Pengertian Migrasi
“Bermigrasi” berarti “pindah dari satu tempat ke tempat lain”.
Pergerakan orang-orang ini dapat terjadi di dalam sebuah negara-ini yang
disebut sebagai “migrasi internal”. Migrasi juga dapat terjadi ketika orang-
orang pindah dari negara asalnya ke negara lain-ini disebut sebagai “migrasi
eksternal atau “emigrasi”. (Hak-Hak Pekerja Migran, Buku Pedoman,
Organisasi Perburuhan Internasional, Mei 2006)
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk
meningkatkan kesejahteraan dan menetap di Wilayah Pengembangan
Transmigrasi atau Lokasi Permukiman Transmigrasi.
.
1) Peningkatan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya
diwujudkan melalui penyediaan kesempatan kerja dan peluang usaha,
pemberian hak milik atas tanah, pemberian bantuan permodalan dan
atau prasarana/sarana produksi, memfasilitasi pengurusan administrasi
dengan badan usaha, peningkatan pendapatan, pendidikan dan
pelatihan, pelayanan kesehatan, pemantapan ideologi, mental spiritual,
sosial dan budaya.
2) Peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah diwujudkan
melalui pembangunan pusat pertumbuhan wilayah baru atau
mendukung pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang
sedang berkembang.
3) Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa diwujudkan melalui
pengelolaan temu budaya, tata nilai dan perilaku transmigran dan
masyarakat sekitarnya untuk pemantapan rasa kebangsaan dan cinta
tanah air.
B. Alasan Bermigrasi
Orang-orang bermigrasi untuk beragam alasan. Sebagian orang
bermigrasi untuk perkembangan pribadi dan/atau profesional, dan ingin
bepergian dan melihat dunia.
E. Menurut Kemenkumham
Menurut Kemenkumham Paragraf 2 tentang Kesehatan Migran Pasal 8:
1) Kesehatan migran merupakan Kesehatan Matra yang dilakukan terhadap
migran, yang diselenggarakan pada saat:
a. Sebelum keberangkatan;
b. Selama proses perjalanan keberangkatan mulai dari tempat
keberangkatan sampai di pelabuhan dan/atau bandar udara
pemberangkatan; dan
c. Kembali ke tanah air.
2) Kegiatan sebelum keberangkatan sebagaimana dimaksud pasa ayat (1)
huruf a paling sedikit terdiri atas;
a. Pendataan demografi;
b. Survellans kesehatan;
c. Penyuluhan kesehatan;
d. Pemberian informasi kondisi tempat tujuan;
e. Pemeriksaan kesehatan; dan
f. Pelayanan kesehatan primer.
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Tanda vital, Tingkat kesadaran
b. Status gizi
c. Kulit
d. Kepala
e. Mata : warna, visus, penglihatan 3 dimensi
f. Telinga : test berbisik, tes garpu tala
g. Hidung :
h. Pharing, laring, tonsil
i. Mulut, gusi, bibir, gigi geligi
j. Leher : kelenjar getah bening, kel tiroid, JVP, trakea
k. Tulang dan sendi : vertebra,
l. Ekstremitas atas
m. Ekstremitas bawah
n. Fungsi luhur : Daya ingat
o. Orientasi
p. Kesan Persarafan Otak : N I N V N IX N II N VI N X
q. Dada : mamae
r. Jantung :
s. Paru
t. Abdomen : Hepar, limpa, ginjal
u. Genitalia eksterna, anus, perianal N III N VII N XI N IV N VIII N XII
v. Fungsi : motorik, sensorik, vaskular
w. Status psikiatrikus : secara umum
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Apakah identitas tenaga kerja wanita sudah diisi dengan benar dan
lengkap ?.
4. Dengan banyaknya tenaga kerja wanita yang harus diperiksa pada waktu
yang terbatas, bagaimana dengan validitas hasil yang ada? Ini memerlukan
tingkat kewaspadaan dalam memeriksa dan mendiagnosis dari dokter
pemeriksa yang relatif harus kuat dan tahan banting. Sehingga hasil yang
ada dapat diperetanggung jawabkan secara profesional.
KASUS ROHINGYA
Kronologi
1990an: Repatriasi
200.000 warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dipulangkan paksa.
Adapun dalam kesehatan imigrasi terdapat proses tes kesehatan baik medical check
up visa sebelum imigrasi, selama perjalanan, dan sesudah imigrasi. Lalu dalam
kesehatan imigrasi juga harus memperhatikan antara perubahan iklim yang terjadi
dengan kesehatan pribadi seseorang saat akan melakukan imigrasi.
Saran
Masalah kesehatan adalah masalah bersama bagi semua pihak, tidak hanya bagi
individu itu sendiri melainkan juga bagi masyarakat sekitar dan pemerintah setempat.
Perlu adanya kerjasama yang baik untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di
pemukiman kumuh ini. Siapapun mereka, warga asli atau pun pendatang,
mendapatkan kesehatan yang baik merupakan hak asasi setiap manusia sehingga
semua orang wajib untuk menjaga hak asasi terebut. Selain itu, meningkatkan
kesehatan penduduk juga merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan
dan juga meningkatkan kualitas hidup manusia. Bagi negara, apabila kemiskinan di
negaranya rendah dan sumber daya manusia yang dimilikinya unggul maka akan turut
membantu dalam mempercepat pembangunan negara.
Peningkatan kesehatan bagi masyarakat di area pumikiman kumuh ini dapat
dilakukan dengan banyak cara dan juga dapat dilakukan oleh siapa saja, antara lain
yaitu:
1. Perbaiki kebersihan dan kesehatan lingkungan melaui optimalisasi program
pemerintah dibidang sanitasi seperti Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM), Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Program Penyediaan
Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), dan lain sebagainya.
2. Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat di pemukiman kumuh. Intensif
posyandu dan juga pemberian vaksin.
3. Penertiban kawasan kumuh dengan cara relokasi ke tempat yang lebih baik
seperti rumah susun.
4. Penyediaan lebih banyak tempat sampah di kawasan kumuh dengan
pengelolaan yang baik dan tegas. Karena pada dasarnya masyarakat bersedia
untuk di atur asalkan ada kepastian yang jelas dari pemerintah.
5. Pemberdayaan masyarakat seperti pembuatan bank sampah, pengelohan
sampah menjadi energi lain, daur ulang sampah mejadi barang yang bernilai
dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar dapat saling berbagi ilmu
satusama lain.
Migrasi Dan Urbanisasi Ditinjau Dari Aspek Human Capital: Kondisi Kesehatan
Masyarakat Migran Di Slum Area Dalam Kaitannya Dengan Produktivitas
Dan Kesejahteraan, Rafika Farah Maulia, Universitas Indonesia
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6182765/
https://jakarta.kemenkumham.go.id/layanan-publik/184-layanan-keimigrasian
https://act.id/rohingya/
https://mediaindonesia.com/read/detail/128764-pengungsi-rohingya-terancam-
penyakit-menular