Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TELAAH KURIKULUM SEKOLAH II

Peta Konsep, Analisis Konsep, dan Miskonsepsi Materi “Sifat Koligatif Larutan”

Oleh :

Kelompok 1 Offering A

1. Ajeng Kusumawati (170331614082)

2. Aureralia Ariqoh N . (170331614088)

3. Harlindomas Nurjannah (180331616111)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MARET 2020
PETA KONSEP
Campuran
Salah satu Larutan
homogen contohnya
heterogen

berdasarkandaya hantar listrik terdiri dari terdiri dari

Sifat koligatif

Non Elektrolit Elektrolit Dibedakan menjadi


Pelarut Zat terlarut
terdiri
menentukan Sifat koligatif Sifat koligatif larutan dari
terdiri dari larutan elektrolit non-elektrolit
memiliki
Konsentrasi
dapat
dinyatakan Kenaikan titik didih
ditentukan
dengan
Elektrolit Elektrolit
Molalitas
lemah kuat Penurunan titik beku
ditentukan

Faksi mol Penurunan tekanan uap


ditentukan

Molaritas Tekanan osmosis


Faktor van’t hoff
ditentukan

Persen masa
berpengaruh pada

Persen volume
ANALISIS KONSEP

Atribut konsep Posisi


Label Jenis
Definisi Konsep Kritis Variabel Superordin Koordinat Subordinat Contoh Non Contoh
Konsep Konsep
at
Larutan Suatu campuran Konsep  Campuran  Konsentr Campuran -  Zat terlarut Larutan HCl, Aerosol, sol,
bersifat homogen konkret homogen asi  Pelarut Larutan emulsi
antara zat terlarut  Zat terlarut Larutan  Elektrolit NaOH
dengan pelarut  Pelarut  Jenis  Non
larutan elektrolit
 Sifat
koligatif
Non Larutan yang tidak Konsep  Tidak - Larutan Elektrolit - Akohol, gula, HCl, NaOH,
Elektrolit dapat menghantarkan abstrak terionisasi urea
listrik karena tidak contoh  Derajat
terdapat ion-ion yang konkret ionisasi = 0
terionisasi
 Tidak
menghantark
an listrik
 Menunjukan
gejala lampu
tidak menyala
dan tidak ada
gelembung
gas
Elektrolit Larutan yang dapat Konsep  Dapat  Derajat Larutan Non  Elektrolit HCl.NaOH, Akohol, gula,
menghantarkan arus abstrak terionisasi ioniasas elektrolit kuat KOH, NH4OH urea
listrik karena terdapat contoh  Dapat i  Elektrolit
ion-ion yang terionisasi konkret menghantark  Kekuata lemah
menjadi kation dan
an arus listrik n
anion
mengha
ntarkan
listrik

Elektrolit Larutan yang sangat Konsep  Terioniasasi - Elektrolit Elektrolit -  HCl  HF


