2) Laporan Aktivitas
a) Tujuan Dan Fokus Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan
perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih
dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan
posisi keuangan.
b) Perubahan Kelompok Aktiva Bersih
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen,
terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.
5. Uang Muka
Pengukuran (Measurement)
1. Uang muka diakui sebesar jumlah yang dibayarkan.
2. Pada akhir periode pelaporan, uang muka diakui sebesar nilai
barang/jasa/manfaat atau setaranya yang belum diakui/dibebankan pada
periode berjalan.
B. Aset Tetap
Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)
1. Aset tetap dicatat dengan menggunakan model biaya.
2. Pada awalnya perolehan aset berwujud yang memenuhi kualifikasi sebagai
aset tetap diakui berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap,
tanah yang dibangun sendiri merupakan akumulasi seluruh beban perolehan
dan pengembangan tanah, berupa beban pematangan tanah, di luar beban
yang ditangguhkan akibat beban legal pengurusan hak.
3. Biaya perolehan tanah, antara lain, meliputi :
a. Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman, prasarana, bangunan
di atasnya yang harus dibeli kemudian dimusnahkan.
b. Biaya konstruksi atau pengurukan tanah, bila lahan tanah diciptakan.
c. Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi.
d. Biaya komisi perantara jual beli tanah.
2) AKUNTANSI KEWAJIBAN
a) Kewajiban Jangka Pendek
Pengukuran (Measurement)
1. Kewajiban lancar berkurang pada saat pembayaran/ pelunasan oleh BLU
rumah sakit.
2. Kewajiban lancar dinilai sebesar jumlah rupiah atau nilai tunai sumber daya
ekonomi yang harus diserahkan kepada pihak lain atau sebesar utang lancar
baru yang timbul untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
b) Kewajiban Jangka Panjang
Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)
1. Kewajiban jangka panjang diakui pada saat BLU rumah sakit mencairkan dana
kewajiban jangka panjang tersebut dari pihak pemberi pinjaman.
2. Kewajiban jangka panjang diukur sebesar jumlah dana hasil pencairan yang
diperoleh ditambah biaya transaksi.
3. Selisih antara huruf (b) dengan jumlah pokok diamortisasi dengan
menggunakan suku bunga efektif.
4. Amortisasi tersebut diakui sebagai beban bunga.
3) AKUNTANSI EKUITAS
Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement). Ekuitas diakui pada
saat ditetapkannya nilai kekayaan BLU oleh pejabat yang berwenang :
1. Ekuitas diakui pada saat diterimanya bantuan hibah dari pemerintah berupa
aset yang tidak tercantum dan bukan merupakan bagian dalam DIPA BLU
rumah sakit.
2. Ekuitas diakui pada saat terjadinya perubahan nilai aset BLU rumah sakit
sebagai akibat revaluasi dan disahkan oleh menteri keuangan, dan
menambah nilai ekuitas awal.
3. Pengurangan ekuitas berasal dari defisit hasil usaha operasional BLU rumah
sakit.
4) AKUNTANSI PENDAPATAN
Pengukuran (Measurement)
1. Pendapatan usaha dari jasa layanan dan pendapatan usaha lain dicatat
sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
2. Pendapatan dari APBN dicatat sebesar nilai pengeluaran bruto belanja pada
SPM.
3. Pendapatan hibah berupa barang dicatat sebesar nilai wajar pada saat
perolehan.
4. Pendapatan hibah berupa uang dicatat sebesar jumlah kas yang diterima
oleh BLU rumah sakit.
5. Pengukuran pendapatan diatas menggunakan azas bruto.
5) AKUNTANSI BEBAN
Pengukuran (Measurement)
Beban dan kerugian dicatat sebesar :
1. Jumlah kas yang dibayarkan jika seluruh pengeluaran tersebut dibayar pada
periode berjalan.
2. Jumlah beban periode berjalan yang harus dibayar pada masa yang akan
datang.
3. Alokasi sistematis untuk periode berjalan atas beban yang telah dikeluarkan.
4. Jumlah kerugian yang terjadi.
Umum Terikat
Terdapat empat laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh proses akuntansi, yaitu :
1. Neraca
Neraca rumah sakit tidak mempunyai perbedaaan mendasar, baik ini maupun proses
penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca
perusahaan yang sering kita kenal di sektor komersial. Namun demikian ada
beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan, antara lain :
a. Kas
Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada dana
terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi (misalnya, kas yang
terdapat pada Dana Pembangunan dan Dana Abadi)
b. Piutang
Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.
Denga demikian, dibuat penyajian tentang “penyisihan piutang tak tertagih.”
