Patahan Sumatera ini sangat tersegmentasi, dan terdiri dari 20 segmen geometris yang
didefinisikan utama, yang berkisar panjang dari sekitar 60 sampai 200 km. Panjang segmen ini
dipengaruhi dimensi sumber gempa dan telah membagi menjadi patahan-patahan lebih pendek
yang secara historis telah menyebabkan gempa dengan kekuatan antara Mw 6,5 hingga 7.7.
Kecepatan pergeseran yang tercatat disepanjang sesar arah barat laut ini sekitar 5mm/yr, di
sekitar Selat Sunda, dan memiliki kecepatan pergeseran hingga 27mm/yr di sekitar Danau Toba.
Nilai-nilai besaran pergeseran ini yang memberikan data dasar kuantitatif untuk memperhitungan
rata-rata periode timbulnya gempa-gempa ini yg dapat diperhitungkan untuk memperkirakan
perulangan gempa bumi besar di setiap segmen.
Gambar diatas memperlihatkan bagaimana patahan sumatera ini dipetakan dan dilihat
potensi gempa-nya. Kalau saja peta ini titampalkan (ditumpuk) dengan peta perkotaan dan peta
kepadatan penduduk tentunya dapat diperhitungkan sebesar apa risiko yang harus ditanggung.
Selain itu juga dapat dipakai untuk tujuan mitigasi supaya koran dan kerugian dapat ditekan.
Cara diatas sebenarnya sudah dipakai ketika membuat peta zonasi gempa 2010 seperti yang
pernah ditulis disini Peta Zonasi Gempa 2010 .
Dibawah ini segment-segmen Patahan Sumatera atau Patahan Semangko yang telah
bergerak menimbulkan gempa besar dalam tahun-tahun sebelumnya. Coba perhatikan, segment-
segment yang bergerak tidak berurutan lokasinya. Selain lokasi juga terjadinya gempa tidak
memiliki selang waktu yang sama. Sehingga terlihat acak.
Patahan Sumatera
Pada tanggal 28 Juni 1926, gempa dahsyat 7.8 Skala Richter mengguncang Padang
Panjang. Akibat gempa ini tercatat korban tewas lebih dari 354 orang. Kerusakan parah terjadi di
sekitar Danau Singkarak Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Padang Panjang, Kabupaten Solok,
Sawah Lunto dan Alahan Panjang. Gempa susulan mengakibatkan kerusakan pada sebagian
wilayah Danau Singkarak. Tercatat di Kabupaten Agam sebanyak 472 rumah roboh, 57 orang
tewas dan 16 orang luka berat. Di Padang Panjang sebanyak 2.383 rumah roboh, 247 orang
tewas. Dampak gempa juga menimbulkan banyak tanah terbelah, longsoran di Padang Panjang,
Kubu Krambil dan Simabur. Gempa kuat dengan magnitudo 5.6 Skala Richter juga pernah
terjadi pada 16 Pebruari 2004. Getaran gempa ini dirasakan di sebagian besar daerah Sumatera
Barat hingga pada VI MMI (Modified Mercalli Intensity) yang menimbulkan korban tewas
sebanyak 6 orang dan meluluhlantakkan ratusan bangunan rumah di Kabupaten Tanah Datar.
Selang beberapa hari kemudian, tepatnya pada 22 Pebruari 2004, gempa yang lebih besar
kembali mengguncang Sumatera Barat dengan magnitudo 6 Skala Richter. Yang mengakibatkan
satu orang korban tewas dan beberapa orang luka parah serta ratusan rumah rusak berat di
Kabupaten Pesisir Selatan.