kuat mudah menghantarkan abstrak sempurna lemah  NaOH  CH3COOH
listrik karena terionisasi contoh  Derajat  KOH  NH4OH
sempurna konkret ioniasai= 1  Garam  Garam
 Dapat mudah sukar
menghantarka larut larut:
n listrik kuat seperti AgCl, PbI2
 Menunjukan NaCl,
gejala lampu NaBr
terang dan
terdapat
gelembung gas
Elektrolit Larutan yang sangat Konsep  Terionisasi - Elektrolit Elektrolit -  HF  HCl
lemah sedikit mampu abstrak sebagian kuat  CH3COOH  NaOH
menghantarkan listrik contoh  Derajat  NH4OH  KOH
karena terionisasi konkret ioniasasi lebih  Garam  Garam
sebagian dari nol sukar mudah
kueang dari larut: larut
satu AgCl, PbI2 seperti
 Daya hantar NaCl,
listrik lemah NaBr
 Menunjukan
gejala lampu
redup/ tidak
menyala dan
sedikit
gelembung
gas
Faktor Ukuran efek zat terlarut Konsep  Larutan  Jumlah Elektrolit - - - -
van’t hoff terhadap sifat koligatif abtsrak elktrolit ion dari
seperti tekanan larutan
osmotic, penurunan elektroli
relatif dalam tekanan t
uap, kenaikan titik didih,  Derajat
dan penurunan titik ioniasas
beku. i
I = (1 + (n-1) ɑ)
Pelarut Zat yang jumlahnya Konsep Jumlahnya lebih Jenis zat yang Larutan Zat terlarut - Larutan HCl Larutan HCl
lebih banyak dalam abstrak banyak dalam dilarutkan diencerkan diencerkan
larutan larutan dengan air dengan air
Air sebagai HCl sebagai
pelarut zat terlarut
Zat Zat yang jumlahnya Konsep Jumlahnya lebih Jenis zat yang Larutan Pelarut Konsentrasi Larutan HCl Larutan HCl
terlarut lebih sedikit dalam abstrak sedikit dalam melarutkan diencerkan diencerkan
larutan larutan dengan air dengan air
HCl sebagai Air sebagai
zat terlarut pelarut
Konsentra Ukuran yang Konsep  Ada zat terlarut  Banyaknya Zat terlarut -  Molalitas Konsentrasi Volume HCl
si menyatakan banyaknya abstrak  Ada pelarut zat terlarut  Fraksi HCl 9M 10 ml
zat terlarut dalam  Banyaknya mol
sejumlah tertentu pelarut  Molaritas
pelarut atau larutan.  Persen
Konsentrasi dapat masa
dinyatakan dalam  Persen
molalitas, fraksi mol, volume
molaritas persen masa,
dan persen volume.
Molalitas Jumlah mol zat terlarut Konsep  Mol zat  Banyak Konsentrasi  Fraksi - Molalitas Konsentrasi
dalam setiap kg pelarut yang terlarut nya mol mol NaOH 0.2 m HCl 9M
𝑛 menyata  Molarit
𝑚=  Kg pelarut zat
𝑘𝑔 (𝑝𝑒𝑙) kan terlarut as
n= mol zat terlarut ukuran  Persen
 Banyak
kg pelarut atribut masa
nya kg
pelarut  Persen
volume
Fraksi mol Menyatakan jumlah mol Konsep  Mol zat  Banyakny Konsentrasi  Molalita - Suatu Molalitas
zat dalam jumlah mol yang  Mol total a mol zat s larutan NaOH 0.2 m
total larutan menyata  Banyakny  Molarit terdiri dari 3
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 kan mol zat
Xzat = 𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 a mol as
ukuran total  Persen terlarut dan
atribut masa 7 mol zat
 Persen terlarut B.
volume maka fraksi
mol A=0.3
Dan fraksi
mol B=0.7
Fraksi mol
total = 1
Molaritas Jumlah mol zat terlarut Konsep  Mol zat  Banyakny Konsentrasi  Molalita - Konsentrasi %b/b larutan
dalam setiap liter yang terlarut a mol za s NaOH 1 M gula 5 %
larutan menyata  Mol 1 L terlarut  Fraksi
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 kan
M= larutan  Banyakny mol
1𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
ukuran
a larutan  Persen
atribut masa
dalam
liter  Persen
volume

Persen Jumlah masa zat Konsep  Gram zat  Banyak Konsentrasi  Molalita - % b/b HCl 37 % v/v etanol
masa terlarut (gram) dalam yang terlarut nya s % 5%
tiap 100 gram larutan menyata  Gram gram  Fraksi
kan larutan terlarut mol
%masa= ukuran  Banyak  Molarit
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 atribut
𝑥100 nya as
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑟𝑦𝑡𝑎𝑛
gram  Persen
volume
larutan

Persen Jumlah volume zat Konsep  Volume  Banyak Konsentrasi  Molalita - % v/v etanol % b/b HCl 37
volume terlarut (liter) dalam yang zat nya s 5% %
dalam tiap 100 liter menyata  Fraksi
larutan kan terlarut volume mol
% volume ukuran  Volume terlarut  Molarit
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
= 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 x100 atribut larutan  Banyak as
nya  Persen
volume masa
larutan

Sifat Sifat yang bergantung Konsep  Zat terlarut  Larutan  Larutan  Factor  Sifat  Penurunan  Kemolara
koligatif pada jumlah partikel zat abstrak tidak mudah  Jumlah elektrol Van’t koligatif teknanan n
terlarut, dan tidak dengan menguap partikel it Hoff larutan uap  Kemolala
dipengaruhi oleh suatu contoh sehingga zat  Larutan  Konsentr elektrolit  Kenai n
jenis zat terlarut konkret tidak terlarut non- asi  Sifat  Penurunan  Fraksi
melainkan dipengaruhi elektrol koligatif kan titik mol
memberikan  Banyakny
oleh konsentrasi it larutan didih
kontribusi a volume
partikel zat larutan. non-  Penurunan
pada uapnya zatterlaru elektrolit titik beku
serta zat t tekanan  Tekanan
terlarut tidak uap osmosis
larut dalam  Kenaikan
pelarut titik didih
padat.  Penuruna
 Partikel zat n titik
terlarut beku
 Konsentrasi  Takanan
zat terlarut osmotrik
Sifat Sifat yang bergantung Konsep  Jumlah  Jumlah  molalita  sifat  Penuruna  Penuruna  C6H12O6
Koligatif pada banyaknya jumlah abstrak partikel zat partikel s koligatif n n
larutan partikel zat elektrolit dengan terlarut  Jumlah  larutan larutan tekanan tekanan
elektrolit terlarut hasil reaksi contoh  Larutan zat non- non- uap uap
ionisasi larutan konkret elektrolit terlarut elektrol elektrolit  Kenaikan  Kenaikan
elektrolit. it titik didih titik didih
 elektrolit
I = 1 +(n-1)α  Penuruna  Penuruna
n titik n titik
beku beku
 Takanan  Takanan
osmotrik osmotrik
Sifat Sifat yang tidak Konsep  Jumlah  Jumlah  mol  Sifat  Penuruna  Penurunan  NaCl
koligatif bergantung dengan abstrak partikel zat partikel koligatif n tekanan  HCl
larutan interaksi pada molekul dengan terlarut  Jumlah larutan tekanan uap  HNO3
non- pelarut dan zat terlarut contoh  Larutan non- zat elektrolit uap  Kenaikan  CH3COOH
elektrolit namun tergantung pada konkret elektrolit terlarut  Kenaikan titik didih  H2SO4
jumlah zat non-
 Non-
titik didih  Penurunan
elektrolit yang terlarut  Penuruna titik beku
elektrolit
n titik  Takanan
beku osmotrik
 Takanan
osmotrik
Kenaikan Temperatur tetap disaat Konsep  Merupakan  Titik didih Sifat  Penuruna  Molalitas Air mendidih Air mendidih
titik didih zat cair mendidih, pada abstrak perbedaan titik pelarut koligatif n titik larutan pada suhu pada suhu
temperature ini tekanan dengan didih larutan murni larutan beku  Tetapan 100◦C 100 ◦C
uap zat cair sama contoh dengan titik  Titik didih elektrolit  Penuruna kenaikan tekanan uap meskipun
dengan tekanan uap konkret didih pelarut zat terlarut Sifat n tekana titik didih mencapai tekanan uap
udara lingkungan. koligatif uap Diagram P-T 760mmHg kurang dari
 Titik didih
Kenaikan titik didih larutan  Tekanan 760mmHg
larutan
larutan non-elektrolit : non- osmotik
elektrolit

Kenaikan titik didih


larutan elektrolit :
∆Tb = kb x m x i
Penuruna Tekanan gas yang Konsep  Tekanan uap  Tekanan  Sifat  Penuru  Fraksi Tekanan uap Tekanan uap
n tekanan berada di atas zat cair yang pada saat uap koligatif nan titik mol larutan gula murni pada
uap dalam keadaan menyata kesetimbanga  kesetimba larutan beku  Hukum pada suhu suhu 0◦C
tertutup, saat gas dan kan n ngan elektrolit  Kenaika Roult 100◦C
zat cair berada pada proses  Tekanan uap  Sifat n titik  Diagram
kesetimbangan koligatif didih P-T
dinamis.Penurunan larutan lebih larutan  Tekana
tekanan uap merupakan kecil non- n
berkurangnya tekanan dibandingkan elektrolit osmotik
uap suatu larutan dengan
relative terhadap tekanan uap
tekanan uap pelarut pelarut murni
murni, Hukum Roult :
Plarutan=Xpelarut x P0pelarut
Penurunan tekanan uap
,larutan non-elektrolit :

∆P = P0pelarut x Xzat telarut


Penurunan tekanan uap
elektrolit :

