 2+ tipe L VerapamilDiltiazem 8]
PSVT paroxysmal supraventricular tachycardia; AF atrial fibrilasi; PAC premature atrial
contraction; PVC premature ventricular contraction.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung
yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
(Doenges, 1999).
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium.
Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).

Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit


miokard (iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan
elektrolit, gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena
implus berasal dari ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang normal
melainkan jaringan otot ventrikel.

Saran
Daftar Pustaka

dak, C.M, Gallo B.M. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta :


EGC.1997
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit.
Alih bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.
Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ;
1996
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.
Jakarta : EGC; 2001.
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made
Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI ; 2001
http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2010/11/asuhan-keperawatan-aritmia-
gangguan.html

Anda mungkin juga menyukai