Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN PROSES MENUA

Di susun oleh :

NAMA : NOVIA DWI LESTARI


NIM : A3R19051
PRODI : PROFESI NERS

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
JL.DR.WAHIDIN SUDIRO HUSODO TELP. (0355)322738 TULUNGAGUNG 66224
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

A. DEFINISI
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses normal yang dimulai sejak
pembuahan dan berakhir pada kematian. Sepanjang hidup tubuh berada pada keadaan
dinamis, ada pembangunan dan ada perusakan. Pada saat pertumbuhan, proses
pembangunan lebih banyak daripada proses perusakan. Setelah tumbuh secara faali
mencapai tingkat kedewasaan, proses perusakan secara berangsur akan melebihi
proses pembangunan. Inilah saatnya terjadi proses menua atau aging (Nugroho,
2012).
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di
ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi
dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati.

B. PROSES MENUA
Proses menua merupakan suatu proses yang wajar, bersifat alami dan akan
dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang (Nugroho, 2000).
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006).

C. TEORI PROSES MENUA


a. Teori Biologis (Nugroho,2000)
Penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan perubahan
yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam yang berakhir dengan
kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat interaksi sel dengan
lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif. Teori
biologik tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Teori genetik
perubahan yang berkaitan dengan usia, timbul akibat penyebab di dalam sel
sendiri ,terbagi menjadi :
1) Teori genetik clock
Tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses
penuaan
2) Teori mutasi somatik
Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA (Deoxyribonucleic Acid)
dan RNA (Ribonucleic acid) terjadi terus-menerus sehingga terjadi
penurunan fungsi organ dan perubahan sel menjadi kanker atau penyakit.
b) Teori Non biologik
 Perubahan yang  terjadi diakibatkan oleh pengaruh lingkungan, yang terbagi
menjadi 5 yaitu:
1) Teori penurunan system imun tubuh (outo-immune theory)
2) Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)
3) Teori menua akibat metabolisme
4) Teori lantai silang (cross link theory)
5) Teori fisioogis
b. Teori Sosiologi
a) Teori interaksi sosial
Kemanpuan lanjut usia menjalin interaksi sosial.
b) Teori aktivitas atau kegiatan
Kemampuan lanjut usia yang aktiv dalam kegiatan sosial,dapat mempertahankan
aktivitas selama mungkin,mempertahankan hubungan antara system sosial dan
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.
c) Teori kepribadian berlajut (continuity theory)
Gaya hidup yang tidak berubah higga lanjut usia.
d) Teori pembebasan/penarikan diri (disengagement theory)
Menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan
diri.
D. TUGAS DAN PERKEMBANGAN LANSIA
Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarg yaitu:
1) Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa
umurnya.

2) Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan


pasangan hidupnya, keluarga, dan teman.

3) Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait


dengan status kesehatan dan ekonomi

4) Menyiapkan pendapatan yang memadai

5) Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal

6) Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif

7) Memelihara kebersihan diri

8) Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan


teman

9) Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi

10) Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan


status

11) Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan

12) Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi penyakit
diri dan pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang
disayangi; menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi

13) Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan kenyamanan


dalam filosofi atau agama.

E. BATASAN LANJUT USIA


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Psychologymania, 2013 batasan
lanjut usia meliputi :
1) Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.

3) Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.


4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

F. PATHWAY PROSES MENUA

Proses Menua

Fase 3 klinik
Fase 1 subklinik Fase 2 transisi

Usia 25-35 Penurunan hormon Usia 45 produksi hormon


(testosteron, growt hormon, estrogen) Usia 35-45 sudah berkurang
Penurunan hormon 25 % hingga akhirnya berhenti

Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres

Peningkatan radikal bebas

Kerusakan sel-seDNA
(sel-sel tubuh)

