Anda di halaman 1dari 4

Metode alokasi biaya bersama

Perusahaan yang menghasilkan produk bersama umumnya menghadapi masalah pemasaran berbagai
macam produknya karena masing-masing produk mempunyai masalah pemasaran dan harga jual yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu diketahui seteliti mungkin bagian dari seluruh biaya produksi yang
dibebankan kepada masing-masing produk bersama sehingga masalah pokok akuntansi biaya brsama
adalah penentuan proporsi total biaya produksi yang harus dibebankan kepada berbagai macam produk
bersama.

Dapat menggunakan salah satu dari empat metode berikut ini.

1. Metode nilai pasar atau metode nilai jual relatif.

2. Metode rata-rata biaya per satuan.

3. Metode rata-rata tertimbang.

4. Metode unit kuantitatif atau metode satuan fisik.

1. Metode Nilai Pasar

Metode yang paling banyak digunakan oleh perusahaan karena harga jual atau nilai jual produk
merupakan perwujudan dari biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Didasarkan
atas asumsi bahwa masing-masing produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memiliki
nilai jual atau nilai pasar yang berbeda yang disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat konsumsi atau
pemakaian biaya yang berbeda. Oleh karena itu produk yang mengonsumsi biaya yang lebih tinggi
memiliki nilai jual yang lebih tinggi, begitupun sebaliknya untuk produk yang mengonsumsi biaya yang
lebih rendah memiliki nilai jual yang lebih rendah. Metode ini merupakan cara pengalokasian yang
bersifat logis dan rasional.

Contoh:

PT Abadi Buana Citra adalah perusahan yang bergerak dalam usaha pengilangan minyak. Biaya bersama
dalam proses pengilangan minyak sebesar Rp 1.000.000. Proses produksi bersama menghasilkan bensin
sebanyak 40.000 liter, minyak pelumas sebanyak 35.000 liter, dan minyak tanah sebanyak 25.000 liter.
Harga jual masing-masing produk per liter setelah titik pisah adalah bensin Rp 1.000, minyak pelumas Rp
750, dan minyak tanah Rp 500. Berdasarkan data tersebut dapat dibuat alokasi biaya bersama sebagai
berikut.
2. Metode Rata-Rata Biaya Per Satuan

Hanya dapat digunakan apabila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama.
Penentuan masing-masing biaya produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas masing-masing
produk yang dihasilkan.

Contoh:

PT Abadi Buana Citra adalah perusahan yang bergerak dalam usaha pengilangan minyak. Biaya bersama
dalam proses pengilangan minyak sebesar Rp 1.000.000. Proses produksi bersama menghasilkan bensin
sebanyak 40.000 liter, minyak pelumas sebanyak 35.000 liter, dan minyak tanah sebanyak 25.000 liter.
Total produksi secara keseluruhan sebanyak 100.000 liter. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung
biaya produksi rata-rata per liter adalah sebesar Rp 10 (Rp 1.000.000/100.000 liter). Maka dapat dibuat
alokasi biaya bersama sebagai berikut

3. Metode Rata-Rata Tertimbang

Didasarkan atas asumsi bahwa masing-masing produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama
memiliki faktor penimbang yang berbeda antara lain disebabkan oleh:

a. Tingkat kesulitan pembuatan produk.

b. Waktu yang dikonsumsi.

c. Keahlian tenaga kerja.

d. Kualitas produk yang dihasilkan.

e. Faktor penimbang lain yang relevan.

Atas dasar asumsi diatas, penentuan alokasi biaya bersama kepada masing-masing produk didasarkan
pada perkalian antara jumlah unit produk dan angka penimbang dan hasil kalinya digunakan sebagai
dasar untuk melakukan alokasi.

Contoh:
PT Abadi Buana Citra adalah perusahan yang bergerak dalam usaha pengilangan minyak. Biaya bersama
dalam proses pengilangan minyak
sebesar Rp 1.000.000. Proses
produksi bersama menghasilkan
bensin sebanyak 40.000 liter,
minyak pelumas sebanyak 35.000
liter, dan minyak tanah sebanyak
25.000 liter. Angka penimbang
untuk masing-masing produk,
yaitu: bensin 3, minyak pelumas 2,
dan minyak tanah 1. Berdasarkan data tersebut, dapat dibuat alokasi biaya bersama sebagai berikut.

4. Metode Unit Kuantitatif

Didasarkan pada asumsi bahwa masing-masing produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama
menggunakan sejumlah bahan baku sesuai dengan tingkat koefisien pemanfaatan bahan baku yang
terdapat pada masing-masing produk yang dihasilkan. Masing-masing produk dapat diidentifikasi sesuai
dengan tingkat pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.

Contoh:

PT Abadi Buana Citra adalah perusahan yang bergerak dalam usaha pengilangan minyak. Biaya bersama
dalam proses pengilangan minyak sebesar Rp 1.000.000. Dalam pelaksanaan proses produksinya,
menggunakan bahan minyak mentah sebanyak 100.000 liter untuk diolah menjadi bensin, minyak
pelumas, dan minyak tanah. Berdasarkan analisis, bensin menggunakan minyak tanah sebanyak 40.000
liter, minyak pelumas menggunakan minyak mentah sebanyak 35.000 liter, dan minyak tanah
menggunakan minyak mentah sebanyak 25.000 liter. Dapat ditentukan alokasi biaya bersama sebagai
berikut.
Bensin adalah 40% (40.000 liter/100.000), pelumas 35% (35.000/10.000liter) dan minyak tanah 25%
(25.000 liter/100.000 liter). Berdasarkan data tersebut, dapat dibuat alokasi biaya bersamaan sebagai
berikut.

Anda mungkin juga menyukai