Anda di halaman 1dari 29

AKUNTANSI RUMAH SAKIT

A. AKUNTANSI INDUSTRI KESEHATAN MASYARAKAT DI RUMAH SAKIT


Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Permasalahan yang
selalu timbul adalah sulitnya meramalkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan
masyarakat maupun kebutuhan sumber daya untuk mendukungnya. Di lain pihak
Rumah Sakit harus siap setiap saat dengan sarana, prasarana tenaga maupun dana
yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu Rumah Sakit
sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana untuk membiayai
kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan
tarip yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas.
Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit serta sistem keuangan
Pemerintah secara keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan
menjadi lebih besar dan terus meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) serta persiapan Badan Layanan Umum dari tahun ke
tahun. Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan,
tetapi juga membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif penyalahgunaan dalam
pengelolaan keuangan negara. Untuk itu diperlukan berbagai upaya dalam
mengatasinya.
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen
keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat
memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit
dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan
Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum
terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan
pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis) dan
Basis Kas (Cash Basis). Rumah Sakit mengharapkan ketentuan yang berlaku dapat
berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di
antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.
Secara operasional manajemen keuangan di Rumah Sakit harus dapat
menghasilkan data, informasi dan petunjuk untuk membantu pimpinan Rumah Sakit
dalam merencanakan, mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan agar mutu
pelayanan dapat dipertahankan/ditingkatkan pada tingkat pembiayaan yang wajar.

Manfaat Akuntansi Di Rumah Sakit


Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dan
perencanaan untuk keberhasilan pengembangan Rumah Sakit. Secara umum akuntansi
tidak lepas dari biaya (cost), dengan perhitungan biaya yang berbeda akan
menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta berdampak pada pengambilan
keputusan yang berbeda. Dengan demikian untuk pengambilan keputusan yang tepat
serta keberhasilan perencanaan diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah
Sakit secara optimal.
Sistem akuntansi Rumah Sakit bertujuan untuk memberikan informasi yang
sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk keberhasilan pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan serta perencanaan, terlebih lagi saat ini yang mana
Rumah Sakit telah ditetapkan sebagai Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP) ataupun
sebagai Badan Layanan Umum yang penerimaannya harus disetor ke Negara melalui
Kantor Kas Negara.

B. PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI


Rumah Sakit Umum khususnya milik pemerintah merupakan organisasi nirlaba, dimana
pelaporan akuntansinya diatur oleh PSAK no. 45. Adapun penjabaran dari laporan
akuntansi Rumah Sakit sesuai dengan PSAK No. 45 adalah sebagai berikut :
Laporan Keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode
pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan
catatan atas laporan keuangan.

1) Laporan Posisi Keuangan


a) Klasifikasi Aktiva Dan Kewajiban
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :
1. menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban.
2. berdasarkan tanggal jatuh tempo.
3. mengelompokan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke
dalam jangka pendek dan jangka panjang.
4. mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan
keuangan.
b) Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat Atau Tidak Terikat
1. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva
bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu:
terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
2. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau
temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam
laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

2) Laporan Aktivitas
a) Tujuan Dan Fokus Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan
perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih
dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan
posisi keuangan.
b) Perubahan Kelompok Aktiva Bersih
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen,
terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.

4) Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian


a) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan
beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.
b) Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam
periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang
disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
c) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih
tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
d) Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun
demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-
beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi,
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
e) Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok
program jasa utama dan aktivitas pendukung.

5) Laporan Arus Kas


a) Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
b) Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus kas dengan
tambahan berikut ini :
1. Aktivitas Pendanaan :
a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang.
b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non
kas : sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
C. AKUNTANSI DAN MASALAH PENGUKURAN
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (KMK) Nomor 1981 / MENKES / SK / XII /
2010 tentang Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum Rumah Sakit dapat mengatur
masalah pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau
peristiwa, agar laporan keuangan yang disajikan memuat informasi yang relevan dengan
kebutuhan para pengguna laporan. Pengukuran (measurement) yang terdapat dalam
Akuntansi Rumah Sakit, yaitu :
1) AKUNTANSI ASET
A) Aset Lancar
1. Kas dan Setara Kas
Pengukuran (Measurement)
1. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominal.
2. Kas dan setara kas diukur sebesar nilai nominal pada saat diterima.
2. Investasi Lancar/Investasi Jangka Pendek
Pengukuran (Measurement)
1. Penempatan dana di bank diukur pada nilai nominalnya.
3. Piutang
Pengukuran (Measurement)
1. Piutang diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value)
setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih.
2. Penyisihan kerugian piutang tak tertagih dibentuk sebesar nilai piutang
yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang
atau prosentase dari pendapatan.
3. Penyisihan kerugian piutang dibentuk sebesarnilai
piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan data historis
masing-masing BLU rumah sakit.
4. Penyisihan kerugian piutang ini tidak menggugurkan kewajiban BLU
rumah sakit untuk memproses penagihan piutang dan pengajuan usulan
penghapusan piutang ke Kementerian Keuangan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
5. Piutang pelayanan yang tidak terbayar atas permintaan penjamin (diskon
atau potongan tarif) menjadi beban subsidi pasien.
6. Piutang berkurang pada saat pembayaran diterima atau dihapuskan.
7. Piutang yang tidak tertagih dihapusbukukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
8. Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar dari penyisihan kerugian
piutang yang dicadangkan maka selisihnya diakui sebagai beban
penyisihan kerugian pada periode yang bersangkutan.
9. Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan maka diakui
sebagai pendapatan lain-lain.
4. Persediaan
Pengukuran (Measurement)
1. Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana
yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value).
2. Biaya perolehan persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya
konversi dan semua biaya lain yang timbul sampai persediaan berada
dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan atau dijual (present
location and condition).
3. Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan
pajak lainnya, dan biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya
secara langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan
dan jasa. Diskon dagang (trade discount) , rabat, dan pos lain yang
serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
4. Biaya perolehan persediaan tidak termasuk :
a. Jumlah pemborosan bahan, upah, atau biaya produksi lainnya yang
tidak normal.
b. Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses
produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya.
c. Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan sumbangan
untuk membuat persediaan berada dalam alokasi dan kondisi
sekarang.
d. Biaya penjualan.
5. Penurunan nilai persediaan pada periode pelaporan di bawah biaya
perolehannya diakui sebagai biaya pada periode berjalan.
6. Persediaan perlengkapan (supplies) habis pakai yang tidak dapat
dikaitkan langsung dengan kegiatan operasional BLU dinilai sebesar
harga perolehannya.
7. Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapt diganti dengan
barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang serta jasa yang
dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus harus diperhitungkan
berdasarkan identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing.
8. Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam huruf (g), dapat dihitung
dengan menggunakan rumus biaya ratarata tertimbang (weighted
average cost method).
9. Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan
tersebut harus diakui sebagai biaya pada periode di mana pendapatan
atas penjualan tersebut diakui. Setiap penurunan nilai persediaan di
bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan
harus diakui sebagai biaya pada periode terjadinya penurunan atau
kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan
karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui sebagai
pengurangan terhadap jumlah biaya persediaan pada periode terjadinya
pemulihan tersebut.

5. Uang Muka
Pengukuran (Measurement)
1. Uang muka diakui sebesar jumlah yang dibayarkan.
2. Pada akhir periode pelaporan, uang muka diakui sebesar nilai
barang/jasa/manfaat atau setaranya yang belum diakui/dibebankan pada
periode berjalan.

6. Biaya Dibayar Di Muka


Pengukuran (Measurement)
1. Biaya dibayar dimuka dicatat sebesar jumlah yang dibayarkan.
2. Pada akhir periode pelaporan, biaya dibayar di muka dicatat sebesar nilai
barang/jasa/manfaat atau setaranya yang belum diakui/dibebankan pada
periode berjalan.

B. Aset Tetap
Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)
1. Aset tetap dicatat dengan menggunakan model biaya.
2. Pada awalnya perolehan aset berwujud yang memenuhi kualifikasi sebagai
aset tetap diakui berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap,
tanah yang dibangun sendiri merupakan akumulasi seluruh beban perolehan
dan pengembangan tanah, berupa beban pematangan tanah, di luar beban
yang ditangguhkan akibat beban legal pengurusan hak.
3. Biaya perolehan tanah, antara lain, meliputi :
a. Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman, prasarana, bangunan
di atasnya yang harus dibeli kemudian dimusnahkan.
b. Biaya konstruksi atau pengurukan tanah, bila lahan tanah diciptakan.
c. Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi.
d. Biaya komisi perantara jual beli tanah.

C. Aset Tidak Berwujud


Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)
1. Aset tidak berwujud diakui pada saat dikeluarkannya dana untuk memperoleh
aset tersebut sebesar biaya perolehannya.
2. Biaya perolehan untuk pengembangan diakui sebagai beban pengembangan
yang ditangguhkan.
3. Aset tidak berwujud berkurang pada saat diamortisasi sebesar jumlah alokasi
yang sistematis.
4. Jumlah alokasi yang sistematis tersebut diakui sebagai beban amortisasi pada
saat terjadinya.

2) AKUNTANSI KEWAJIBAN
a) Kewajiban Jangka Pendek
Pengukuran (Measurement)
1. Kewajiban lancar berkurang pada saat pembayaran/ pelunasan oleh BLU
rumah sakit.
2. Kewajiban lancar dinilai sebesar jumlah rupiah atau nilai tunai sumber daya
ekonomi yang harus diserahkan kepada pihak lain atau sebesar utang lancar
baru yang timbul untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
b) Kewajiban Jangka Panjang
Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)
1. Kewajiban jangka panjang diakui pada saat BLU rumah sakit mencairkan dana
kewajiban jangka panjang tersebut dari pihak pemberi pinjaman.
2. Kewajiban jangka panjang diukur sebesar jumlah dana hasil pencairan yang
diperoleh ditambah biaya transaksi.
3. Selisih antara huruf (b) dengan jumlah pokok diamortisasi dengan
menggunakan suku bunga efektif.
4. Amortisasi tersebut diakui sebagai beban bunga.

3) AKUNTANSI EKUITAS
Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement). Ekuitas diakui pada
saat ditetapkannya nilai kekayaan BLU oleh pejabat yang berwenang :
1. Ekuitas diakui pada saat diterimanya bantuan hibah dari pemerintah berupa
aset yang tidak tercantum dan bukan merupakan bagian dalam DIPA BLU
rumah sakit.
2. Ekuitas diakui pada saat terjadinya perubahan nilai aset BLU rumah sakit
sebagai akibat revaluasi dan disahkan oleh menteri keuangan, dan
menambah nilai ekuitas awal.
3. Pengurangan ekuitas berasal dari defisit hasil usaha operasional BLU rumah
sakit.

4) AKUNTANSI PENDAPATAN
Pengukuran (Measurement)
1. Pendapatan usaha dari jasa layanan dan pendapatan usaha lain dicatat
sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
2. Pendapatan dari APBN dicatat sebesar nilai pengeluaran bruto belanja pada
SPM.
3. Pendapatan hibah berupa barang dicatat sebesar nilai wajar pada saat
perolehan.
4. Pendapatan hibah berupa uang dicatat sebesar jumlah kas yang diterima
oleh BLU rumah sakit.
5. Pengukuran pendapatan diatas menggunakan azas bruto.

5) AKUNTANSI BEBAN
Pengukuran (Measurement)
Beban dan kerugian dicatat sebesar :
1. Jumlah kas yang dibayarkan jika seluruh pengeluaran tersebut dibayar pada
periode berjalan.
2. Jumlah beban periode berjalan yang harus dibayar pada masa yang akan
datang.
3. Alokasi sistematis untuk periode berjalan atas beban yang telah dikeluarkan.
4. Jumlah kerugian yang terjadi.

D. AKUNTANSI DANA DI RUMAH SAKIT


Dalam akuntansi dana untuk Rumah Sakit, penyajian laporan informasi keuangannya
mengharuskan pembentukan dana (fund) yang dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)
Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund) adalah dana yang tidak dibatasi
penggunaannya pada suatu tujuan tertentu. Dana ini seperti halnya Dana Umum
(General Fund) di pemerintahan atau Dana Lancar Tidak Terikat ( Restricted Fund)
dalam akuntasi universitas, yang dibentuk untuk menjalankan operasi organisasi
sehari-hari.

2) Dana Terikat (Restricted Fund)


Dana Terikat (Restricted Fund) adalah dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu
tujuan tertentu yang biasanya muncul karena permintaan dari pihak eksternal yang
memberikan sumbangan. Menurut sifat pembatasannya, dana ini dibedakan menjadi :
a. Dana Terikat Sementara Waktu (Temporarily Restricted Fund), yaitu dana
dengan pembatasan yang bersifat sementara, dan
b. Dana Terikat Permanen (Permanently Restricted Fund), yaitu dana dengan
pembatasan yang bersifat permanen.
Aktiva (aset) yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum, sementara satu atau
lebih dana yang lain digunakan untuk mencatat aktiva yang terikat sementara waktu
dan terikat permanen. Selengkapnya, dana-dana yang umum digunakan dalam
akuntansi dana untuk Rumah Sakit dapat dilihat pada Figur berikut ini :
Kelompok Dana

Umum Terikat

Tujuan Khusus Terikat waktu Penggantian dan Abadi


Pengembangan
Fasilitas
Dasar Akrual Pemasukan/sumban gan (contribution), trans fer, dicatat secara
Akuntansi langu sng dalam dana yang bersangkutan.
Sumber daya/dana ditahan dalam masing-m asing dana hingga
dipind ahkan ke Dana Umum untuk belanja.
Deskripsi Dana dibatasi Dana tidak Dana dibatasi Dana abadi
Perbedaa untuk tujuan dapat untuk yang harus
n operational digunakan penambahan dikelola dan
tertentu. sampai waktu aktiva tetap. tidak untuk
yang digunakan.
ditentukan
pihak sponsor.
Laporan Neraca
Keuangan Laporan Operasi
Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan Arus Kas
Figur 12.1

Dana-dana Dalam Akuntansi Dana Rumah Sakit


a. Dana Umum
Dana Umum (General Fund) digunakan untuk mencatat sumber daya/dana
yang diterima dan dibelanjakan dalam menjalankan kegiatan operasional utama
dari Rumah Sakit. Dalam Dana Umum, direksi Rumah Sakit dapat menetapkan
pembatasan berupa penyisihan atas sumber daya tertentu (board-designated
resources). Dalam hal ini, dana yang disisihkan tetap dianggap sebagai Dana
Terikat namun pencatatannya harus mencantumkan tujuan penyisihan dana
tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena dana yang disisihkan berbeda dengan
dana yang dibatasi penggunaannya. Penyisihan dana berasal dari inisiatif internal
direksi Rumah Sakit, sedangkan pembatasan penggunaan dana berasal dari pihak
eksternal Rumah Sakit yang mensponsori dana tersebut.
b. Dana Terikat
Kelompok dana (Fund groups) yang digolongkan sebagai Dana Terikat
digunakan untuk mencatat dana yang penggunaannya dibatasi oleh donor atau
pihak yang mensponsori dana tersebut. Secara garis besar, seperti dijelaskan
sebelumnya kelompok Dana Terikat ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1) Pembatasannya bersifat sementara (temporarily restricted), yang termasuk
ke dalam Dana Terikat Sementara adalah :
a. Dana Untuk Tujuan Khusus (Specific Purpose Funds), yaitu dana atau
kekayaan yang dibatasi penggunaannya pada tujuan tertentu.
b. Dana Terikat Waktu (Time Restricted Funds), yaitu dana atau kekayaan
yang dibatasi penggunaannya sampai batas waktu tertentu, dan
c. Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas (Plant Replacement
and Expansion Funds), yaitu dana atau kekayaan yang khusus
dialokasikan untuk pembangunan dan/atau pengembangan aktiva
tetap.
2) Yang pembatasannya bersifat tetap (permanently rescrited).
Sedangkan yang termasuk dalam Dana Terikat Permanen adalah Dana Abadi
(Endouwment Funds). Deskripsi singkat tentang masingmasing dana
tersebut dapat dilihat pada bagan sebelumnya. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa dalam Dana Abadi, dana hanya boleh digunakan sebagai
modal/pokok, yang biasanya akan dikelola/diinvestasikan misalnya dalam
deposito. Penghasilan dari Investasi inilah yang baru dapat digunakan baik
untuk tujuan umum (tidak terikat) maupun untuk tujuan khusus (terikat
sementara).

E. LAPORAN KEUANGAN DI RUMAH SAKIT


Akuntansi ialah suatu sistem yang merupakan salah satu pokok kegiatan dalam
manajemen keuangan yang terdiri dari kegiatan mencatat, mengklasifikasikan dan
menyimpulkan semua transaksi dan kejadian-kejadian dalam suatu organisasi yang
menyangkut keuangan, sehingga didapatkan suatu data atau informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan.
Ditinjau dari segi pembukuan, akuntansi dibagi menjadi 2 sistem yang sangat penting
yaitu:
1) Sistem Cash Basis atau Kas Stelsel
Dalam sistem ini hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran uang, sehingga
sebetulnya sistem ini sangat sederhana, mudah dikerjakan dan tidak memerlukan
keahlian tinggi. Sistem ini telah dipakai oleh pemerintah kita termasuk Rumah
Sakit Pemerintah.
2) Accrual Basis
Pada sistem ini transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian, bukan
pada saat hak diterima atau dibayar, dan dicatat serta dilaporkan pada periode
yang bersangkutan. Dengan kata lain penghasilan diakui pada saat penyerahan
barang/jasa, bukan pada saat kas diterima; dan biaya diakui pada saat terjadinya,
buka pada saat kas dibayarkan. Dengan metode aktual, harta diakui pada saat
diperoleh kepemilikannya.

Terdapat empat laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh proses akuntansi, yaitu :
1. Neraca
Neraca rumah sakit tidak mempunyai perbedaaan mendasar, baik ini maupun proses
penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca
perusahaan yang sering kita kenal di sektor komersial. Namun demikian ada
beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan, antara lain :

a. Kas
Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada dana
terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi (misalnya, kas yang
terdapat pada Dana Pembangunan dan Dana Abadi)
b. Piutang
Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.
Denga demikian, dibuat penyajian tentang “penyisihan piutang tak tertagih.”
Rumah sakit biasanya juga memberikan pelayanan social, yaitu pelayanan
kesehatan Cuma-Cuma bagi pasien yang dapat menunjukkan bahwa ia tidak
mampu membayar menurut criteria yang telah ditetapkan rumah sakit. Dalam
kasus ini, layanan yang diberikan tidak memenuhi syarat untuk diakui baik sebagai
piutang maupun pendapatan dalam laporan keuangan rumah sakit.
c. Investasi
Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelin, atau pada
nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian. Hasil
dari investasi yang tidak dibatasi (unrestricted) harus diklasifikasikan sebagai
perubahan saldo dana pada laporan operasi rumah sakit.
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresinya dalam dana
umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintah yang melakukan
pencatatan aktivanya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu.
e. Aktiva yang disisihkan
Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang
penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana
tersebut. Jadi, aktiva yang ditetapkan untuk tujuan tertentu oleh pihak internal
rumah sakit dan dikendalikan sendiri tidak diklasifikasikan sebagai aktiva terikat
(restricted assets), namun dianggap sebagai aktiva yang disisihkan (limited
assets). Aktiva yang disisihkan ini adalah sumber daya yang sebelumnya dijelaskan
sebagai board designed resources.

f. Utang jangka panjang


Utang jangka panjang dilaporkanpada neraca. Hal ini berbeda dengan
kebanyakan entitas pemerintah yang melakukan pencatatan utang jangka
panjangnya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu.
g. Saldo dana
Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah dijelaskan, saldo dana yang
dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi (1) terikat, yang dapat digunakan
dengan bebas seusai kebijakan rumah sakit, (2) terikat sementara waktu, yang
baru dapat digunakan ketika kriteria tertentu dari phak sponsor terpenuhi, dan
(3) terikat permanen, yang dikelola dan hanya dapat digunakan hasilnya saja.

2. Laporan Operasi
Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan
Operasi. Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi
lainnya yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan
operasi harus dinyatakan suatu indicator kinerja seperti halnya laba bersih dalam
perusahaan, yang melaporkan hasil kegiatan operasi rumah sakit selama periode
berjalan. Indikator kinerja ini harus mencakup baik laba/rugi operasi selama periode
berjalan maupun laba lain yang diperoleh selama operasi berjalan. Contoh laba lian
yang dimaksud adalah pendapatan investasi (baik yang telah direalisasikan mapun
belum direalisasi). Judul dari indikator ini misalnya “Surplus Pendapata dan
Sumbangan Lainnya atas Belanja.”
Perubahan lainnya dalam saldo dana selama periode berjalan harus dilaporkan
setelah indikator kinerja, misalnya transfer-transfer yang terjadi secara internal antar
dana yang ada.
Berikut adalaha pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian.
a. Pendapatan jasa pasien
Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah bruto dengan menggunakan tarif
standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi dengan penyesuaian kontraktual
menjadi pendapatan bersih jasa pasien.
b. Penyesuaian kontraktual
Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses
penggantian pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang
dari jumlah tariff standar penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien
yang menjadi tanggungan asuransi. Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar
untuk jasa-jasa yang diberikannya namun rumah sakit bisa saja menjalin kontrak
dengan pembayar pihak ketiga di mana rumah sakit menerima jumlah pembayran
yang lebih rendah untuk jasa-jasa tersebut. Dalam hal ini, rumah sakit membuat
penyesuaian kontraktual dari tarif jasa normalnya.
c. Pendapatan dari kegiatan lainnya
Pendapatan dari kegiatan lainnya mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber
bukan pasien, seperti kantin dan sewa parkir. Pendapatan tersebut biasanya
mencerminkan jumlah bersih dari operasinya, jadi bukan jumlah brutonya.
d. Transfer antardana
Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam dana terikat ketika
persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor/donor sudah terpenuhi. Dalam
hal ini, aktiva tersebut harus ditransfer dari dana terikat ke dana tidak terikat.
Untuk tujuan pelaporan keuangan, transfer antardana ini dilaporkan dalam
laporan operasi sebagai “Pelepasan Saldo Dana” dan ditunjukkan sebagai
penambahan atas Dana tidak terikat.
e. Beban dana umum
Beban-beban dalam dana umum diakui secara akurat, seperti halnya pada entitas
komersial.
f. Sumbangan
Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan
berbentukaktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang
berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika
terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka perkiaraan nilai dari
donasi jasa dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban
dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan
pada nilai wajar pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan. Jika donasi aktiva
ini penggunaannya dibatasi oleh pihak sponsor/donor maka dilaporkan dalam
dana terikat sementara atau dana terikat permanen. Ketika pembatasanya sudah
tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari dana terikat ke dana umum.

3. Laporan Perubahan Aktiva Bersih


Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih, yaitu tidak
terikat, terikat sementara, dan terikat permanen.

4. Laporan Arus Kas


Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas komersial.
AKUNTANSI UNIVERSITAS

Aplikasi akuntansi dana juga dapat kita lihat dalam praktik akuntansi di universitas
sebagai salah satu jenis organisasi nirlaba. Modul ini akan membahas bagaimana aturan dan
prinsip-prinsip penggunaan akuntansi dana dalam institusi universitas di Amerika Serikat
(AS). Dalam pengaturannya, universitas dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Universitas yang dikelola Pihak Swasta (Private University). Dalam hal ini pelaksanaan
akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntasi yang dikembangkan oleh Finansial
Accounting Standard Board-FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam
pernyataan (FASB Statement) No. 117 tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi
Nirlaba.
2. Universitas yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public University). Dalam hal ini pelaksanaan
akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang dikembangkan oleh
Govermental Accounting Standards Board-GASB (Dewan Standar Akuntansi
Pemerintahan) khususnya dalam pernyataan (GASB Statement) No. 15 tentang “Model
Pelaporan Keuangan untuk Universitas”.

Modul ini akan membahas jenis universitas yang kedua berdasarkan ketentuan
akuntansi dana yang dikembangkan dalam pernyataan GASB No.15.

A. Struktur Dana di Universitas

Struktur dana untuk universitas terdiri atas :


1. Dana Lancar (Current Funds)
2. Dana Pinjaman (Loan Funds)
3. Dana Abadi (Endowment Funds)
4. Dana Anuitas dan Pensiun ( Annuity and Life Income Funds)
5. Dana Pembangunan (Plant Funds)

Dana Lancar (Current Funds) adalah dana yang didirikan oleh universitas untuk mengelola
kekayaan atau sumber daya (resources) yang akan digunakan dalam rangka membiayai
kegiatan operasional sehari-hari. Current funds ini dibagi menjadi dua, yaitu dana yang
penggunaannya tidak terbatas pada tujuan tententu (restricted current funds).

Dana Pinjaman (Loan Funds)adalah dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-dana
yang akan digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada pegawai universitas maupun
pihak-pihak lain yang terikait dengan univeritas.

Dana Abadi (Endowment Funds)adalah dana yang dikumpulkan dan kemudian dikelola oleh
universitas tidak untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini “diabadikan” kemudian dikelola
dalam bentuk investasi yang hasilnya (return) bisa dimanfaatkan untuk penggunaan jangka
pendek.
Dana Anuitas dan Pensiun (Annuity and Life Income Funds)adalah semacam dana pensiun
yang dikelola oleh universitas, sedangkan Dana Pembangunan (Plant Funds) adalah dana
yang dikumpulkan dengan tujuan penggunaan berupa pembangunan gedung, fasilitas, dan
akitiva tetap lainnya.
Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi dana untuk unit-unit
pemerintah. Keduanya mencatat pendapatan dan belanja untuk masing-masing dana,
menggunakan anggaran untuk merencanakan dan memonitor operasi, dan juga
menggunakan sistem beban pemesanan (encumbrances) untuk mencatat pesanan
pembelian yang dilakukan, memiliki transaksi dan transfer antardana, serta menyajikan
neraca serta laporan operasi untuk periode berjalan.
Akan terjadi, terdapat perbedaan di antara keduanya dalam hal dana yang diterima.
Akuntansi dana untuk universitas harus memisahkan antara dana terikat (restricted funds)
dan dana tidak terikat (unrestricted funds). Pembatasan (restriction) yang dimaksud berasal
dari pihak eksternal universitas. Pihak mana-jemen univesitas juga dapat menyisihkan uang
untuk tujuan tertentu. Namun, manajemen tidak boleh membatasi penggunaan suatu dana.
Sehingga ketika istilah pembatasan digunakan dalam akuntansi dana untuk universitas, hal
ini mengacu pada pembatasan dari pihak eksternal universitas atas penggunaan suatu dana,
bukan mengacu pada penyisihan dana secara internal.
Secara ringkas, akuntansi dana dan pelaporannya untuk universitas dapat dilihat pada
Figur berikut :
Figur Akuntansi Dana Universitas dan Pelaporannya

Kelompok Dana
Lancar Pinjaman Abadi Anuitas Pembangu
Tidak Terikat dan nan
Terikat pensiun
Dasar Akrual Pendapat Pemasukan dan sumbangan
Akuntan an diakui (contributions) dan transfer langsung
si saat dana dicatat sebagai kredit pada saldo dana.
dibe- Dana untuk dibelanjakan ditransfer ke
lanjakan Dana lancar kecuali untuk belanja modal
dan pelunasan utang yang dicatat pada
Dana Pembangunan
Laporan Laporan pendapatan
Keuanga Laporan Perubahan Saldo Dana
n Neraca ( Kombinasi)

Seperti dapat dilihat pada Figur, ada tiga laporan keuangan yang harus dibuat oleh
suatu universitas, yaitu :
1. Laporan pendapatan, belanja, dan beban lainnya (statement of current funds revenues,
expenditures, and other changes)
2. Laporan perubahan saldo dana (statement of changes in fund balance)
3. Neraca kombinasi (combined balance sheet)

