Anda di halaman 1dari 17

MENINGKATKAN KETERAMPILA BERSASTRA

OLEH :

 UMMU HAMIDAH
 LISA ANGGIA LUBIS
 MUHAMMAD RIPAI SIREGAR (1192111011)

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Erlin da Simanungkalit. M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FIP-UNIMED

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat
dan karunia yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu Dra. Erlin da
Simanungkalit. M.Pd Yang terlah memberikan tugas dan membimbing sehingga makalah ini
dapat selesai dengan baik.

Adapun yang menjadi judul tugas kami adalah makalah yang berjudul meningkatkn
keterampilan bersastra pada mata kuliah keterampilan berbahasan Indonesia. Tujuan kami
menulis makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah keterampilan berbahasa
indonesia.

Mudah-mudahan dengan adanya makalah pembuatan tugas ini dapat memberikan


manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Dalam penulisan makalah penulis masih merasa bahwa makalah ini tidak sempurna, sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Medan, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Pengetian Sastra..........................................................................................................
2.2 Fungsi Sastra................................................................................................................
2.3 Bidang Kajian Sastra..................................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
DAFTAR FUSTAKA........................................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................................
EVALUASI SOAL PILIHAN GANDA...........................................................................
EVALUASI SOAL ESSAY...............................................................................................
PERTANYAAN SETIAP KELOMPOK.........................................................................
POIN POIN DARI MTERI..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran sastra sebagai bagian dari pembelajaran bahasa indonesia di sekolah
memilikipern yang sangat penting untuk membantumproses pendidikan yang di tujukan untuk
memanusiakan manusia. Dengan lewat sastra, pengetahuan budaya, cipta dan rasa watak siswa
dapat lebih berkembang. Banyak nya manfaat yang ajkan di dapatkan melalui karya sastra
membuat pembelajaran ini sangat penting untuk diajarkan sejak dini . Akana tetapi pentingnya
pembelajaran sastra ini tidak berbanding lurus penetapannya di sekolah.

Pembelajaran sastra di Pandang sebelah mata oleh para guru.Guru cenderung


mengabaikan pembelajaran sastradan hanya di laksanaankan untuksekedar memenuhi tuntutan
kuruikulum. Hal ini menyebabkan pembelajatran sastra yang seharusnya menarik memjadi hal
yanhg biasa saja, membosankan, memusingkan dan pada akhirnya membuat murid menjadi tidak
menyukai karya sastra, dalam bab ini, akan di bahas fungsi sastra dan bidang kajian sastra yang
dapat di kembangkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang berkaitan
dengan, identfikasi kemampuan bersastra,antaralain :
1.Apa itu pengertian dari kemampuan bersastra?
2.Apa saja jenis kemampuan bersastra?
3.Bagaimana cara mengembangkan kemampuan bersastra?
4.Apa manfaat pengembangan kemampuan bersastra?
5. Apa saja yang termasuk dalam aktivitas pengembangan kemampuan bersastra?
1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, tujuan pembahasan tentang identfikasi kemampuan


bersastra yaitu :

1) Untuk dapat mengerti apa itu kemampuan bersastra.


2) Untuk dapat mengerti jenis kemampuan bersastra.
3) Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan kemampuan bersastra.
4) Untuk mengetahui apa saja manfaat pengembangan kemampuan bersastra.
5) Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam aktivitas pengembangan kemampuan
bersastra.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sastra

Sastra adalah hasil karya seni para pengarang atau sastrawan, yang antara lain berupa
prosa (cerita pendek dan novel), puisi dan drama (naskah drama atau pementasan drama).
Kemampuan bersastra produktif adalah kemampuan untuk menghasilkan suatu jenis karya sastra
yang ditujukan untuk menyampaikan hasil pikiran, ide-ide, dan penalarannya kepada orang lain.
Kemampuan bersastra produktif dibagi menjadi dua, yaitu kemampuan bersastra produktif lisan (
berbicara ) dan kemampuan bersastra produktif tulis ( menulis ).

Kemampuan bersastra produktif lisan yaitu suatu aktifitas dimana seseorang mampu
menghasilkan karya sastra dalam bentuk lisan ( berbicara ) dengan target menghidupkan teks
dengan muatan emosi dan karakter lebih berkenaan dengan aktifiyas kreatif (berkesenian).
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan bersastra produktif tulis adalah suatu aktifitas
dimana seseorang mampu menghasilkan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan ( literal ).

