Anda di halaman 1dari 2

Nama: nur azizah tri umami

Nim: 14201.09.17044
Semester: IV

Resume Penatalaksanaan Komplikasi Pemasangan Gips


Judul: Utilization Of Teak Wood Waste As SPALK Fingers In Patients With Finger And
Wrist Fraktures
Sumber pustaka: CAKRA MEDIKA Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 5; No 2.
Salah satu penanganan fraktur jari dan pergelangan tangan menggunakan teknik
Immobilisasi dengan menggunakan gips atau stik es krim. Salah satu prinsip
penatalaksanaan patah tulang adalah dengan mengistirahatkan bagian tulang yang cidera
(immoilisasi). Hal ini bertujuan untuk mengurangi pergerakan tulang sehingga dapat
mencegah kerusakan tulang lebih lanjut dan mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
Immobilisasi juga bertujuan mempertahankan posisi anatomis tulang sehingga tidak terjadi
komplikasi dari penyambungan tulang yang patah, seperti: tidak terjadi penyambungan (un
union), lambat menyambung (delay union), atau menyambung tetapi tidak pada posisi
anatomis tulang (mal union).
Selama ini immobilisasi pasien fraktur jari dengan memanfaatkan stik ice cream, hal ini
tentu berisiko terjadi cidera lebih lanjut jika posisi stik ice cream bergeser. Selain itu
pemakaian stik ice cream juga dirasa tidak nyaman. Berdasarkan survey yang dilakukan di
salah satu ruang rawat inap khusus bedah yang diobservasi selama 4 minggu didapatkan data
dari 5 responden patah tulang jari 4 orang diantaranya mengatakan kurang nyaman. Stik es
krim yang dipakai sering berubah posisi, terlihat kotor, tidak rapi, dan kurang bisa menopang
seluruh permukaan jari. Immobilisasi tulang dapat dilakukan dengan tindakan pemasangan
bidai/spalk, gips, traksi sampai dengan tindakan operasi (Bruner, Suddart).
Semua jenis tindakan immobilisasi tersebut mempuyai kelebihan dan kekurangan yang
berbeda-beda. Pemilihan metode immobilisasi juga disesuaikan dengan kondisi patahan
tulang (jenis tulang dan luas patahan). Patah tulang undisplace (tanpa ada pergeseran tulang)
tindakan yang dilakukan dengan pemasangan gips atau spalk, sedangkan untuk patahan yg
disertai dengan remukan fragmen tulang membutuhkan tindakan operasi dan pemasangan pen
(Bruner, Suddart). Bidai atau disebut juga spalk/splint adalah alat dari kayu, atau bahan lain
yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar tulang yang patah
tidak bergerak (imobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit (Cameron et al.,
2006).
Penanganan patah tulang jari dengan menggunakan gips yang berisiko menimbulkan
komplikasi berupa sindrom kompartemen dan rasa gatal area cidera. Selain itu pemasangan
gips juga biaya perawatannya mahal, sedangkan pemakaian stiks es krim berisiko terjadi
cidera lanjutan akibat stik yang bergeser, stik tampak kotor yang mengganggu kanyamanan
pasien. Oleh karena itu diperlukan inovasi alat kesehatan sebagai alternatif baru penanganan
patah tulang jari dan punggung tangan berupa SPALK jari. Uji ini dilakukan untuk menilai
daya penerimaan konsumen terhadap produk. Hal yang dinilai meliputi: kenyamanan
(kemampuan menopang, kesesuaian ukuran, sirkulasi yang cukup, gatal, panas, lembab),
harga, tampilan, keunikan terhadap pemasangan gips tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arrosyid, A. (2015). Innovasi produk kreatif dari limbah kayu. (Diakses pada minggu, 19
november 2017 pukul 11:15 wib)
Williams L, Wilkinson. (2017). Brunner & Suddarth’s. Text book of medical – surgical
nursing 14th eddition volume 1
Wahyu, Y. (2012). Eksploitasi Hutan Jati Kph Ngawi Tahun 1999-2008. (di akses pada
minggu, 19 november 2017 pukul 10:20 wib)
Mashuri, R. (2016). Antara Jati Jawa Barat & Jawa Timur/Tengah. (di akses pada minggu, 19
november 2017 pukul 10:25 wib)
Cameron, John R, James G. Skofronick, Roderick M.Grant. (2006). Fisika Tubuh Manusia
Edisi 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai