PERENCANAAN
A. Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan praktek profesi manajemen keperawatan
dalam menentukan kebijkan-kebijakan internal, maka kelompok menyusun
struktur organisasi sebagai berikut :
Ketua : Angga Miftakhul Nizar S.Kep.
Wakil Ketua : Danang Sorikhin S. Kep.
Sekretaris : 1. Devi Ratna Wulandari S.Kep.
2. Siti Riska lailatul Rosida S. Kep
Bendahara : Erning Puspita Ari Fanani S.Kep
PJ MAKP : Angga Miftakhul Nizar S.Kep
PJ Discharge Planning : Nur Rohmat Mustofa S.Kep dan
Karina Anggi Nurianti S.Kep
PJ Ronde Keperawatan : Erning Puspita Ari Fanani S.Kep dan
Agus Widodo S.Kep
PJ Sentralisasi obat : Danang Sorikhin S.Kep dan
M. Jamal Jainudin S.Kep
PJ Timbang terima : Rikko Fitra Widianto S. Kep dan
Phighi Azis Panitis S.Kep
PJ Penerimaan : Devi Ratna Wulandari S.Kep dan
pasien baru Gita Dwi Astuti S.Kep
PJ Supervisi : Aulia Nanda Lestari S.Kep dan
Siti Riska Lailatul Rosida S.Kep
PJ Dokumentasi : Seluruh Mahasiswa
60
61
SWOT yang dibuat, maka dibuat rencana strategi untuk pelaksanaan Model
Asuhan Keperawatan Profesional di IRNA Bougenvile adalah model asuhan
keperawatan Primer Kombinasi.
VISI
Terwujudnya rumah sakit rujukan yang handal dan terjangkau dalam
pelayanan khususnya penyakit syaraf dan jantung.
MISI
1. Meningkatkan mutu dan akses pelayanan khususnya penyakit saraf dan
jantung.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang bermutu di bidang
kesehatan dan kedokteran khususnya penyakit saraf dan jantung.
MOTO
B = BERMANFAAT
O = OBAT BAGI PASIEN
U = UNGGUL
G = GREGET
E = EMPATI
N = NYATA KERJANYA
V = VERIVIED
I = IKHLAS
L = LUWES
3. Pelaksanaan
MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai minggu I
sampai dengan minggu IV, praktek profesi manajemen keperawatan Irna
Bougenvile tanggal 30 April sampai dengan 26 Mei 2018.
4. Rencana Strategi
1. Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan yaitu model modifikasi
tim primer
2. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
3. Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
4. Melakukan pembagian jadawal serta pembagian tenaga perawat
5. Menerapkan model MAKP yang direncanakan
5. Kriteria evaluasi
1. Struktur
Model Asuhan Keperawatan Profesional dilaksanakan di Irna
Bougenvile berkoordinasi dengan pembimbing dan dengan
persetujuan dari pembimbing ruangan yang ada.
2. Proses
Selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional di Irna
Boegenvile berjalan sesuai denagan rencana
3. Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat di Irna Bougenvile tentang model
asuhan keperawatan profesional meningkat.
Kepala Ruangan
pengawasan, mengevaluasi
pengarahan dan pemberian askep
Bertanggung jawab
pengawasan
terhadap pasien
Memberi petunjuk
jika pasien akan
pulang
Memimopin timbang
terima
Mengisi resume
keperawataan
STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Ruangan
1. Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien
baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan,
medis, dan tata tertib ruangan.
2. Tujuan
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik.
b. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan klien.
c. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum.
d. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS.
3. Tahapan Penerimaan Pasien Baru
a. Tahap pra penerimaan pasien baru
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) Menyiapkan format pengkajian
4) Menyiapkan nursing kit
5) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
b. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
1) Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ perawat
primer/ perawat yang diberi delegasi.
2) Perawat Primer (PP) memperkenalkan diri kepada klien dan
keluarganya.
3) PP menunjukkan kamar/ tempat tidur klien dan mengantar ke
tempat yang telah ditetapkan.
4) PP bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur
(apabila pasien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan
posisi yang nyaman.
5) PP melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
66
E. SENTRALISASI OBAT
1. Pengertian
Sentralisasi obat adalah penegelolaan obat dimana seluruh obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan kepeada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam,2002)
2. Tujuan Pengelolaan Obat
Tujuan penegelolaan obat adalah menggunakan obat secara
bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien terpenuhi.
3. Tehnik Pengelolaan Obat (Sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat :
a. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepla ruanagan yang
secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
b. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol pengguna obat
c. Penerima obat :
Obat yang telah yang telah diserahkan ditunjukkan kepada
perawat dengan menerima lembar terima obat
Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui
(ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk
obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan
kapan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan
tentang 6T 1 W yaitu : Tepat jenis, Tepat waktu, Tepat dosis, Tepat
pasien, Tepat cara pemberian, Tepat pendokumentasian dan
waspada.
67
Keluarga/pasien
Farmasi / apotik
Keluarga / pasien
-surat persetujuan
Lembar serah terima obat
KARU/PP/perawat yang
menerima
69
Pengaturan/pengolaha
n oleh perawat
Klien/keluarga
F. TIMBANG TERIMA
a. Pengertian
Profesional dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat.Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
efektif anatar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu
bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat
pergantian sifh (timbang terima pasien).
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan / belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan
kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan.
b. Tujuan
a. Tujuan umum :
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
yang penting.
b. Tujuan khusus :
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien
c. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya
70
c. Manfaat
1. Bagi perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar
perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
2. Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
PASIEN
Diagnosa DIagnosa
Medis keperawatan
Permasalahan Teratasi
Sepenuhnya
Sebagian
Belum Teratasi
Baru
Perkembangan Klien
71
G. SUPERVISI
1. Pengertian
Supervisi adalah suatu tehnik pelayanan yang tujan utamanya adalah
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sma (H.Burton, 1997).
2. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada
klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan, dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
3. Manfaat Supervisi
a. Meningkatkan efektifitas kerja
Peningkatan efektifitas kerja ini berhubungan erat dengan makin
meningkatnaya pengetahuan dan ketrampilan bawahan, serta makin
terbianaya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
atasan dan bawahan.
b. Meningkatkan efisien kerja
Peningkatan efisiensi kerja ini erat hubungannya dengan makin
berkurangnaya kesalahan.
4. Prinsip Supervisi
Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
Supervisi memerlukan penegtahuan dasar manajemen, ketrampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manejemen dan kepemimpinan
Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi, dan dinyatakan
memulai petunjuk, peratuaran, uraian tugas, dan standart
Supervisi merupakan proses kerja sama yang didemonstrasikan antara
supervisor dan perawat pelaksana
Supervisi merupakan visi misi,falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik
Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreativitas dan motivasi
Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berhasil dan berdaya
guna dalam pelayanan keperawatan yang memeberi kepuasan klien,
perawat dan manjer.
73
5. Pelaksanaan Supervisi
1. Kepala ruang
a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanana kepelayanan pada
klien di runag perawatan
b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
perawatan pelayanan kesehatan di rumah sakit
c. Mengawasi perawat pelaksana dlam melaksanakan praktik
keperawatan di nruang perwatan sesuai dengan tugas yang
didelegasikan
2. Pengawas keperawatan
74
manajer keperawatan
Katim I Katim II
Menilai kinerja perawat
PP PP
PEMBINAAN :
Penyampaian penelitian
Katim I&II
Feed back
Program HE :
Penyediaan administratif Lain - lain
Control dan
obat/perawatan
Gizi
Keterangan :
1. Tugas perawat primer
Membuat rencana discharge planning
Membuat konseling
Memberikan pendidikan kesehatan
Menyediakan format discharge planning
Mendokumentasikan discharge planning
2. Tugas perawat associate
Melakukan agenda discharge planning (pada saat perawatan
dan saat perawatan diakhiri)
3. Tahap- Tahap Discharge Planning
a. Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data
tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga
merupakan bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus
aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah
sakit ke rumah dapat efektif.
Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :
a. Data kesehatan
b. Data pribadi
c. Pemberi perawatan
d. Lingkungan
e. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge
planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan
keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak
77
dan atau Konseler, Kepala Ruangan, Perawat Associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehtana (Nurslam, 2002).
Karakteristik :
- Pasien dilibatkan secara langsung.
- Pasien merupakan fokus kegiatan.
- PA, PP, dan melakukan diskusi bersama.
- Konselor memfasilitasi kreatifitas
- Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam
meningktakan kemampuan mengatai masalah.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalh pasien melalu pendekatan berpikir kritis
b. Tuhuan Khusus
1) Menumbuhkan cara berfikir berfikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
4) Menumbuhka pemikiran tentang tindakan keperawatan yan
berorentasi pada masalah pasien
5) Kemampuan kemampuan modifikasi rencana asuahan keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan bekerja
3. Manfaat
a. Maslah pasein dapat tertasi
b. Kebutuhan pasien dpat erpenuhi
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
d. Terjalin kerjasama antar tim kesehatan
e. Perawat dapat melakanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar
4. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk melaksanakan ronde keperawatan adalah
pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudag dilakukan tindakan keperawatan
b. Pasien dengan kasus baru
5. Metode
Diskusi
6. Alat Bantu
a. Sarana diskusi : buku, bolpoin.
b. Status /dokumentasi keperawatan pasien
c. Materi yang disampaikan secara lisan
7. Langkah-Langkah Kegiatan Ronde Keperawatan
Bagan 2.5 Langkah-langkah Dalam Ronde Keperawatan
Tahap pra ...........................................
PP
Penetapan pasien
80
Persiapan pasien :
- Informasi consent
- Hasil pengkajian/validasi - apa diagnosis keperawatan:
data - apa data yang mendukaung
- bagaimana intervensi yang
Tahap pelaksanaan dilakukan
- apa hambatan yang ditemukan
Di nurses stasion
Penyajian
.. masalah
Tahap pelaksanaan
Di kamar pasien
.. Validasi data
Keterangan
Pra ronde
1) Memenuhi kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
2) Menetukan ronde
3) Mencari sumber / literatur
4) Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian
5) Diskusi : apa diagnosa keerawatan, apa diagnos akeperawatan, apa
data yang mendukung, bagaimana intervensi yang sydah
dilakukan, dan hambatan yang ditemukan selama perawatan
Pelaksanaan ronde keperawatan
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksnanakan dan ataubtelah dilaksnakan serta memilih prioritas
yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus ersebut
81
3. Perencanaan
Prioritas masalah, criteria :
- Masalah yang mengancam kehidupan
- Masalah yang mengancam kesehatan
- Masalah yang mempengaruhi perilaku
Tujuan asuhan keperawatan, memenuhi syarat SMART
- Tujuan dirumuskan secara singkat
- Disusun berdasarkan diagnosis keperawatan
- Dapat diukur
- Dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
- Adanya target waktu pencapaian
Rencana tindakan keperawatan didasarkan pada NIC(Nursing
Intervention Classification). Jenis rencana tindakan ada 3
komponen :
- Diagnosis / observasi
- Edukasi / He
- Tindakan independent, dependen dan interdependen
4. Intervensi/Implementasi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
tindakan yang akan ditentukan dengan maksud agar kebutuhan
pasien terpenuhi secara optimal mencakup aspek peningkatan ,
pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan dengan mengikut
sertakan.
5. Evaluasi
Dilakukan secara periodic, sistematis, dan berencana untuk
menilai perkembangan pasien setelah tindakan keperawatan.
Kriteria :
- Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
- Evaluasi hasil menggunakan indicator perubahan fisiologis,
dan tingkah laku pasien
- Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan untuk
diambil tindakan selanjutnya
- Evaluasi melibatkan klien dan tim kesehatan lain
- Evaluasi dilakukan dengan standar (tujuan yang ingin dicapai
dan standar praktik keperawatan)