Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL DISKUSI SEVEN JUMPS

KASUS II CA MAMMAE

KELOMPOK 2 / S1 Keperawatan
1. Anis Chabibah (A11701521)
2. Anisa Nur Ngaeni (A11701522)
3. Annisa Nurfina (A11701523)
4. Annisa Tiara Maharani (A11701524)
5. Ari Tri Wahyuni (A11701525)
6. Arni Zuhro (A11701526)
7. Arvian Ellysthiana Rozaeny (A11701527)
8. Askinatul Fuadah (A11701529)
9. Asnira (A11701530)
10. Asrifah (A11701531)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2020
A. Step 1 (Clarify Unfamiliar Term)
1. Kb hormonal : adalah kb yang memicu hormon, jenisnya suntik, iud

B. Step 2 (Define The Problem)


1. Apa saja penyebab ca mammae selain keturunan? (arni)
2. Apakah setiap benjolan di payudara mengindikasikan adanya ca mammae?
(nura)
3. Apakah ca mammae termasuk penyakit menurun? (cabibah)
4. Komplikasi yang bisa timbul dari ca mammae? (asrifah)
5. Dx yg muncul pada ca mammae? (asnira)
6. Apa fokus pengkajian pd kasus tsb? (tiara)
7. Apa tindakan keperawatan yg harus dilakukan pada pasien tsb? (nurfina)
8. Tanda dan gejala ca mammae? (tiway)
9. Pemeriksaan penunjang pada pasien ca mammae? (aski)
10. Cara mengatasi cemas pd pasien tsb? (asnira)
11. Apakah ca mammae ada stadium? Jelaskan! (aski)
12. Apakah kb hormonal merupakan salah satu faktor penyebab ca mammae?
(nura)
13. Apakah ca mammae hanya menyerang kaum hawa saja? (nurfina)
14. Selain benjolan apakah ada ciri-ciri lain dari ca mammae ? (tiway)
15. Pada kasus tersebut dilihat dari keluhan yang ada, pasien mengalami
stadium berapa? (arni)
16. Kenapa pada kasus tersebut nafsu makan menurun? (tiara)
17. Hal apa saja yang harus dihindari penderita ca mammae? (cabibah)
18. Indikasi apa saja pasien ca mammae dilakukan operasi? (asrifah)
19. Bila terdeteksi ca mamae, apa pasti diangkat? Lalu apa pilihan
terapinya? (arvian)
20. Perlu dilakukan biopsi untuk deteksi ca mamae? (arvian)

C. Step 3 (Brainstorm Possible Hypothesis/Explanation)


1. Apakah ca mammae termasuk penyakit menurun?
Jawab: termasuk penyakit menurun (nura)
2. Cara mengatasi cemas pd pasien tsb?
Jawab: edukasi ttg ca mammae dan penatalaksanaannya. (aski)
3. Apa fokus pengkajian pd kasus tsb?
Jawab: fokus pengkajian dilakukan pada area payudara (cabibah)
4. Tanda dan gejala ca mammae
Jawab:
terdapat benjolan abnormal di payudara dan terasa nyeri saat ditekan.
Kulit berwarna merah dan mengeras.
Payudara bengkak.(asnira)
Benjolan terdapat di ketiak.
5. Dx yg muncul pada ca mammae? (asrifah)
Jawab: nyeri akut, resiko infeksi,
6. Selain benjolan apakah ada ciri-ciri lain dari ca mammae ? (Tiara)
Jawab: nyeri pada area payudara, payudara antara kanan dan kiri ada
perbedaan,
7. Kenapa pada kasus tersebut nafsu makan menurun? (arni)
Jawab : karena nyeri, stres juga mempengaruhi penurunan nafsu makan
8. Apakah setiap benjolan di payudara mengindikasikan adanya ca mammae?
(nurfina)
Jawab: belum tentu
9. Apa saja penyebab ca mammae selain keturunan? (Tiway)
Jawab: penggunaan pil kb dapat merangsang kanker, gaya hidup,
merokok, hormon.
10. Apakah ca mammae ada stadium? Jelaskan! (nura)
Jawab: ca mammae ada stadiumnya, dimulai dari stadium 0-4
11. Apakah ca mammae hanya menyerang kaum hawa saja? (aski)
Jawab: bisa menyerang, karena kaum adam juga memiliki jaringan
payudara
12. Apakah kb hormonal merupakan salah satu faktor penyebab ca mammae?
(cabibah)
Jawab: iya
13. Indikasi apa saja pasien ca mammae dilakukan operasi? (asnira)
Jawab: benjolan membesar, sudah dilakukan pengobatan akan tetapi belum
sembuh, ca mammae sudah stadium lanjut, benjolan lebih dari satu
14. Pemeriksaan penunjang pada pasien ca mammae? (asrifah)
Jawab : dilakukan pemeriksaan mammografi
15. Komplikasi yang bisa timbul dari ca mammae? (arni)
Jawab: bisa menjalar ke fungsi organ lain, seperti sesak nafas, dapat
menjalar ke payudara yang satunya.
16. Hal apa saja yang harus dihindari penderita ca mammae? (tiara)
Jawab: tidak boleh menyusui, payudara tidak boleh sering ditekan, jangan
terlalu banyak makan makanan yang mengandung gula, daging berlemak.
17. Apa tindakan keperawatan yg harus dilakukan pada pasien tsb? (tiway)
Jawab: kontrol nyeri, relaksasi nafas dalam, dilakukan perawatan luka,
melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien
18. Pada kasus tersebut dilihat dari keluhan yang ada, pasien mengalami
stadium berapa? (nurfina)
Jawab: dalam kasus, pasien berada pada stadium 2
19. Ada beberapa pilihan terapi, salah satunya pembedahan. Dulu, dilakukan
pengangkatan payudara yang terkena kanker. Sekarang, bisa
mempertahankan payudara. Bahkan setelah diangkat pun bisa dibuat
payudara baru (breast conserving surgery). selain itu terapi lainya yaitu
ada kemoterapi dan radioterapi.
20. Biopsi dilakukan kalau ada kecurigaan ke arah keganasan

D. Step 4 Pathway

E. Step 5 (Define LO/Learning Objective)


1. Definisi ca mammae
2. Etiologi ca mammae
3. Tanda dan gejala ca mammae
4. Pemeriksaan ca mammae
5. Pengobatan ca mammae
6. Fokus Pengkajian ca mammae
7. Masalah keperawatan ca mammae
8. Intervensi ca mammae
9. Apa saja penyebab ca mammae selain keturunan?
10. Apakah setiap benjolan di payudara mengindikasikan adanya ca mammae?
11. Apakah ca mammae termasuk penyakit menurun?
12. Komplikasi yang bisa timbul dari ca mammae?
13. Dx yg muncul pada ca mammae?
14. Apa fokus pengkajian pd kasus tsb?
15. Apa tindakan keperawatan yg harus dilakukan pada pasien tsb?
16. Tanda dan gejala ca mammae?
17. Pemeriksaan penunjang pada pasien ca mammae?
18. Cara mengatasi cemas pd pasien tsb?
19. Apakah ca mammae ada stadium? Jelaskan!
20. Apakah kb hormonal merupakan salah satu faktor penyebab ca mammae?
21. Apakah ca mammae hanya menyerang kaum hawa saja?
22. Selain benjolan apakah ada ciri-ciri lain dari ca mammae ?
23. Pada kasus tersebut dilihat dari keluhan yang ada, pasien mengalami
stadium berapa?
24. Kenapa pada kasus tersebut nafsu makan menurun?
25. Hal apa saja yang harus dihindari penderita ca mammae?
26. Indikasi apa saja pasien ca mammae dilakukan operasi?
27. Bila terdeteksi ca mamae, apa pasti diangkat? Lalu apa pilihan terapinya?
28. Perlu dilakukan biopsi untuk deteksi ca mamae?

E. Step 6 (Info Gathering and Private Study)


Masing-masing mahasiswa mencari berbagai sumber atau literatur untuk
menjawab beberapa soal yang diperoleh dari kasus.

G. Step 7 (Share The Result Of Info Gathering And Private Study)

1. Apa saja yang menyebabkan ca mammae selain faktor keturunan?


Faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker
payudara antara lain jenis kelamin wanita, usia > 50 tahun, riwayat
keluarga dan genetik (Pembawa mutasi gen BRCA1, BRCA2, ATM atau
TP53 (p53)), riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS pada payudara
yang sama, LCIS, densitas tinggi pada mamografi), riwayat menstruasi
dini (< 12 tahun) atau menarche lambat (>55 tahun), riwayat reproduksi
(tidak memiliki anak dan tidak menyusui), hormonal, obesitas, konsumsi
alkohol, riwayat radiasi dinding dada, faktor lingkungan.
2. Apakah setiap benjolan di payudara mengindikasikan adanya ca mammae?
Tidak selalu. Benjolan atau tumor jinak non kanker yang terbentuk di
payudara bernama papiloma intraduktal. Benjolan akibat luka pada
payudara akibat cedera disebut nekrosis lemak traumatis, dapat
menyebabkan jaringan lemak terluka / rusak akibatnya terbentuklah
benjolan bulat keras dan terasa sakit.
3. Apakah ca mammae termasuk penyakit menurun?
Ya dapat menurun. Faktor genetik memiliki andil yang besar. Seseorang
yang keluarganya pernah menderita penyakit kanker, ada kemungkinan
penyakit tersebut juga dialami oleh keturunannya (Andriyani, 2006).
Wanita dengan riwayat ke-luarga yang menderita kanker payudara pada
ibu, saudara perempuan ibu, saudara perem-puan, adik/kakak, resikonya 2
hingga 3 kali lebih tinggi (Hawari, 2004). Apabila dilakukan pemeriksaan
genetik terhadap darah dan hasil-nya positif, maka dapat meningkatkan
peluang terkena kanker payudara pada keturunannya, 2 hingga 3 kali lebih
tinggi dibandingkan yang tidak mempunyai riwayat keturunan.Penyakit
biasanya menurun mengikuti garis ibu. Seseorang yang memiliki anggota
ke-luarga terkena kanker payudara, maka memiliki risiko yang sama.
Untuk mengetahui lebih dini walaupun ada riwayat keturunan maka
dianjurkan untuk melakukan pemerik-saan SADARI setiap bulan dan
mammografi khususnya pada usia 40 tahun keatas sesuai dengan anjuran.
(Sutjipto, 2008).
4. Komplikasi yang timbul dari ca mammae?
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati. Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu: a.
metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh
darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab
hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum
tulang ,otak ,syaraf. b. gangguan neuro varkuler c. Faktor patologi d.
Fibrosis payudara e. kematian

5. DX yang mungkin muncul pada ca mamae?


a. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan, deformitas
dinding dada
b. Nyeri akut b.d adnya penekanan massa tumor
c. Kerusakan integritas jaringan b.d factor mekanik (tekanan jaringan
mamae)
d. Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada bentuk tubuh karena proses
penyakit (ca mamae)
e. Resiko infeksi b.d luka operasi
f. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi
g. Ansietas b.d perubahan gambaran tubuh
(Nurafif, 2016)

6. Apa focus pengkajian pada kasus tersebut?


Px fisik daerah mamae, keluhan utama, riwayat keturunan, riwayat KB

7. Tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada pasien tersebut?


a. Bedah Lumpektomi
Bedah lumpektomi dilakukan untuk mengangkat tumor yang tidak
terlalu besar beserta sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya.
Prosedur ini umumnya diikuti radioterapi untuk mematikan sel kanker
yang mungkin tertinggal di jaringan payudara. Pasien dengan tumor
yang besar bisa menjalani kemoterapi terlebih dahulu untuk
menyusutkan ukuran tumor, sehingga tumor bisa dihilangkan dengan
lumpektomi.
b. Bedah Mastektomi
Pilihan prosedur bedah yang lain adalah mastektomi, yaitu bedah yang
dilakukan oleh dokter bedah onkologi untuk mengangkat seluruh
jaringan di payudara. Mastektomi dilakukan jika pasien tidak bisa
ditangani dengan lumpektomi. Ada beberapa tipe bedah mastektomi,
yaitu:
1) Simple/total mastectomy - Dokter mengangkat seluruh payudara,
termasuk putting, areola, dan kulit yang menutupi Pada beberapa
kondisi, beberapa kelenjar getah bening bisa ikut diangkat.
2) Skin-sparing mastectomy – Dokter hanya mengangkat kelenjar
payudara, putting, dan areola. Jaringan dari bagian tubuh lain akan
digunakan untuk merekonstruksi ulang payudara.
3) Nipple-sparing mastectomy – Jaringan payudara diangkat, tanpa
menyertakan kulit payudara dan puting. Namun jika ditemukan
kanker pada jaringan di bawah puting dan areola, maka puting
payudara juga akan diangkat.
4) Modified radical mastectomy – Prosedur ini mengombinasikan
simple mastectomy dan pengangkatan seluruh kelenjar getah
bening di ketiak.
5) Radical mastectomy – Dokter mengangkat seluruh payudara,
kelenjar getah bening di ketiak, dan otot dada (pectoral).
6) Double mastectomy – Prosedur ini dilakukan sebagai pencegahan
pada wanita yang berisiko tinggi terserang kanker payudara
dengan mengangkat kedua payudara.
8. Ciri-ciri Kanker Payudara
a. Munculnya benjolan di payudara
Benjolan pada payudara merupakan salah satu pertanda awal
munculnya kanker payudara. Benjolan ini tidak selalu terasa sakit.
Meski demikian, tidak semua benjolan yang muncul pada payudara
bersifat kanker. Benjolan ini dapat teraba saat Anda melakukan
pemeriksaan pribadi di rumah.
b. Warna kulit payudara berubah
Perubahan warna ini terkadang disalahartikan dengan infeksi. Padahal,
jika Anda tidak yakin dengan benjolan yang muncul di dalam
payudara, perubahan warna kulit sudah cukup untuk membuat Anda
lebih waspada. Pada tahap ini, kulit payudara akan menjadi
kemerahan seperti terjadi iritasi, tekstur dan warna kulit seperti kulit
jeruk, dan permukaan kulit area payudara yang terkena kanker tampak
berlekuk-lekuk, serta terjadi penebalan kulit.
c. Puting terasa sakit
Ciri-ciri dari kanker payudara stadium 1 lainnya adalah dengan
munculnya perubahan pada bagian puting disertai rasa nyeri. Mungkin
juga keluar cairan tidak normal dari puting atau puting melesak ke
dalam.
d. Muncul benjolan pada ketiak
Meski disebut kanker payudara, bukan berarti benjolan di bawah
ketiak yang Anda temui tidak ada hubungannya dengan kanker ini.
Jaringan payudara meluas hingga di bawah ketiak. Inilah mengapa
kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening di bawah ketiak.
9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium meliputi: Morfologi sel darah, dilakukan
pemeriksaan untuk eritrasit, leukosit, dan trombosit. Pemeriksaan LED
(Laju Edapan Darah) dilakukan untuk memantau keberadaan radang atau
infeksi di dalam tubuh. Tes fal marker (CEA) dalam serum/plasma
dilakukan untuk mengetahui adanya tumor. Pemeriksaan sitologi
dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara dengan cairan antara selaput
