Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alya Rossa Nabila

Nim : 1930504092
Kelas : Manajemen Dakwah 1956B
Mata Kuliah : Filsafat Dakwah
Dosen Pengampu : Dr. Nurseri Hasnah Nasution, M.Ag

ASPEK EPISTEMOLOGI DAKWAH (KELOMPOK 8 RESUME)

A. PENGERTIAN EPISTIMOLOGI DAKWAH


Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata episteme
dan logos. Episteme berarti prngetahuan, kenyataan atau kebenaran. Sedangkan logos
berarti teori, uraian, atau alasan. Dengan demikian, epistimologi dapaat diartikan sebagai
teori pengetahuan (the theory of knowledge), teori tentang kenyataan atau teori tentang
kebenaran, dan dapat juga diartikan sebagai filsafat pengertahuan seperti yang lazim
dipergunakan.1 Dan dakwah secara bahasa, berasal dari padanan kata da’a- yuda’i-
du’a’an wa da’watan. Dalam al-Qur’an istilah dakwah disebutkan kurang lebih sebanyak
sepuluh kali dengan berbagai arti yang berbeda yaitu: ajakan, seruan, pembuktian dan
do’a. Dari dua pengertian diatas maka dapat kami simpulkan bahwa Epistemologi
Dakwah adalah kajian filosofis terhadap sumber, metode, esensi, dan validitas (kebenaran
ilmu) dakwah.

B. OBJEK-OBJEK EPISTIMOLOGI
1. Epistimologi Bayani
Secara epistimologis Bayani mempunyai arti penjelasan, pernyataan dan
ketetapan. Sedangkan menurut terminologis Bayani berarti pola pikir yang bersumber
pada nash, ijma’ dan ijtihad. Ada juga yang berpendapat bayani adalah metode
pemikiran khas Arab yang didasarkan atas otoritas teks (nash), secara langsung
maupun tidak langsung. Tradisi Bayani muncul tidak terlepas dari tradisi teks yang
berkembangdalam ajaran islam. Dan ada sekitar 50 ayat al-Qur’an yang mengungkap
kata Bayani ini.
2. Epistimologi Irfani
Epistimologi Irfani menurut etimologi berarti al-ma’rifah, al-‘alhikmah.
Sedangkan secara eksistensialis berpangkal pada zauq, qalbu atau intuisi yang
merupakan perluasan dari pandangan illuminasi dan yang berpakar pada tradisi
Hermes. Pengetahuan irfani tidak didasarkan pada teks (nash) seperti bayani, akan
tetapi pada kasyf, tersingkapnya rahasia-rahasia realitas oleh Allah S.T.W. Karena itu,
pengetahuan irfani tidak diperoleh berdasarkan analisa teks tetapi dengan olah ruhani,
dimana dengan kesucian hati, diharapkan Allah S.T.W han akan melimpahkan
pengetahuan langsung kepadanya. Masuk dalam pikiran, dikonsep kemudian
dikemukakan kepada orang lain secara logis. Dengan demikian pengetahuan irfani
setidaknya diperoleh melalui tiga tahapan yaitu:

Persiapan, untuk bisa menerima limpahan pengetahuan (kasyf), seseorang harus


menempuh jenjang-jenjang kehidupan spiritual. Setidaknya, ada tujuh tahapan yang
harus dijalani, mulai dari bawah menuju puncak.

a. Taubat,
b. Wara’(menjauhkan diri dari segala sesuatu yang subhat),
c. Zuhud (tidak tamak dan tidak mengutamakan kehidupan dunia).
d. Faqir (mengosongkan seluruh fikiran dan harapan masa depan, dan tidak
menghendaki apapun kecuali atas kehendak Allah SWT).
e. Sabar (menerima segala bencana dengan lapang dada, ikhlas dan rela).
f. Tawakkal (percaya atas segala apa yang ditentukan oleh Allah SWT).
g. Rida (hilangnya rasa ketidak senangan dalam hati sehingga yang tersisa hanya
gembira dan sukacita).

3. Epistimologi Burhani
Epistimologi Burhani secara bahasa berarti argumentasi yang jelas. Sedangkan
menurut istilahnya berarti aktifitas intelektual untuk menetapkan kebenaran proposisi
dengan metode deduktif yaitu dengan cara mengaitkan proposisi satu dengan
proposisi lainnya yang bersifat aksiomatik atau setiap aktifitas intelektual untuk
menetapkan kebenaran suatu proposisi.
Perbandingan ketiga epistemologi ini adalah bahwa bayani menghasilkan
pengetahuan lewat analogi furu` kepada yang asal; irfani menghasilkan pengetahuan
lewat proses penyatuan ruhani pada Tuhan. Dan burhani menghasilkan pengetahuan
melalui prinsip-prinsip logika atas pengetahuan sebelumnya yang telah diyakini
kebenarannya. Dan tiga epistemologi Islam ini mempunyai ‘basis’ dan karakter yang
berbeda. Pengetahuan bayani didasarkan atas teks, irfani pada intuisi sedang burhani
pada rasio. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Jadi ketiga hal tersebut harus disatukan dalam sebuah pemahaman.


Maksudnya, ketiga model tersebut diikat dalam sebuah jalinan kerjasama untuk saling
mendukung dan mengisi kekurangan masing-masing sehingga terciptalah Islam yang
‘Shalih li Kulli Zaman wa Makan‘, Islam yang aktual dan kontekstual dalam semua
tingkat peradaban. Kita harus mengambil filsafat, bukan sekedar sejarahnya
melainkan lebih pada aspek metodologinya dengan dibantu ilmu-ilmu kontemporer
sehingga ia mampu memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perkembangan
keilmuan Islam kedepan.

C. METODOLOGI KEILMUWAN DAKWAH


Metode ilmu dakwah itu secara garis besar meliputi:
a. Metode(Manhaj) Istinbath yaitu proses penalaran (istidlal) dalam memahami dan
menjelaskan hakikat berupa teori utama ilmu dakwah. Manhaj ini ilmu dakwah dapat
menggunakan ilmu-ilmu bantu seperti Ushul Fiqh, Ulumul al-Qur’an, Ulumul Hadits
dan ilmu-ilmu bantu lainnya terutama yang berhubungan langsung dengan kajian teks.
b. Metode Iqtibas yaitu proses penalaran dalam memahami dan menjelaskan hakikat
dakwah/realitas dakwah/ denotasi dakwah dari islam actual, islam empiris, islam
historis atau islam empiris yang hidup di masyarakat. Ilmu-ilmu social dipakai
sebagai ilmu bantu dalam penerapan dan penggunaan metode ini. Ilmu-ilmu dimaksud
antara lain sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu ekonomi, ilmu politik dll.
c. Metode Istiqra’ yaitu proses penalaran dalam memahami dan menjelaskan hakikat
dakwah melalui penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan mengacu pada teori utama
dakwah (hasil metode istinbath) dan teori turunan dari teori utama dakwah (hasil
metode iqtibas). Sedangkan hasil metode istiqra’disebut teori kecil.

Dengan menerapkan model ini dalam melakukan kajian terhadap obyek formal
ilmu dakwah maka diantara hasil yang dapat diperoleh meliputi:
a.       Masalah-masalah yang kompleks dalam dinamika dakwah dapat dirumuskan.
b.      Proses dakwah dapat diketahui alurnya.
c.       Hasil-hasil dakwah dapat diukur dan dianalisa.
d.      Umpan balik kegiatan dakwah dapat dimulai.
e.       Fungsi dakwah dalam system kemasayarakatan dapat diketahui dan di analisa
f.       Dampak perubahan dari sistem politik, ekonomi dan perubahan social pada umumnya
dapat diidentifikasi secara lebih jelas.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pembahasan Kwu
    Pembahasan Kwu
    Dokumen10 halaman
    Pembahasan Kwu
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Tugas Iad Alya
    Tugas Iad Alya
    Dokumen14 halaman
    Tugas Iad Alya
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Uts Sosiologi Dakwah
    Uts Sosiologi Dakwah
    Dokumen4 halaman
    Uts Sosiologi Dakwah
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Kesimpulan Studi Islam
    Kesimpulan Studi Islam
    Dokumen1 halaman
    Kesimpulan Studi Islam
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Uts Pak Nizam
    Uts Pak Nizam
    Dokumen40 halaman
    Uts Pak Nizam
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Uts Pak Tanto
    Uts Pak Tanto
    Dokumen1 halaman
    Uts Pak Tanto
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Uas Kwu
    Uas Kwu
    Dokumen5 halaman
    Uas Kwu
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Cover Studi Keislaman
    Cover Studi Keislaman
    Dokumen1 halaman
    Cover Studi Keislaman
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Uts B.indonesia
    Uts B.indonesia
    Dokumen4 halaman
    Uts B.indonesia
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Cover Pancasila
    Cover Pancasila
    Dokumen1 halaman
    Cover Pancasila
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Cover Kwu
    Cover Kwu
    Dokumen1 halaman
    Cover Kwu
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • DFTR Isi Kwu
    DFTR Isi Kwu
    Dokumen2 halaman
    DFTR Isi Kwu
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Kewarganegaraan 1
    Kewarganegaraan 1
    Dokumen3 halaman
    Kewarganegaraan 1
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • ASPEK EPISTIMOLOGI DAKWAH Kelompok 8
    ASPEK EPISTIMOLOGI DAKWAH Kelompok 8
    Dokumen13 halaman
    ASPEK EPISTIMOLOGI DAKWAH Kelompok 8
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Cover Studi Keislaman
    Cover Studi Keislaman
    Dokumen1 halaman
    Cover Studi Keislaman
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Geopolitik Indonesia
    Geopolitik Indonesia
    Dokumen12 halaman
    Geopolitik Indonesia
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Islam Di Eropa
    Sejarah Islam Di Eropa
    Dokumen6 halaman
    Sejarah Islam Di Eropa
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 7
    Kelompok 7
    Dokumen13 halaman
    Kelompok 7
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Tugas Iad Alya
    Tugas Iad Alya
    Dokumen14 halaman
    Tugas Iad Alya
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Dasar-Dasar Manajemen
    Dasar-Dasar Manajemen
    Dokumen4 halaman
    Dasar-Dasar Manajemen
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Sosiologi Dakwah
    Sosiologi Dakwah
    Dokumen5 halaman
    Sosiologi Dakwah
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Cover Kwu
    Cover Kwu
    Dokumen1 halaman
    Cover Kwu
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Cover Pancasila
    Cover Pancasila
    Dokumen1 halaman
    Cover Pancasila
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Bahasaaaa
    Bahasaaaa
    Dokumen24 halaman
    Bahasaaaa
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 9
    Bab 9
    Dokumen9 halaman
    Bab 9
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Kalimat Efektif
    Kalimat Efektif
    Dokumen4 halaman
    Kalimat Efektif
    Alya Rossa Nabila
    Belum ada peringkat
  • Kalimat Perluasan
    Kalimat Perluasan
    Dokumen4 halaman
    Kalimat Perluasan
    Alya Rossa Nabila
    0% (2)