Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Promosi Kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya pemberdayaan masyarakat


untuk tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Banyak permasalahan
kesehatan di Indonesia dapat dicegah melalui kegiatan promosi kesehatan. Namun, proses
perubahan perilaku di masyarakat tidaklah mudah, maka perlu dikembangkan strategi
serta langkah-langkah yang dapat mendukung upaya pemberdayaan masyarakat agar
mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Pentingnya peranan promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan telah diakui
oleh berbagai pihak, oleh sebab itu didalam Grand Strategy Departemen Kesehatan yang
tertuang pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 457 Tahun 2008, telah ditetapkan
Visi pembangunan kesehatan adalah: “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”
serta Misi: “Membuat Masyarakat Sehat” dengan Strategi: “Menggerakkan dan
Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup Sehat”. Pemberdayaan masyarakat harus
dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan
aset atau modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya.

1.2 Rumusan Masalah


a.       Apa pengertian Promosi Kesehatan ?
b.      Apa saja yang menjadi sasaran Promosi Kesehatan ?
c.       Apa pengertian Rumah Tangga ?
d.    Apa saja fungsi keluarga dalam Perawatan Kesehatan ?
e.       Apa saja penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Tangga ?

1.3 Tujuan Masalah


Mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang :
1)      Penjelasan Pengertian Promosi Kesehatan
2)      Penjelasan Sasaran Promosi Kesehatan
3)      Penjelasan Pengertian Rumah Tangga
4)      Penjelasan Fungsi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan
5)      Penjelasan Penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Tangga

1
BAB II
PEMBAHASAN

a. Pengertian Promosi Kesehatan


Menurut WHO, Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk
meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan dengan demikian meningkatkan
kesehatan mereka. Promosi kesehatan berarti membangun kebijakan publik yang sehat
menciptakan lingkungan yang mendukung, memperkuat aksi komunitas, mengembangkan
keterampilan pribadi, dan mengorientasikan layanan kesehatan. Promosi kesehatan merupakan
revitalisasi pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran
masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Hal ini berarti
bahwa promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam
lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya).

b. Sasaran Promosi Kesehatan


Berdasarkan tahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3
kelompok sasaran , antara lain :
         Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi: kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan
menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan
remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.
         Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Yang termasuk sasaran sekunder antara lain para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, dan sebagainya.
         Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah
adalah sasaran tersier promosi kesehatan

c.       Pengertian Rumah Tangga


Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk
mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga.
Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan pada
tatanan ini. Karena orang tua, terutama ibu, merupakan peletak dasar perilaku dan
terutama perilaku kesehatan bagi anak-anak mereka. Keluarga merupakan tempat dasar
berkembangnya perilaku manusia.

2
Ada beberapa ahli yang menjelaskan, bahwa kata tangga dalam rumahtangga
berarti susunan atau tingkat, mungkin semacam hirarki, baik hirarki tanggungjawab,
hirarki wewenang, hirarki kepatuhan, dan sebagainya. Jadi, dengan menganggap bahwa
tangga adalah susunan, maka para pemikir menjelaskan bahwa dalam rumahtangga harus
ada susunan dan tingkatan wewenang dan tanggungjawab yang diatur dan dikelola
dengan baik sehingga tercipta harmoni yang apik.

d.      Fungsi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan


Fungsi keluarga yang penting dalam kesehatan adalah fungsi perawatan
kesehatan.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap
anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas
kesehatan keluarga tersebut adalah (Frieman, 1998):
         Mengenal masalah kesehatan
         Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
         Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
         Mempertahankan suasana rumah yang sehat
         Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

e.       Penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Tangga


Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat telah ditetapkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan. Untuk melaksanakan pembangunan kesehatan tersebut
diperlukan pendekatan Promosi Kesehatan. Untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat ditetapkan visi Nasional Promosi Kesehatan yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat”. Dalam implementasinya Promosi Kesehatan didukung oleh tiga strategi yaitu
pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi.
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas
sumber daya manusia, oleh karena itu perlu dipelihara dan ditingkatkan. Status kesehatan
masyarakat antara lain ditentukan oleh Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB) dan Umur Harapan Hidup (UHH).
Angka kematian ibu yang tinggi sangat erat kaitannya dengan ditolong tidaknya
persalinan oleh tenaga kesehatan. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi
terbanyak disebabkan karena pertumbuhan janin yang sangat lambat, kekurangan janin
pada bayi dan kelahiran prematur.
Sedangkan untuk penyebab tidak langsung adalah kurangnya ibu yang memberikan ASI
secara eksklusif, sehingga banyak bayi yang mudah terkena penyakit infeksi seperti diare
dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Perubahan tingkat kesehatan juga memicu transisi epidemiologi penyakit, yakni
bertambahnya penyakit degenerasi atau dikenal dengan penyakit tidak menular (PTM).
Saat ini PTM seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes mellitus merupakan

3
penyebab utama kematian dan ketidakmampuan fisik yang diderita oleh masyarakat
Indonesia bahkan dunia. Terjadinya PTM ternyata telah mempunyai prakondisi sejak
dalam kandungan dan masa pertumbuhan seperti berat bayi  lahir rendah, kurang gizi dan
terjadinya infeksi berulang, juga diperberat oleh perilaku tidak sehat. Perilaku tidak sehat
yang saat ini menjadi tren gaya hidup masyarakat antara lain merokok, kurang aktivitas
fisik dan kurang mengkonsumsi buah dan sayur.
Permasalahan di atas dapat di cegah dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat khususnya di rumah tangga. Ini karena anggota rumah tangga merupakan asset
yang sangat potensial untuk diberdayakan dalam menjaga memelihara kesehatan.
Pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan.
Jumlah PHBS yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pun sangat
banyak, bahkan bisa mencapai ratusan. Misalnya tentang mengkonsumsi multi vitamin,
istirahat yang cukup, membuang sampah pada tempatnya, hingga mampu mengendalikan
emosi diri. Sedangkan yang akan dibahas disini adalah PHBS dalam lingkungan rumah
tangga.
1)      Pengertian PHBS di Rumah Tangga 
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
2)      Landasan Hukum Pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-
Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS:
 Undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.
 Undang-undang No. 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
 Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
 Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
 Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai
Desa dan Kelurahan.
 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar Pelayanan
Minimal di Bidang Kesehatan.
 Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang
Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
3)      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PHBS Rumah Tangga adalah

4
 Predisposing, adalah faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadi
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap keyakinan, kepercayaan nilai-nilai,
tradisi, disebut.
 Enabling, adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitas perilaku atau
tindakan yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
 Reinforcing, adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku,
meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
4)      Sasaran PHBS utama di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga:
         Pasangan usia subur
         Ibu hamil dan menyusui
         Anak dan remaja
         Usia lanjut
         Pengasuh anak

5
5)      Manfaat PHBS di Rumah Tangga:
         Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
         Anak tumbuh sehat dan cerdas
         Produktivitas anggota keluarga meningkat
         Mampu mengupayakan lingkungan sehat
         Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
6)      Langkah langkah pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Di Kabupaten Kota
 Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim
Penggerak PKK di seluruh kecamatan dan desa/kelurahan
 Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK
 Mengadvokasi Bupati /Walikota /DPRD untuk memperoleh dukungan kebijakan dan
dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga diseluruh kecamatan dan desa/kelurahan
 Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian
Rumah Tangga tingkat kabupaten /kota
 Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat
kabupaten/kota

Di Kecamatan 
 Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim
Penggerak PKK di seluruh desa /kelurahan
 Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK desa
/kelurahan dan organisasi masyarakat lainnya.
 Mengadvokasi Camat dan lintas sektor terkait untuk memperoleh dukungan kebijakan
dan dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga di seluruh desa/kelurahan
 Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga
berdasarkan prioritas masalah PHBS tingkat desa/kelurahan
 Melatih TP-PKK desa/kelurahan dalam melaksanakan pembinaan PHBS di Rumah
Tangga.
 Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian
Rumah Tangga diseluruh desa.
 Mengirimkan hasil pengumpulan data PHBS di seluruh desa/kelurahan ke Dinasa
Kesehatan kabupaten/kota untuk diolah lebih lanjut melalui Sistem Informsi Manajemen
PHBS (SIM-PHBS).
 Melaksanakan penilaian PHBS di Rumah Tangga tingkat desa/kelurahan.
 Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat
desa/kelurahan.

6
Di Desa/Kelurahan
         Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga
         Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
         Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS
         Perencanaan kegiatan
         Penggerakan dan Pelaksanaan Kegiatan
         Pemantauan dan Penilaian

7
7)      Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini
seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada
beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu
persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril,
penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan
kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI
Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
mulai usia nol hingga enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan
untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini
dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun.
Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari
sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga
tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan
melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan,
setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni
tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan
tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan,
dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai
kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala
(PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan
nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas,
dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.
Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M
(Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena
banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi
tubuh.
8
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun
kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan
karbon monoksida (CO). Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif),
terlebih di dalam rumah, maka asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya
berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok
pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi kesehatan. Rumah sebagai tempat berlindung
bagi keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh karena itu, perokok pasif harus berani
menyuarakan haknya untuk bebas dari kepulan asap rokok.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan

9
Promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam
lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya). Berdasarkan
pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran
yaitu Sasaran Primer (Primary Target), Sasaran Sekunder (Secondary Target), dan
Sasaran Tersier (Tertiary Target). Promosi kesehatan dalam rumah tangga termasuk
kedalam sasaran primer.
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk
mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga.
Fungsi keluarga yang penting dalam kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan.
Didalam rumah tangga terdapat banyak sekali masalah tentang kesehatan akibat
kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat). PHBS di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pembinaan PHBS di Rumah
Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005.
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Upaya Peningkatan Strata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tingkat Rumah
Tangga Melalui Strategi Promosi Kesehatan:

10
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9247. Diakses pada 6 September 2014 Pukul
15.11 WITA
Anonim. 2013. Definisi Rumah Tangga:
http://alamandang.wordpress.com/2013/08/01/definisi-rumahtangga-adalah/. Diakses pada 5
september 2014 Pukul 21.13 WITA
Lamawati, Marlina. 2011. Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat: http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/.
Diakses pada 4 September 2014 Pukul 20.10 WITA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Padila. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

11

Anda mungkin juga menyukai