Anda di halaman 1dari 25

PEMBAHASAN COVID-19 DALAM BERBAGAI ASPEK

Makalah disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Kesehatan Matra II

Dosen Pengampu: Desak Nyoman Sithi, SKp., MARS.

Disusun oleh:
Asa Alamanda 1710711062
Clara Septi Amanda 1710711066
Tsilmi Adhari 1710711069
Clara Widya Mulya M 1710711070
Nurul Fatihah Auliani 1710711076

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Sholawat dan salam kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah yang berjudul Pembahasan Covid-19 Dalam Berbagai Aspek ini ditulis untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Matra II. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penyusun makalah menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan
bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah ini kami akui masih memiliki banyak kekurangan maka penyusun
memohon untuk saran dan kritiknya.

Depok, 28 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2

2.1 Aspek Penyakit ......................................................................................................... 5


2.2 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)....................................................................... 7
2.3 Aspek Lingkungan..................................................................................................... 14
2.4 Aspek Peralatan ........................................................................................................ 17
2.5 Protokol Isolasi Diri................................................................................................... 17

BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 17


3.2 Saran ......................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum
diketahui.

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis
yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami
kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini
adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien
COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci
tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara
langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun
yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

1.2 Rumusan masalah

1
1. Apa yang dimaksud virus corona?
2. Apa tanda dan gejala dan gejala virus corona?
3. Bagaimana test diagnose virus corona?
4. Bagaimana pengobatan yang dilakukan?
5. Bagaimana cara pencegahannya?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek Penyakit


1. Definisi
Virus Corona adalah sebuah keluarga virus yang ditemukan pada manusia dan
hewan. Sebagian virusnya dapat mengingeksi manusia serta menyebabkan berbagai
penyakit, mulai dari penyakit umum seperti flu, hingga penyakit-penyakit yang lebih
fatal, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).

2. Proses penyebaran Virus Corona?


Seringkali virus ini menyebar antara manusia ke manusia melalui tetesan cairan
dari mulut dan hidung saat orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin, mirip dengan
cara penularan penyakit flu. Tetes cairan dari mulut dan hidung pasien tersebut bisa jatuh
dan tertinggal pada mulut dan hidung orang lain yang berada di dekatnya, bahkan
dihisap dan terserap ke dalam paru-paru orang tersebut melalui hidungnya.

3. Tanda dan Gejala Infeksi Coronavirus


Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang
muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius
infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
 Hidung beringus.
 Sakit kepala.
 Batuk.
 Sakit tenggorokan.
 Demam.
 Merasa tidak enak badan.

3
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang
parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh
2019-nCoV) , yang menyebabkan gejala seperti:

 Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.


 Batuk dengan lendir.
 Sesak napas.
 Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya
orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang
lemah, bayi, dan lansia.

4. Test Diagnosis Infeksi Coronavirus


Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan
anamnesis atau wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau
keluhan yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan diagnosis.
a. RT-PCR ( Real-Time Polymerase Chain Reaction)
Sebelum melakukan test RT-PCR harus dilakukan pengambilan specimen,
pengambilan specimen Hasil tes pemeriksaan negatif pada spesimen tunggal,
terutama jika spesimen berasal dari saluran pernapasan atas, belum tentu
mengindikasikan ketiadaan infeksi. Oleh karena itu harus dilakukan pengulangan
pengambilan dan pengujian spesimen. Spesimen saluran pernapasan bagian
bawah (lower respiratory tract) sangat direkomendasikan pada pasien dengan
gejala klinis yang parah atau progresif, RT-PCR harus dikerjakan di laboratorium
dengan standar biosafety level tertentu.
b. Rapid Test (imunokromatografi)
Rapid Test ini menggunakan sample darah, tetapi yang harus kita ketahui
bahwa COVID-19 tidak hiduo dalam darah. Test ini untuk mengetahui seseorang
yang terinfeksi, karena seseorang yang terinfeksi akan membentuk antibodi yang
disebut immunoglobulin, yang bisa dideteksi di darah. Immunoglobulin inilah
yang dideteksi dengan rapid test. Rapid test lebih praktis karena bisa dilakukan di

4
mana saja. Rapid test hanya butuh waktu 15-20 menit untuk mendapatkan
hasilnya, Namun satu publikasi sementara ini yang menyatakan antibodi baru
mulai terdeteksi dengan metode imunofluoresensi paling dini hari ke-6, sebagian
besar antara hari ke-8 sampai 12 sejak timbulnya gejala.

Jenis Spesimen Pasien COVID-19:

Jenis Spesimen Bahan Suhu Penyimpanan


Keterangan
Pengambilan Pengiriman
Usap Swab Dacron 4oC ≤5 hari: 4°C Kedua WAJIB
Nasopharing atau Flocked >5 hari: -70°C Swab DIAMBIL
atau Orofaring Swab + Virus Harus
Transport ditempatk
Medium an di
(VTM) tabung
Yang
Sama
Untuk
meningkat
kan viral
load.
Sputum Kontainer 4oC ≤48 jam: 4°C Pastikan WAJIB
Steril >48 jam: –70°C Sputum DIAMBIL
berasal
Dari
Saluran
Pernapas
an bawah
(BUKAN
Liur)

Bronchoalveolar Kontainer Steril 4oC ≤48 jam: 4°C WAJIB BILA


Lavage >48 jam: –70°C MEMUNGKINKAN

Tracheal Kontainer Steril 4oC ≤48 jam: 4°C WAJIB BILA


aspirate, >48 jam: –70°C MEMUNGKINKAN
Nasopharyngeal
aspirate atau nasal

5
wash
Jaringan biopsi Kontainer Steril 4oC ≤24 jam: 4°C
atau autopsi + Saline >24 jam: –70°C
termasuk dari
paru-paru.
Serum (2 Serum separator 4oC ≤5 hari: 4°C Pengambi WAJIB
sampel yaitu tubes (Dewasa >5 hari: -70°C l an 2 DIAMBIL
akut dan 3-5 ml whole Sampel:
konvalesen) Blood) -Akut-
UNTUK minggu
SEROLOGI pertama
saat sakit
-
Konvalese
n -2 s.d 3
minggu
setelahnya
Setelah pengambilan specimen harus lebih dulu dilakukan proses ekstraksi RNA
pada materi genetik virus. Tujuannya untuk mempurifikasi RNA dari enzim lain seperti
protein atau sel-sel lain. Setelah itu molekul RNA mesti diubah menjadi DNA. Caranya,
dengan memberikan enzim reverse-transcriptase.Usai diubah, materi DNA menjalani tes
PCR dengan memberi enzim pembentuk DNA yang disebut primer. Primer digunakan
untuk menemukan materi genetic spesifik yang terdapat di dalam virus.

5. Pengobatan Infeksi Coronavirus


Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya
pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:
 Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk.
Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk
pada anak di bawah empat tahun.
 Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
6
 Perbanyak istirahat.
 Perbanyak asupan cairan tubuh.
 Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia
layanan kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS,
atau infeksi novel coronavirus, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang
diidap dan kondisi pasien.

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan
yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk
karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:

 Isolasi
 Serial foto toraks sesuai indikasi.
 Terapi simptomatik.
 Terapi cairan.
 Ventilator mekanik (bila gagal napas)
 Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

6. Pencegahan Infeksi Coronavirus


Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun,
setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit
virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan:
 Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga
bersih.
 Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
 Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
 Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
 Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.

7
 Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah
tisu dan cuci tangan hingga bersih.
 Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
 Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.

7. Komplikasi Infeksi Coronavirus


Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi
pneumonia, dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan
tepat. Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung,
hati, dan kematian.
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan
komplikasi yang serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
8. Cara penyebaran Virus Corona
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan cara penyebaran virus corona
dari satu orang ke lainnya. Menurut WHO, ketika seseorang yang menderita COVID-19
batuk atau bernapas, mereka melepaskan seperti tetesan cairan yang juga terdapat virus
corona. Kebanyakan tetesan atau cairan itu jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya
-seperti meja, meja, atau telepon.
Orang bisa terpapar atau terinfeksi COVID-19 dengan menyentuh permukaan
atau benda yang terkontaminasi - dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Jika Anda berdiri pada jarak 1 atau 2 meter dari seseorang dengan COVID-19, Anda
dapat terjangkir melalui batuk termasuk saat mereka menghembuskan napas. Dengan
kata lain, COVID-19 menyebar serupa cara untuk flu. Sebagian besar orang yang
terinfeksi COVID-19 mengalami gejala ringan dan sembuh.
Namun, beberapa kasus virus corona berlanjut dengan mengalami penyakit yang
lebih serius dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. Risiko penyakit atau
terinfeksi virus corona kian meninggkat meningkat bagi Anda dengan usai 50 ke atas.
Usia tersebut disebut lebih rentan daripada mereka yang di bawah 50. Orang dengan

8
melemah sistem kekebalan tubuh dan orang-orang dengan kondisi seperti diabetes,
penyakit jantung dan paru-paru juga lebih banyak rentan terhadap virus corona.

2.2 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)


Pada 11 Maret 2020, Badan kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikan virus
corona baru atau coronavirus desease 2019 (Covid-19) sebagai pandemi. Alasannya karena
virus tersebut telah menyebar luas di seluruh dunia. Penetapan Covid-19 sebagai pandemi
global dilakukan setelah terdapat lebih dari 118 ribu kasus terinfeksi virus corona di lebih
dari 110 negara, termasuk Indonesia. Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
mengatakan, “Setiap sektor dan individu terlibat dalam perang global melawan COVID-19”

Ketua Gugus Tugas Doni Monardo juga selalu menekankan pelibatan multipihak
atau pentaheliks dalam penanggulangan bencana, termasuk dalam penanganan COVID – 19.
Pentaheliks tersebut adalah pemerintah, akademisi atau pakar, masyarakat, lembaga usaha
dan media massa. Doni mengatakan bahwa pemerintah tidak mungkin sendiri untuk
menghadapi pandemik Coronavirus Disease 2019 atau COVID – 19. Peran masyarakat
maupun sukarelawan, bagian dari Pentaheliks, sangat penting dalam membantu percepatan
penanganan. Kepala BNPB ini juga menekankan pemanfaatan metode pentaheliks berbasis
komunitas menjadi ujung tombak dalam penanganan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa banyak sumber daya manusia yang turut berperan
dalam menghadapi bencana covid-19 ini.

1. Peran Pemerintah
Dalam menghadapi pandemi ini, memberikan rasa aman menjadi tugas wajib
pemerintah. keterbukaan pemerintah akan menimbulkan rasa aman, nyaman dan
mengatasi ketidaktahuan masyarakat. Pemerintah perlu melakukan upaya kerja sama baik
dengan lembaga swasta maupun masyarakat umum, sehingga kuncinya pada proses
komunikasi dan kepercayaan. Pemerintah perlu berkolaborasi dengan berbagai institusi
dan lembaga baik negara maupun swasta. Terlebih dengan media sebagai mitra dalam
memberikan informasi yang valid dan komprehensif mengenai virus tersebut. Dalam hal
ini, bagaimana pemerintah mengajak masyarakat untuk melaksanakan pola hidup sehat,

9
dan mempengaruhi agar masyarakat mau melaksanakan instruksi pemerintah terkait
penanganan virus Covid-19, menjadi alternatif solusi guna mempercepat Indonesia
terbebas dari virus Covid-19.
Pemerintah indonesia memberikan tiga cara untuk mencegah infeksi virus covid-
19. Ketiga cara tersebut antara lain ketahui cara untuk mengurangi resiko, ketahui
informasi yang benar, dan ketahui apa yang perlu dilakukan saat sakit.

2. Peran Tenaga kesehatan


Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam penanganan covid-19. Tenaga
kesehatan yang terlibat disini mulai dari dokter, perawat, bidan, petugas laboratorium,
apoteker, dan semua yang berada di rumah sakit, sampai supir ambulance juga berperan
dalam menangani pandemi ini. Sebagai langkah antisipasi makin meningkatnya kejadian
kasus COVID-19, perlu dipersiapkan sumber daya termasuk tenaga kesehatan untuk
membantu penanganan kasus tersebut, karena itu Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSMK) mengeluarkan surat No.
DG.02.03/II/0388/2020 tentang Rekrutmen tenaga kesehatan dalam penanganan COVID-
19 pada 19/3/2020. Peran tenaga kesehatan dalam menangani pasien covid-19 sungguh
tiada batasnya. Mereka bertaruh nyawa demi melakukan yang terbaik demi kesembuhan
pasien.

3. Peran Media
Karena semakin merajalelanya virus corona, peran media dalam
menanggulanginya sama pentingnya dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Media
memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarluaskan informasi kesehatan agar
masyarakat memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan-keputusan terkait
kesehatan diri dan orang-orang di sekitarnya. Dalam kasus gawat darurat dan epidemi,
media berperan penting sebagai penyambung lidah antara pemerintah ataupun tenaga
kesehatan dengan masyarakat dengan melaporkan berita terbaru dan informasi penting
terkait penanganan maupun pencegahan yang dapat dilakukan di tingkat individu. Tidak
kalah penting, media juga berperan sebagai faktor pemungkin (enabling factor) untuk
mendorong kebijakan berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku masyarakat lewat

10
informasi dan ajakan promosi kesehatan. Media dapat membantu mewujudkan
pemberitaan dan persepsi masyarakat yang lebih baik untuk dapat meminimalisir dampak
buruk serta melakukan manajemen dan distribusi informasi dengan lebih cermat. Dalam
kasus COVID-19 ini, peran media sangat krusial untuk terus menekan pemerintah
melakukan upaya-upaya optimal dalam deteksi, pemantauan dan manajemen penanganan
kasus secara keseluruhan.

4. Peran Institusi pendidikan


Institusi pendidikan seperti sekolah sampai perguruan tinggi harus turut berperan
aktif dalam menghambat penyebaran covid-19 dengan terus mendidik melalui
penyampaian informasi yang benar dan berguna. Dapat dimulai dengan mengoptimalkan
peran sekolah sebagai kreator, penyaring, atau pembagi informasi resmi terkait dengan
covid-19. Sekolah bisa membentuk tim respons covid-19 melalui optimalisasi peran
UKS, manajemen sekolah, atau pembentukan tim khusus untuk merespons hal ini.
Seorang atau tim yang ditunjuk, selain bertugas menyusun rencana darurat tanggap
covid-19, juga berwenang meneruskan informasi resmi melalui berbagai media yang ada.
Lalu, mengadakan pengumuman resmi, pertemuan dengan murid, orangtua, dan pihak
terkait, situs web, atau media sosial resmi sekolah.  

5. Peran Masyarakat
Saat ini masyarakat juga paling berperan dalam menghambat penyebaran virus
covid-19. Masyarakat harus mengetahui karakteristik dan pola penyebaran virus Covid-
19, karena semakin masyarakat mengetahui akan semakin memperbesar peluang
masyarakat terbebas dari virus tersebut. Sementara pemerintah mengatur sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya, masyarakat membantu dengan mengikuti arahan-
arahan pihak yang berkompeten. Masyarakat dianjurkan untuk menjaga kebersihan
seperti mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin dan menutup mulut saat batuk
atau bersin. Selain itu masyarakat juga disarankan untuk melakukan social distancing
atau menjaga jarak dari kerumunan orang. Dengan melakukan hal tersebut, diyakini dapat
mencegah diri terjangkit virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.

11
Covid-19 bisa menyerang siapa saja tanpa melihat status sosial atau jabatan seseorang.
Terlebih petugas medis adalah pasukan garda terdepan dalam menanggulangi pasien-pasien
yang terjangkit virus Corona. Jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19)
bertambah menjadi 686 orang pada Selasa (24/3). Dari jumlah itu, korban meninggal
mencapai 55 orang, dengan jumlah yang sembuh 30 orang. Jumlah pasien tersebut
diperkirakan masih akan terus meningkat, sedangkan tercatat hingga Selasa (24/3) sebanyak
44 petugas medis di Jakarta terpapar virus usai merawat pasien-pasien COVID-19. Ada
banyak hal yang harus dialami petugas medis menangani virus yang menyerang saluran
pernafasan itu berlangsung mulai dari kesulitan mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD)
hingga tidak bisa berkumpul dengan keluarga untuk keselamatan bersama. Oleh karena
semakin banyaknya pasien dan terbatasnya sumber daya manusia, sarana dan prasarana di
beberapa rumah sakit, tidak semua rumah sakit dapat menjadi rujukan kasus covid-19 ini.
Untuk saat ini ada sekitar 132 rumah sakit di 34 propinsi yang menjadi rujukan penanganan
penyakit ini.

2.3 Aspek Lingkungan


Virus corona jenis baru yang tengah menyerang masyarakat dunia saat ini dalam
istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019- n CoV). Dikutip dari
Center for Disease Contro and Prevention, cdc.gov, virus corona merupakan jenis virus yang
diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada saluran pernapasan, yang pertama kali
terdeteksi muncul di Kota Wuhan, Tiongkok.

Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Kota
Wuhan. Dilaporkan kemudian bahwa banyak pasien yang menderita virus ini dan ternyata
terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Orang pertama yang jatuh sakit
akibat virus ini juga diketahui merupakan para pedagang di pasar itu. Dalam pasar ini
terdapat berbagai macam ikan laut da juga hewan lain seperti kelelawar, ular, dsb. Mereka
menduga virus corona baru ini hampir dapat dipastikan berasal dari ular. Diduga pula virus
ini menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia. Uniknya,
fakta terbaru dari China yang dilansir oleh bbc.id Covid-19 bukan berasal dari Pasar Seafood
Huanan. Hasil penelitian menunjukkan virus corona berasal dari luar pasar seafood Huanan.

12
Namun, proses penyebaran terjadi di dalam pasar karena keramaian meningkatkan
penularan. Belum diketahui secara pasti asal virus corona tersebut. Berdasarkan data genom,
peneliti menyebut virus kemungkinan mulai menyebar dari orang ke orang pada awal
Desember atau bahkan awal November. Berdasarkan temuan resmi WHO, virus corona
menunjukkan gejala pada orang pertama kali pada 8 Desember 2019 lalu.

Dapat dilihat dari kasus tersebut lingkungan berpengaruh penting dalam proses
penyebaran Covid-19. Sebelum lebih lanjut membahas apa saja kah aspek lingkungan yang
menyebabkan penyebaran Covid-19 sangat pesat, perlu diketahui bahwa Wuhan adalah kota
42 terbesar di dunia, dengan luas kota 8.494,41 m2. Angka ini berarti 12x luas DKI Jakarta
dan sama luasnya dengan Washington DC. Dengan kota seluas itu, Wuhan berpenduduk
sekitar 11 juta jiwa. Angka yang menunjukan bahwa Wuhan merupakan kota dengan padat
penduduk.

Dilihat dari sisi virus juga covid-19 merupakan virus yang menyebar melalui droplet
dan airbone. Sifat dasar virus adalah dapat mengkristal jika diluar tubuh inang, ia akan
kembali aktif jika sudah berada dalam tubuh inang nya. Sedangkan menurut penelitian yang
dilansir dari bbc.id Neeltje van Doremalen seorang pakar virologi di US Nationallnstitutes
of Health (NIH), dan rekan- rekannya di Rocky Mountain Laboratories di Hamilton,
Montana, adalah salah satu tim peneliti pertama yang melakukan tes tentang kemampuan
SARS-CoV-2 bertahan hidup di berbagai permukaan. Studi mereka, yang telah diterbitkan
dalam New England Journal of Medicine , menunjukkan bahwa virus tersebut dapat
bertahan dalam droplet hingga tiga jam setelah terlepas ke udara. Droplet halus berukuran
antara 1-5 mikrometer - sekitar 30 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia - bisa tetap
mengudara selama beberapa jam di udara yang tenang.

Tapi studi NIH menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 bertahan lebih lama di atas
permukaan kardus - hingga 24 jam - dan hingga 2-3 hari di permukaan plastik dan stainless
steel. Berdasarkan temuan tersebut, para ilmuwan menduga virus bertahan lama di gagang
pintu, meja dapur yang dilaminasi atau dilapisi plastik, dan permukaan keras lainnya.
Namun, para peneliti mendapati bahwa virus cenderung mati dalam waktu sekitar empat
jam di permukaan tembaga.

13
Suhu dan kelembaban yang lebih tinggi juga cenderung menyebabkan virus corona
lain mati lebih cepat, meskipun penelitian telah menunjukkan bahwa kerabat virus corona
lain yang menyebabkan Sars bisa mati oleh suhu di atas 56 °C (cukup panas untuk
mencederai kulit) dengan laju sekitar 10.000 partikel virus setiap 15 menit. Meskipun tidak
dapat dipastikan berapa jumlah partikel virus yang dikeluarkan saat sekali batuk.

Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan faktor lingkungan apa saja yang
berpengaruh terhadap penyebaran Covid-19

1. Virus Covid-19 tidak terpengaruh oleh iklim.

Virus ini pertama berkembang di Wuhan, China namun sekarang penyebarannya hampir
keseluruhan penduduk dunia, termasuk Indonesia. Padahal China adalah negara beriklim
subtropis, dan Indonesia beriklim tropis. Hal ini menunjukan transmisi virus ini tidak
dipengaruhi oleh iklim.

2. Virus Covid-19 dapat mati dengan suhu panas dan kelembapan tinggi

Menurut hasil penelitian di US National Institutes of Health (NIH) Covid-19 dapat mati
dengan cepat jika terkena suhu tinggi dan kelembapan yang tinggi, meskipun penelitian
telah menunjukkan bahwa kerabat virus corona lain yang menyebabkan Sars bisa mati
oleh suhu di atas 56 °C (cukup panas untuk mencederai kulit) dengan laju sekitar 10.000
partikel virus setiap 15 menit.

3. Lingkungan padat penduduk memperburuk transmisi virus

Virus covid-19 sangat mudah menular, namun sering nya orang yang tertular tidak
merasa dirinya terkena covid-19. Hal ini karena masa inkubasi, dimana virus tidak
menunjukan gejala apapun. Dilansir dari cnn Indonesia, Penelitian dari Johns Hopkins
Bloomberg School of Public Health memperkirakan periode rata-rata inkubasi virus
corona yang menyebabkan Covid-19 pada manusia terjadi selama 5 hari. Jadi rata-rata
individu tidak merasa gejala Covid-19 selama 5 hari pertama. Karena masih merasa
sehat, individu ini masih dapat menularkan virus melalui individu lain, apalagi jika
diperburuk dengan lingkungan yang padat penduduk.

4. Penggunaan fasilitas umum rawan akan 'bertenggernya' virus

14
Gagang pintu, pegangan di busway, atau KRL bisa jadi adalah tempat Covid-19 berdiam
diri. Masyarakat yang masih tidak mendapat jatah Work From Home serta menggunakan
kendaraan umum lebih berisiko tertular Covid-19. Karena virus ini dapat bertahan di luar
tubuh inang hingga berjam-jam. Maka dari itu rajin-rajinlah mencuci tangan dan tidak
menyentuh mata hidung dan mulut dengan tangan kosong.

2.4 Aspek Peralatan


Virus Corona COVID-19 telah menjadi pandemi dan menyebar ke banyak negara di
dunia. China yang merupakan lokasi kasus terbanyak, kini justru tengah bangkit ketika
negara lain masih berjuang mengatasinya.

Berkat kerja keras luar biasa, penanganan wabah COVID-19 di China maju pesat dan
aktivitas keseharian masyarakat pulih. Saat ini banyak negara lain yang semakin serius
menghadapi wabah Virus Corona COVID-19. Dalam fase krusial pandemi global ini, dunia
harus membina solidaritas dan kerja sama demi kesehatan umat manusia.

China telah bertindak paling komprehensif, paling ketat, dan paling menyeluruh serta
total dalam mobilisasi, strategi, dan penanganan. Semua ini menghasilkan sinergi yang
sangat solid untuk memerangi epidemi.

Negara-negara di dunia berupaya untuk menekan pertumbuhan kasus dengan berbagai


cara. Ada yang melakuakan karantina wilayah atau lockdown dan ada juga yang melakukan
pengujian terhadap warganya seperti yang dilakukan amerika serikat yang berencana
melakukan pengetesan massal kepada penduduknya namun hal tersebut terganjal oleh
kurangnya alat pengujian.

Ketersediaan peralatan medis di Rumah sakit semakin menipis seiring dengan


melonjaknya pasien positif corona, sementara rasa kekhawatiran akan terinfeksi juga
semakin meningkat di kalangan masyarakat.

Peralatan kesehatan di RS rujukan tidak cukup untuk menangani potensi jumlah pasien
yang mengalami gejala parah, banyak peralatan yang diperlukan terutama alat bantu napas
atau ventilator karena kebanyakan pasien dengan corona membutuhkan alat bantu napas

15
sehingga dengan keterbatasan alat bantu napas di RS rujukan membuat rujukan pasien
menjadi terhambat dan penanganannya tidak bisa dilakukan segera.

1. Alat uji diagnostik


Alat uji diagnostik juga sangat diperlukan seperti alat untuk pengambilan sampel lendir
dari tenggorokan untuk mengetes spesimen. Tes tersebut dilakukan untuk
mengkonfirmasi keberadaan virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Berikut alat untuk pengambilan spesimen untuk uji diagnostik.
a. Form Pengambilan Spesimen
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi
kesalahan) jika pasien lebih dari satu.
b. Spesimen Saluran Pernapasan Bawah (Lower Respiratory Tract)
1) Virus Transport Media (VTM)
2) Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau
dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS; Antifungal dan Antibiotik
dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam 1 wadah steril.
3) Swab Dacron atau Flocked Swab
4) Tongue Spatel
5) Kontainer Steril untuk Sputum
6) Parafilm
7) Plastik Klip
8) Marker atau Label
c. Spesimen Darah/Serum :
1) Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
2) Wing needle (jika diperlukan)
3) Kapas alkohol 70%
4) Kapas Kering
5) Vial 1,8 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
6) Marker atau Label
d. Bahan Pengepakan/Pengiriman Spesimen :
1) Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)
2) Label Alamat

16
3) Lakban/Perekat

Karena kurangnya alat untuk tes diagnostik, banyak negara yang mensiasatinya
dengan hanya berfokus pada spesimen prioritas tertinggi. Pasien yang menunjukkan
tanda-tanda covid-19 harus didahulukan beserta tim medis dan keluarganya. Untuk
masyarkat lainnya harus menunggu terlebih dahulu setelah orang-orang dengan prioritas
tinggi.oleh karena itu masyarakat dihimbau untuk rajin menjaga kebersihan diri dengan
mencuci tangan dan tidak berkumpul di keramaian.

2. Alat perlindungan diri


Beberapa Rumah sakit juga mengalami keterbatasan alat perlindungan diri untuk
petugas medis. Berikut alat perlindungan diri yang dibutuhkan petugas medis dalam
penanganan pasien Covid-19 :
a. Masker N95
b. Cover all jumpsuit
c. Penutup kepala.
d. Kacamata pelindung.
e. Sarung tangan
f. Sepatu

Karena kebutuhan pasien yang dirawat cukup tinggi sehingga kebutuhan APD
untuk setiap petugas medis juga meningkat. Kekurangan APD seperti masker tidak hanya
disebabkan oleh persediaan global yang habis setelah wabah yang berkepanjangan di
Cina, tapi juga karena meluasnya pembelian masker oleh warga yang panik. Sebagian
besar Rumah sakit tidak menyimpan persediaan dalam jumlah yang besar karena selama
ini mereka membeli sesuai dengan kebutuhan.

Di Amerika, perlengkapan medis hanya 12 juta masker N95 dan 30 juta masker
bedah. Jumlah itu hanya 1% dari kebutuhan dari perkiraan 3,5 miliar jika wabah
mencapai tingkat pandemi.

2.5 PROTOKOL ISOLASI DIRI SE NOMOR HK.02 .01/MENKES/20212020

1. Jika sakit tetap di rumah, segera melaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan

17
2. Isolasi diri sendiri,selama14 hari
3. Yang dilakukan selama isolasi
a. Diam di rumah, jangan pergi bekerja dan ke ruang public
b. Gunakan kamar terpisah dengan anggota keluarga lainnya
c. Gunakan masker
d. Lakukan pengukuran suhu dan observasi gejala lainnya
e. Hindari pemakaian bersama
f. Terapkan PHBS
g. Berjemur di bawah sinar matahari setiappagi
h. Bersihkan rumah dengan cairan desinfektan
i. Hubungi satuan fasilitas kesehatan jika sakit memburuk

4. Orang dalam Pemantauan (ODP) : Ketika seseorang tidak rnenunjukkan gejala, tetapi
pernah memiliki kontak langsung dengan pasien Covid-19 dan atau orang dengan
demam/gejala pernafasan dengan riwayat dari negara/area transmisi local.
5. Yang dilakukan saat pemantauan diri sendiri :
a. Lakukan observasi/pemantauan diri sendiri di rumah
b. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti batuk atau
kesulitan bernapas
c. Jika ada muncul gejala, laporkan ke petugas di fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.
d. Jika hasil pemertksaan sampel dinyatakan positif, maka melakukan isolasi diri
sendiri. Apabila memiliki penyakit bawaan berdasarkan rekomendasi petugas
kesehatan, maka dilakukan perawatan di rumah
6. Tindakan pencegahan
a. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau handsanitizer.
b. Tutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin dengan tisu atau lengan atas bagian
dalam yang tertekuk. Segera buang tisu ketempat sampah yang tertutup dan
bersihkan tangan dengan sabun dan air atau handsanitazer.
c. Jaga jarak sosial setidaknya jarak 1 (satu) meter dengan orang lain terutama
dengan mereka yang batuk, bersin , dan demam

18
d. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan
e. Jika mengalami demam, batuk , dan sulit bernapas, segera cari perawatan medis
7. Saat perlu menggunakan masker
a. Masker digunakan oleh
1) Orang dengen gejala pernapasan. misal batuk, bersin atau kesulitan bernapas.
Tennasuk ketika mencari pertolongan medis;
2) Orang yang memberikan perawatan kepada individu dengan gejala
pernapasan;
3) Petugas kesehatan. ketika memasuki ruangan dengan pasien atau merawat
seorang dengan gejala pernapasan
b. Masker medis tidak diperlukan untuk masyarakat umur yang tidak memiliki
gejala penyakit pernapasan
c. Cara penggunaan masker.
1) Pastikan masker menutup mulut, hidung den dagu dan bagian Yang berwarna
berada disebelah depan.
2) Taken bagian masker supaya mengikuti bentuk hidung dan tarik kebelakang
dibagian bawah dagu
3) Lepaskan masker yang telah digunakan dengan hanya memegang tali dan
langsung buang ke tempat sampah tertutup. Cuci tangan pakai sabun dan air
atau hand sanitizer setalah membuang masker yang telah digunakan
4) Hindari menyentuh masker saat menggunakannya
5) Jangan gunakan kembali masker sekali pakai Ganti secara rutin apabila kotor
atau basah.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari
setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.
Berdasarkan kejadian MERS dan SARS sebelumnya, penularan manusia ke
manusia terjadi melalui droplet, kontak dan benda yang terkontaminasi, maka penularan
COVID-19 diperkirakan sama. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin,
menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari
kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti
batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat
berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, Masyarakat dapat memahami bencana
kesehatan yang terjadi sekarang ini yaitu virus corona, sehingga masyarakat dapat
mencegah dan menangani virus tersebut agar tidak terjadi peningkatan kasus corona di
indonesia maupun negara lain .

20
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. 2019 Novel Coronavirus
(2019-nCoV), Wuhan, China.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. Frequently Asked
Questions About SARS.

IDI - Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2020. Outbereak Pneumonia Virus
Wuhan.

Kemenkes (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Desease (Covid-19).


Jakarta. Kementerian Kesehatan RI

Medscape. Diakses pada 2020. What is the role of coronavirus in the etiology of viral
pneumonia?

US National Library of Medicine National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses pada


2020. Coronavirus Infections

Web MD. Diakses pada 2020. Coronavirus.

WHO. Diakses pada 2020. Coronavirus

https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200224180950-255-477609/studi-virus-corona-tak-
berasal-dari-pasar-seafood-wuhan

https://m.cnnindonesia.com/teknologi/20200319125940-199-484943/ahli-as-masa-inkubasi-
virus-corona-covid-19-selama-5-hari

https://m.liputan6.com/news/read/4210512/dirut-rspi-ss-6-petugas-medis-yang-meninggal-
adalah-pejuang-bangsa

https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/159993/ketidaksiapan-negara-negara-di-dunia-
menghadapi-corona?hidden=login

https://mediaindonesia.com/read/detail/296855-covid-19-dan-akal-sehat

https://tirto.id/cara-virus-corona-covid-19-menyebar-menurut-who-eBPk

https://www.bbc.com/indonesia/amp/vert-fut-51956329

iv
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51924204

https://www.covid19.go.id/2020/03/25/peran-multipihak-bagian-dari-pentaheliks-penanganan-
pandemik-covid-19/

https://www.google.com/amp/s/bali.idntimes.com/health/medical/amp/denny-adhietya/asal-
muasal-dan-perjalanan-virus-corona-dari-wuhan-ke-seluruh-dunia-regional-bali

https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/27/061000165/virus-corona-meluas-ini-potret-kota-
wuhan-secara-geografis?page=1

https://www.liputan6.com/news/read/4201341/headline-covid-19-pandemi-global-bagaimana-
protap-dan-koordinasi-pusat-daerah-di-indonesia

https://www.remotivi.or.id/amatan/575/menimbang-peran-media-dalam-menghadapi-epidemi

Anda mungkin juga menyukai