Anda di halaman 1dari 5

Injeksi Katalis

Katalis yang digunakan pada train 3 adalah Sylopol tipe 53THC. katalis jenis ini
dibeli dari luar negri dalam keadaan siap pakai, sehingga pada train 3 tidak melewati proses
prepolymerization tetapi langsung menggunakan injeksi katalis (Direct Catalyst Inject).
Produk yang dihasilkan pada train 3 adalah LLDPE(Linier Low Density Polyethylene)
dimana salah satu aplikasi nya digunakan untuk cable insulator.

Proses injeksi katalis dimulai dengan penyimpanan katalis pada tote bin sebagai
persediaan, dari tote bin katalis akan di alirkan dengan sistem gravitasi kedalam intermediet
hopper(D-300) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara, selanjutnya katalis
dialirkan ke D-384 dengan bantuan PNL(pure nitrogen low) yang bertekanan 3,5 bar. Katalis
akan di lanjutkan ke top stock pipe dan nitrogen akan dibuang melalui venting. selanjutnya
katalis akan dibawa menuju top stock pipe dengan gravitasi, namun sebelumnya karena didalam
stock pipe tekanannya sangat tinggi sekitar 30 bar, jadi tekanannya di release agar menjadi sama
dengan D-384 yaitu sekitar 0,5 bar agar katalis bisa turun, sebelum tekanan di release, valve
yang ada di antara top stock pipe dan bottom stock pipe ditutup terlebih dahulu agar tekanan
didalam bottom stock pipe tidak turun. Setelah tekanan diturunkan katalis dialirkan secara
gravitasi ke dalam top stock pipe, kemudian setelah dialirkan kedalam top stock pipe valve
yang ada diatas ditutup dan tekanan didalam stock pipe dinaikan dengan menggunakan
NPH(Nitrogen High Pressure) sampai 30 bar hal ini bertujuan agar tekanan antara top stock
pipe dan bottom pipe sama sehingga katalis dapat turun ke bottom stock pipe selanjutnya
katalis di alirkan menuju reactor namun sebelum masuk reactor katalis akan melewati dossing
valve, alat ini berfungsi untuk mengatur jumlah katalis yang akan masuk kedalam reactor,
setelah di takar di dossing valve katalis akan diinjeksikan kedalam reactor utama R-400
dengan bantuan NPH(Nitrogen High Pressure).

Pada proses injeksi katalis train 3, katalis yang dibutuhkan sebesar 1 kg/h, dan produk
yang dihasilkan 25 ton/hour. Alhasil, 1 kg katalis digunakan mengolah produk sebanyak 25
ton. Di dalam reaktor, terdapat 4 injektor katalis, dimana 2 running & 2 standby. Setiap
injeksi katalis membutuhkan 8,4 gr katalis/injeksi, sehingga berdasarkan perhitungan, terjadi
119 injeksi/h.
Unit Polimerisasi

Pada polimerisasi di train 3 tidak jauh beda dengan dengan train 1 dan train 2

bedanya train 3 tidak memiliki system bottom take off seperti yang ada pada train 1 dan 2

selain iu train 3 juga tidak melalui prepolimerization unit namun langsung menggunakkan

injeksi katalis ke dalam reactor utama (R-400). Dalam reactor fluidized bed berlangsung

reaksi eksotermis dengan suhu 90-95oC dengan tekanan 20 barg. Dalam fluidized bed

reactor memiliki 3 bagian :

 Bagian bawah digunakan sebagai distributor gas untuk memastikan fluidisasi

homogenya

 Bagian silinder terdiri dari fluidized bed yang dilengkapi dengan fasilitas injeksi

katalis dan lateral withdrawal

 Bagian atas(Conical bulb top) dimana terjadi penurunan kecepatan gas sehingga

fines dapat kembali ke fluidized bed

Pada saat start pembuatan polimer didalam reaktor diisi powder setinggi 10

meter sebagai umpan. Komposisi gas masuk ke dalam reactor adalah ethylene,

hydrogen,nitrogen,dan butene . dimana terlebih dahulu melalui proses pemurnian

untuk menghilanglkan air, sulfur, acetylene, karbon dioksida, dan oksigen.