Pada bagian akhir dari bab ini akan disajikan dua laporan yang pertama, sementara
neraca yang disajikan hanya mencakup neraca untuk Dana Lancar. Namun yang dimaksud
dengan neraca kombinasi sebenarnya hanyalah gabungan neraca dari masing-masing dana.
Selanjutnya, pembahasan akuntansi dana untuk universitas ini akan berfokus pada Dana
Lancar.
B. Dana Lancar Tidak Terikat
Dana Lancar Tidak Terikat (Unrestricted Current Fund)mencatat dana yang dapat
dibelanjakan untuk menjalankan aktivitas utama dari universitas dari yang penggunaannya
tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. Dana Lancar Tidak Terikat serupa dalam tujuannya
dengan Dana Umum pada entitas pemerintah.
Dasar akuntansi untuk Dana Lancar Tidak Terikat adalah dasar akrual, seperti yang
digunakan untuk entitas komersial. Namun, sebagai ganti laba bersih (net income), selisih
antara pendapatan dan belanja dicatat sebagai perubahan bersih atas saldo dana (net
change to fund balance).
Bagian keuangan dari universitas biasanya menyiapkan rincian anggaran menurut
fungsi, objek, departemen, dan kelompok belanja. Pencatatan ayat jurnal untuk anggaran ini
serupa dengan yang dicatat dalam akuntansi pemerin-tahan. Format ayat jurnal anggaran
adalah sebagai berikut :

Anggaran Pendapatan xxxxxx


Estimasi Belanja xxxxxx
Saldo Dana xxxxxx

Ayat jurnal anggaran tersebut ditutup pada akhir periode. Selain itu, seperti telah
disinggung sebelumnya, akuntansi dana untuk universitas juga menggunakan sistem
emcumbrances untuk mencatat pesanan pembelian yang dilakukan. Dengan sistem ini, ketika
dilakukan pesanan pembelian maka dicatatlah ayat jurnal berikut :

Beban Belanja xxx


Cadangan Beban B elanja xxx

Setelah pesanan diterima maka jurnal diatas dibalik senilai proporsi pesanan yang diterima,
dan dilakukan pencatatan atas nilai pesanan yang sebenarnya diterima:
Cadangan Beban Belanja xxx
BebanB elanja xxx

Belanja xxx
Kas xxx

Dalam akuntansi dana untuk universitas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain:

 Pendapatan dan Belanja


Sehubungan dengan pendapatan (revenue) dan belanja (expenditure), dalam akuntansi
dana untuk universitas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:.

a. Remisi Uang Kuliah dan Piutang Tak Tertagih


Uang kuliah atau SPP (tuition and fees) adalah sumber penddpatan utama dari Dana
Lancar Tidak Terikat. Dalam akuntansi dana untuk universitas, jumlah uang kuliah yang
seharusnya terkumpul berdasarkan tarif standar diakui secara penuh sebagai pendapatan.
Beasiswa dan remisi (potongan) uang kuliah yang diberikan universitas, termasuk piutang
tak tertagih dicatat sebagai belanja. Meskipun banyak beasiswa yang terdapat di sebuah
universitas, dalam Dana Lancar Tidak Terikat hanya dicatat beasiswa yang disponsori
langsung oleh universitas. Beasiswa lain yang berasal dari alumni atau perusahaan yang
dikelola oleh universitas dicatat dalam kelompok dana yang lain.

b. Pengembalian Uang Kuliah


Akuntansi dana untuk universitas mengharuskan pengembalian uang kuliah (untuk maha-
siswa yang mengundurkan diri) dicatat sebagai pengurangan pendapatan. Ketika
pengem-balian kepada mahasiswa tersebut disetujui, universitas mendebit pendapatan
dari uang kuliah dan mengkredit kas atau piutang.
c. Sesi Perkuliahan yang Berlangsung pada Dua periode
Suatu sesi perkuliahan mungkin dimulai pada satu periode berjalan namun baru
diselesaikan pada periode berikutnya. Akuntansi dana untuk universitas mengharuskan
bahwa uang kuliah yang dipungut untuk sesi perkuliahan tersebut diakui sebagai
pendapatan pada periode di mana sesi perkuliahan tersebut paling banyak
diselenggarakan, bersama dengan seluruh belanja yang berhubungan dengan sesi
perkuliahan tersebut. Jika uang kuliah dipungut pada periode berjalan namun sesi
perkuliahan kebanyakan diselenggarakan pada periode berikutnya, maka universitas
mencatat pemungutan uang kuliah sebagai debit pada kas dan kredit pada pendapatan
tangguhan (deferred revenue), pendapatan tangguhan, beserta belanja tangguhan
(deferred expenditure) jika ada, kemudian diakui sebagai pendapatan dan belanja yang
sesungguhnya pada periode berikutnya.

 Transfer dan Penyisihan Dana


Seperti dalam akuntansi pemerintahan, akuntansi dana untuk universitas juga memiliki
beragam transfer antardana. Namun, dalam akuntansi dana untuk universitas terdapat
istilah khusus yaitu transfer wajib (mandatory transfer) dan transfer tidak wajib
(nonmandatory transfer). Transfer wajib adalah transfer dari Dana Lancar ke dana lainnya
untuk memenuhi ketentuan dari pihak eksternal dalam suatu perjanjian. Transfer tidak wajib
adalah transfer serupa namun ditentukan sendiri oleh pihak universitas untuk berbagai
tujuan. Transfer tidak wajib juga dapat dilakukan dari dana lainnya ke dalam Dana Lancar.
Transfer wajib dan tidak wajib dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan yang
berhubungan dengan Dana Lancar serupa dengan transfer antar dana dalam akuntansi
pemerintahan.
Manajemen universitas juga dapat menyisihkan uang dalam Dana Lancar Tidak Terikat
untuk tujuan tertentu di masa depan, Penyisihan yang disebut dana yang penggunaannya
ditetapkan atau dialokasikan oleh dewan (board-designated funds) ini adalah penyisihan
internalyang serupa dengan penyisihan laba ditahan (retained earnings) dalam entitas
komersial. Manajemen dapat menetapkan atau mencabut penyisihan tersebut menurut
kebijakannya sendiri.