Jenis kemampuan bersastra produktif lisan dapat di golongkan berdasarkan bentuk isi dan
Berdasarkan Pendekatan Apresiasi Sastra. Sedangan Jenis kemampuan Bersastra Produktif Tulis
berdasarkan bentuk dan isinya itu terbagi atas 4 jenis yakni Novel, Cerita/Cerpen, Syair, Pantun
dan drama.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan bersastra produktif Lisan
yaitu, Curah gagasan atau curah pendapat, Menumbuhkan daya imajinasi Menumbuhkan minat
dan kemampuan siswa dalam hal sastra.

Manfaat pengembangan kemampuan bersastra produktif lisan menurut Danandjaja,


Hutomo dan Masyarakat. Manfaat pengembangan kemampuan bersastra produktif tulis menurut
Komaidi, Hernowo, Pennebaker, Semi , Laksana dan Syamsudin.
Aktivitas pengembangan kemampuan bersastra produktif lisan yaitu : bisa
mendengarkan, membaca, dan menulis dongeng ataupun karya sastra lainnya, berpidato,
berdiskusi, dan Mereka juga bisa menyajikan sandiwara boneka, bercerita atau membaca puisi
secara kor atau berpartisipasi dalam pementasan drama. Aktivitas pengembangan kemampuan
bersastra produktif tulis Mencontoh huruf atau membuat kalimat pendek, Menuliskan
pengalaman pribadi, Membuat puisi dan Membuat cerpen.

2.2 Fungsi Sastra

Dalam kehidupan masyarakat, serta memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi
peminat atau pembacanya.
2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya.
3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan penikmat/pembacanya karena
sifat keindahannya.
4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/
peminatnya, sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu
mengandung moral yang tinggi.
5. Fungsi religious, yaitu sastra pun menghadirkan karya-karya yang mengandung ajaran
agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.

2.3 Bidang Kajian Sastra

1. Prosa

Prosa adalah salah satu bentuk karya sastra yang bersifat cerita, bercerita. Ada dua unsur
yang membentuk karya sastra prosa, yakni :

1. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang memengaruhi penciptaan karya sastra dari luar. Yang
termasuk unsur ini adalah yang berkaitan dengan sosiologi, ideology, histori, politik, ekonomi.
Kebudayaan. dan lain-lain.

2.Unsur intrinsik.

Unsur intrinsic adalah unsur yang membentuk karya sastra dari dalam. Adapun unsur-
unsur intrinsic antara lain adalah tema atau inti atau dasar cerita, tokoh atau perwatakan,
alur/plot/jalan cerita,, latar atau setting, teknik penceritaan atau pusat pemisahaan, dan diksi atau
gaya bahasa.

Secara umum, jenis karya sastra prosa yang dikenal luas adalah cerita pendek (cerpen)
dan novel (roman). Dalam tradisi sastra melayu (tradisi di berbagai daerah di Indonesia), ada
sejumlah karya sastra prosa yang dikenal luas Indonesia, antara lain:

a) Cerita rakyat yang meliputi dongeng, legenda, mite, mitos, sage, fable, cerita jenaka, dan
lain-lain.
b) Hikayat yang hakikatnya semacam pranovel (sebelum munculnya novel atau roman)
dalam prosa modern.

2. PUISI

Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa
yang terikat irama, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi dibedakan menjadi
dua yaitu puisi lama dan puisi baru.

a. Unsur-unsur Puisi

1. Struktur Fisik Puisi

a). Perwajahan puisi (tipografi) adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi
kata-kata, tei kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.

b). Diksi ialah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan
kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
c). Imaji, yaitu kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi, misalnya
penglihatan, pendengar, dan perasaan. Imaji terbagi atas tiga yakni imaji suara (auditif),
imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil).

d). Kata konkret, adalah kata yang memungkinkan memunculkan imaji karena dapat
ditangkap indra yang mana kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Seperti
kata konkret “salju” yang melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dan
sebagainya, sedangkan kata konkret “rawa-rawa” melambangkan tempat kotor, tempat
hidup, bumi, kehidupan, dan sebagainya.

e). Gaya bahasa adalah pengunaan bahasa dengan menghidupkan atau meningkatkan efek
dan menimbulkan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif yang menyebabkan puisi
menjadi prismatic, artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna. Gaya bahasa
disebut dengan majas. Macam-macam majas yaitu metafora, simile, personifikasi, litotes,
ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradox.

f). Rima atau irama, ialah persamaan bunyi puisi di bait awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Rima mencakup : Onomatope (tiruan terhadap bunyi seperti/ng/yang memberikan efek
magis puisi staudji C.B). Pengulangan kata atau ungkapan rima merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi.

2. Sturukur Batin Puisi

a). Tema/makna (sense) yaiu media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda
dengan makna, maka puisi harus memiliki makna ditiap kata, baris, bait, dan makna
keseluruhan.

b). Rasa (feeling) yaitu sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang pendidikan,
agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis
dan psikologis, dan pengetahuan,
c). Nada (tone) adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Penyair dapat menyampaikan tema
baik dengan nada yang menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca dalam
pemecahan masalah, menyerahkan masalah kepada pembaca, dengan nada sombong,
menggangap bodoh atau rendah pembaca, dan sebagainya.

d. Amanat/tujuan maksud (intention) adalah pesan yang akan disampaikan penyait kepada
pembaca yang terdapat dalam puisi tersebut.

3. Drama

Secara umum, karya sastra drama (teater) diartikan sebagai salah satu jenis (genre) karya
sastra yang berbentuk cerita yang diperagakan dengan gerak dan suara dengan aksentuasi dialog
(percakapan) yang disampaikan kepada penonton. Sastra drama disebut sebagai sastra karya
yang kompleks, karena dibutuhkan seniman-seniman lainnya, yaknipenulis naskah (lakon),
sutradara, pemain (pemeran), peanata panggung, peanata music, penata lampu, koreografer,
penata kostum, dan lain-lain.

Dalam karya sastra drama juga terdapat unsur-unsur yang membangun karya tersebut.
Pertama, naskah drama (lakon). Sebagian besar naskah drama dibagi dalam beberapa babak,
setiap babak dibagi dalam beberapa adegan. Kedua, pemain (pemeran) melalui acting (gerak-
gerik) dan dialog yang membuat penonton menikmati jalan cerita pementasan. Ketiga,sutradara.
Sutradara adalah seorang actor yang mengatur dan bertanggungjawab atas pementasan sebuah
drama, teater, sinetron, dan film. Keempat,tempat pementasan atau unsur panggung adalah unsur
yang harus mendapat perhatian dalam pementasan drama. Unsur tempat termasuk dalam tata
panggung, tata lampu, tat suara, tata busana, dekorasi, dan lain-lain. Kelima,penontin. Kehadiran
penonton dalam pementasan merupakan suatu keharusan karena penonton adalah bagian integral
dari pementasan drama itu sendiri.
a. Pembagian Jenis Drama

1. Tragedi atau duka cita, yakni jenis drama yang melukiskan peri kehidupan tokoh yang
penuh dengan kemalangan.
2. Komedi dan suka cita, yakni jenis drama tang melukiskan peri kehidupan tokoh yang
menyenangkan atau bersifat jenaka yang membuat penonton tertawa atau tergelitik.
3. Melodrama (gabungan tragedy dan komedi), yakni jenis drama yang menggabungkan
antara tragedy dan komedi.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Sastra adalah hasil karya seni para pengarang atau sastrawan, yang antara lain berupa
prosa (cerita pendek dan novel), puisi dan drama (naskah drama atau pementasan drama).
Kemampuan bersastra produktif adalah kemampuan untuk menghasilkan suatu jenis karya sastra
yang ditujukan untuk menyampaikan hasil pikiran, ide-ide, dan penalarannya kepada orang lain.
Kemampuan bersastra produktif dibagi menjadi dua, yaitu kemampuan bersastra produktif lisan (
berbicara ) dan kemampuan bersastra produktif tulis ( menulis ).

Kemampuan bersastra produktif lisan yaitu suatu aktifitas dimana seseorang mampu
menghasilkan karya sastra dalam bentuk lisan ( berbicara ) dengan target menghidupkan teks
dengan muatan emosi dan karakter lebih berkenaan dengan aktifiyas kreatif (berkesenian).
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan bersastra produktif tulis adalah suatu aktifitas
dimana seseorang mampu menghasilkan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan ( literal ).

Jenis kemampuan bersastra produktif lisan dapat di golongkan berdasarkan bentuk isi dan
Berdasarkan Pendekatan Apresiasi Sastra. Sedangan Jenis kemampuan Bersastra Produktif Tulis
berdasarkan bentuk dan isinya itu terbagi atas 4 jenis yakni Novel, Cerita/Cerpen, Syair, Pantun
dan drama.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan bersastra produktif Lisan
yaitu, Curah gagasan atau curah pendapat, Menumbuhkan daya imajinasi Menumbuhkan minat
dan kemampuan siswa dalam hal sastra.

Manfaat pengembangan kemampuan bersastra produktif lisan menurut Danandjaja,


Hutomo dan Masyarakat. Manfaat pengembangan kemampuan bersastra produktif tulis menurut
Komaidi, Hernowo, Pennebaker, Semi , Laksana dan Syamsudin.

Aktivitas pengembangan kemampuan bersastra produktif lisan yaitu : bisa


mendengarkan, membaca, dan menulis dongeng ataupun karya sastra lainnya, berpidato,
berdiskusi, dan Mereka juga bisa menyajikan sandiwara boneka, bercerita atau membaca puisi
secara kor atau berpartisipasi dalam pementasan drama. Aktivitas pengembangan kemampuan
bersastra produktif tulis Mencontoh huruf atau membuat kalimat pendek, Menuliskan
pengalaman pribadi, Membuat puisi dan Membuat cerpen.

3.2 Saran

Dari makalah ini, dapat diambil beberapa saran untuk mendukung pengembangan
kemampuan bersastra Produktif, diantaranya : Peran guru sekolah dasar di kelas-kelas tinggi
sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan bersastra produktif lisan dan tulis ( berbicara dan
menulis ) ialah memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk saling menyampaikan
pendapatnya secara lisan. Guru perlu memberikan dorongan kepada anak untuk mengemukakan
pandangan dan pendapatnya. Kebiasaan untuk memperhatikan, memahami, dan menanggapi
secara kritis pembicaraan orang lain perlu dikembangkan. Demikian juga anak-anak perlu
diarahkan untuk dapat menyampaikan kritis yang konstruktif secara sopan, dan menerima kritik
secara terbuka. Untuk itu guru perlu memberikan teladan sebagai pembicara yang efektif dan
penulis yang kreatif.
DAFTAR FUSTAKA

Simanungkalit Erlinda, 2019. Keterampilam Berbahasa Indonesia.Yogyakarta : Ombak

Aminudin.1991.Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar baru.

Aminudin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
LAMPIRAN

I. Evaluasi Pilihan Ganda


1. Berikut ini merupakan fungsi fungsi sastra bagi kehhidupan, kecuali…..
a. Fungsi reaktif
b. Fungsididaktif
c. Fungsi estetis
d. Fungsi moralitas
e. Fungsi mentalitas
2. Bentuk sastra yang di lukiskan dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat dan
bermakna konotatif dengan gaya bahasa tertentu adalah…..
a. Puisi
b. Prosa
c. Mite
d. Drama
e. hikayat
3. berdasarkan untaian barisnya puisi di golongkan menjadi beberapa jenis dan lima di
antaranya adalah…..
a. terzina
b. kuartett
c. sektet
d. quin
e. soneta
4. Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usia ku semkain tinggi
Kata petang pada larik ketiga puisi di atas ini memiliki makna lambang…..
a. Waktu sere hari
b. Kehidupan manusia
c. Suasana senja
d. Masa tua
e. Perasaan manusia

5. Petir menyambar, menyambuk pepohonan


Hujan menjerit memekakkan telinga
Angin berhembus menyapi air mata
Disana, bocah kecil terburu kaku
Gaya bahasa yang di gunakan pada puisi di atas ini adalah….
a. Hiperbola
b. Personifikasi
c. Refetisi
d. Metafora
e. Alegori

II. SOAL ESSAY


1) Karena kasih-MU
Engkau tentukan waktu
Sehari lima kali kita bertemu
Tema puisi yang tepat di atas ini adalah….
Jawaban : ketuhanan
2) Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dari nestapa
Engkau lagi tempat ku berpaut
Diwaktu ini gelap gulita
Jika sajak di atas di prosakan, nyatakanlah dengan kalimat…..
Jawaban :
1. Penyair meminta maut datang untuk meleoaskannya dari kesedihan
2. Supaya kesedihannya lenyap, pemyair memilih untuk mati
3. Maut itu tempatnya meminta pertolongan karna waktu itu hatinya sedang
di liputi kekacauan.
3) Saya mengerti
Tentang kematian
Tetapi mengerti sekali tentang diri
Tak memngenal benar akan kelahiran
Tapi sadar akan cinta
Makna yang terkandung dalam puisi di atas adalah….
Jawaban : yang lebih penting bukan uusan lahir atau mati tetapi kehadiran diri dan cinta
4) Cermatilah puisi di bawah ini :
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dada ku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
(Chairul Anwar, Sajak putih)
Citraan yang dominan pada puisi ini adalah….
Jawaban : citraan dalam pendengaran
5) Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu juga
Engkau pelik menarik ingin
Serupa darah di balik tirai
(Amir Hamzah, Padamu Jua)
Pencitraan apa yang timbul dalam puisi tersebut….
Jawaban : citraan penglihatan

Anda mungkin juga menyukai