Anda di halaman 1dari 26

21/04/2019

Oleh :
Lutfi Faizal*,
*) Kepala Bidang Standardisasi dan Kerjasama
Wakil Ketua Tim Penyusunan Peta Gempa 2017

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN PuSGeN
Pusat Studi Gempabumi Nasional
Jl. Panyaungan – Cileunyi Wetan – Kabupaten Bandung 40393
Telp:(022)7798393 (4lines) Fax: (022) 7798392 E-mail: info@puskim.pu.go.id Website: http://puskim.pu.go.id National Center for Earthquake Studies

CAKUPAN BAHASAN
I. Pendahuluan
1. Fenomena Alam Bencana Gempa di Dunia
2. Ancaman Bencana Indonesia dan Dampak Korban/Kegagalan Bangunan

II. Penyusunan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2016/2017


1. Fenomena Alam Gempa Indonesia
2. Katalog Gempa PuSGeN 2017
3. Peningkatan Sumber Gempa :
a. Zona SUBDUKSI
b. Zona PATAHAN/SESAR AKTIF

III. Strategi Pengurangan Bahaya Gempa


1. Strategi kebutuhan dasar penanganan bangunan aman gempa
2. Riwayat perkembangan Peta Gempa Indonesia 1966 s/d 2017
3. Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017

V. Rencana Aksi Pengurangan Resiko Bencana akibat Gempa (PRB)

VI. Pemutahiran penerapan Standar Nasional Indonesia ketahanan tahan gempa


untuk gedung dan infrastruktur lainnya

VII. Kesimpulan dan Saran

1
21/04/2019

 getaran atau guncangan di kerak bumi yang 87 ribu orang tewas (Sichuan, Cina,12 Mei 2008, magnitudo 7,9) 142 ribu orang tewas
disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba- 200 ribu orang tewas (Haiyuan, Cina, 16 Desember 1920, M7,8) (Kanto, Jepang, 1
tiba dari aktivitas tektonik atau patahan akibat 242 ribu orang tewas (Tanghsan, Cina, 27 Juli 1976,M 7,5 September 1923, M 7,9)
kenaikan cairan (magma, gas, uap dan lainnya) 86 ribu orang tewas (Pakistan, 8 Oktober 2005, M 7,6)
dari bumi ke permukaan,
 jika sekitar gunung berapi disebut gempa
vulkanik / vulkanik.
TERBURUK DALAM 100 TAHUN
 Gempa akan selalu melanda dunia setiap hari,
termasuk Indonesia. Sebagian diantaranya
berdaya rusak, sebagian lagi tak terasa

500 RIBU GEMPA RATA-RATA


TERDETEKSI TIAP TAHUN

100 RIBU BISA DIRASAKAN 316 ribu orang tewas (Haiti,


12 Januari 2010, M7)
100 MENIMBULKAN KERUSAKAN BESAR 110 ribu orang tewas
(Asghabat, Turkmenistan,
227 ribu orang tewas (Aceh,
Indonesia, 26 Desember 2004, M9,1)
5 Oktober 1948, M 7,3)

90% GEMPA DUNIA DAN 81% GEMPA TERBURUK


TERKUAT (MAGNITUDE)
TERJADI DI KAWASAN CINCIN API PACIFIK 9,5 (BIO-BIO, CHILE, 22 MEI 1960)
9,2 (SELATAN ALASKA, 28 MARET 1964)
INDONESIA 9,1 (ACEH, INDONESIA, 26 DESEMBER 2004)
> 227 RIBU ORANG TEWAS (ACEH, 26 DESEMBER 2004, M9,1) 9,1 (HONSHU, JEPANG, 11 MARET 2011)
> 6.200 ORANG TEWAS (YOGYA, 26 MEI 2006, M6,3 9 (KAMCHATKA, UNI SOVIET, 4 NOPEMBER 1952
> 2.500 ORANG TEWAS (FLORES, 12 SEPTEMBER 2002, M7,8 8,8 (BIO-BIO, CHILE, 27 FEBRUARI 2010))
> 1.300 ORANG TEWAS (NIAS, 28 MARET 2005, M8,6 8,8 (EKUADOR, 31 JANUARI 1906)
> 1.100 ORANG TEWAS (PADANG, 30 SEPTEMBER 2009, M7,9 8,7 (ALASKA, 4 FEBRUARI 1965

USGS WEBPAGE

2
21/04/2019

Gedung Runtuh

Penurunan krn likuifaksi


Tsunami Aceh

Rekahan tanah sesar aktif

Longsor

Kerusakan Infrastruktur
Jalan

CAKUPAN BAHASAN
I. Pendahuluan
1. Fenomena Alam Bencana Gempa di Dunia
2. Ancaman Bencana Indonesia dan Dampak Korban/Kegagalan Bangunan

II. Penyusunan Peta Sumber Gempa Indonesia 2016/2017


1. Fenomena Alam Gempa Indonesia
2. Katalog Gempa PuSGeN 2017
3. Peningkatan Sumber Gempa :
a. Zona SUBDUKSI
b. Zona PATAHAN/SESAR AKTIF

III. Strategi Pengurangan Bahaya Gempa


1. Strategi kebutuhan dasar penanganan bangunan aman gempa
2. Riwayat perkembangan Peta Gempa Indonesia 1966 s/d 2017
3. Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017

V. Rencana Aksi Pengurangan Resiko Bencana akibat Gempa (PRB)

VI. Pemutahiran penerapan Standar Nasional Indonesia ketahanan tahan gempa


untuk gedung dan infrastruktur lainnya

VII. Kesimpulan dan Saran

3
21/04/2019

ALASAN/ ARAHAN
LATAR BELAKANG BAPAK MENTERI PUPR
• Berumur > 5 Tahun.
• Meliputi updating, penambahan,  Updating Peta Gempabumi selesai
penemuan, dan identifikasi sumber tahun 2016/2017
kegempaan yang baru baik dari sisi  Proses UPDATING harus
geologi, seismologi dan geodesi yang terarah, terpadu, terkoordinasi,
berasal dari hasil penelitian terkini dari secara berkala dan
para ahli dalam 5 tahun terakhir berkelanjutan,
• Berdampak kepada peningkatan  Perlu dibentuk organisasi formal,
keakuratan estimasi parameter yang
penting dalam mengkonstruksi peta seperti : SKB Organisasi dan Tata
gempa atau PSHA. Laksana 4 Kementerian dan 4
Lembaga Tinggi Negara Terkait
• Sesar aktif baru yang sebelumnya
belum terkuantifikasi dengan baik,  Balitbang Kemen. PUPR
menggunakan katalog gempa bumi membentuk wadah, dimana
sampai tahun 2016 yang direlokasi Pusperukim bertugas sebagai
yang lebih lengkap dan lebih akurat lembaga kesekretariatan yang
model kecepatan 3D, pendetailan memfasilitasi kegiatannya
sumber gempa background, dan Audiensi & Diskusi Teknik Bapak Menteri PUPR
menggunakan persamaan atenuasi dan Kabalitbang dengan Tim 9 Revisi Peta
gelombang gempa yang terkini Gempa di Hotel Ambara, 8 September 2015 –
Jakarta