pembungkus paru (Cairan Pluera). Pemeriksaan sitologi cairan Pleura
adalah salah satu cara mendetekdsi adanya sel kanker. Pemeriksaan
monografi dilakukan untuk menemukan kanker insito yang kecil yang
tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan Scan (CT,
MRI, galfum), Ultra sound dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi
metastatic, dan respon pengobatan. Pemeriksaan biopsy (aspirasi dan
eksisi) dilakukan untuk diagnosis banding dan menggambarkan
pengobatan. Pemeriksaan penanda tumor dilakukan untuk zat yang
dihasilkan dan disekresi dalam serum, dapat menambah dalam
mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai prognosis. Reseptor
esterogen/progessteron assay yang dilakukan pada jaringan payudara
untuk memberikan informasi tentang manipulasi hormonal. Selain tes
diagnosis diatas, maka dilakukan juga tes skrining kimia, elektrolit, tes
hepar, hitung sel darah untuk mendeteksi adanya sel kanker, foto toraks
dilakukan untuk menggambarkan secara radiografi organ pernafasan yang
terdapat didalam rongga dad. USG (Ultrasonografi) dilakukan untuk
menampilkan gambaran atau citra dari kondisi bagian dalam tubuh dan
digunakan untuk membedakan kista (kantong berisi cairan) dengan
benjolan padat. Pemeriksaan mammografi digunakan sinar X dengan
meletakan semacam piringan pada payudara untuk menemukan daerah
abnormal pada payudara. Pemeriksaan staging dilakukan untuk
menentukan stadium kanker sebagai panduan pengobatan dan menentukan
10prognosis. Pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dilakukan
dengan menggunakan tangan dan pengelihatan untuk memeriksa adanya
kelainan pada payudara. Jika dilakukan secara rutin, seorang wanita akan
dapat menemukan benjolan pada payudara.
10. Cara mengatasi cemas pada pasien ca mammae?
Penatalaksanaan non farmakologi diantaranya pelatihan relaksasi,
psikoterapi, dan psikoreligius (Isaacs, 2005). Relaksasi digunakan untuk
menenangkan pikiran dan melepaskan ketegangan. Salah satu teknik yang
dapat digunakan untuk mengurangi depresi yaitu dengan menggunakan
teknik relaksasi otot progesif atau Progresive Muscle Relaxation (PMR)
(Setyoadi & Kushariyadi, 2011). PMR bermanfaat untuk meningkatkan
produksi melatonin dan serotonin serta menurunkan hormon stres kortisol.
Melatonin dapat membuat tidur nyenyak yang diperlukan tubuh untuk
memproduksi penyembuh alami berupa Human Growth Hormon,
sedangkan pengaruh serotonin ini berkaitan dengan mood, hasrat seksual,
tidur, ingatan, pengaturan temperatur dan sifat-sifat sosial. Bernapas dalam
dan perlahan serta menegangkan beberapa otot selama beberapa menit
setiap hari dapat menurunkan produksi kortisol sampai 50%. Kortisol
(cortisol) adalah hormon stres yang bila terdapat dalam jumlah berlebihan
akan mengganggu fungsi hampir semua sel dalam tubuh. PMR dapat
membantu seseorang merasa rileks ketika sedang stres. Hal ini diperkuat
oleh penelitian yang dilakukan oleh Praptini (2013) mengenai pengaruh
tehnik muskulo progresif terhadap penurunan kecemasan pada pasien
kemoterapi di rumah singgah kanker Denpasar, dengan hasil bahwa tehnik
Progresive Muscle Relaxation berpengaruh terhadap penurunan
kecemasan pada pasienkanker dengan kemoterapi, ditunjukan dengan hasil
p=0,002 (p<0,05). Penanganan cemas tidak hanya perpusat pada satu
intervensi saja, akan tetapi salah satu intervensi untuk menangani
kecemasan yaitu dengan pendekatan psikoreligius. Therapy psikoreligius
merupakan teknik relaksasi yang digabungkan dengan unsur keyakinan
kepada agama serta kepada Tuhan dapat meningkatkan respon relaksasi
lebih kuat dibandingkan hanya teknik relakasasi saja. Salah satu
pendekatan keyakinan spiritual dalam agama Islam yaitu dengan teknik
mengingat Allah atau berdzikir. Menurut Greenberg (2002), dalam
bukunya menyebutkan bahwa teknik relaksasi akan memberikan hasil
berupa respon relaksasi, setelah dilakukan minimal sebanyak tiga kali
latihan. Bacaan dzikir mampu menenangkan, membangkitkan percaya diri,
kekuatan, perasaan aman, tentram, dan memberikan perasaan bahagia.
Secara medis juga diketahui bahwa orang yang terbiasa berdzikir
mengingat Allah secara otomatis otak akan berespon terhadap pengeluaran
endorphine yang mampu menimbulkan perasaan bahagia dan nyaman
(Suryani, 2013; Ayashi, 2012)
13. Apakah ca mammae hanya menyerang kaum hawa saja?
Ca mammae yang kita kenal banyak menyerang wanita. Namun
sebenarnya ca mammae tak hanya wanita,pria juga berpotensi menderita
kanker satu ini.Hal ini pria juga memiliki jaringan payudara.Gejala kanker
payudara pada pria: Kanker payudara stadium awal biasanya tidak
meninmbulkan gejala apapun.Gejala awal yang paling sering ditemukan
adalah benjolan yang tidak nyeri pada payudara atau ketiak.Saat benjolan
ini berkembang maka dapat terjadi perubahan bentuk dan struktur
payudara.
14. Selain benjolan apakah ada ciri-ciri lain dari ca mammae?
Ciri-ciri ca mammae:
a. Benjolan disekitar payudara
b. Pembengkakan di ketiak,tulang selangka atau payudara
c. Rasa sakit dan nyeri di payudara
d. Permukaan payudara tidak rata
e. Perubahan bentuk payudara
f. Perubahan bentuk puting
g. Keluar cairan dari puting
h. Kulit payudara seperti pecah-pecah
16. Kenapa pada kasus tersebut nafsu makan menurun?
a. Perubahan sistem metabolisme, yaitu proses tubuh dalam mengurai
makanan dan mengubahnya menjadi energi.
b. Mual dan muntah yang biasanya terjadi saat penderita sedang
melakukan perawatan kemotherapi untuk menghentikan pertumbuhan
sel kanker.
c. Sembelit
d. Kesulitan menelan
e. Hilangnya rasa pada makanan
f. Depresi
g. Rasa sakit yang sedang dirasakan.
17. Hal apa saja yang harus dihindari penderita ca mammae?
Makanan yang harus dihindari oleh survivor kanker payudara. Gambaran
diet partisipan terhadap makanan yang dianjurkan adalah memperbanyak
konsumsi buah dan sayur, mengonsumsi sayuran yang mengandung
antioksidan alami seperti wortel, brokoli, lebih memilih jenis makanan
organik seperti ayam kampung, telur ayam kampung, lebih memilih jenis
makanan ikan atau unggas sebagai alternatif pengganti protein hewani,
mengonsumsi jenis bahan makanan fi tokimia yang berkhasiat seperti
bawang putih, dan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung
sereal utuh (havermout, air sari kacang hijau).
Tindakan diet partisipan dalam menghindari jenis makanan yang tidak
diperbolehkan diantaranya menghindari jenis makanan yang padat kalori
seperti gorengan dan makanan manis lainnya, menghindari makanan
karsinogenik (mengandung sianida): makanan yang diolah dengan cara
dibakar, diasap; menghindari minuman beralkohol. Dalam mengonsumsi
jenis makanan yang dibatasi penggunaannya diantaranya membatasi
asupan makanan daging merah, membatasi konsumsi makanan dalam
kaleng, membatasi konsumsi makanan mengandung bahan kimia
(pengawet, pewarna buatan, penyedap rasa)
18. Indikasi apa saja pasien ca mammae dilakukan operasi?
Pada beberapa dekade, Halsteads radikal mastectomy merupakan pilihan
pada semua stadium kanker payudara. Halsted berpendapat bahwa sel
kanker menyebar dari area payudara ke kelenjar limfe sehingga tindakan
mastektomi radikal merupakan pilihan utama Radikal Mastektomi
Halstead adalah tindakan pembedahan pengangkatan payudara,nipple-
aerola komplek,otot pectoralis mayor dan minordan KGB axilla level
I,II,III
19. Bila terdeteksi ca mammae, apa pasti diangkat? Lalu apa pilihan
terapina?
Apabila terdeteksi Ca Mammae dan tergolong masih kecil maka
dilakukan pembedahan lupektomi (pengangkatan hanya pada tumor dan
jaringan disekitarnya). Namun jika tumor sudah tergolong besar maka
dilakukan pembedahan masektomi ( pengangkatan pada payudara).
Terapi untuk pasien dengan Ca mammae
a. Bedah lumpektomi
b. Bedah masektomi
c. Radioterapi
d. Terapi hormon
e. Kemoterapi
f. Terapi target
20. Perlu dilakukan biopsi unttuk deteksi ca mammae?
Biopsi perlu di lakukan apabila saat peemeriksaan fisik ditemukan tanda
dan gejala seperti :
a. Munculnya benjolan pada payudara.
b. Kulit payudara terlihat seperti kulit jeruk atau terdapat lesung di
sekitar puting (dimpling).
c. Kulit payudara menebal atau bersisik.
d. Keluarnya cairan dari puting di luar masa menyusui.
e. Muncul ruam pada payudara.
f. Payudara terasa sakit.
g. Pembuluh darah pada payudara membesar.
h. Bentuk puting berubah, misalnya puting masuk ke dalam.
i. Adanya perubahan ukuran, bentuk, atau berat payudara.
j. Kelenjar getah bening pada ketiak membesar.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN DIAGNOSA UTAMA
NYERI AKUT PADA KASUS Ca. MAMAE DI RUANG SALMA

RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Tanggal Pengkajian :Senin, 16 Maret 2020


Waktu Pengkajian : Pukul 08.00 WIB
Pengkajian : Ruang Salma RS PKU MuhammadiyahGombong

a. BIODATA
1. Identitasklien
Nama : Ny. R
Umur :38 tahun
Jeniskelamin : Perempuan
Alamat : Karanganyar
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh

2. IdentitasPenanggungjawab
Nama : Tn. K
Umur :40 tahun
Jeniskelamin : Laki - laki
Alamat : Gombong
Pendidikan :SMP
Pekerjaan : Swasta
Hubungan : Suami
b. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. KeluhanUtama
Klienmengakuadanyabenjolan yang menekanpayudara
2. RiwayatKesehatanSekarang
Ny. Y umur 38 datangkerumahsakitdengankeluhanadanyabenjolan yang
menekanpayudara.Kulitberwarnamerahdanmengeras, bengkak,
sertamerasanyeri.Nafsumakanmenurun, pasiencemasterhadapbenjolan
yang ada di payudaranya.
RiwayatPenyakitDahulu
Klienmengatakanbelumpernahmengalamipenyakitseperti yang
dirasakansekarang.
3. RiwayatKesehatanKeluarga
Klienmengatakan di dalamkeluarganyaada yang
meninggalkarenakankerpayudara
4. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien

5. RiwayatGinekologi
a. Riwayat Menstruasi
Menarce : 13 tahun, sifatnya cair
Siklus : 28 hari, warnanya merah kecoklatan
Lama : 7 hari
Jumlah : 4x ganti pembalut saat haid pada hari pertama
sampai hari ketiga dan 3x ganti pembalut saat hari
keempat sampai ketujuh
b. Riwayat KB : Kb hormonal (suntik) selama 10 tahun
c. Menikah : 1 kali padaumur 22 tahun
6. PolaKesehatanFungsionalMenurut Gordon
i. PolaPersepsidanManajemenKesehatan
Sebelumsakit :
Klienmengatakanjikasakitlangsungpergikepuskesmas
ataubidanterdekatdiantarolehsuaminya
Saatdikaj : Klienmengatakanbaru kali nimemeriksakanbenjolan
yang di payudaranyakarenasemakin lama
semakinbesardantidaktahuharusberbuatapa.
ii. PolaNutrisi
Sebelumsakit : Klienmengatakanmakansehari 3x seharidenganporsi
yang lengkap (nasi, sayur, laukpauk) danminum air
putihkuranglebih 7 gelassehari
Saatdikaji : Klienmengatakantidaknafsumakan,
pasienjarangmakan, pasienbiasanyangemil.
Makanhanya 1x kali atau 2x
denganporsisedikitdanseringtidakhabis
iii. PolaEliminasi
Sebelumsakit : Klienmengatakan BAB 1x sehari, BAK
kuranglebih 4 kali sehari
Saatdikaji : Klien BAB sedikit-sedikitdanberwarnahitam, BAK
4 kali sehari
iv. PolaAktivitasdanLatihan
Sebelumsakit :
Klienmengatakanmelakukanaktivitassepertibiasaseb
agaiiburumahtangga
Saatdikaji :
Klienmengatakanuntukbergerakbagianpayudaranyas
eringsakit
P: Klienmengatakanmerasanyerisaatbergerak
Q: Klienmengatakannyerisepertiditusuk-tusuk
R: Klienmengatakannyeri di area payudara
S: Skalanyeri 6
T: Nyeriterasahilangtimbul
v. PolaIstirahatdanTidur
Sebelumsakit : Klienmengatakansebelumsakitistirahat 7 jam
Saatdikaji :
Klienmengatakankalaunyeritimbulsusahtidurdanda
pattidurjikanyerihilangdantidakmengganggu
vi. PolaPerepsiKognitif
Sebelumsakit :
Klienmengatakantidakmempunyaimasalahdenganpa
ncaindranya, semuanya normal
Saatdikaji : Klienberkomunikasidenganbagus, penglihatan
normal, persepsisensoribaik
vii. PolaPersepsidanKonsepDiri
Sebelumsakit :
Klienmengatakanjikasakithanyadibawakebidanataup
uskesmassetempat
Saatdikaji :
Klienmengatakanmaludancemasterhadapkondisinyas
ekarang
viii. PolaPerandanHubungan
Sebelumdikaji :
Klienmengatakanhubungankliendengansuamidankel
uargabaik.
Saatdikaji :
Klienmengatakanpasiendapatberperansebagaiistrise
caramaksimal
ix. PolaProduksidanSeksual
Sebelumsakit :
Klienmengatakantidakmengalamigangguanpadasiste
mreproduksidanmelakukanhubunganseksualdengans
uaminya
Saatdikaji :
Klienmengatakandapatmemenuhikebutuhanseksualn
yadandapatmelakukannyanamunterkadangterganggu
saat rasa nyeri di payudaratimbul
x. PolaKopingdanToleransi Stress
Sebelumsakit : Klienmengatakanselalu ceria
Saatdikaji :
Klienmengatakanmerasacemasdantakutdengankondi
sinyasaatini
xi. PolaNilaidanKepercayaan
Sebelumsakit : Klienmengatakansholat 5 waktudalamsehari
Saatkaji : Klienmengatakandiaselaluberdoakepada Allah
untukmemintakesembuhan
7. PemeriksaanFisik
i. Keadaanumum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tekanandarah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8
Beratbadan : 50 kg
Tinggibadan : 153 cm
ii. PemeriksaanSistematis
Kepala : bentukmesocepal
Rambut : warnahitam, ikal, mudahrontok
Mata : konjungtivatidakanemis
Hidung : simestris, tidakada sputum
Telinga : simetris, adaserumen
Mulut : bibirtidakkeringridakadasianosis,
mukosabibirlembab
Leher :
tidakadapembesarantiroiddanridakadapembesarangetahbening
Dada
-Payudara : bentuktidaksimetris,
kulitwarnamerahdanmengeras, bengkakdannyeri.
-Paru-paru :
I : simetris
Pa : vocal fremtussimetriskanan = kiri
Pe : sonorseluruhlapangparu
Au : vesikuler
-Cardiac
I : ictus cordistidaktampak
Pa : ictus cordisteraba
Pe : pekak
Au : tidakadabising

Abdomen

I : datar, adagambaruntukradioterapi
Au : bisingusus 5-15 x/detik
Pe : timpani
Pa : tidakadanyeritekan
Genetalia : Bersih, tidakadadarah, tidakkeluarnanah.
Anus :
tidakadalesidilipatanbokongdantidakadahemoroide
kternal
Ektremitas:
Atas : kekuatantangankanan 5 dankiri 5
Bawah : kaki tidakadalesi, tidakadanyeritekan,
kekuatanototkanankiri 5, akralterabadingin.
8. PemeriksaanPenunjang
c. ANALISA DATA

N Hari/T Data Fokus MasalahKe Etiologi


o. gl/Jam perawatan
D
X

1. Senin, DS: NyeriAkut Agenscede


16 Klienmengatakanuntukbergerakbagia rabiologis
Maret npayudaranyaseringsakit
2020 P:
pukul Klienmengatakanmerasanyerisaatberg
08.30 erak
WIB Q:
Klienmengatakannyerisepertiditusuk-
tusuk
R: Klienmengatakannyeri di area
payudara
S: Skalanyeri 6
T: Nyeriterasahilangtimbul

DO:
- Perubahanseleramakan
- Ekspresiwajahnyeri
- Fokusenyempit
- Keluhantentangkarakteristikny
eridenganmenggunakanstanda
r instrument nyeri
Tekanandarah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8
Beratbadan : 50 kg

Tinggibadan : 153 cm

2. Senin, DS: Ansietas Stressor


16 Pasienmengatakancemasterhadapbenj
Maret olan yang ada di payudaranya
2020
pukul DO:
08.30 - Terdpatbenjolan di
WIB payudaraberwarnamerah,
bengkak, danmengeras
- Perilakugelisah
- Wajahtegang

d. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeriakutberhubungandenganagenscederabiologis
2. Ansietasberhubungandengan stressor

e. INTERVENSI
Tgl/jam No. Tujuandanhasil yang diharapkan Intervensi
Dx

Senin, 1 Setelahdilakukantindakankeperawatan Manajemen Nyeri 1400


16 2x24 jam
Maret diharapkanmasalahnyeriakutb.dagence - Lakukan pengkajian nyeri
2020 derabiologisdapatteratasidengankriteria komprehensif yang meliputi
pukul hasil :
lokasi,karakteristik,onset/duras
08.30 Kontrolnyeri(1605)
WIB i, frekuensi,kualitas,intensitas

No Indikator A T atau beratnya nyeri dan faktor


pencetus
160502 Mengenalikapa 2 4
- Observasi adanya petunjuk
nonverbal mengenai
nnyeriterjadi
ketidaknyamanan terutama
pada mereka yang tidak dapat
160505 Menggunakana 2 4
nalgesik yang berkomunikasi secara efektif
direkomendasi
kan - Gunakan strategi komunikasi
secara teraupetik untuk
160509 Mengenaliapa 2 4 mengetehaui pengalaman
yang
nyeri dan sampaikan
terkaitdengang
ejalanyeri penerimaan pasien terhadap
nyeri
Keterangan:
1. Tidakpernahmenunjukan - Gali bersama pasien faktor -
2. Jarangmenunjukan faktor yang dapat menurunkan
3. Kadangkadangmenunjukan
atau memperberat nyeri
4. Seringmenunjukan
5. Secarakonsistenmenunjukan
- Evaluasi pengalaman nyeri di
masa lalu yang meliputi
riwayat nyeri kronik individu
ataubkeluarga atau nyeri
menyebabkan disability
ketidakmampuan atau
kecacatan dengan tepat

- Evaluasi bersama pasien dan


tim kesehatan lainya mengenai
efektifitas tindakan
pengontrolan nyeri yang
pernah digunakan sebelumnya

- Ajarkan prinsip - prinsip


manajemen nyeri

- Ajarkan penggunaan teknik


non farmakologi (seperti
biofeedback, TENS, hypnosis
relaksasi dll)

- Dorong pasien untuk


menggunakan obat obatan
penurun nyeri yang adekuat

- Dukung istirahat/ tidur yang


adekuat untuk membantu
penurunan nyeri

- Libatkan keluarga dalam


modalitas penurun nyeri jika
memungkinkan

Senin, 2 Setelahdilakukantindakankeperawatan Pengurangan kecemasan 5820


16 2x24 jam
Maret - Gunakan pendekatan yang
diharapkanmasalahAnsietasb.dstressor
2020 tenang dan meyakinkan
pukul08
dapatteratasidengankriteriahasil :
.30 - Nyatakan dengan jelas
kontrolkecemasandiri(1402)
WIB
harapan terhadap perilaku
No Indicator A T
klien
1402 Mengurangipenyeba 1 5
02 bkecemasan - jelaskan semua prosedur

1402 Menggunakanteknik 2 5 termasuk sensasi yang akan


07 relaksasiuntukmeng dirasakan yang mungkin akan
urangikecemasan dialami klien selama prosedur
1402 Mempertahanankons 2 5 (dilakukan)
12 entrasi
- Dorong keluarga untuk
1402 Mengendalikanrespo 2 5
17 nkecemasan mendampingi klien dengan
cara yang tepat
Keterangan:
- Lakukan usapan pada
1. tidakpernahdilakukan punggung / leher dengan cara
2. jarangdilakukan yang tepat
3. kadangkadangdilakukan
4. seringdilakukan - Jauhkan perlatan perawatan
5. dilakukansecarakonsisten
dari pandangan ( klien)

- Bantu klien mengidentifikasi


situasi yang memicu
kecemasan

- instruksikan klien
menggunakan teknik relaksasi

- kaji untuk tanda verbal dan


non verbal kecemasan

IMPLEMENTASI

No Hari/tgl Implementasi Respon Paraf


Dx

- Lakukan pengkajian nyeri


komprehensif yang meliputi
lokasi,karakteristik,onset/durasi,
frekuensi,kualitas,intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor
pencetus

- Observasi adanya petunjuk


nonverbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada
mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif

- Gunakan strategi komunikasi


secara teraupetik untuk
mengetehaui pengalaman nyeri
dan sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri

- Gali bersama pasien faktor -


faktor yang dapat menurunkan
atau memperberat nyeri

- Evaluasi pengalaman nyeri di


masa lalu yang meliputi riwayat
nyeri kronik individu
ataubkeluarga atau nyeri
menyebabkan disability
ketidakmampuan atau kecacatan
dengan tepat

- Evaluasi bersama pasien dan


tim kesehatan lainya mengenai
efektifitas tindakan
pengontrolan nyeri yang pernah
digunakan sebelumnya

- Ajarkan prinsip - prinsip


manajemen nyeri

- Ajarkan penggunaan teknik


non farmakologi (seperti
biofeedback, TENS, hypnosis
relaksasi dll)

- Dorong pasien untuk


menggunakan obat obatan
penurun nyeri yang adekuat

- Dukung istirahat/ tidur yang


adekuat untuk membantu
penurunan nyeri

- Libatkan keluarga dalam


modalitas penurun nyeri jika
memungkinkan
Pengurangan kecemasan 5820

- Gunakan pendekatan yang


tenang dan meyakinkan

- Nyatakan dengan jelas harapan


terhadap perilaku klien

- jelaskan semua prosedur


termasuk sensasi yang akan
dirasakan yang mungkin akan
dialami klien selama prosedur
(dilakukan)

- Dorong keluarga untuk


mendampingi klien dengan cara
yang tepat

- Lakukan usapan pada


punggung / leher dengan cara
yang tepat

- Jauhkan perlatan perawatan


dari pandangan ( klien)

- Bantu klien mengidentifikasi


situasi yang memicu kecemasan

- instruksikan klien
menggunakan teknik relaksasi

- kaji untuk tanda verbal dan


non verbal kecemasan

DAFTAR PUSTAKA

Panirogo, Sonar. Hernowo, Bethy S. dkk. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker


Payudara. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.)

American Cancer Society. 2016. Non-Cancerous Breast Condition. Retrieved


from American Cancer Society.)

Hubungan Riwayat Keturunan Dengan Terjadinya Kanker Payudara Pada Ibu Di


RSUP H. Adam Malik Medan

Nurafif, A. H., Hardhi, K. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnsa Medis & Nanda NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction.

Depkes RI. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara. Jakarta : Dirjen PP & PL
Anggorowati.(2013). Faktor Resiko Kanker Payudara Wanita.KEMAS 8 (2)
(2013) 121-126.Diakses tanggal 7 maret 2020 time 12.10

Dapus : Kushariyadi, Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien


Psikogeriatrik. Penerbit: Salemba Medika. Jakarta.

Praptini (2013) Pengaruh Tehnik Muskulo Progresive Terhadap Penurunan


Kecemasan Pada Pasien Kemoterapi Di Rumah Singgah Kanker Denpasar

Ayashi, E. S. (2012). Dahsyatnya Senyuman Ibadah Super Mudah Manfaat Super


Hebat, Jakarta : Qultum Media.

Meyrina Putri Cahyariani1, Annis Catur Adi2. 2016. Gambaran Tindakan Diet
Survivor Kanker Payudara Di Luar Dan Di Dalam Rumah Singgah Yki
Jawa Timur. Media Gizi Indonesia, Vol. 11, No. 1 Januari–Juni hlm. 17–
23.

Wirsma Arif Harahap. 2015. Pembedahan Pada Tumor Ganas Payudara. Majalah
Kedokteran Andalas, Vol. 38, No. Supl. 1, Agustus.

Azarina Khoirun, 2017. Efek Radioterapi Terhadap Produksi Sel Darah Pada
Penderita Ca Mammae Dan Ca Cervix.Unimus

Anda mungkin juga menyukai