Sedangkan butene dimurinikan untuk dihilangkan airnya. Proses pemurnian bahan

baku ini sangat penting untuk produk yang dihasilkan. Umpan butene dialirkan

melalui primary cooler(E-400) untuk menurunkan suhunya , setelah itu dikompresi

dengan main compressor(C400) bersama dengan ethylene nitrogen dan butene

untuk diinjeksikan kedalam reactor, setelah di kompresi didalam main

compressor(C400) suhu gas reaktan akan naik sampai 70 oC sehingga perlu

diturunkan di final cooler (E401) sampai suhu 57 OC sebelum di masukan kedalam

reactor R-400 hal ini bertujuan untuk menjaga temperature reaksi dan

mengkondisikan temperature umpan agar sesuai dengan kondisi operasi didalam


reactor, selanjutnya gas reaktan di injeksikan kedalam reactor bersamaan dengan

co-catalys TEA melalui bagian bawah reactor R-400

Didalam reactor, reaktan dihembuskan dengan tekanan tinggi bertujuan

agar dapat memfluidisasi bed sehingga reaksi polimerisasi terjadi. Gas reaktan

yang tidak bereaksi akan meninggalkan reactor melalui bagian atas reactor. Reaksi

polimerisasi berlangsung secara eksotermal sehingga dapat untuk menjaga suhu

reactor tetap dibawah suhu 90-95oC digunakan 2 pendingin dari primary gas cooler

dan final gas cooler untuk menjaga suhunya, selain itu juga memanfaatkan

pendinginan gas etilen dan gas bitene yang meninggalkan reaksi melalui bagian

atas reactor sebagai pendingin.

Campuran gas etilen, butene dan fines yang keluar dari reactor akan

dipisahkan melalui gas cyclone sehingga fines dan gas etilen serta hydrogen

terpisah, fines akan diinjeksikan kembali kedalam reactor dengan bantuan main

compressor sedangkan butene dan etilen akan dialirkan kedalam primary gas cooler

untuk didinginkan dari suhu 92 ke suhu 62oC gas yang sudah dingin akan

dikembalikan kedalam reactor bersamaan dengan feed gas baru.

Setelah reaktan masuk kedalam reactor secara kontinyu polyethylene mulai

terbentuk dengan kisaran waktu tertentu. Setelah powder mencapai ketinggian 18

meter powder akan dikeluarkan melalui lateral 5 withdrawal yang di pasang

disamping reactor, 2 dipasang dari ketinggian 1,5 meter untuk mengambil aglom

dan powder sedangkan 3nya dipasang 6 meter untuk mengambil powdernya,

digunakan ketinggian tersebut dikarenakan pada ketinggian tersebut pada tempat

tersebut terdapat bulk density terbesar sehingga proses pengeluaran akan semakin

optimal. Proses pengeluaran powder di alirkan dengan menggunakan prinsip

perbedaaan tekanan. Tekanan yang tinggi didalam reactor akan mendorong powder

melewati lateral withdrawal dengan bantuan rotaring fung bar valve setelah itu

akan di alirkan menuju primary degaser (s-435).


Pada primary degaser bertekanan 0,5 bar, didalam primary degasser terjadi

pemisahan antara powder dan gas hidrokarbon, hidrokarbon yang ter pisah akan di

kembalikan ke dalam primary cooler dengan bantuan recycle compressor dengan 3

stage compressor untuk menaikan tekanan dari 0,5 ke 25 bar, penggunaan 3 stage

ini bertujuan agar suhu yang diakibatkan dari komresor tidak terlalu tinggi.powder

yang telah terpisah dari hidrokaron akan di alirkan kedalam feed hopper(d427)

dengan rotaring valve yang akan mengatur lewatnya powder, dari feed hopper di

alirkan menuju gas filter dengan bantuan nitrogen low preassure yang dihasilkan

oleh conveying blower yang akan mengalirkan powder menuju gas filter. Didalam

gas filter terjadi pemisahan antara powder dan gas nitrogen, nitrogen yang telah

terpisah akan di make up untuk digunakan kembali untuk mengconveying di dalam

conveying blower (C-430) dan powder yang telah terpisah akan dialirkan ke dalam

secondary degaser(D-430) dengan dialirkan secara grafitasi dengan bantuan

rotaring valve didalam secondary digaser (D-430) hidrokarbon yang masih

terperangkap didalam powder akan di hilangkan dengan nitrogen panas sehingga

hidrokarbon terabsorpsi dan di buang melewati polymer cyclone filter(S430) untuk

memisahkan fines dan dialirkan menuju VRU(vent recovery unit). Setelah dipisah

kan dari hydrogen, diharapkan sudah tidak ada lagi hydrogen yang masih didalam

powder polietilen kemuadian powder dialirkan kedalam vibrating screen (s-400)

secara grafitasi. Didalam vibrating screen terjadi pemisahan antara powder yang

sesuai dengan standard an powder yang tidak sesuai ukuran. Powder yang sesuai

dengan spesifikasi akan dialirkan ke final degasser (D-400) melalui rotary valve

didalam final degasser dihilangkan gas buten dan etilen yang terakhir dengan

menggunakan gas nitrogen panas, selain itu juga didalam final degasser terjadi

deaktifasi katalis dan co-katalis dengan menggunakan gas nitrogen panas, gas

nitrogen panas yang dialirkan didalam final geddaser sebelumnya di panaskan


melalui (E-445). powder yang telah diolah didalam final deggaser dialirkan

kedalam storage bin(D465) melalui rotary valve

Anda mungkin juga menyukai