Rumah sakit biasanya juga memberikan pelayanan social, yaitu pelayanan
kesehatan Cuma-Cuma bagi pasien yang dapat menunjukkan bahwa ia tidak
mampu membayar menurut criteria yang telah ditetapkan rumah sakit. Dalam
kasus ini, layanan yang diberikan tidak memenuhi syarat untuk diakui baik sebagai
piutang maupun pendapatan dalam laporan keuangan rumah sakit.
c. Investasi
Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelin, atau pada
nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian. Hasil
dari investasi yang tidak dibatasi (unrestricted) harus diklasifikasikan sebagai
perubahan saldo dana pada laporan operasi rumah sakit.
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresinya dalam dana
umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintah yang melakukan
pencatatan aktivanya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu.
e. Aktiva yang disisihkan
Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang
penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana
tersebut. Jadi, aktiva yang ditetapkan untuk tujuan tertentu oleh pihak internal
rumah sakit dan dikendalikan sendiri tidak diklasifikasikan sebagai aktiva terikat
(restricted assets), namun dianggap sebagai aktiva yang disisihkan (limited
assets). Aktiva yang disisihkan ini adalah sumber daya yang sebelumnya dijelaskan
sebagai board designed resources.
2. Laporan Operasi
Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan
Operasi. Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi
lainnya yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan
operasi harus dinyatakan suatu indicator kinerja seperti halnya laba bersih dalam
perusahaan, yang melaporkan hasil kegiatan operasi rumah sakit selama periode
berjalan. Indikator kinerja ini harus mencakup baik laba/rugi operasi selama periode
berjalan maupun laba lain yang diperoleh selama operasi berjalan. Contoh laba lian
yang dimaksud adalah pendapatan investasi (baik yang telah direalisasikan mapun
belum direalisasi). Judul dari indikator ini misalnya “Surplus Pendapata dan
Sumbangan Lainnya atas Belanja.”
Perubahan lainnya dalam saldo dana selama periode berjalan harus dilaporkan
setelah indikator kinerja, misalnya transfer-transfer yang terjadi secara internal antar
dana yang ada.
Berikut adalaha pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian.
a. Pendapatan jasa pasien
Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah bruto dengan menggunakan tarif
standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi dengan penyesuaian kontraktual
menjadi pendapatan bersih jasa pasien.
b. Penyesuaian kontraktual
Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses
penggantian pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang
dari jumlah tariff standar penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien
yang menjadi tanggungan asuransi. Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar
untuk jasa-jasa yang diberikannya namun rumah sakit bisa saja menjalin kontrak
dengan pembayar pihak ketiga di mana rumah sakit menerima jumlah pembayran
yang lebih rendah untuk jasa-jasa tersebut. Dalam hal ini, rumah sakit membuat
penyesuaian kontraktual dari tarif jasa normalnya.
c. Pendapatan dari kegiatan lainnya
Pendapatan dari kegiatan lainnya mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber
bukan pasien, seperti kantin dan sewa parkir. Pendapatan tersebut biasanya
mencerminkan jumlah bersih dari operasinya, jadi bukan jumlah brutonya.
d. Transfer antardana
Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam dana terikat ketika
persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor/donor sudah terpenuhi. Dalam
hal ini, aktiva tersebut harus ditransfer dari dana terikat ke dana tidak terikat.
Untuk tujuan pelaporan keuangan, transfer antardana ini dilaporkan dalam
laporan operasi sebagai “Pelepasan Saldo Dana” dan ditunjukkan sebagai
penambahan atas Dana tidak terikat.
e. Beban dana umum
Beban-beban dalam dana umum diakui secara akurat, seperti halnya pada entitas
komersial.
f. Sumbangan
Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan
berbentukaktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang
berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika
terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka perkiaraan nilai dari
donasi jasa dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban
dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan
pada nilai wajar pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan. Jika donasi aktiva
ini penggunaannya dibatasi oleh pihak sponsor/donor maka dilaporkan dalam
dana terikat sementara atau dana terikat permanen. Ketika pembatasanya sudah
tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari dana terikat ke dana umum.
Aplikasi akuntansi dana juga dapat kita lihat dalam praktik akuntansi di universitas
sebagai salah satu jenis organisasi nirlaba. Modul ini akan membahas bagaimana aturan dan
prinsip-prinsip penggunaan akuntansi dana dalam institusi universitas di Amerika Serikat
(AS). Dalam pengaturannya, universitas dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Universitas yang dikelola Pihak Swasta (Private University). Dalam hal ini pelaksanaan
akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntasi yang dikembangkan oleh Finansial
Accounting Standard Board-FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam
pernyataan (FASB Statement) No. 117 tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi
Nirlaba.
2. Universitas yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public University). Dalam hal ini pelaksanaan
akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang dikembangkan oleh
Govermental Accounting Standards Board-GASB (Dewan Standar Akuntansi
Pemerintahan) khususnya dalam pernyataan (GASB Statement) No. 15 tentang “Model
Pelaporan Keuangan untuk Universitas”.