 Investasi
Investasi dilaporkan pada nilai wajar (fair value) dalam neraca suatu institusi public.
Pendapatan investasi, termasuk perubahan dalam nilai wajar investasi untuk periode
berjalan, harus dilaporkan sebagai pendapatan (revenue) dalam laporan operasi entitas yang
sesuai.

 Sumbangan
Universitas mencari pemasukan dari alumni, perusahaan, dan lembaga eksternal untuk
memperbaiki program dan aktivitas pendidikannya. Selain itu, universitas juga dapat mencari
pemasukan tambahan dari lembaga-lembaga internalnya. Lembaga-lembaga yang menjadi
bagian integral dari univeisitas juga memiliki Dana Lancar serta dana-dana lainnya yang
disatukan dalam laporan keuangan universitas,
Yang perlu diperhatikan adalah pemisahan antara sumbangan yang meng-ikat
(resticted contributions) dengan sumbangan yang tidak mengikat (unrestrict-ed
contributions). Sumbangan yang mengikat yang diterima dicatat dalam Dana Lancar Terikat
dan dibelanjakan sesuai dengan batasannya. Sumbangan yang tidak mengikat dicatat dalam
Dana Lancar TidakTerikat dan dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan universitas yang telah
ditentukan. Beberapa pemasukan dapat berbentuk Dana Abadi di mana pokok dananya
(principat) harus dikelola selama periode tertentu. Pemasukan ini dicatat dalam rekening
Dana Abadi yang terpisah.
Pemasukan yang berupa properti d.iakui sebagai pendapatan pada nilai wajarnya.
Sedangkan pemasukan yang berupa jasa, seperti jasa dari mahasiswa lama untuk
melaksanakan prograin orientasi bagi mahasiswa baru, biasanya tidak dicatat oleh
universitas.
 Depresiasi
Semua organisasi nirlaba, termasuk universitas, harus melaporkan depre-siasi
(penyusutan) dalam laporan keuangan untuk tujuan eksternalnya. Depresi-asi harus
dilaporkan sebagai belanja (expenditure) dalam dana yang mengguna-kan aktiva
bersangkutan selama periode berjalan.
Serupa dengan Dana Umum dalam akuntansi pemerintahan, Dana Lancar juga dapat
mengakuisisi aktiva, narnun terbatas pada aktiva Iancar/jangka pendek. Jadi, tidak ada aktiva
jangka panjang yang dilaporkan dalam Dana Lancar, Aktiva jangka panjang dilaporkan dalam
Dana Pembangunan terpisah yang digunakan untuk mencatat akuisisi aktiva tetap dengan
danayang berasal baik dari Dana Lancar maupun Dana Pembangunan sendiri. Akan tetapi
untuk akuisisi aktiva tetap dalam nilai yang besar tidak boleh menggunakan dana yang
berasal dari Dana lancar, namun harus menggunakan dana yang berasal dari dan dicatat
sebagai Dana Pembangunan.

C. Dana Lancar Terikat


Dana dalam Dana Lancar Terikat dapat digunakan untuk tujuan operasional dari
universitas sesuai batasan yang ditetapkan pihak eksternal yang men-sponsori dana
tersebut. Penerimaan dana dengan pembatasan (restriction) catat sebagai peningkatan
dalam kas dan saldo dana, namun tidak diakui sebagai pendapatan sampai ketentuan yang
membatasi penggunaan dana tersebut dipenuhi dan dana dibelanjakan sesuai dengan cara
yang telah ditetapkan.
Format ayat jurnal penenimaan dana dalam Dana Lancar Terikat adalah sebagai berikut:

Kas xxx
Saldo Dana xxx

Format ayat jurnal ketika dana tersebut dibelanjakan adalah sebagai berikut:

Belanja xxx
Saldo Dana xxx
Kas xxx
Pendapatan xxx

Jadi, dalam Dana Lancar Terikat, pendapatan tidak diakui sampai belanja yang sesuai
dengan tujuan tertentu telah dilakukan.

Daftar Pustaka

Nordiawan Deddi, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta. Ihyaul Ulum,
2004,

Akuntansi Sektor Publik, UMM PRESS, Yogyakarta.

Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.

Bastian Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE UGM, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai