Anda di halaman 1dari 111

EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN

BY :

EKA FAISAL NUR HIDAYATULLAH, S.T.,M.T


Mata Kuliah : Evaluasi Struktur Bangunan
Pengampu : Eka Faisal Nurhidayatullah, S.T., M.T.
Semester : VII
Bobot SKS : 2 SKS
Kelas :-
Hari/Jam :-
Ruang Kelas :-
Kontrak Belajar

• 2 sks, 14 minggu.
• Midtest (UTS) : 30 %
• Final Test (UAS) : 30 %
• Tugas : 20 %
• Presensi : 10 %
• Keaktifan kelas : 10 %
Kriteria Penilaian
• Nilai A : 81 – 100
• Nilai B : 61 – 80
• Nilai C : 41 – 60
• Nilai D : 31 – 40
• Nilai E : < 30
MENGAPA STRUKTUR BANGUNAN PERLU
DIEVALUASI ?

By : Eka Faisal Nurhidayatullah, S.T.,M.T.


GEMPA DI INDONESIA

Ring of Fire (Source : Wikipedia.org) Sebaran gempa di Indosesia (Source : Katalog PusGen)

Peta tektonik dan sesar aktif di Indonesia (Peta Gempa 2010) Big Earthquake In Indonesia (Source : Katalog PusGen)
GEMPA BESAR DI INDONESIA

Gempa Besar Di Indonesia 15 Tahun terakhir


Kekuatan
Tanggal Area Terdampak Gempa Korban Jiwa
(SR)
131.028 tewas dan sekitar
26 Desember 2004 9.3 Aceh dan sebagian Sumatera Utara
37.000 orang hilang
28 Maret 2005 8.2 Pulau Nias
27 Mei 2006 5.9 Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten 6234
17 Juli 2006 7.7 Ciamis dan Cilacap >400
11 Agustus 2006 6.0 Pulau Simeulue Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa di
6.4 Mw, Solok, Kota Solok, Tanah Datar, dan Kota Palu, Minggu (30/9/2018). ANTARA FOTO/BNPB
6 Maret 2007 >60
6.3 Mw Bukittinggi
12 September 2007 7.7 Kepulauan Mentawai 10
26 November 2007 6.7 Sumbawa >3
17 November 2008 7.7 Sulawesi Tengah 4
4 Januari 2009 7.2 Manokwari 2
2 September 2009 7.3 Tasikmalaya dan Cianjur >87 Suasana para relawan di tengah tragedi
Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Tsunami Aceh (Jawa Pos)
30 September 2009 7.6 Mw 1.115
Padang, dan Agam
1 Oktober 2009 6.6 Mw Kerinci 2
9 November 2009 6.7 Pulau Sumbawa 1
25 Oktober 2010 7.7 Sumatera Barat 408
11 April 2012 8,5 Seluruh Pulau Sumatera. 1
2 Juli 2013 6,2 Aceh 39
2 Maret 2016 8,3 Kepulauan Mentawai
7 Desember 2016 6,5 Kabupaten Pidie Jaya 104
Korban Gempa Padang (Mizan
29 Juli 2018 6.4 Lombok 16
Sanubari.doc)
5 Agustus 2018 7.0 Lombok >390
28 September 2018 7.4 Sulawesi >2073
11 Oktober 2018 6.3 Situbondo 3
Source : Wikipedia.org

Korban Gempa Yogyakarta (Hipwee.com)


“Earthquake don’t Kill People but Buildings Do”
PETA GEMPA INDONESIA

Peta gempa Indonesia 1983 Peta gempa Indonesia 2002

Peta gempa Indonesia 2010 Peta gempa Indonesia 2017


PETA GEMPA INDONESIA 2010 VS 2017
Sumber Gempa

Peta Gempa Peta Gempa


2010 2017

Segmentasi dan Mmax subduksi (megathrust) Peta Gempa 2010 Segmentasi dan Mmax subduksi (megathrust) Peta Gempa 2017
Sesar aktif Kalimantan

Sesar aktif Sulawesi

Sesar aktif Papua

Sesar aktif Sumatra Sesar aktif Jawa Sesar aktif Bali dan Nusa Tenggara
Peta tektonik dan sesar aktif di Indonesia (Peta Gempa 2010) Sesar aktif Peta Gempa 2017
PERUBAHAN PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN

Peraturan Pembebanan Bangunan Gedung

Peraturan Ketahanan Gempa


PERUBAHAN PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN

Peraturan Perencanaan Beton Bertulang

Peraturan Perencanaan Baja Struktural


PERUBAHAN FUNGSI BANGUNAN

Gedung Kuliah Perpustakaan

Gudang
Rapat
KERUSAKAN STRUKTUR BETON

Beton retak Besi tulangan terekspose dan berkarat

USIA BANGUNAN

Banguna baru Banguna lama


MENGAPA PERLU DILAKUKAN EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN ?

1. Kesalahan dalam pelaksanaan, misalnya: jumlah dan diameter tulangan lebih kecil dari yang ditetapkan
dalam gambar rencana, mutu beton dan baja tulangan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan;

2. Perubahan peta gempa dan peraturan perencanaan bangunan

3. Peningkatan beban hidup, misalnya alih fungsi bangunan dari rumah tinggal menjadi gudang, dari kantor
menjadi ruang pertemuan;

4. Perubahan bentuk bangunan gedung;

5. Usia bangunan;

6. Adanya laporan masyarakat terhadap bangunan gedung yang diindikasikan membahayakan keselamatan
masyarakat dan lingkungan sekitarnya;

7. Permintaan pemilik atau pengguna bangunan;

8. Penurunan kekuatan akibat pengaruh dinamis, suhu dan lingkungan seperti : gempa bumi,getaran, beban
berulang, ledakan, tumbukan, kebakaran, lingkungan korosif dan

9. Kesalahan dalam perencanaan, misalnya: konfigurasi dan sistem struktur yang lemah,kesalahan dalam
merancang beban rencana, dimensi penampang dan tulangan yang tidak
cukup untuk memikul beban rencana;
LANDASAN DAN ACUAN EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN
1. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 1727 : 2013)

2. ASCE/SEI 7-10, Minimum design loads for buildings and other structures.

3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 1726 : 2019)

4. Peta Sumber Bahaya Gempa Tahun 2017


5.
6. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847 : 2019)

7. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 1729 : 2015)

8. Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Permen PUPR No. 25 Tahun.2007

9. FEMA 310 Handbook for the seismic evaluation of building -A prestandard

10.FEMA 154- Rapid Visual Screening of Buildings for Potential Seismic Hazards : A Handbook

11.ATC-40 dan FEMA 356- Prestandard and Commmentary for The Seismic Rehabilitation of
Buildings
Bagan Alir Evaluasi Struktur Bangunan

Evaluasi dokumen
Tindak Hasil dan
design and rapid
lanjut Keimpulan
visual screening

Tier 1

Evaluasi Konfigurasi
Evaluasi Kekuatan Evaluasi Level
Struktur Banguan
(Configuration check) (Strength Check) Kinerja

Tier 2 Tier 3
Bagan Evaluasi Alir Rapid Visual Screening dan Configuration Check
Bagan Alir Evaluasi Strength Check
Bagan Alir Evaluasi Level Kinerja
RAPID VISUAL SCREENING BASED ON FEMA 154

Rapid Visual Screening of Building atau screening phase merupakan


evaluasi secara visual yang dilakukan dengan survey lokasi ke lapangan secara
langsung, melakukan pengecekkan pada titik-titik yang diperlukan (struktural
maupun nonstruktural) kemudian mendokumentasikan guna rekomendasi lebih
lanjut.
RAPID VISUAL SCREENING BASED ON FEMA 154

Pre-plan field survey and


identity the area to be
screened

Select and
review data
collection
form

Review existing
Acquire and construction
review pre- drawings, if
field data, available to verify
including age, size,
construction type,
exixting and irregularities
building
files,
databases,
and soil
If you have
types
access toforthe
the
surveyed
interior, verify
area type
construction
and plan
irregularities
Screen the building
from the exterior on
all available sides,
sketch the plan and
elevation

Check for
quality and
file the field
data in the
record
Photograph the building with instant or keeping
system
PROSEDUR LAPANGAN BERDASARKAN FEMA 154
1. Melakukan verifikasi dan memperbaharui informasi mengenai identifikasi bangunan;

2. Berkeliling ke seluruh penjuru bangunan dengan berjalan kaki, guna mengetahui ukuran, bentuk dan
melakukan sket baik tampak atas (plan) maupun vertikal bangunan pada form pengumpulan data;

3. Memperhitungkan dan mendokumentasikan kepemilikan bangunan;

4. Memperhitungkan jenis tanah, apabila belum teridentifikasi pada saat proses awal;

5. Mengidentifikasi adanya bagian nonstruktrur bangunan yang berpotensi jatuh pada saat terjadi gempa,
memasukan kedalam form pengumpulan data;

6. Mengidentifikasi sistem penahan gaya lateral seismik (memasuki bangunan, apabila memungkinan
untuk memudahkanya) dan melingkari skor dasar stuktural hazard pada form pengumpulan data;

7. Mengidentifikasi dan melingkari hal yang akan mempengaruhi kemampuan seismik bangunan
diantaranya (jumlah tingkat bangunan, tanggal desain dan jenis tanah) pada form pengumpulan data;

8. Memperhitungkan skor total bangunan, menentukan apabila evaluasi lebih lanjut diperlukan;

9. Medokumentasikan bangunan;

10. Mengecek kualitas dan mengumpulkan data survey.


EVALUATION FORM BASED ON FEMA 154

Low Seismicity Form Moderate Seismicity Form High Seismicity Form


SEISMICITY REGION

Spectral Acceleration Response, Spectral Acceleration Responde,


Category
Sa (Periode pendek 0.2 dt, SDS) Sa (Periode 1.0 dt pertama, SDI)

Low (rendah) < 0,167 g < 0,067 g

Moderate (Sedang) < 0,500 g < 0,200 g

≥ 0,167 g ≥ 0,067 g

High (Tinggi) ≥ 0,500 g ≥ 0,200 g


SEISMICITY REGION UNITED STATES OF AMERICA
SEISMICITY REGION INDONESIA BASED ON PETA GEMPA 2017

Ss= 1,5-2,0 (1,75)

S1 = 0,5-0,6 (0,5)
PETA PERCEPATAN PUNCAK DI BATUAN DASAR
2. Peta percepatan spektrum respons 0,2 detik dengan nisbah redaman 5% di batuan dasar (SB) untuk
probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun
Percepatan tanah batuan dasar (g)

Batuan dasar
1,75

0,5

0 0,2 1
Waktu (detik)

Response spektra batuan dasar


PETA PERCEPATAN PUNCAK DI BATUAN DASAR
3. Peta percepatan spektrum respons 1,0 detik dengan nisbah redaman 5% di batuan dasar (SB) untuk
probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun
Percepatan tanah batuan dasar (g)

Batuan dasar
1,75

0,5

0 0,2 1
Waktu (detik)

Response spektra batuan dasar


MEKANISME TERJADINYA GEMPA
0,75
Tanah lunak
0,55

Percepatan tanah(g)
Tanah sedang
0,45
0,30
Tanah keras
0,22

0,18

0 0,2 1
Waktu (detik)
Response spektra permukaan

Ground motion di
perrmukaan tanah

Perambatan gelombang gempa


Tanah keras

Tanah lunak Tanah sedang


Batuan dasar

Ground motion di batuan dasar

Sumber gempa
SMs=0,4
AMPLIFIKASI PERCEPATAN GEMPA SM1=0,16
SMs=0,5
SM1=0,2
SMs=0,6
Percepatan gempa SM1=1,32
di pemukaan tanah
SMs=0,7
SM1=0,4

SMs=0,85
SM1=0,64

SD SC SB SA
SE Fa=1,2
Fa=1,4 Fa=1,0 Fa=0,8
Fa=1,7 Fv= 2 Fv= 1,6 Fv= 1,0 Fv= 0,8
Fv=3,2
Ss=0,5
Batuan dasar S1=0,2

Percepatan gempa di batuan dasar

Sumber gempa

Fa = Fv = Faktor amplifikasi.
Skema amplifikasi gempa
PERCEPATAN GEMPA MAKSIMUM DI
Percepatan gempa di pemukaan tanah
PERMUKAAN TANAH

SMS = Fa.Ss
Keterangan :
SMS : Parameter response spektral percepatan gempa di SMs=0,5 SMs=0,4
SMs=0,7 SM1=0,2 SM1=0,16
SMs=0,6
permukaan tanah pada periode pendek (0,2 detik), g SMs=0,85
SM1=0,4
SM1=1,32
SM1=0,64
Ss : Percepatan gempa di batuan dasar pada periode pendek
(0,2 detik), g
SE SD SC SB SA
Fa : Faktor amplifikasi gempa pada periode pendek (0,2 detik) Fa=1,2
Fa=1,7 Fa=1,4 Fa=1,0 Fa=0,8
Fv= 2 Fv= 1,6 Fv= 1,0
Fv=3,2 Fv= 0,8

Ss=0,5
SM1 = FV.S1 Batuan dasar S1=0,2

Percepatan gempa di batuan dasar

Keterangan :
SM1 : Parameter response spektral percepatan gempa di
permukaan tanah pada periode 1 detik, g Sumber gempa
Ss : Percepatan gempa di batuan dasar pada periode 1 detik, g
Fa : Faktor amplifikasi gempa pada periode1 detik

Skema amplifikasi gempa


PARAMETER PERCEPATAN SPEKTRAL DESAIN

𝟐
SDS = SMs SDs
𝟑 Percepatan gempa desain SD1

Keterangan :
SDS : Parameter response spektral pada periode pendek (0,2
detik), g
SMs : Parameter response spektral percepatan gempa di
SD
permukaan tanah pada periode pendek (0,2 detik), g

Ss
S1
𝟐
SD1 = SM1 Batuan dasar
𝟑
Percepatan gempa di batuan dasar

Keterangan :
SDS : Parameter response spektral pada periode 1,0 detik, g
Sumber gempa
SMs : Parameter response spektral percepatan gempa di
permukaan tanah pada periode 1,0 detik), g

Skema amplifikasi gempa


Verifying and Updating the Building Identification Information
Sample Data Collection Form showing location for sketches of building plan and
elevation views

Vertical Irregularities

Plan irregularities
Determining Soil Type
KLASIFIKASI SITUS UNTUK DESAIN SEISMIK
Tabel 3 Klasifikasi Situs SNI 1726 : 2012 atau 2019
Kelas situs V s (m/detik) N 𝑆𝑢(kPa)

SA (Batuan keras) V s > 1500 N/A N/A

SB (Batuan) 750 <V s  1500 N/A N/A

SC (Tanah keras, sangat padat dan 350 <V s < 750 N > 50 Su >100
batuan lunak)

SD (Tanah sedang) 175  V s  350 15  N  50 50  Su  100

SE (Tanah lunak) V s <175 15 < N 50 < Su

Atau setiap profil lapisan tanah dengan ketebalan lebih dari 3 m dengan
karateristik
sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas, PI > 20,
2. Kadar air (w) > 40%, dan
3. Kuat geser niralir 𝑆𝑢 < 25 kPa

SF (Tanah khusus, yang Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari karakteristik
membutuhkan investigasi seperti :
geoteknik spesifik dan analisis - Rentan dan berpotensi gagal terhadap beban gempa seperti likuifaksi, tanah
respon spesifik-situs) lempung
sangat sensitif, tanah tersementasi lemah
Keterangan : - Lempung organik tinggi dan/atau gambut (dengan ketebalan > 3m)
Vs : Kecepatan rambat gelombang tanah (m/detik)
N : Standar penetrasi test (SPT) - Plastisitas tinggi (ketebalan H > 7,5 m dengan PI > 75)
Su : Tegangan geser tanah (kPa) - Lapisan lempung lunak/medium kaku dengan ketebalan H > 35m
N/A : Tidak dapat digunakan
KLASIFIKASI SITUS UNTUK DESAIN SEISMIK
Penentuan Kelas
Situs Tanah

Kecepatan
Uji penetrasi Uji kuat geser
rambat
standar (N) niralir (Su)
gelombang (Vs)

30 m

Measurements of shear wave velocity


crosshole downhole geophysics Skema Urutan Uji Penetrasi Standar (BSN, 2008) Direct shear soil test scheme

Uji shear wave velocity (olsoninstruments.com) Uji N-SPT(Geosindoutama.co.id) Uji geser tanah
KLASIFIKASI SITUS UNTUK DESAIN SEISMIK
Rumus
parameter kelas
situs

Kecepatan rambat Tahanan penetrasi Kuat geser niralir


gelombang geser(Vs) standar N) (Su)

Vsi
Keterangan: di1
di : Tebal setiap lapisan tanah antara kedalaman 0-30 m Sui
Ni
di = dc : Kedalaman tanah total (30 m)
vsi : Kecetatan gelombang geser lapisan i (m/detik) di2 Vsi
Sui
Ni : Tahanan penetrasi standar lapisan i Ni
Sui : Kuat geser niralir lapisan i (kPa) di = 30 m
Vs : Kecetatan gelombang geser rata-rata (m/detik)
N : Tahanan penetrasi rata-rata di3 Vsi Sui
Su : Kuat geser niralir rata-rata Ni

di4 Vsi Sui

Ni
Lapisan-lapisan tanah kedalaman 30 m
KLASIFIKASI SITUS UNTUK DESAIN SEISMIK

Tabel Data uji N-SPT


Kedalaman Tahanan penetrasi standar
(m) lapisan tanah (Ni)
4 18
5 21
8 24
12 28
14 31
16 32
20 34
22 42
25 45
27 48
30 50

Dari uji penetrasi standar yang telah dilakukan di site diperoleh data pada tabel.Tentukan kategor
jenis situs berdasarkan hasil uji N-SPT sesuai dengan SNI 1726:2012 !
KLASIFIKASI SITUS UNTUK DESAIN SEISMIK

Hasil analisis data uji N-SPT

Kedalaman Tahanan penetrasi standar


ti ti/Ni
(m) lapisan tanah (Ni)
0 0 0 0,000
4 18 4 0,222
5 21 1 0,048
8 24 3 0,125
12 28 4 0,143
14 31 2 0,065
16 32 2 0,063
20 34 4 0,118
22 42 2 0,048
25 45 3 0,067
27 48 2 0,042
30 50 3 0,060
30 0,998

𝑡𝑖 30
N rata-rata : 𝑡𝑖 = = 30,051 “Tanah Sedang”
𝑁𝑖 0,998
Determining and Documenting Occupancy
Identifying Potential Nonstructural Falling Hazards
Identifying the Lateral-LoadResisting System and Documenting the Related Basic
Structural Score
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
1. Light wood-frame residential and commercial buildings smaller than or equal to
5,000 square feet (W1)
2. Light wood-frame buildings larger than 5,000 square feet (W2)
3. Steel moment-resisting frame buildings (S1)
4. Braced steel frame buildings (S2)
5. Light metal buildings (S3)
6. Steel frame buildings with cast-in-place concrete shear walls (S4)
7. Steel frame buildings with unreinforced masonry infill walls (S5)
8. Concrete moment-resisting frame buildings (C1)
9. Concrete shear-wall buildings (C2)
10. Concrete frame buildings with unreinforced masonry infill walls (C3)
11. Tilt-up buildings (PC1)
12. Precast concrete frame buildings (PC2)
13. Reinforced masonry buildings with flexible floor and roof diaphragms (RM1)
14. Reinforced masonry buildings with rigid floor and roof diaphragms (RM2)
15. Unreinforced masonry bearing-wall buildings (URM)
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
Fifteen Building Types Considered by the RVS Procedure and Related Basic Structural
Scores
Identifying Seismic Performance Attributes and Recording Score Modifiers
FINAL SCORE

Final Score :

< 2 “ NotGood”
 2 “ Good”
EXAMPLE
EXAMPLE
EXAMPLE
EXERCISE
Tentukan kategori seismicity bangunan yang terletak di beberapa kota berikut
dengan jenis tanah sedang (SD) !
Banda Aceh
Sorong

Jakarta
SCREENING PHASE BASED ON FEMA 310

Screening phase merupakan evaluasi sederhana yang dilakukan dengan


melakukan quick check guna memperhitungkan kekakuan serta kekuatan
bangunan untuk menentukan apakah bangunan tersebut sudah memenuhi
syarat sesuai dengan kriteria bangunan atau tidak.
CHECKLIST REQUIRED BASED ON REGION OF SEISMICITY
FURTHER EVALUATIION REQUIREMENTS
QUICK CHECKS FOR STRENGTH AND STIFFNESS

Story Drift for Moment Frames


QUICK CHECKS FOR STRENGTH AND STIFFNESS

Shear Stress in Concrete Frame Columns


QUICK CHECKS FOR STRENGTH AND STIFFNESS

Axial Stress Due to Overturning


SEISMIC SHEAR FORCE
Pseudo Lateral Force
SEISMIC SHEAR FORCE
Spectral Acceleration
SEISMIC SHEAR FORCE

Period
SEISMIC SHEAR FORCE
Story Shear Forces
AXIAL STRESS DUE TO OVERTURNING
STRUCTURAL CHECKLIST

Basic Structural Checklist For Building Type S1: Steel Moment Frames With Stiff Diaphragm
STRUCTURAL CHECKLIST

Basic Structural Checklist For Building Type S1: Steel Moment Frames With Stiff Diaphragm
STRUCTURAL CHECKLIST

Basic Structural Checklist For Building Type S1: Steel Moment Frames With Stiff Diaphragm
STRUCTURAL CHECKLIST

Basic Structural Checklist For Building Type S1: Steel Moment Frames With Stiff Diaphragm
STRUCTURAL CHECKLIST
Supplemental Structural Checklist For Building Type S1: Steel Moment Frames With Stiff Diaphragms
STRUCTURAL CHECKLIST
Supplemental Structural Checklist For Building Type S1: Steel Moment Frames With Stiff Diaphragms
STRUCTURAL CHECKLIST

Basic Structural Checklist For Building Type C1: Concrete Moment Frames
STRUCTURAL CHECKLIST

Basic Structural Checklist For Building Type C1: Concrete Moment Frames
STRUCTURAL CHECKLIST

Basic Structural Checklist For Building Type C1: Concrete Moment Frames
STRUCTURAL CHECKLIST

Basic Structural Checklist For Building Type C1: Concrete Moment Frames
STRUCTURAL CHECKLIST
Supplemental Structural Checklist For Building Type C1: Concrete Moment Frames
STRUCTURAL CHECKLIST
Supplemental Structural Checklist For Building Type C1: Concrete Moment Frames
STRUCTURAL CHECKLIST
Supplemental Structural Checklist For Building Type C1: Concrete Moment Frames
STRUCTURAL CHECKLIST
Supplemental Structural Checklist For Building Type C1: Concrete Moment Frames
GEOLOGIC SITE HAZARDS AND FOUNDATIONS CHECKLIST
GEOLOGIC SITE HAZARDS AND FOUNDATIONS CHECKLIST
GEOLOGIC SITE HAZARDS AND FOUNDATIONS CHECKLIST
BASIC NONSTRUCTURAL COMPONENT CHECKLIST
BASIC NONSTRUCTURAL COMPONENT CHECKLIST
BASIC NONSTRUCTURAL COMPONENT CHECKLIST
BASIC NONSTRUCTURAL COMPONENT CHECKLIST
BASIC NONSTRUCTURAL COMPONENT CHECKLIST
BASIC NONSTRUCTURAL COMPONENT CHECKLIST
SUPLEMENTAL NONSTRUCTURAL COMPONENTS CHECKLIST
SUPLEMENTAL NONSTRUCTURAL COMPONENTS CHECKLIST
SUPLEMENTAL NONSTRUCTURAL COMPONENTS CHECKLIST
SUPLEMENTAL NONSTRUCTURAL COMPONENTS CHECKLIST
SUPLEMENTAL NONSTRUCTURAL COMPONENTS CHECKLIST
SUPLEMENTAL NONSTRUCTURAL COMPONENTS CHECKLIST
SUPLEMENTAL NONSTRUCTURAL COMPONENTS CHECKLIST
EXAMPLE

Potongan memanjang (Pot Y)

Potongan melintang (Pot X)


EXAMPLE
Pseudo Lateral Force

Berat
Tinggi kolom Berat seismik Perbedaan
Lantai Tingkat Keterangan Kumulatif
hc(m) efektif (Weff), kN massa (%)
(Wkum), kN
Weff = Wd + 0,25.Wl
1 1 3,15 8055,537 3,45% Oke 41338,272
2 2 4,5 8333,555 0,62% Oke 33282,735
3 3 4,25 8282,07 0,00% Oke 24949,18
4 4 4,25 8282,07 1,24% Oke 16667,11
Atap 5 4,75 8385,04 8385,04
Ʃhn (m) 20,9 W total ), kN 41338,272
Ʃhn (feet) 68,5729
Ct (C1-building's
Koefisien sistem struktur, system) 0,03

Periode fundamental structure, T=Ct.hn^3/4 0,715 detik

Spectral acceleration,Sa= 0,569 (SNI-1726-2012)


Modification facrtor,C= 1 N>4
Pseudo lateral force, V=C.Sa.Wt 23521,47677 kN
EXAMPLE
Gaya geser tingkat (Story shear forces)

Berat seismik Berat Kumulatif


Dasar Lantai j n+j n+1 Wtotal, kN Vj, kN
efektif (Weff), kN (Wkum), kN
1 1 1 6 6 41338,272 8055,537 41338,272 23521,477 Oke
2 2 2 7 6 41338,272 8333,555 33282,735 22094,189
3 3 3 8 6 41338,272 8282,07 24949,18 18928,111
4 4 4 9 6 41338,272 8282,07 16667,11 14225,378
Atap 5 5 10 6 41338,272 8385,04 8385,04 7951,813
n 5
EXAMPLE
Inter Story Drift

Konversi satuan :
1 mm = 0,039 in
1 m = 3,28 feet
1 MPa = 145,038 Psi
1 Pon = 4,44822 N

Properties Balok Kolom Properties Balok Kolom


B(mm) 250 500 B(in\) 9,843 19,685
H(mm) 500 500 H(in\) 19,685 19,685
I=1/12.B.H^3(in^4) 123160,479 246320,9581

Lantai Tingkat Ib (In^4) Lb (mm) Lb (in) Ic (In^4) Hc (mm) Hc (in) Kb =Ib/Lb Kc= Ic/Hc
Dasar 1 1,23,E+05 6000 236,221 2,463,E+05 3150 124,016 5,21,E+02 1,986,E+03
1 2 1,23,E+05 6000 236,221 2,463,E+05 4500 177,165 5,21,E+02 1,390,E+03
2 3 1,23,E+05 6000 236,221 2,463,E+05 4250 167,323 5,21,E+02 1,472,E+03
3 4 1,23,E+05 6000 236,221 2,463,E+05 4250 167,323 5,21,E+02 1,472,E+03
Atap 5 1,23,E+05 6000 236,221 2,463,E+05 4750 187,008 5,21,E+02 1,317,E+03
EXAMPLE
Inter Story Drift

Mutu beton F'c 35Mpa = 5076,33 Psi


Modulus
Elastis beton Ec=4700*(f'c^0,5) 27805Mpa = 4032781,59 Psi

Potensi
Lantai Jumlah Kolom Vc, Kn Vc, pon h, mm h, in h/(12E) Arah X Perbedaan Soft storty
kekakuan
kb+kc kb.kc DR
1 35 672,0422 151081,1501 3150 124,016 2,56266E-06 2,508,E+03 1,04,E+06 0,0938% 68,42% Not good
2 35 631,2625 141913,5161 4500 177,165 3,66094E-06 1,912,E+03 7,25,E+05 0,1370% 79,68% Oke
3 35 540,8032 121577,435 4250 167,323 3,45756E-06 1,994,E+03 7,68,E+05 0,1092% 75,15% Oke
4 35 406,4394 91371,24118 4250 167,323 3,45756E-06 1,994,E+03 7,68,E+05 0,0821% 64,40% Not good
5 35 227,1947 51075,40887 4750 187,008 3,86433E-06 1,839,E+03 6,87,E+05 0,0528%
EXAMPLE
Shear Stress Check

m 1,3

Lantai nc nf-x nf-y Ac (nc-nf) (nc-nf) Vj Vc-x (MPa) Vc-y (MPa) Vc-x (Psi) Vc-y (Psi) Vcmax (Psi) Check
8750000 =2*(f'c^0,5)
1 35 7 5 8750000 28 30 23521,477 2,58 2,412 374,891 349,898 142,497 Not Good Not Good
2 35 7 5 8750000 28 30 22094,189 2,43 2,266 352,143 328,666 142,497 Not Good Not Good
3 35 7 5 8750000 28 30 18928,111 2,08 1,941 301,681 281,569 142,497 Not Good Not Good
4 35 7 5 8750000 28 30 14225,378 1,56 1,459 226,728 211,612 142,497 Not Good Not Good
5 35 7 5 8750000 28 30 7951,813 0,87 0,816 126,738 118,289 142,497 Oke Oke
EXAMPLE
Axial Stress Due to Overturning
m = 1,3
nf-y =6
nf-x =4
L-x = 24m = 78,72 feet
L-y = 36m = 118,08 feet
Ac = 8750000 mm2
= 13562,542 in2
f’c = 35 Mpa
= 5076,330 Psi
Pot maks = 3*(f'c^0,5)*Ac = 289892,692 Pon
= 1289,506 kN
V = 23521,477 kN
hn = 68,573feet
Pot –x = 2626,863 kN Not Good
Pot-y = 1167,495 kN Oke
LATIHAN
Data bangunan :

Fungsi bangunan : Rusunawa


Lokasi : Sleman Yogyakarta
Sistem struktur : Sistem rangka pemikul momen beton bertulang (C1)
Mutu beton (f’c) : 30 MPa
LATIHAN
LATIHAN

Dimensi struktur bangunan (mm) :

BX1 : 250 x 400


BX2 : 250 x 400
BX3 : 150 x 800 Data bangunan :
BY1 : 250 x 400
BY2 : 250 x 400 Fungsi bangunan : Rusunawa
BAY : 250 x 400 Lokasi : Sleman Yogyakarta
K1 : 300 x 700 Sistem struktur : Sistem rangka pemikul momen beton bertulang (C1)
K2 : 350 x 450 Mutu beton (f’c) : 30 MPa
T plat : 120

Anda mungkin juga menyukai