Penuruna Selisih antara titik beku Konsep  Titik beku  Titik beku Sifat  Kenaikan  Molalitas Titik beku air Titik beku air
n titik pelarut dengan titik yang larutan lpelarut koligatif titik didih larutan murni pada murni pada
beku larutan. menyata  Zat terlarut murni larutan  Penuruna  Tetapan tekanan tekanan
Penambahan zat kan pada larutan  Titik beku elektrolit n penuruna 760mmHg 760mmHg
terlarut kedalam zat proses akan zat terlarut Sifat tekanan n titik adalah 0◦C adalah -1◦C
pelarut menyebbkan koligatif uap beku
membuat
terjadinya larutan  Tekanan  Diagram
sebuah titik
penurunantitik beku. non- osmotik P-T
Penurunan titik beku beku larutan elektrolit
larutan non-elektrolit : lebih kecil
dibandingkan
dengan titik
beku pelarut

Penurunan titik beku


larutan elektrolit :
∆Tf= kf x m x i
Tekanan Tekanan luar yang Konsep  Gaya desakan  Gaya  Sifat  Kenaikan  Molaritas Tekanan Peurunan titik
osmosis diberikan pada larutan yang zat pelarut  Tekana koligatif titik didih  Diagram osmotik pada beku larutan
untuk menghentikan menyata larutan  Penuruna hemoglobin HCl 0,1m
dalam larutan  Zat pelarut P-T
proses osmosis pelarut kan  Selaput  Larutan elektroli n  Persamaa
kedalam larutan melalui proses semipermeab t tekanan n Van’t
membrane
le  Sifat uap Hoff
semiperbeable. koligatif  Penuruna
Besarnya tekanan larutan n titik
osmotic sama dengan non- buku
tekanan hidrostatis elektroli
yang terbentuk dalam t
larutan atau tekanan
luar yang diberikan
pada larutan untuk
menhentikan proses
osmosis. Tekanan
osmotic larutan non-
elektrolit

Tekanan osmotic
larutan elektrolit :

MISKONSEPSI

Miskonsepsi Konsep yang Benar Keterangan Contoh soal


Penurunan tekanan uap larutan dapat Larutan dengan zat terlarut Miskonsepsi salah Campuran zat volatile dan senyawa volatil dibawah
terjafi dalam larutan yang mengandung nonvolatile tekanan uapnya lebih paham konseptual ini yang nilai tekanan uap larutan lebih kecil yaitu…
zat terlarut volatile. rendah dibandingkan tekanan
uap palerut murni, sedangkan a. Benzene-toluena
larutan dari zat terlarut volatile b. Air-etanol
tekanan uapnya lebih tinggi c. Aseton-etil asetat
dibandingkan tekanan uap d. Air-toluena
pelarut murni. (McMurry dan e. Aseton-kloroform
Fay, 2003)
Alasan :
1. Benzena-toluena ; air-etanol ; aseton-etil asetat
merupakan campuran zat volatile yang nilai
tekanan uapnya besar karena tidak memiliki
ikatan hydrogen.
2. Aseton-klorofrom campuran zat volatile yang nilai
tekanan uapnya kecil karena adanya ikatan
hydrogen diantara aseton-klorofrom

Air-toluena bukan merupakan campuran zat volatil


Air dalam wadah terbuka mempunyai Suatu cairan dikatakan memiliki Miskonsepsi salah Ibu memanaskan air di panci tanpa tutup di kompor,
tekanan uap. (Sukma Hadi Anugerah, tekanan uap paham konseptual untuk membuat kopi panas. Pernyataan yang benar
Effendy, & Suharti) pada waktu laju penguapan sama mengenai sifat koligatif pada peristiwa yang terjadi
dengan laju pengembunan adalah …
(Silberberg, 2007:407) dan zat A. Seiring bertambahnya temperature, tekanan
cair memiliki tekanan uap jika uap dari air akan semakin meningkat, karena
berada pada wadah tertutup laju penguapan sama dengan laju
(McMurry dan Fay, 2003:396). pengembunan
B. Seiring bertambahnya temperature tekanan
uap dari air akan semakin menurun, karena
laju penguapan sama dengan laju
pengembunan
C. Seiring bertambahnya temperature, tekanan
uap dari air tidak akan berubaha karena air
merupakan pelarut murni.
D. Seiring bertambahnya temperature, tekanan
uap dari air tidak akan berubaha karena air
dipanaskan pada wadah terbuka.
Jawaban: D
Semakin sulit zat cair menguap, semakin Kesalahan konsep ini cenderung Miskonsepsi salah Suatu zat tidak mudah menguap sulfanilamida
besar tekanan uapnya. (Sukma Hadi terjadi paham konseptual (C6H8O2N2S) (Titik didih= 165oC)dan zat mudah
Anugerah, Effendy, & Suharti) apabila mahasiswa memiliki menguap aseton (Titik didih= 56oC)masing masing
pemahaman salah yaitu diambil 20 ml lalu ditempatkan dalam Erlenmeyer
bila zat cair sulit menguap maka yang memiliki tutup kemudia dipanaskan di penanggas
molekul-molekul zat air. Pernyataan yang benar mengenai sifat koligatif
cair semakin banyak yang pindah kedua zat tersebut adalah …
ke fase uap. Fakta A. Tekanan uap sulfanilamida lebih besar
eksperimen menunjukkan bahwa dibandingkan tekanan uap aseton. Karena
semakin sulit suatu sulfanimda merupakan zat nonvolatil
zat cair menguap, semakin sedikit sedangkan aseton merupakan zat volatile.
molekul zat cair B. Tekanan uap sulfanilamida lebih kecil
yang berada pada fase gas dibandingkan tekanan uap aseton. Karena
sehingga semakin rendah sulfanilmida merupakan zat nonvolatil
pula tekanan uapnya (Effendy, sedangkan aseton merupakan zat volatile.
2012:68). C. Tekanan uap sulfanilamida sama dengan
tekanan uap aseton. Karena masing-masing
merupakan zat murni.
D. Tekanan uap sulfanilamida lebih kecil
dibandingkan tekanan uap aseton. Karena titik
didih sulfanilmida lebih tinggi dibandingkan
aseton.
Jawaban: B
Penurunan temperature zat cair Kesalahan konsep ini cenderung Miskonsepsi salah Untuk membuktikan salah satu sifat koligatif yaitu
memperlemah gaya terjadi karena tidak memahami paham konseptual penurunan titik beku, dilakukan percobaan
antarmolekulnya(Sukma Hadi Anugerah, bahwa penurunan temperatur menggunakan air sebagai pelarut murni dibandingkan
Effendy, & Suharti) memperkecil volume cairan, jarak dengan air yang telah ditambahkan garam dapur. (P
ratarata antara molekul-molekul dan V sama). Hasil percobaan memberikan data bahwa
penyusun zat cair makin air membeku pada temperature 5oC dan larutan garam
berkurang sehingga gaya antar membeku pada suhu -10oC. Artinya terbukti terjadi
molekulnya makin kuat. Menurut penurunan suhu karena bertambahnya jumlah partikel
Silberberg (2007), penurunan zat. Pernyataan yang benar mengenai pengaruh
temperatur akan menurunkan temperature terhadap gaya antarmolekul adalah …
kecepatan gerak molekul dan A. Kekuatan gaya antarmolekul pada larutan
menurunkan energi kinetik rata- garam lebih kuat dibandingka gaya
rata molekul sehingga gaya tarik antarmolekul pada air setelah terjadi
antarmolekul semakin kuat. penurunan temperature. penurunan temperatur
akan menurunkan kecepatan gerak molekul
dan menurunkan energi kinetik rata-rata
molekul sehingga gaya tarik antarmolekul
semakin kuat.
B. Kekuatan gaya antarmolekul pada larutan
garam lebih lemah dibandingka gaya
antarmolekul pada air setelah terjadi
penurunan temperature.penurunan temperatur
akan menurunkan kecepatan gerak molekul
dan menurunkan energi kinetik rata-rata
molekul sehingga gaya tarik antarmolekul
semakin lemah.
C. Kekuatan gaya antarmolekul pada larutan
garam sama dengan gaya antarmolekul pada
air setelah terjadi penurunan temperature.
Karena penurunan temperature tidak
berpengaruh terhadap kekuatan gaya
antarmolekul.
D. Kekuatan gaya antarmolekul pada larutan
garam lebih kuat dibandingka gaya
antarmolekul pada air setelah terjadi
penurunan temperature. Karena adanya ikatan
ionic pada garam yang dilarutkan.
Jawaban: A
Kenaikan titik didih atau penurunan titik Dalam istilah termodinamika, Miskonsepsi salah Diketahui bahwa pada tekanan atmosfer, larutan NaCl
beku terjadi karena interaksi antara air dan kenaikan titik didih dapat paham konseptual encer memiliki titik didih lebih tinggi dan titik beku
partikel garam. (Tacettin Pinarbasi, dijelaskan dalam hal tekanan uap lebih rendah daripada air murni. Bagaimana penjelasan
Mustafa Sozbilir dan Nurtac Canpolat. atau potensi kimiawi dari pelarut. yang tepat?
2009) Dalam hal tekanan uap, cairan A. Penguapan air akan menjadi lebih sukar
mendidih pada suhu saat tekanan karena adanya interaksi antara ion NaCl dan
uapnya sama dengan tekanan di molekul air, karena itu titik didih meningkat.
sekitarnya. Untuk pelarut, Interaksi garam (ion) lebih kuat dibandingkan
keberadaan zat terlarut dengan molekul air, mencegah molekul air
menurunkan tekanan uapnya. berkumpul sehingga terjadi penurunan titik
Suatu zat terlarut yang mudah beku. Karena itu titik beku NaCl akan lebih
menguap (dalam hal ini NaCl) rendah dibandingkan air murni, dan titik
memiliki tekanan uap nol, dan didihnya akan lebih tinggi dibandingkan air
tekanan uap larutan adalah murni.
produk tekanan uap dari pelarut B. Titik beku dari larutan bergantung pada titik
murni (air) dan fraksi mol pelarut beku pelarut dan zat terlarut. Larutan akan
dalam larutan (yaitu Raoult's membeku diantara dua titik beku zat terlarut
hukum; Hill dan Petrucci 1999, p. dan pelarut. Titik didih juga akan berada
530). Saat fraksi mol pelarut (air) diantara titik didih antara zat terlarut dan
menurun dalam larutan, tekanan pelarut. Karena itu titik beku NaCl akan lebih
uap larutan menurun. Dengan rendah dibandingkan air murni, dan titik
demikian, suhu yang lebih tinggi didihnya akan lebih tinggi dibandingkan air
diperlukan untuk tekanan uap murni.
untuk mencapai tekanan di C. Densitas air meningkat ketika garam
sekitarnya, dan titik didih ditambahkan ke air. Dengan demikian, larutan
meningkat. Dalam hal potensi garam mendidih pada temperature yang lebih
kimia ,, pada titik didih, fase cair tinggi dibandingkan air murni dan membeku
dan fase gas (atau uap) memiliki pada temperatur yang lebih rendah
potensi kimia yang sama (atau dibandingkan air murni. Semakin besar
tekanan uap), yang berarti bahwa densitas berarti semakin sulit untuk membeku
mereka setara secara energetik. dan mendidih.
Potensi kimiawi tergantung pada D. Titik didih akan tercapai apabila tekanan uap
suhu, dan pada suhu lain baik larutan sama dengan tekanan uap disekitarnya,
cairan atau fase gas memiliki penambahan NaCl kedalam air akan
potensi kimia yang lebih rendah menurunkan tekanan uap larutan, sehingga
dan lebih baik secara energetik diperlukan temperature yang lebih tinggi agar
daripada fase lainnya. Ini berarti tekanan uap larutan sama dengan tekanan
bahwa ketika zat terlarut tidak disekitarnya, Oleh karena itu titik didih larutan
mudah ditambahkan, potensi garam lebih tinggi dibandingkan titik didih air
kimiawi pelarut dalam fase cair murni. Sebaliknya titik beku menurun. Oleh
berkurang oleh pengenceran, karena itu titik beku larutan garam lebih
tetapi potensi kimia uap di atas rendah dibandingkan titik beku air murni.
larutan tidak terpengaruh. Ini Jawaban: D
berarti pada gilirannya bahwa
kesetimbangan antara fase cair
dan gas dibentuk pada suhu lain
untuk larutan daripada cairan
murni, yaitu, titik didih
meningkat. Penyebab fenomena
penurunan titik beku analog
dengan peningkatan titik didih.
Namun, besarnya titik beku
depresi lebih besar daripada
ketinggian titik didih untuk
pelarut yang sama dan
konsentrasi zat terlarut yang
sama. Karena dua fenomena ini,
kisaran cairan pelarut meningkat
dengan adanya zat terlarut
(Atkins 1996, hal. 136).

Anda mungkin juga menyukai