PROSES PENYUSUNAN PEMUTAKHIRAN PETA GEMPA


DAN PENYIAPAN PuSGEN

SK Menteri PUPR KONSEP AKHIR


No 364.1/KPTS/M/2016, BUKU & PETA SUMBER LAUNCHING
10 Juni 2016 Tentang DAN BAHAYA GEMPA
Penyiapan “PEMBENTUKAN TIM TAHUN 2017
BUKU & PETA SUMBER TINDAK LANJUT
ORGANISASI PEMUTAHIRAN PETA BAHAYA DAN BAHAYA GEMPA
PuSGeN GEMPA BUMI INDONESIA SURAT KEPUTUSAN
TAHUN 2017 2017 - 2019
TAHUN 2016 DAN PENYIAPAN BERSAMA : KEMENTERIAN PUPR
PUSAT STUDI GEMPA BUMI “TATA LAKSANA DAN Jakarta, 4 September 2017 Menyiapkam Surat Edaran
NASIONAL” ORGANISASI PuSGeN” Menteri PUPR
REVISI
 SNI 1726:2012 : Tata
Pembahasan / kajian data kegempaan untuk tim
cara perencanaan
konseptor peta gempa melalui rapat / konsinyasi /
ketahanan gempa untuk
konsensus antar POKJA
struktur bangunan gedung
dan non gedung
September 2015 4 SEPTEMBER  SNI 1727: 2013 : Beban
KEGIATAN  JUNI 2016 s/d JULI 2017
s/d Mei 2016 2017 Minimum untuk
Perencanaan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain;
Masukan/saran konsep peta gempa 2017  SNI 2847:2013 :
 Roadshow  WORKSHOP ON EARTHQUAKE HAZARD & RISK ENGINE, Persyaratan Baton
Pemaparan Bandung, 9-13 February 2016 Struktural untuk
Konsep SKB  WORKSHOP KARAKTERISTIK SUMBER GEMPA BARU, Bangunan Gedung;
PuSGeN ke Jakarta, 30-31 Mei 2016  SNI 1729:2014 :
setiap K/L  SEMINAR NASIONAL MITIGASI BAHAYA GEMPA PADA Spesifikasi untuk
 Rapat INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI INDONESIA, Jakarta, 21 Bangunan Gedung Baja
Koordinasi antar Desember 2016
Struktural;
 WORKSHOP KONDISI KEGEMPAAN DAN PEMUTAKHIRAN
K/L  SNI 7973:2013 :
PETA GEMPA INDONESIA, Semarang (21 APRIL 2017) dan
Surabaya (12 MEI 2017) Spesifikasi Desain untuk
 SEMINAR NASIONAL “GEMPA SUMATERA : RESIKO DAN Konstruksi Kayu
ANTISIPASINYA”, Medan, 19 MEI 2017 SOSIALISASI / DISEMINASI

4
21/04/2019

BENTUK : KEGIATAN :
PuSGeN merupakan organisasi formal 1. Mendukung kegiatan pemutahiran peta bahaya dan risiko gempa bumi nasional
non struktural berbentuk satuan tugas secara berkala dan berkelanjutan
yang disahkan oleh pejabat setingkat 2. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Kementerian/Lembaga dan institusi
menteri dan beranggotakan Instansi lainnya terkait seluruh aktifitas berupa sistem peralatan, pemantauan, pengukuran
Pemerintah, Instansi non-Pemerintah dan dan analisis karakteristik kegempaan sebagai penunjang pemutahiran peta bahaya
para pakar/praktisi yang berkecimpung dan resiko gempa bumi nasional.
dalam bidang kegempaan. 3. Kajian bahaya dan risiko gempa bumi yang meliputi bidang kajian ilmu-ilmu dasar
(sains), aplikasi, dan rekayasa
4. Menyusun dan melakukan pemutakhiran serta mendiseminasikan Standar Pedoman
Manual (SPM) di bidang perencanaan struktur dan infrastruktur tahan gempa secara
berkala dan berkelanjutan

Kesekretariatan:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman,
Badan Penelitian dan Pengembangan, PuSGeN
Pembahasan konsep SKB tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Pusat Studi Gempabumi Nasional
ORGANISASI DAN TATA LAKSANA Gedung Grha Wiksa Praniti National Center for Earthquake Studies

PUSAT STUDI GEMPA BUMI NASIONAL Jl. Turangga 5-7, Bandung

KEMENTERIAN KEMENTERIAN RISTEK KEMENTERIAN ENERGI KEMENTERIAN BADAN METEOROLOGI, BADAN NASIONAL LEMBAGA ILMU BADAN INFORMASI
PEKERJAAN UMUM DAN DAN PENDIDIKAN DAN SUMBER DAYA PERHUBUNGAN KLIMATOLOGI DAN PENANGGULANGAN PENGETAHUAN GEOSPASIAL
PERUMAHAN RAKYAT TINGGI MINERAL GEOFISIKA BENCANA INDONESIA

14 Desember 2015 , Dirjen


Penguatan Riset dan
14 Desember 2015, Diskusi Rektor 16 Desember 2015, Kepala BMKG
Pengembangan, Kemenristekdikti
ITB

8 Januari 2016, Kepala BNPB 16 Desember 2015 , Kepala LIPI 16 Desember 2015 Dirjenl
Perkeretaapian, Kemenhub

PEMBAHASAN KONSEP SKB TATA


LAKSANA DAN ORGANISASI
PUSGEN
JAKARTA, 13 JANUARI 2016

5
21/04/2019

SK Menteri PUPR No 364.1/KPTS/M/2016, 10 Juni 2016 Tentang “PEMBENTUKAN TIM PEMUTAHIRAN PETA BAHAYA GEMPA
BUMI INDONESIA TAHUN 2016 DAN PENYIAPAN PUSAT STUDI GEMPA BUMI NASIONAL”

PuSGeN
Pusat Studi Gempa Nasional
National Center for Earthquake Studies

12

6
21/04/2019

Fenomena alam GEMPA

Sangat potensial
mengakibatkan kerugian
besar

Gempa tidak dapat


dicegah
POTENSI
Kejadian alam tidak/belum
dapat diperkirakan secara
akurat: kapan, dimana,
magnitudo

PREDIKSI

KATALOG GEMPA PuSGeN 2017


Kejadian Gempa Utama tahun 1900 s/d 2016
(dari total kejadian dengan Mw > 5 sebanyak > 50.000)

INDONESIA TAHUN 2017


 8693 KEJADIAN GEMPA atau 718 gempa / bulan
 Gempa merusak  19 kali
 Gempa Mw > 5  208 kali
 Gempa dirasakan  573 kali

7
21/04/2019

Peningkatan Aktifitas
Zona SUBDUKSI “MegaThrust” / Penyusupan Lempeng
( 2004 s/d 2016 )

Halmahera dan utara Sulawesi ( Mw= 7,1), 2014, zona


subduksi Sangihe di tahun 2014

PHILIPINE SEA PLATE


9 cm/year

BARAT SUMATERA EURASIAN PLATE PASIFIC PLATE


Proses penunjaman Lempeng 11 cm/yr
Indo-Australia kedalam
Lempeng Eurasia di barat
Sumatra mengakibatkan
kejadian gempa dengan nilai
magnitudo 8 atau 9, seperti : AUSTRALIAN PLATE
 Aceh (Mw = 9,2), 2004 di
Nias tahun 2005 (Mw = 8,7), 6 cm/year
 Bengkulu (Mw = 8,5), 2007
 Mentawai (Mw = 7,8), 2010 SELATAN JAWA,
Pangandaran tahun 2006 (Mw = 7,8)

8
21/04/2019

Peningkatan Aktifitas & Jumlah SESAR AKTIF


sisa energi dari proses tumbukan antar lempeng mengakibatkan adanya sesar di daratan atau laut
JML SESAR AKTIF
LOKASI 2010 2017
SUMATERA 19 55
JAWA 10 37
SULAWESI 12 49
MALUKU - PAPUA 12 79
NUSA TENGGARA - BANDA - 75
53 295

Sesar Aktif Peta Gempa 2017


Sesar Aktif Peta
Gempa 2010

GEMPA SESAR DARAT


 Yogyakarta, 2006
(Mw = 6,3),
 Padang, 2009 (Mw = 7,6),
 Pidie Jaya di Aceh 2016
(Mw = 6,5).

CAKUPAN BAHASAN
I. Pendahuluan
1. Fenomena Alam Bencana Gempa di Dunia
2. Ancaman Bencana Indonesia dan Dampak Korban/Kegagalan Bangunan

II. Penyusunan Peta Sumber Gempa Indonesia 2016/2017


1. Fenomena Alam Gempa Indonesia
2. Katalog Gempa PuSGeN 2017
3. Peningkatan Sumber Gempa :
a. Zona SUBDUKSI
b. Zona PATAHAN/SESAR AKTIF

III. Strategi Pengurangan Bahaya Gempa


1. Strategi kebutuhan dasar penanganan bangunan aman gempa
2. Riwayat perkembangan Peta Gempa Indonesia 1966 s/d 2017
3. Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017

IV. Pemutahiran penerapan Standar Nasional Indonesia ketahanan tahan gempa


untuk gedung dan infrastruktur lainnya

V. Rencana Aksi Pengurangan Resiko Bencana akibat Gempa (PRB)

VI. Kesimpulan dan Saran

9
21/04/2019

10
21/04/2019

11
21/04/2019

longsoran di jalur sembalun


via Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani

12
21/04/2019

13
21/04/2019

BUKU & PETA SUMBER DAN BAHAYA


GEMPA INDONESIA TAHUN 2017
PERATURAN BETON
INDONESIA 1966
 Dikutifp dari
Geophysical Note
N0.2 Tahun 1962 SNI 1726:2012 “Tata Cara
 Irian Barat belum Perencanaan Ketahanan
masuk Wilayah Gempa untuk Struktur
Indonesia Bangunan Gedung dan
Non- Gedung”
 Peta Gempa 2010 disusun
PERATURAN MUATAN Tim-9 yang dibentuk Kemen.
INDONESIA 1970 PU diketuai oleh Prof.
 Sama PBI 1966 Dr. Masyhur Irsyam
 Irian Barat masuk
Wilayah Indonesia

PERATURAN
PEMBEBANAN
INDONESIA 1981
Kerjasama Indonesia –
Selandia baru SNI-03-1726-2002 :
Paling rawan : Pulau TATA CARA
Halmahera dan Irian PERENCANAAN
Jaya Bagian Utara KETAHANAN GEMPA
UNTUK BANGUNAN
GEDUNG.
Peta percepatan
PERATURAN
gempa yang nilainya
PERENCANAAN TAHAN
diambil dari rerata 4
GEMPA INDONESIA
peta yang dibuat oleh
UNTUK GEDUNG 1983
empat peneliti.
(Hasil Study Beca Carter
Hollings and Ferner, 1978)

14
21/04/2019

Probabilistic maps :
• 50 years
• 100
• 200
• 500
• 1,000
• 2,500
• 10,000

Bangunan Gedung
Perioda ulang Gempa 2,500 thn Jembatan Jalan Raya
Perioda ulang Gempa 1,000 thn

Metro Tunnel
Perioda ulang Gempa 1,000 thn

Bangunan Air Jembatan Kereta Api


Gempa 50-10,000 thn Gempa 500 thn
Offshore Platform Dermaga
Gempa 2,500 thn Gempa 500 thn

15
21/04/2019

PERBEDAAN 2010 DAN 2017


PGA Peta Gempa 2010 (Perioda ulang 2.500 tahun)
10 Sesar Aktif 2010

PGA Peta Gempa 2017 (Perioda ulang 2.500 tahun)

37 Sesar Aktif 2017

 Nilai PGA terjadi kenaikan pada beberapa kawasan


(surabaya – lasem – pati – semarang – cirebon),
 Peningkatan jumlah sesar aktif  Namun terdapat kawasan yang PGA tetap (jakarta,
cukup signifikan pada jalur utara P. serang,Jogjakarta, dll.) bahkan ada yan menurun
Jawa dari kota cirebon – semarang
– surabaya
 Dampak resiko tinggi karena
populasi penduduk yang besar

PERBEDAAN 2010 DAN 2017


12 Sesar Aktif 2010

PGA Peta Gempa 2010


(Perioda ulang 2.500
tahun)

49 Sesar Aktif 2017

PGA Peta Gempa 2017


(Perioda ulang 2.500
tahun)

16
21/04/2019

PERBEDAAN 2010 DAN 2017

CAKUPAN BAHASAN
I. Pendahuluan
1. Fenomena Alam Bencana Gempa di Dunia
2. Ancaman Bencana Indonesia dan Dampak Korban/Kegagalan Bangunan

II. Penyusunan Peta Sumber Gempa Indonesia 2016/2017


1. Fenomena Alam Gempa Indonesia
2. Katalog Gempa PuSGeN 2017
3. Peningkatan Sumber Gempa :
a. Zona SUBDUKSI
b. Zona PATAHAN/SESAR AKTIF

III. Strategi Pengurangan Bahaya Gempa


1. Strategi kebutuhan dasar penanganan bangunan aman gempa
2. Riwayat perkembangan Peta Gempa Indonesia 1966 s/d 2017
3. Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017

V. Rencana Aksi Pengurangan Resiko Bencana akibat Gempa (PRB)

VI. Pemutahiran penerapan Standar Nasional Indonesia ketahanan tahan gempa


untuk gedung dan infrastruktur lainnya

VII. Kesimpulan dan Saran

17
21/04/2019

Peraturan Kepala BNPB no.4 Tahun 2008 tentang “Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana”

PEMULIHAN PENCEGAHAN &


MITIGASI
PETA
Penanggulangan
SUMBER &
Bencana BAHAYA
RENCANA RENCANA GEMPABUMI
PEMULIHAN MITIGASI

Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia.


Garis biru  batas antar lempeng tektonik,
RENCANA RENCANA
Segitiga merah  kumpulan gunung berapi.
OPERASI KONTINJENSI

BENCANA
Kajian Kilat
TANGGAP DARURAT KESIAPSIAGAAN

Gempa di Indonesia hasil relokasi hingga 2016


(Katalog PuSGeN, 2016

Perta Sumber dan Bahaya Gempa


1. Model Bahaya Gempa
Peta Resiko Gempa
SUDAH TERSEDIA :
 dataset yang menentukan Peta Sumber dan Bahaya
distribusi geografis, Gempa Tahun 2017
 nilai ekonomi,
 jumlah bangunan, Keterpaparan
 jumlah penghuni
(Exposure)
 kelas kerentanan elemen
yang terpapar bahaya
Gempa

fungsi kerapuhan (fragility)


dan kerawanan (vulnerability)
2. Model Resiko Gempa
PETA
yang menentukan hubungan Kerentanan
antara guncangan tanah dan (Vulnerability) BELUM TERSEDIA DAMPAK
kemungkinan kerusakan atau
kerugian ataukorban jiwa.

Komponen bahaya, paparan


dan kerentanan digabungkan SANGAT PENTING :
untuk menghitung sejumlah
Resiko (Risk) Dapat
metrik risiko gempa. Meningkatkan
KETAHANAN Bangsa
dan Masyarakat
semua variabel kerentanan sosial dikelompokkan dalam menghadapi
menjadi taksonomi: ekonomi, pendidikan, resiko bencana dan
infrastruktur, populasi, kesehatan, lingkungan, tata 3. Model Kerentanan Sosial meminimalkan
kelola dan kapasitas kelembagaan. Variabel kerugian jiwa dan
BELUM TERSEDIA
dianalisis dan dikorelasikan secara statistik harta benda

18
21/04/2019

TAHUN 2017 Tahun 2018


 8693 KEJADIAN GEMPA atau  11.577 KEJADIAN GEMPA
718 gempa / bulan  Gempa Kecil (Mw<4,0)  9.081 kali.
 Gempa merusak  19 kali  Gempa Ringan (5,1<Mw<6,0)  210 kali.
 Gempa Mw > 5  208 kali  Gempa Kuat (6,1<Mw<7,0)  12 kali.
 Gempa dirasakan  573 kali  Gempa Besar (7,1<Mw<8.0)  1 kali, yaitu Gempa
Palu 28 September 2018 (M=7,5).

19
21/04/2019

20
21/04/2019

CAKUPAN BAHASAN
I. Pendahuluan
1. Fenomena Alam Bencana Gempa di Dunia
2. Ancaman Bencana Indonesia dan Dampak Korban/Kegagalan Bangunan

II. Penyusunan Peta Sumber Gempa Indonesia 2016/2017


1. Fenomena Alam Gempa Indonesia
2. Katalog Gempa PuSGeN 2017
3. Peningkatan Sumber Gempa :
a. Zona SUBDUKSI
b. Zona PATAHAN/SESAR AKTIF

III. Strategi Pengurangan Bahaya Gempa


1. Strategi kebutuhan dasar penanganan bangunan aman gempa
2. Riwayat perkembangan Peta Gempa Indonesia 1966 s/d 2017
3. Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017

V. Rencana Aksi Pengurangan Resiko Bencana akibat Gempa (PRB)

VI. Pemutahiran penerapan Standar Nasional Indonesia ketahanan tahan gempa


untuk gedung dan infrastruktur lainnya

VII. Kesimpulan dan Saran

21
21/04/2019

H
Motion at Building
Perencanaan Struktur Atas

Buiding characteristics

Perencanaan Struktur Bawah Motion at Foundation


Lokasi : koord. sumber gempa
Geometri : arah strike, sudut dip,
kedalaman maksimum
Mekanisme : subduksi, patahan
normal, reverse
Soil Condition

Peta Bahaya/ Hazard Gempa Indonesia


Peta Sumber Gempa Indonesia Motion at Bedrock
Earthquake source

Wave propagation from epicenter to bedrock surface

1. Adanya Update Peta Sumber dan bahaya Gempa Indonesia 2017 :


Di beberapa lokasi, ada peningkatan seisimic hazard  demand (nilai Ss dan S1) yang harus
ditinjau dalam perencanaan  peningkatan kategori desain seismic (KDS)
2. Peta Gempa perlu diakomodasi pada SNI Konstruksi Tahan Gempa mengacu pada ASCE 7-16
3. Konsep dasar masih sama, dimana memberikan beberapa metode untuk mereduksi seismic
demand, salah satunaya melalui konsep in-elastis. Hal baru mengenai
 Definisi near fault lebih diperjelas
 Perubahan nilai amplifikasi percepatan untuk beberpa jenis tanah
 Gempa Vertikal disesuaikan dengan KDS
 Ketentuan detailing struktur beton mengacu pada ACI 318-14
 Ada escape clause untuk mengskomodasi system-system struktur yang belum ada dalam
daftar table ASCE
 Nilai Gempa kuat boleh dibatasi oleh kuat lateral sistem

22
21/04/2019

ACI 318M-11

23
21/04/2019

MoU BSN dengan ACI terkait perumusan SNI dan


Pedoman yang mengacu pada America Concrete
Institute (ACI) seperti SNI 2847 Persyaratan beton
struktural untuk bangunan Gedung, dll.

24
21/04/2019

No. Judul Usulan SPM Keterangan


1 RSNI Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural (Revisi SNI 1729:2015) Rapat Teknis:
DAFTAR SPM LINGKUP 91-01-S4 BAHAN, SAINS, STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN 14 Februari 2019
28 Februari 2019
19-20 Maret 2019
2 RSNI Sambungan terprakualifikasi untuk rangka momen khusus dan menengah baja pada Rapat Teknis:
aplikasi seismik (Revisi SNI 7972:2013) 14 Februari 2019
12 Maret 2019
3 RSNI Ketentuan seismik untuk struktur baja bangunan Gedung (Revisi SNI 7860:2015) Rapat Teknis:
14 Februari 2019
27 Februari 2019
12 Maret 2019
19 Maret 2019
4 RSNI Tata cara perencanaan beton pracetak dan prategang untuk bangunan gedung
Rapat Teknis 25 Maret 2019
(Revisi SNI 7833:2012)
5 RSNI Perancangan dinding pemikul khusus precast Rapat Teknis 25 Maret 2019
6 RSNI Uji dinding pemikul khusus precast Rapat Teknis 25 Maret 2019
7 RSNI Tata cara perencanaan struktur berbasis performa RSNI1

8 Pedoman Teknis (Pd-T) Panduan Desain Sederhana Bangunan Gedung Beton Bertulang RSNI1
9 RSNI ACI 440.1R-15: Guide for the Design and Construction of Structural Concrete RSNI1
Reinforced with Fiber-Reinforced Polymer (FRP) Bars
10 RSNI Produk-produk beton prategang pracetak RSNI1
11 RSNI Metode uji beban lateral pada tiang pancang (Revisi SNI 03-6762-2002) RSNI2 (siap konsensus)

12 RSNI Metode uji beban tarik aksial statis terhadap fondasi dalam (Revisi SNI 03-6761-2002) RSNI1

Puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia-2011

25
21/04/2019

 Gempa menjadi ancaman bahaya terbesar dibandingkan dengan bencana alam


lainnya dan dampak guncangannya perlu ditangani dengan model yang selaras,
terbuka dan transparan, standar tata kelola penanggulangan bencana yang
seragam dan harmonis, dan dapat dipahami oleh masyarakat untuk mencapai
kesejahteraam masyarakat dunia .
 Hasil pemutakhiran peta gempa akan berdampak pada perubahan standar
perencanaan yang berlaku saat ini, sehingga diperlukan revisi standar terkait.
 Sumber-sumber gempa sudah teridentifikasi hingga tahun 2017, langkah berikut
yang sangat penting adalah :
1. Jumlah sesar aktif masih banyak yang belum tervalidasi dengan baik,
sehingga diperlukan langkah2 penelitian yang lebih detail, termasuk
pengujian lapangan seperti trenching, carbondated, dll. Khususnya kota
jakarta, dimana secara aspek geodesi terindikasi ada sesar namun blum
dibuktikan melalui penelitian lapangan
2. Pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk bangunan
yang baru harus mengacu pada peta gempa 2017
3. Sangat penting untuk dilakukan tindakan penanggulangan resiko bencana
melalui penilaian kerapuhan (fragility) yang merupakan keterkaitan antara
nilai kerentanan dengan besaran resiko yang terdampak. Hal ini memberikan
suatu dampak untuk mengetahui lebih awal seberapa besar kerugian jiwa
dan harta benda sebelum bencana terjadi

Kenapa
rumah saya
rusak tapi
rumah
tetangga
saya tidak?

26

Anda mungkin juga menyukai