EKSPEDISI WALLACEA
INDONESIA – 2004
Oleh:
Safri Burhanuddin, Widodo S. Pranowo, Triyono
LEG 2
Toponimi Pulau-pulau
Toponimi Pulau-pulau
Pengukuran:
-Geologi/Geomorfologi
-Oseanografi Pantai Pengukuran:
Toponimi Pulau-pulau -Mangrove -CTD
-Lamun (Seagrass) -Batimetri
-Coral Reef & Sponge -Nutrient
-Sosial Ekonomi -Plankton
Toponimi Pulau-pulau
Hiu 006 (Jalur Biru)
Pemasangan Generator
Persiapan Kapal Phinisi Cinta Laut
(Selama April-18 Mei 2004)
Pemasangan Sensor Multibeam Echosounder
150
100
50
Tinggi (cm)
0
1 8 15 22 29 36 43 50 57 64 71 78 85 92
-50
-100
-150
Waktu (Jam ke)
Survei Batimetri
Multibeam
Survei
Hasil
Rekaman Batimetri
N
15 m
W E
Pulau Kalao
S
80 m
100 m
170 m
33.6 29.5
29
33.5
Salinitas (psu)
Temperatur (c)
28.5
4 33.4
28
33.3
Salinitas (psu)
Temperatur (c)
33.45 29 29.5
Salinitas (psu)
Temperatur (c)
33.4 33.2
28.5 29
33.35 33.1
33.3 28 28.5
33
33.25 28
27.5 32.9
33.2
32.8 27.5
33.15 27
11.167 20.879 31.739 42.981 50.934 60.492
11.167 20.879 31.204 41.069 51.01 60.874
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
34 30 33.6 30.5
29.5 33.5
33.8 30
29
33.4 29.5
Salinitas (psu)
Salinitas (psu)
Temperatur (c)
Temperatur (c)
33.6 28.5
28 33.3
29
33.4 27.5 33.2
27 28.5
33.1
33.2 26.5
33 28
33 26
32.9 27.5
25.5
32.8 25 32.8 27
11.167 21.414 26.692 37.016 46.651 56.439 11.014 21.109 31.356 41.298 51.01 61.562 67.756
Kedalaman (m) Kedalaman (m)
= Identifikasi Plankton dilakukan di Lab. Balai Riset Perikanan Laut – PRPT - BRKP =
Ekosistem Bakau (Mangrove)
di Perairan Pulau Bonerate & P. Kalao
Ditemukan (updated 30 juni’04):
Mangrove 6 Spesies (Avicenia marina,
Rhizopora mucronata, R. apiculata,
Bruguiera gymnorhiza, Lumnitsera
racemosa, Soneratia sp).
Makrozoobenthos 43 Spesies (dari 18
plot atas 4 Stasiun).
Ekosistem Lamun (Seagrass)
di Perairan Pulau Bonerate & P. Kalao
Ditemukan :
Lamun 8 Spesies (Enhalus Acoroides, Halophila ovalis, H. minor, Syringodium
isoetifolium, Halodule uninervis, Thallassia hemprichii, Cymodocea rotundata,
Thalassodendron ciliatum).
Bintang Laut 4 Spesies (Linckia laevigata, Protoreaster nodusus, Acanthaster plancii,
archaster typicus).
Bulu Babi 5 Spesies (Diadema setosum, Echinotrix calamaris, Echinometra Sp,
Mespilia globulus, Tripneustes gratilla).
Gastropoda 7 Spesies (Lambis Lambis, L. millepede, Conus marmoreus, C. auratium,
C. Leopardus, Cymbiola verpestillo, Strombus luhuanus).
Bivalvia 7 Spesies (Tridacna crocea, T. squamosa, H. hippopus, Anadara granosa,
Pinctada margaritifera, Spondylus Sp, Pinna muricata).
Penyu 2 Spesies (Eretmochelys imbricata, Chelonia mydas).
Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursips truncatus).
Ekosistem Lamun (Seagrass)
di Perairan Pulau Bonerate & P. Kalao
Teterang,
Kakabia Barat 45.35 Kakabia Barat Abiotik,
(8-9m), 19.2 Teterang, 16.2
(8-9m), 77.6 11.5
Abiotik,
Kakabia Utara 33.85 Karang
(2-3m), 0 Karang, mati, 21
Kakabia Utara Kakabia Barat 45.35
(2-3m), 67.5 (3m), 0.7
Kakabia Teterang,
Utara (6m), 33.85 Biota
3.8
Lainnya, Karang,
Kakabia Utara 34.3 59.6
Kakabia Barat (6m), 2.3
(3m), 57.56 Kakabia
Utara (2-3m),
11.5 c
Karang
c d Abiotik,
13.02 Karang, Biota
mati, 2.4 Abiotik, 0.8
28.72 Lainnya,
Nilai tutupan (%) a). karang, b). Biota terumbu, c). 19.2
e
Pulau Teterang d
Nilai tutupan (%) pada setiap lokasi penelitian: a). Pulau Teterang, b).
& Pulau Kakabia Pulau Kakabia Utara (2-3 m), c). Pulau Kakabia Utara (6m), d). Pulau
Kakabia Barat (3m) dan e). Pulau Kakabia Barat (8-9m).
Tingkat Kesamaan Kondisi Terumbu Karang pada Setiap Stasiun Penelitian
Callyspogia sp.
famili Niphatidae Sponge belum teridentifikasi
(famili Callyspongidae)
Hasil Survei :
A. Identifikasi penamaan pulau
- Perbedaan dengan Gasetir Pulau
- Penemuan Pulau-pulau belum bernama
- Penamaan dengan 5 bahasa daerah (Bonerate, Bugis, Selayar, Buton,
Makassar)
B. Sejarah Pulau
- Sejarah okupasi pulau
- Sejarah Penamaan Pulau
C. Inventarisasi Potensi Pulau
- Potensi Fisik Alamiah
- Potensi Fisik Terbangun
- Sosial-ekonomi-Budaya
Identifikasi Penamaan Pulau (1)
- Survei dilakukan atas 52 pulau, dengan masukan updating 23
nama pulau berdasarkan Gasetir Pulau.
- Sekitar 15 pulau mempunyai nama yang penyebutannya berbeda
untuk beberapa kelompok masyarakat
- Nama pulau sama, tetapi mempunyai arti yang berbeda karena
latar belakang bahasa lokal pemberi nama.
Contoh:
P. Karoumpa Cadi (Cadi=kecil), Karompa Lompo (lompo=besar)
adalah bahasa Makassar. Penduduk setempat suku Selayar,
menyebut Karoumpa Kiddi (kecil) , Karoumpa Bakka (besar).
Karoumpa berasal dari bahasa Buton artinya tempat bertempur.
Bonera te
TAHUN
Ta na ja mpea Ta kabonerate
(utara ) Kalaotoa
Keterangan:
Garis keturunan Kalao Pula u Madu Karoumpa
alur perdagangan, migrasi
Inventarisasi Potensi Pulau
POTENSI FISIK ALAMIAH :
-Tipologi Pantai
Dua tipe utama pantai di daerah penelitian adalah Pantai
Pasir Putih (landai) dan pantai tebing curam (cliff)
-Vegetasi Pantai
Vegetasi pada pantai berpasir adalah mangrove, terutama
Avicennia sp. Sedangkan pada pantai cliff vegetasi penutup
berupa tanaman keras yang disebut Santigi. Secara umum Kampung Bugis, Tanajampea
vegetasi daerah hinterland adalah kelapa, tanaman kayu,
dan pinus.
-Potensi Perikanan
Jenis ikan yang ditangkap rata-rata adalah ikan karang yaitu
berbagai jenis kerapu, sunu, tripang, dan lobster. Dijual
kepada ‘pengumpul’ dari Makassar yang dapang beberapa
minggu sekali.
- Sumber Energi
Listrik sebagai penerangan berasal dari generator (Gen-Set) swasta.
- Transportasi
Transportasi utama dengan Jolor, dengan berbagai ukuran.
- Bangunan
Pulau-pulau yang menjadi pusat kegiatan dan pusat pelayanan (ibukota kecamatan) secara fisik
sudah terbangun, tetapi untuk pulau-pulau luar masih perlu ditingkatkan.
- Sosial-ekonomi-Budaya
Sebagian besar penduduk berasal dari Sulawesi Selatan yang terdiri Selayar, Bugis, Buton, dan
penduduk asli Bonerate.
Tidak semua pulau penduduknya adalah nelayan. Contoh: 80% penduduk Kalaotoa adalah Petani
Kopra, lebih 60% penduduk Bonerate bekerja sebagai pembuat kapal kayu.
< Pembuatan Perahu di P. BONERATE
Dalam satu tahun seorang “juragan
jolor” dapat memperoleh pesanan 3
perahu dengan ukuran panjang lunas
25-30 meter dan lebar 7 – 10 meter
Terimakasih