PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ada beberapa ahli yang menjelaskan, bahwa kata tangga dalam rumahtangga
berarti susunan atau tingkat, mungkin semacam hirarki, baik hirarki tanggungjawab,
hirarki wewenang, hirarki kepatuhan, dan sebagainya. Jadi, dengan menganggap bahwa
tangga adalah susunan, maka para pemikir menjelaskan bahwa dalam rumahtangga harus
ada susunan dan tingkatan wewenang dan tanggungjawab yang diatur dan dikelola
dengan baik sehingga tercipta harmoni yang apik.
3
penyebab utama kematian dan ketidakmampuan fisik yang diderita oleh masyarakat
Indonesia bahkan dunia. Terjadinya PTM ternyata telah mempunyai prakondisi sejak
dalam kandungan dan masa pertumbuhan seperti berat bayi lahir rendah, kurang gizi dan
terjadinya infeksi berulang, juga diperberat oleh perilaku tidak sehat. Perilaku tidak sehat
yang saat ini menjadi tren gaya hidup masyarakat antara lain merokok, kurang aktivitas
fisik dan kurang mengkonsumsi buah dan sayur.
Permasalahan di atas dapat di cegah dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat khususnya di rumah tangga. Ini karena anggota rumah tangga merupakan asset
yang sangat potensial untuk diberdayakan dalam menjaga memelihara kesehatan.
Pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan.
Jumlah PHBS yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pun sangat
banyak, bahkan bisa mencapai ratusan. Misalnya tentang mengkonsumsi multi vitamin,
istirahat yang cukup, membuang sampah pada tempatnya, hingga mampu mengendalikan
emosi diri. Sedangkan yang akan dibahas disini adalah PHBS dalam lingkungan rumah
tangga.
1) Pengertian PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
2) Landasan Hukum Pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-
Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS:
Undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.
Undang-undang No. 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai
Desa dan Kelurahan.
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar Pelayanan
Minimal di Bidang Kesehatan.
Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang
Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PHBS Rumah Tangga adalah
4
Predisposing, adalah faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadi
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap keyakinan, kepercayaan nilai-nilai,
tradisi, disebut.
Enabling, adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitas perilaku atau
tindakan yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
Reinforcing, adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku,
meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
4) Sasaran PHBS utama di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga:
Pasangan usia subur
Ibu hamil dan menyusui
Anak dan remaja
Usia lanjut
Pengasuh anak
5
5) Manfaat PHBS di Rumah Tangga:
Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
Anak tumbuh sehat dan cerdas
Produktivitas anggota keluarga meningkat
Mampu mengupayakan lingkungan sehat
Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
6) Langkah langkah pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Di Kabupaten Kota
Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim
Penggerak PKK di seluruh kecamatan dan desa/kelurahan
Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK
Mengadvokasi Bupati /Walikota /DPRD untuk memperoleh dukungan kebijakan dan
dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga diseluruh kecamatan dan desa/kelurahan
Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian
Rumah Tangga tingkat kabupaten /kota
Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat
kabupaten/kota
Di Kecamatan
Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim
Penggerak PKK di seluruh desa /kelurahan
Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK desa
/kelurahan dan organisasi masyarakat lainnya.
Mengadvokasi Camat dan lintas sektor terkait untuk memperoleh dukungan kebijakan
dan dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga di seluruh desa/kelurahan
Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga
berdasarkan prioritas masalah PHBS tingkat desa/kelurahan
Melatih TP-PKK desa/kelurahan dalam melaksanakan pembinaan PHBS di Rumah
Tangga.
Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian
Rumah Tangga diseluruh desa.
Mengirimkan hasil pengumpulan data PHBS di seluruh desa/kelurahan ke Dinasa
Kesehatan kabupaten/kota untuk diolah lebih lanjut melalui Sistem Informsi Manajemen
PHBS (SIM-PHBS).
Melaksanakan penilaian PHBS di Rumah Tangga tingkat desa/kelurahan.
Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat
desa/kelurahan.
6
Di Desa/Kelurahan
Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga
Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS
Perencanaan kegiatan
Penggerakan dan Pelaksanaan Kegiatan
Pemantauan dan Penilaian
7
7) Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini
seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada
beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu
persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril,
penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan
kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI
Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
mulai usia nol hingga enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan
untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini
dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun.
Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari
sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga
tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan
melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan,
setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni
tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan
tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan,
dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai
kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala
(PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan
nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas,
dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.
Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M
(Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena
banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi
tubuh.
8
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun
kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan
karbon monoksida (CO). Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif),
terlebih di dalam rumah, maka asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya
berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok
pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi kesehatan. Rumah sebagai tempat berlindung
bagi keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh karena itu, perokok pasif harus berani
menyuarakan haknya untuk bebas dari kepulan asap rokok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
Promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam
lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya). Berdasarkan
pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran
yaitu Sasaran Primer (Primary Target), Sasaran Sekunder (Secondary Target), dan
Sasaran Tersier (Tertiary Target). Promosi kesehatan dalam rumah tangga termasuk
kedalam sasaran primer.
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk
mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga.
Fungsi keluarga yang penting dalam kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan.
Didalam rumah tangga terdapat banyak sekali masalah tentang kesehatan akibat
kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat). PHBS di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pembinaan PHBS di Rumah
Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Upaya Peningkatan Strata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tingkat Rumah
Tangga Melalui Strategi Promosi Kesehatan:
10
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9247. Diakses pada 6 September 2014 Pukul
15.11 WITA
Anonim. 2013. Definisi Rumah Tangga:
http://alamandang.wordpress.com/2013/08/01/definisi-rumahtangga-adalah/. Diakses pada 5
september 2014 Pukul 21.13 WITA
Lamawati, Marlina. 2011. Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat: http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/.
Diakses pada 4 September 2014 Pukul 20.10 WITA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Padila. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika
11