Sistem dalam tubuh mulai terganggu

G. TANDA DAN GEJALA


a) Fisik
1. Sel
1) Lebih sedikit jumlahnya.
2) Lebih besar ukurannya.
3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati.
5) Jumlah sel otak menurun.
6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
7) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.
2. System persarafan
1) Berat otak menurun 10-20%. (Setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).
2) Cepatnya menurun hubungan persarafan.
3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
4) mengecilnya saraf panca indra.Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf penciumdan perasa, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
5) Kurang sensitif terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran
1) Presbiakusis ( gangguan dalam pendengaran ). Hilangnya kemampuan
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-
nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
2) Otosklerosis akibat atrofi membran tympani .
3) Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin.
4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stres.
4. Sistem penglihatan
1) Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
3) Kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak.
4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
5) Hilangnya daya akomodasi.
6) Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandangannya.
7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau.
5. Sistem kardiovakuler
1) Elastisitas dinding aorta menurun.
2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini menyebabakan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembulu darah
perifer untuk oksigenisasi,. Perubahan posisi dari tidur ke duduk atau dari
duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan
pusing mendadak.
5) Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer.
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
1) Temperatur tubuh menurun ( hipotermia ) secara fisiologis akibat
metabolisme yang menurun.
2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
akibatnya aktivitas otot menurun.
7. Sistem respirasi
1) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
2) Menurunnya aktivitas dari silia.
3) Paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
4) Alveoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
5) Kemampuan untuk batuk berkurang.
6) Kemampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan
pertambahan usia.
8. Sistem Gastrointestinal.
1) Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi yang buruk dan
gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf pengecapm di lidah
terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3) Eosephagus melebar.
4) Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6) Daya absorbsi melemah.
9. Sistem Reproduksi.
1) Menyempitnya ovari dan uterus.
2) Atrofi payudara.
3) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur.
4) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal kondisi
kesehatan baik.
5) Selaput lendir vagina menurun.

10. Sistem Perkemihan.


1) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin,
darah yang masuk ke ginjal disaring di glomerulus (nefron). Nefron menjadi
atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%.
2) Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil
meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin pada pria.
11. Sistem Endokrin.
1) Produksi semua hormon menurun.
2) Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan
menurunnya daya pertukaran zat.
3) Menurunnya produksi aldosteron.
4) Menurunya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron, estrogen, dan
testosteron.
12. Sistem Kulit ( Sistem Integumen )
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2) Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinisasi,
serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.
3) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
4) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
5) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan vaskularisasi.
6) Pertumbuhan kuku lebih lambat.
7) Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya.
8) Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
13. Sistem Muskuloskletal
1) Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh.
2) Kifosis
3) Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas.
4) Persendiaan membesar dan menjadi kaku.
5) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
6) Atrofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil ).Otot-otot serabut mengecil
sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi
tremor.
7) Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

b) Psikologis
1. Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna
tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain :
a. Kehilangan finansial (income berkurang).
b. Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya).
c. Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
d. Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
2. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.
4. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
5. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya
pengobatan.
6. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
7. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.
8. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
9. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan
family.
10. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
c) Spritual
1. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
2. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.
3. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer, Universalizing,
perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak
dengan cara memberikan contoh cara mencintai keadilan (Nugroho, 2012).

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu
diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering
dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui adanya gangguan / penyakit
tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
1) Pemerikasaan hematologi rutin

2) Urin rutin

3) Glukosa

4) Profil lipid

5) Alkalin pospat

6) Fungsi hati

7) Fungsi ginjal

8) Fungsi tiroid

9) Pemeriksaan feses rutin

I. PENGKAJIAN
Perawat mengkaji perubahan pada perkembanga fisiologis, kognitif dan perilaku
sosial pada lansia

1) Perubahan fisiologis

a. Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :

Temuan Normal
Sistem Warna kulit Pigmentasi berbintik/bernoda
integumen diarea yang terpajan sinar
matahari, pucat meskipun tidak
anemia
Kelembaban Kering, kondisi bersisik
Suhu Ekstremitas lebih dingin,
penurunan perspirasi
Tekstur Penurunan elastisitas, kerutan,
kondisi berlipat, kendur
Distribusi lemak Penurunan jumlah lemak pada
ekstremitas, peningkatan jumlah
diabdomen
Rambut Penipisan rambut
Kuku Penurunan laju pertumbuhan
Kepala dan leher Kepala Tulang nasal, wajah menajam, &
angular
Mata Penurunan ketajaman penglihatan,
akomodasi, adaptasi dalam gelap,
sensivitas terhadpa cahaya
Telinga Penurunan menbedakan nada,
berkurangnya reflek ringan,
pendengaran kurang
Mulut, faring Penurunan pengecapan, aropi
papilla ujung lateral lidah
Leher Kelenjar tiroid nodular
Thoraxs & paru- Peningkatan diameter antero-
paru posterior, peningkatan rigitas
dada, peningkatan RR dengan
penurunan ekspansi paru,
peningkatan resistensi jalan nafas
Sistem jantung Peningkatan sistolik, perubahan
& vascular DJJ saat istirahat, nadi perifer
mudah dipalpasi, ekstremitas
bawah dingin
Payudara Berkurangnnya jaringan payudara,
kondisi menggantung dan
mengendur
Sistem Penurunan sekresi keljar saliva,
pencernaan peristatik, enzim digestif,
konstppasi
Sistem wanita Penurunan estrogen, ukuran
reproduksi uterus, atropi vagina
pria Penurunan testosteron, jumlah
sperma, testis
Sistem Penurunan filtrasi renal, nokturia,
perkemihan penurunan kapasitas kandung
kemih, inkontenensia
wanita Inkontenensia urgensi & stress,
penurunan tonus otot perineal
pria Sering berkemih & retensi urine.
Sistem Penurunan masa & kekuatan otot,
muskoloskeletal demineralisasi tulang,
pemendekan fosa karena
penyempitan rongga
intravertebral, penurunan
mobilitas sendi, rentang gerak
Sistem neorologi Penurunan laju reflek, penurunan
kemampuan berespon terhadap
stimulus ganda, insomia, periode
tidur singkat

b. Tingkat Kemandirian Lansia :

Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk


melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri.Indeks Katz adalah alat
yang secara luas digunakan untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada
lansia dan penyakit kronis. Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan
mengukur efek tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi. Indeks ini
merentang kekuatan pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, kontinen dan makan.

c. Tingkat Kemandirian Lansia :

A : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian


dan mandi

B: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali satu dari fungsi
tambahan
C: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan

D: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,


berpakaian dan satu fungsi tambahan

E: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,


berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan

F: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,


berpakaian, ke kamar kecil

G: Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

2) Perubahan Kognitif

Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa muncul akibat kesalahan
konsep karena lansia mengalami kerusakan kognitif. Akan tetapi perubahan struktur
dan fisiologi yang terjadi pada otak selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan
adaptif & fungsi secara nyata (ebersole &hess, 1994)

Pengkajian status kognitif

 SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)

Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual terdiri dari 10
hal yang menilai orientasi, memori dalam hubungan dengan kemampuan perawatan
diri, memori jauh dan kemam[uan matematis.

 MMSE (mini mental state exam)

Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,perhatian dank


kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan paliong tinggi adalaha
30, dengan nialu 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan leboh lanjut.

 Inventaris Depresi Bec


Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang behubungan dengan
depresi. Setiap hal direntang dengan menggunakan skala 4 poin untuk menandakan
intensitas gejala

3) Perubahan psikososial

Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang terjadi pada penuaan.

Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi beberapa perubahan biasa terjadi pada
mayoritas lansia.

 Pengkajian Sosial

Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada seluruh tingkat

kesehatan dan kesejahteraan lansia. Alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk
mengkaji fungsi social lansia adalah APGAR Keluarga. Instrument disesuaikan untuk
digunakan pada klien yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-
temannya atau dengan keluarga. Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat
tinggi, nilai 4 – 6 disfungsi keluarga sedang.

A : Adaptation

P : Partnership

G :Growth

A :Affection

R : Resolve

 Keamanan Rumah

Perawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia untuk menjamin tidak adanya
bahaya yang akan menempatkan lansia pada resiko cidera. Faktor lingkungan yang
harus diperhatikan :

1) Penerangan adekuat di tangga, jalan masuk & pada malam hari

2) Jalan bersih

3) Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat


4) Alas kaki stabil dan anti slip

5) Kain anti licin atau keset

6) Pegangan kokoh pada tangga / kamar mandi

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Wilkinson, 2011 (Berdasarkan
NANDA 2011)
1) Defisit perawatan diri : berpakaian, makan, eliminasi

2) Gangguan sensori persepsi (tipe penglihatan, pendengaran, taktil, olfaktori)

3) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

4) Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbetasan kognitif, salah


interpretasi, kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat, tidak familier
dengan sumber informasi

5) Gangguan pola tidur

6) Resiko cedera

7) Hambatan interaksi sosial

8) Kerusakan memori
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah,S.(2009). Lanjut Usia Dan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika: Yogyakarta


Nugroho,W. (2012). Keperawatan gerontik dan geriatrik. Jakarta: EGC
Nugroho,W. ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta
Patricia Gonce Morton et.al. (2011). Keperawatan Kritis: pendekatan asuhan holistic
ed.8; alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC
Potter dan Perry. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta: EGC.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik.
Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith. (2011). Buku saku diagnosa keperawatan: diagnose NANDA,
intervensi NIC, Kriteria hasil NOC, ed.9. Alih bahasa, Esty Wahyuningsih; editor
edisi bahasa Indonesia, Dwi Widiarti. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • HDR New
    HDR New
    Dokumen8 halaman
    HDR New
    Muslimin
    Belum ada peringkat
  • PENGKAJIAN - KELUARGA - P - Suharyoto (Baru) - Gabung - Perkesmas Covid
    PENGKAJIAN - KELUARGA - P - Suharyoto (Baru) - Gabung - Perkesmas Covid
    Dokumen19 halaman
    PENGKAJIAN - KELUARGA - P - Suharyoto (Baru) - Gabung - Perkesmas Covid
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Dokumen19 halaman
    Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Gambar DDST Ii
    Gambar DDST Ii
    Dokumen8 halaman
    Gambar DDST Ii
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Waham 1
    Waham 1
    Dokumen8 halaman
    Waham 1
    Muslimin
    Belum ada peringkat
  • Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Dokumen19 halaman
    Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • NOVIA
    NOVIA
    Dokumen1 halaman
    NOVIA
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Proposal Supervisi
    Proposal Supervisi
    Dokumen19 halaman
    Proposal Supervisi
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • LP DPD Rizal
    LP DPD Rizal
    Dokumen11 halaman
    LP DPD Rizal
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • LP DPD Novia Dwi
    LP DPD Novia Dwi
    Dokumen11 halaman
    LP DPD Novia Dwi
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Askep Benar 1
    Askep Benar 1
    Dokumen40 halaman
    Askep Benar 1
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Cover Rizky
    Cover Rizky
    Dokumen7 halaman
    Cover Rizky
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Askep RBD
    Askep RBD
    Dokumen32 halaman
    Askep RBD
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • BAB III Perencanaan
    BAB III Perencanaan
    Dokumen25 halaman
    BAB III Perencanaan
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • BAB II Pengkajian
    BAB II Pengkajian
    Dokumen27 halaman
    BAB II Pengkajian
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Wa0001 PDF
    Wa0001 PDF
    Dokumen47 halaman
    Wa0001 PDF
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Proposal Supervisi
    Proposal Supervisi
    Dokumen19 halaman
    Proposal Supervisi
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Nurul Fatimah
    Nurul Fatimah
    Dokumen128 halaman
    Nurul Fatimah
    Firman Syah
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Dokumen2 halaman
    Lembar Persetujuan
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Wa0027
    Wa0027
    Dokumen2 halaman
    Wa0027
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Proposal Supervisi
    Proposal Supervisi
    Dokumen19 halaman
    Proposal Supervisi
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Wa0025
    Wa0025
    Dokumen56 halaman
    Wa0025
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Askep Kehamilan Dengan Hiv Aids
    Askep Kehamilan Dengan Hiv Aids
    Dokumen20 halaman
    Askep Kehamilan Dengan Hiv Aids
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Wa0000
    Wa0000
    Dokumen2 halaman
    Wa0000
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Wa0008
    Wa0008
    Dokumen7 halaman
    Wa0008
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Wa0009
    Wa0009
    Dokumen2 halaman
    Wa0009
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • WA0024hhh
    WA0024hhh
    Dokumen22 halaman
    WA0024hhh
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • WA0001bb
    WA0001bb
    Dokumen10 halaman
    WA0001bb
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • TEMPLATE SOAL BLUEPRINT 2012 - Pakek
    TEMPLATE SOAL BLUEPRINT 2012 - Pakek
    Dokumen5 halaman
    TEMPLATE SOAL BLUEPRINT 2012 - Pakek
    Novia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat