Anda di halaman 1dari 7

Mengupas Strategi Trading Dengan Pin Bar

Martin
Pin bar adalah candlestick yang mempunyai ekor yang lebih panjang dari body-nya dan
biasanya menonjol keluar. Konfirmasi validitas sebuah pin bar adalah pada bar setelah
pin bar tersebut. Ada 3 kemungkinan cara untuk entry pada bar setelah pin bar yaitu
market entry, stop entry dan limit entry.

Formasi sebuah pin bar biasanya merupakan pola reversal price action yang
menunjukkan penolakan (rejection) pada sebuah level harga tertentu. Seorang trader yang
telah terbiasa dengan formasi ini akan dengan mudah memperoleh profit dengan
membuka posisi pada bar setelah terbentuknya pin bar. Berikut ini penjelasan mengenai
formasi pin bar dan bagaimana memanfaatkannya dalam trading.

Definisi pin bar


Pin bar adalah singkatan dari sebutan nama sebuah candlestick bar yang berbentuk
memanjang yaitu ‘pinocchio’ bar. Candlestick tersebut mempunyai ekor (tail) atau sumbu
(wick) yang lebih panjang dari badan (body)nya. Pin bar sering ditemukan dalam chart
trading sehari-hari dan bisa muncul pada semua time frame.
Karakteristik pin bar

 Sebuah pin bar memiliki ekor yang lebih panjang dari body-nya. Ekor ini juga
disebut dengan sumbu atau bayangan (shadow). Panjangnya ekor menunjukkan
kekuatan penolakan (rejection) atau terjadinya kesalahan break (false break) pada
suatu level harga tertentu. Semakin panjang ekor sebuah pin bar maka akan
semakin valid pin bar tersebut, dalam hal ini berarti semakin tinggi sentimen
penolakan terhadap suatu level harga tertentu.
 Semakin sempit atau semakin kecil body sebuah pin bar maka akan semakin valid
pin bar tersebut.
 Secara umum bisa disimpulkan bahwa sebuah pin bar dianggap valid jika panjang
ekor kira-kira dua per tiga dari panjang total pin bar tersebut.
 Sisi lain dari ekor disebut dengan ‘nose’ (hidung). Semakin pendek hidung akan
semakin valid pin bar tersebut.

Formasi bullish dan bearish reversal pin bar


Bullish reversal pin bar biasanya terbentuk pada keadaan downtrend dan menunjukkan
kemungkinan pembalikan ke arah uptrend setelah terjadi penolakan pada level tertentu
sesuai yang ditunjukkan ekor pin bar, sementara bearish reversal pin bar terbentuk pada
keadaan uptrend dan menunjukkan kemungkinan pembalikan ke arah downtrend setelah
terjadi penolakan pada level harga tertentu.
Ekor pada formasi bullish reversal pin bar berada pada bagian bawah body karena
menunjukkan penolakan untuk menembus level harga yang lebih rendah, sementara ekor
pada formasi bearish reversal pin bar berada pada bagian atas body karena menunjukkan
penolakan untuk menembus level harga yang lebih tinggi. Karena ciri formasi sebuah pin
bar adalah sebuah bar yang menonjol keluar diantara bar-bar sebelum dan sesudahnya,
maka konfirmasi validitas pin bar adalah pada bar setelah pin bar yang terbentuk tersebut.

Konfirmasi reversal pin bar

Agar sebuah bullish reversal pin bar terkonfirmasi maka panjang bar candlestick sesudah
pin bar tersebut (body dan ekornya) seluruhnya harus lebih tinggi dari level terendah pin
bar, dan harga penutupannya harus lebih tinggi dari harga penutupan pin bar. Sementara
untuk bearish reversal pin bar yang terkonfirmasi maka panjang bar candlestick sesudah
pin bar tersebut seluruhnya harus lebih rendah dari level tertinggi bearish pin bar tersebut,
dan harga penutupannya harus lebih rendah dari harga penutupan pin bar.

Contoh formasi reversal pin bar pada chart trading

Berikut contoh beberapa bullish reversal pin bar yang terbentuk pada chart CAD/JPY
daily. Perlu diketahui bahwa semakin tinggi time frame trading maka akan semakin valid
sebuah pin bar asalkan telah terkonfirmasi dengan benar. Hal ini disebabkan karena
kemungkinan tingkat kesalahan pergerakan harga (noise) pada time frame tinggi
(biasanya 4 hour keatas) akan lebih kecil dibandingkan dengan time frame rendah (1 hour
kebawah). Oleh sebab itu contoh-contoh pada artikel ini dibuat pada time frame daily
atau 4 hour.
Seperti tampak pada gambar diatas, semua pin bar telah terkonfirmasi dan menunjukkan
keadaan bullish reversal. Yang penting diperhatikan adalah bahwa dalam contoh ini
warna body sebuah bullish pin bar tidak harus putih, atau harga penutupan lebih tinggi
dari harga pembukaan, tetapi bisa juga sebaliknya (berwarna hitam). Perhatikan saja ciri
utama pin bar, yaitu sebuah bar yang menonjol keluar diantara bar-bar sebelum dan
sesudahnya.

Contoh pada USD/JPY daily berikut ini adalah formasi sebuah bullish reversal pin bar
yang dianggap sempurna:

Selain ekor pin bar yang cukup panjang (lebih dari dua pertiga panjang pin bar) dan
menonjol keluar, body pin bar tersebut juga minimal atau harga pembukaan sama dengan
penutupan. Formasi tersebut persis sama dengan doji yang menunjukkan keseimbangan
antara sentimen bullish dan bearish, atau pasar yang sedang berkonsolidasi. Setelah pin
bar doji tersebut terkonfirmasi, maka dengan cepat harga bergerak kearah uptrend seiring
dengan keputusan pasar untuk membawa harga ke level yang lebih tinggi. Pola
pembalikan arah seperti pada contoh diatas sering pula disebut dengan ‘V bottom
reversal’, karena polanya yang mirip dengan huruf ‘V’.

Pin bar yang terbentuk pada kondisi pasar yang sedang trending akan cenderung
mempunyai probabilitas tinggi seperti pada contoh GBP/JPY daily berikut ini, dimana
bullish reversal pin bar terbentuk pada setiap akhir retracement (koreksi). Perhatikan
bahwa bullish pin bar yang pertama (paling kiri) tidak terkonfirmasi sehingga pin bar
tersebut tidak valid.
Trading dengan formasi pin bar
Sering kali formasi pin bar menunjukkan pola pembalikan arah trend (reversal pin bar),
meski ada juga pin bar yang mengisyaratkan penerusan arah trend. Ada 3 kemungkinan
cara untuk entry pada bar setelah pin bar, yaitu:

 Market entry: entry pada harga pasar yang dianggap terbaik pada saat itu. Entry
buy bila terbentuk bullish reversal pin bar, dan entry sell jika yang terjadi adalah
bearish reversal pin bar.

 Stop entry: yaitu pending order berupa ‘buy stop’ untuk reversal bullish pin bar
dan ‘sell stop’ untuk reversal bearish pin bar. Nilai pending order buy stop harus
lebih tinggi dari harga pasar sekarang, dan nilai untuk order sell stop harus lebih
rendah dari harga pasar sekarang. Level stop loss bisa ditentukan beberapa pip
dibawah level terendah pin bar (untuk buy stop), atau beberapa pip diatas level
tertinggi pin bar (untuk sell stop).

 Limit entry: yaitu pending order berupa ‘buy limit’ untuk reversal bullish pin bar
dan ‘sell limit’ untuk reversal bearish pin bar. Nilai pending order buy limit harus
lebih rendah dari harga pasar sekarang, dan nilai untuk order sell limit harus lebih
tinggi dari harga pasar sekarang. Level stop loss bisa ditentukan beberapa pip
dibawah level terendah pin bar (untuk buy limit), atau beberapa pip diatas level
tertinggi pin bar (untuk sell limit). Limit entry ini didasarkan pada asumsi bahwa
biasanya pergerakan harga akan retrace atau mengalami koreksi ketika telah
mencapai 50% dari panjang ekornya, atau 50% level Fibonacci retracement-nya.

Perlu diperhatikan agar probabilitas entry yang kita lakukan tinggi, maka disarankan
untuk entry pada bar setelah pin bar hanya jika disertai dengan faktor-faktor pendukung
yang cukup kuat, antara lain level support atau resistance, level-level Fibonacci
retracement atau expansion terutama 38.2%, 50% atau 61.8%, dan kurva
indikator moving average sebagai level support atau resistance dinamis.

Contoh trading dengan reversal pin bar pada kondisi pasar sideways

Pada chart EUR/USD daily berikut tampak terbentuk bearish pin bar pada resistance
kunci (key resistance). Keadaan ini sering disebut dengan rejection atau penolakan pada
level resistance tersebut karena harga telah gagal menembus level tersebut, atau disebut
juga dengan false break.
Setelah terbentuknya pin bar tersebut maka besar kemungkinannya harga akan bergerak
kembali kearah downtrend. Dalam hal ini trader bisa menggunakan cara sell limit untuk
entry, yaitu dengan pending order sell limit pada level 50% dari panjang ekor pin bar.
Untuk kondisi pasar yang sideways seperti pada contoh tersebut, risk/reward ratio bisa
cukup tinggi karena take profit bisa ditentukan pada level yang dekat dengan support.

Contoh trading dengan reversal pin bar pada kondisi pasar trending

Berikut contoh bearish pin bar yang terjadi pada kondisi pasar yang sedang downtrend:

Dalam hal ini pin bar yang terbentuk didukung oleh rejection dari resistance statis (garis
horisontal resistance) dan resistance dinamis yaitu kurva exponential moving average
(ema) 8 dan ema 21. Pin bar seperti ini biasanya mempunyai probabilitas yang tinggi, dan
entry bisa dilakukan dengan cara market entry maupun stop entry. Dari pergerakan harga
yang terjadi, pin bar tersebut menunjukkan penerusan arah trend (downtrend).

Anda mungkin juga menyukai