Modul ini akan membahas jenis universitas yang kedua berdasarkan ketentuan
akuntansi dana yang dikembangkan dalam pernyataan GASB No.15.
Dana Lancar (Current Funds) adalah dana yang didirikan oleh universitas untuk mengelola
kekayaan atau sumber daya (resources) yang akan digunakan dalam rangka membiayai
kegiatan operasional sehari-hari. Current funds ini dibagi menjadi dua, yaitu dana yang
penggunaannya tidak terbatas pada tujuan tententu (restricted current funds).
Dana Pinjaman (Loan Funds)adalah dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-dana
yang akan digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada pegawai universitas maupun
pihak-pihak lain yang terikait dengan univeritas.
Dana Abadi (Endowment Funds)adalah dana yang dikumpulkan dan kemudian dikelola oleh
universitas tidak untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini “diabadikan” kemudian dikelola
dalam bentuk investasi yang hasilnya (return) bisa dimanfaatkan untuk penggunaan jangka
pendek.
Dana Anuitas dan Pensiun (Annuity and Life Income Funds)adalah semacam dana pensiun
yang dikelola oleh universitas, sedangkan Dana Pembangunan (Plant Funds) adalah dana
yang dikumpulkan dengan tujuan penggunaan berupa pembangunan gedung, fasilitas, dan
akitiva tetap lainnya.
Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi dana untuk unit-unit
pemerintah. Keduanya mencatat pendapatan dan belanja untuk masing-masing dana,
menggunakan anggaran untuk merencanakan dan memonitor operasi, dan juga
menggunakan sistem beban pemesanan (encumbrances) untuk mencatat pesanan
pembelian yang dilakukan, memiliki transaksi dan transfer antardana, serta menyajikan
neraca serta laporan operasi untuk periode berjalan.
Akan terjadi, terdapat perbedaan di antara keduanya dalam hal dana yang diterima.
Akuntansi dana untuk universitas harus memisahkan antara dana terikat (restricted funds)
dan dana tidak terikat (unrestricted funds). Pembatasan (restriction) yang dimaksud berasal
dari pihak eksternal universitas. Pihak mana-jemen univesitas juga dapat menyisihkan uang
untuk tujuan tertentu. Namun, manajemen tidak boleh membatasi penggunaan suatu dana.
Sehingga ketika istilah pembatasan digunakan dalam akuntansi dana untuk universitas, hal
ini mengacu pada pembatasan dari pihak eksternal universitas atas penggunaan suatu dana,
bukan mengacu pada penyisihan dana secara internal.
Secara ringkas, akuntansi dana dan pelaporannya untuk universitas dapat dilihat pada
Figur berikut :
Figur Akuntansi Dana Universitas dan Pelaporannya
Kelompok Dana
Lancar Pinjaman Abadi Anuitas Pembangu
Tidak Terikat dan nan
Terikat pensiun
Dasar Akrual Pendapat Pemasukan dan sumbangan
Akuntan an diakui (contributions) dan transfer langsung
si saat dana dicatat sebagai kredit pada saldo dana.
dibe- Dana untuk dibelanjakan ditransfer ke
lanjakan Dana lancar kecuali untuk belanja modal
dan pelunasan utang yang dicatat pada
Dana Pembangunan
Laporan Laporan pendapatan
Keuanga Laporan Perubahan Saldo Dana
n Neraca ( Kombinasi)
Seperti dapat dilihat pada Figur, ada tiga laporan keuangan yang harus dibuat oleh
suatu universitas, yaitu :
1. Laporan pendapatan, belanja, dan beban lainnya (statement of current funds revenues,
expenditures, and other changes)
2. Laporan perubahan saldo dana (statement of changes in fund balance)
3. Neraca kombinasi (combined balance sheet)
Pada bagian akhir dari bab ini akan disajikan dua laporan yang pertama, sementara
neraca yang disajikan hanya mencakup neraca untuk Dana Lancar. Namun yang dimaksud
dengan neraca kombinasi sebenarnya hanyalah gabungan neraca dari masing-masing dana.
Selanjutnya, pembahasan akuntansi dana untuk universitas ini akan berfokus pada Dana
Lancar.
B. Dana Lancar Tidak Terikat
Dana Lancar Tidak Terikat (Unrestricted Current Fund)mencatat dana yang dapat
dibelanjakan untuk menjalankan aktivitas utama dari universitas dari yang penggunaannya
tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. Dana Lancar Tidak Terikat serupa dalam tujuannya
dengan Dana Umum pada entitas pemerintah.
Dasar akuntansi untuk Dana Lancar Tidak Terikat adalah dasar akrual, seperti yang
digunakan untuk entitas komersial. Namun, sebagai ganti laba bersih (net income), selisih
antara pendapatan dan belanja dicatat sebagai perubahan bersih atas saldo dana (net
change to fund balance).
Bagian keuangan dari universitas biasanya menyiapkan rincian anggaran menurut
fungsi, objek, departemen, dan kelompok belanja. Pencatatan ayat jurnal untuk anggaran ini
serupa dengan yang dicatat dalam akuntansi pemerin-tahan. Format ayat jurnal anggaran
adalah sebagai berikut :
Ayat jurnal anggaran tersebut ditutup pada akhir periode. Selain itu, seperti telah
disinggung sebelumnya, akuntansi dana untuk universitas juga menggunakan sistem
emcumbrances untuk mencatat pesanan pembelian yang dilakukan. Dengan sistem ini, ketika
dilakukan pesanan pembelian maka dicatatlah ayat jurnal berikut :
Setelah pesanan diterima maka jurnal diatas dibalik senilai proporsi pesanan yang diterima,
dan dilakukan pencatatan atas nilai pesanan yang sebenarnya diterima:
Cadangan Beban Belanja xxx
BebanB elanja xxx
Belanja xxx
Kas xxx
Dalam akuntansi dana untuk universitas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain:
Investasi
Investasi dilaporkan pada nilai wajar (fair value) dalam neraca suatu institusi public.
Pendapatan investasi, termasuk perubahan dalam nilai wajar investasi untuk periode
berjalan, harus dilaporkan sebagai pendapatan (revenue) dalam laporan operasi entitas yang
sesuai.
Sumbangan
Universitas mencari pemasukan dari alumni, perusahaan, dan lembaga eksternal untuk
memperbaiki program dan aktivitas pendidikannya. Selain itu, universitas juga dapat mencari
pemasukan tambahan dari lembaga-lembaga internalnya. Lembaga-lembaga yang menjadi
bagian integral dari univeisitas juga memiliki Dana Lancar serta dana-dana lainnya yang
disatukan dalam laporan keuangan universitas,
Yang perlu diperhatikan adalah pemisahan antara sumbangan yang meng-ikat
(resticted contributions) dengan sumbangan yang tidak mengikat (unrestrict-ed
contributions). Sumbangan yang mengikat yang diterima dicatat dalam Dana Lancar Terikat
dan dibelanjakan sesuai dengan batasannya. Sumbangan yang tidak mengikat dicatat dalam
Dana Lancar TidakTerikat dan dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan universitas yang telah
ditentukan. Beberapa pemasukan dapat berbentuk Dana Abadi di mana pokok dananya
(principat) harus dikelola selama periode tertentu. Pemasukan ini dicatat dalam rekening
Dana Abadi yang terpisah.
Pemasukan yang berupa properti d.iakui sebagai pendapatan pada nilai wajarnya.
Sedangkan pemasukan yang berupa jasa, seperti jasa dari mahasiswa lama untuk
melaksanakan prograin orientasi bagi mahasiswa baru, biasanya tidak dicatat oleh
universitas.
Depresiasi
Semua organisasi nirlaba, termasuk universitas, harus melaporkan depre-siasi
(penyusutan) dalam laporan keuangan untuk tujuan eksternalnya. Depresi-asi harus
dilaporkan sebagai belanja (expenditure) dalam dana yang mengguna-kan aktiva
bersangkutan selama periode berjalan.
Serupa dengan Dana Umum dalam akuntansi pemerintahan, Dana Lancar juga dapat
mengakuisisi aktiva, narnun terbatas pada aktiva Iancar/jangka pendek. Jadi, tidak ada aktiva
jangka panjang yang dilaporkan dalam Dana Lancar, Aktiva jangka panjang dilaporkan dalam
Dana Pembangunan terpisah yang digunakan untuk mencatat akuisisi aktiva tetap dengan
danayang berasal baik dari Dana Lancar maupun Dana Pembangunan sendiri. Akan tetapi
untuk akuisisi aktiva tetap dalam nilai yang besar tidak boleh menggunakan dana yang
berasal dari Dana lancar, namun harus menggunakan dana yang berasal dari dan dicatat
sebagai Dana Pembangunan.
Kas xxx
Saldo Dana xxx
Format ayat jurnal ketika dana tersebut dibelanjakan adalah sebagai berikut:
Belanja xxx
Saldo Dana xxx
Kas xxx
Pendapatan xxx
Jadi, dalam Dana Lancar Terikat, pendapatan tidak diakui sampai belanja yang sesuai
dengan tujuan tertentu telah dilakukan.
Daftar Pustaka
Nordiawan Deddi, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta. Ihyaul Ulum,
2004,
Bastian Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE UGM, Yogyakarta