B. PENGELOMPOKKAN DATA
69
16. Sebagian besar penduduk di 16. Penduduk di dusun bila
dusun bila tepung desa Sesela tepung desa Sesela masih
mengatakan masih memiliki memiliki kebiasaan pengobatan
kebiasaan pengobatan yang yang kurang tepat sebelum
kurang tepat sebelum berobat berobat keo pelayanan kesehatan
seperti membeli obat bebas
yaitu sebayak 172 KK (84%)
17. Masih Ada balita didusun 17. Terdapat 2 balita (2%) di
bila tepung yang mengalami gizi dusun bila tepung yang memiliki
kurang gizi kurang/di bawah garis
merah.
18. Sebagian Besar Orang Tua 18. Masih ada Orang tua yang
didusun Bila Tepung desa Sesela tidak dapat membaca KMS
masih banyak yang tidak bisa Sebanyak 18 (22%)
membaca KMS.
19. Masih ada warga yang 19. Ada beberapa rumah warga
merasa cemas dan belum yang rusak berat dan ringan,
berani kembali ke rumah serta masih ada warga yang
mereka belum kembali ke rumahnya
C. ANALISA DATA
70
1 Lingkungan 1. Rumah penduduk Kurang Risiko
Fisik Dusun Bile Tepung pengetahuan terjadinya
Lingkungan yang Desa Sesela masih masyarakat penyebaran
kurang sehat di banyak dalam dalam penyakit
di Dusun Bile keadaan kotor memelihara infeksius
Tepung, Desa karena berdebu lingkungan (Diare, DHF,
Sesela sebanyak 34 KK yang memenuhi ISPA)
(54%) sedangkan syarat
halaman rumahnya kesehatan
masih terlihat
kotor sebanyak 22
KK (28%).
2. Penduduk Dusun Bile
Tepung desa Sesela
banyak yang
menderita diare
selama 6 bulan
terakhir sebanyak
20 KK (40%).
3. Masih besar
penduduk di Dusun
Bile Tepung yang
tempat penampungan
air dalam keadaan
terbuka sebanyak
146 KK (72%).
4. penduduk Dusun Bile
Tepung desa Sesela
yang tidak
melakukan
pengurasan air
sebanyak 52 KK
(25%).
5. penduduk Dusun Bile
Tepung Desa Sesela
yang membuang
sampah di sungai 33
KK (16%) dan
sembarang tempat
sebanyak 13 KK
(6%).
6. penduduk Dusun Bile
Tepung Desa Sesela
yang tidak
memiliki tempat
penampungan sampah
sebanyak 58 KK
(28%).
7. penduduk Dusun Bile
Tepung Desa Sesela
yang kondisi tempat
penampungan sampah
dengan keadaan
terbuka sebanyak
109 KK (75%)
71
8. Masih banyak
penduduk Dusun Bile
Tepung Desa Sesela
yang kondisi
saluran limbah
dalam keadaan
terbuka sebanyak 92
KK (45%).
72
4 PUS 1. Jumlah PUS di Dusun Kurang informasi Resiko
PUS di Dusun Bila Tepung, Desa tentang terjadinya
Bile Tepung Sesela sebanyak 100 KK pengetahuan masalah
Desa Sesela (49%). terkait dengan kesehatan pada
sebagian besar 2. Masih ada PUS di Dusun pengguanaan alat PUS akibat efe
menggunakan Bile Tepung, Desa kontrasepsi atau samping
kontrasepsi Sesela yang KB penggunaan
atau Suntikan. menggunakan kontrasepsi
kontrasepsi suntikan suntikan dalam
yaitu sejumlah 60 jiwa jangka waktu
(67%) dari 89 jiwa panjang
(89%) PUS yang menjadi
Akseptor KB.
73
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Risiko terjadinya penyebaran penyakit infeksi (Diare, DHF,
ISPA,) berhubungan dengan lingkungan masyarakat yang kurang
sehat yang ditandai dengan :
a. Rumah penduduk Dusun Bile Tepung Desa Sesela masih
banyak dalam keadaan kotor karna berdebu sebanyak 34
KK (54%) sedangkan halaman rumahnya masih terlihat
kotor sebanyak 22 KK (28%).
b. penduduk Dusun Bile Tepung Desa Sesela banyak yang
menderita diare selama 6 bulan terakhir sebanyak 20 KK
(40%).
c. Masih banyak warga Dusun Bile Tepung yang tempat
penampungan air dalam keadaan terbuka sebanyak 146 KK
(72%)dan tidak melakukan pengurasan air sebanyak 152
KK (75%).
d. masih ada penduduk yang belum memiliki jamban sebanyak
4 KK (2%)
e. pembuangan saluran limbah di got sebanyak 138 KK (68%)
f. penduduk dusun bila tepung desa Sesela yang kondisi
tempat penampungan sampah dengan keadaan terbuka
sebanyak 109 KK (75%)
g. dengan kondisi pembuangan limbah terbuka 92 KK (45%)
h. terdapat jarak sumber air dgn septic tank yang < 10 m
sebanyak 161 KK (79%).
i. Remaja di Dusun Bile Tepung Desa Sesela memiliki
kebiasaan merokok sebanyak 75 jiwa (71%)
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
berhubungan dengan kurangnya prilaku masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia yang ditandai dengan
a. Ditemukannya sebagian besar lansia yang menderita
penyakit hipertensi sebanyak 10 lansia (55%), dan
Reumatik dan Asam urat sebanyak 5 lansia (28%)
b. Tidak aktifnya posyandu lansia.
3. Resiko Peningkatan kenakalan remaja dan penggunaan NAPZA
berhubungan Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga
tentang tugas perkembangan yang mempengaruhi kebiasaan buruk
pada remaja ditandai dengan :
74
a. Masih ada remaja yang begadang sebanyak 36 remaja
(34%)
b. Masih adanya remaja yang merokok sebanyak 75 remaja
(71%)
c. Tidak adanya kegiatan kelompok karang taruna
4. Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS akibat efek
samping penggunaan kontrasepsi suntikan dalam jangka waktu
panjang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang alat
kontrasepsi yang ditandai dengan ditemukannya jumlah
penggunaan kontrasepsi suntikan sebanyak 60 jiwa (67%) dari
89 jiwa (89%) PUS yang menjadi Akseptor KB
5. Kurangnya pemenuhan gizi balita berhubungan dengan
pengetahuan ibu yang rendah ditandai dengan:
a. Masih ada balita di Dusun Bile Tepung Desa Sesela yang
memiliki gizi kurang yaitu sebanyak 2 balita (2%).
b. Sebagian Besar Masyarakat di bila tepung memiliki
tingkat pendidikan SD Sebanyak 249 (34%) dan yang
tidak sekolah sebanyak 63 (38%).
c. Masih ada orang tua balita di Dusun Bila Tepung Desa
Sesela yang tidak bisa membaca hasil KMS Sebanyak 18
(22%).
6. Ansietas (kecemasan) berhubungan dengan Kurangnya
informasi masyarakat terhadap penanggulangan kejadian
bencana alam (gempa bumi) yang di tandai dengan masih
adanya masyarakat yang belum berani pulang kerumah
serta ada beberapa rumah warga yang rusak berat dan
ringan.
75
76
77
E.PENAPISAN MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS DESA SESELA DUSUN BILA TEPUNG KECAMATAN GUNUNG SARI
Kriteria Penapisan
Tersedia Sumber
Resiko terjadinya
Resiko parah
pendidikan kesehatan
Minat masyarakat
Kemungkinan untuk
program pemerintah
Sumber daya
Jumlah skor
perawat komunitas
peralatan
Kemungkinan untuk
Diagnosa
(jumlah yang
Sesuai dengan
Keperawatan
beresiko)
diatasai
Komunitas
Risiko
terjadinya
penyebaran
penyakit
infeksi
(Diare, DHF,
ISPA,) 5 5 5 5 3 3 5 3 2 4 5 45
berhubungan
dengan
lingkungan
masyarakat
yang kurang
sehat
Resiko 5 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 38
terjadinya
peningkatan
angka
kesakitan pada
lansia
berhubungan
dengan
kurangnya
perilaku
masyarakat
dalam
memelihara
kesehatan
lansia
Resiko
penyalahgunaan
NAPZA dan
meningkatnya
masalah
kesehatan pada 5 3 3 5 3 4 5 4 3 3 3 42
remaja
berhubungan
dengan prilaku
remaja yang
tidak sehat
Resiko
terjadinya
masalah
kesehatan pada
PUS akibat
efek samping
penggunaan
kontrasepsi
5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 42
suntikan dalam
jangka waktu
panjang
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
tentang alat
kontrasepsi
Kurangnya
pemenuhan gizi
balita
berhubungan
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49
dengan
pengetahuan
ibu yang
rendah
ansietas(Kecem
asan)
berhubungan
dengan
5 3 5 3 5 4 3 5 4 5 2 39
kurangnya
informasi
masyarakat
78
terhadap
penanggulangan
kejadian
bencana alam.
Diagnosis Evaluasi
N Rencana Hari,
Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Tempat
o Kegiatan Tanggal
Komunitas Kriteri
Standar
a
1 LINGKUNGAN Tujuan Umum Masyarakat 1. Penyuluhan Rabu, Musoll Kogniti a. Peserta mampu
Risiko Setelah dilakukan Perilaku 31-10-18 a Al- f menyebutkan
terjadinya tindakan Hidup Bersih Mutaqq Pengertian
penyebaran keperawatan Dan Sehat (1) in PHBS.
penyakit selama 1x (PHBS) Dusun b. Peserta mampu
infeksi pertemuan Bila Kogniti mengetahui 10
(Diare, DHF, diharapkan Tepung f indikator PHBS
Asma, ISPA) masyarakat Dusun
berhubungan Bila Tepung
dengan mampu:
lingkungan - Mengidentifikas KIE
masyarakat i jenis sampah
yang kurang - Memisahkan
sehat sampah kering
dan basah 2. Kerja sama Rabu,7- Musoll a. Terjalinnya
- Membuang sampah dengan 11-18 a Al- kerja sama
sesuai dengan lintas (c) S/d Mutaqq lintas program
jenis dan program dan (d) dan in bersama pihak
tempat yang lintas 1 S/d 5 Dusun Puskesmas
telah disediaka sektoral Bila
- Memelihara terkait Tepung
lingkungan yang dengan
sehat kesehatan
79
lingkungan
Kogniti c. Peserta
f mengetahui
Dampak
pembuangan
sampah yang
kurang sehat
80
c. Hasil warna
cat tembok
yang digunakan
sperti warna
merah, kuning,
hijau, merah
muda, hitam
dan biru.
2 LANSIA Tujuan Umum Lansia dan KIE 1. Memberikan jumat, 9 Mushol Kogniti 1.Memgetahui
Resiko Setelah dilakukan kader penyuluhan November la Al- f Lansia dapat
terjadinya tindakan posyandu tentang 2018 Mutaqq memahami
peningkatan keperawatan 3x lansia rematik dan in tentang konsep
angka masyarakat mampu HT Dusun Rematik dan HT
kesakitan memberikan Bila
pada lansia perawatan pada Tepung
berhubungan lansia di Dusun
dengan Bila Tepung a) Pengertian Koginit a) Peserta mampu
kurangnya a. Konsep dasar Rematik dan if menyebutkan
prilaku rematik dan HT Pengertian
masyarakat hipertensi Rematik dan HT
dalam meliputi :
memelihara - Pengertian b) Tanda dan b) Peserta mampu
kesehatan rematik dan HT gejala menyebutkan
lansia - Tanda dan Rematik dan Tanda dan
gejala rematik HT gejala Rematik
dan HT dan HT
- Penyebab
rematik dan HT
- Komplikasi c) Peserta mampu
rematik dan HT c) Penyebab menyebutkan
Rematik dan Penyebab
- Penatalaksanaa
HT Rematik dan HT
n rematik dan
HT
81
d) Komplikasi Lapang d) Peserta mampu
Rematik dan ang menyebutkan
HT dusun Komplikasi
bilate Rematik dan HT
pung
82
Tekakanan
darah tinggi
11 orang
Lansia
83
3 REMAJA: Tujuan Umum : Remaja KIE 1. kerja sama Rabu, Dusun Kogniti a) Terjalinnya
. Resiko Setelah lintas 21-11-18 Bila f kerja sama
penyalahguna dilakukan sektoral: (1,a s/d Tepung lintas sektoral
an NAPZA tindakan a. Penyuluhan b dengan pihak
berhubungan keperawatan mengenai (1) BNN
dengan komunitas selama bahaya
kebiasaan 3-4 kali merokok b) Remaja mampu
prilaku pertemuan Kogniti memahami:
remaja yang diharapkan f 1. Bahaya
tidak sehat masyarakat merokok
mengantisipasi 2. Menjelaskan
resiko kembali
penyalahgunaan tentang
dan dampak NAPZA bahaya NAPZA
Tujuan khusus:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
komunitas,
diharapkan
masyarakat
memahami:
a. Konsep Napza
dan dan
dampaknya
meliputi :
- Bahaya merokok
- Bahaya bgdang
- Bahaya NAPZA
4 PUS: Tujuan Umum: PUS KIE 1. Kerjasama Kamis,15 Dusun Koginit a) Terjalinnya
84
. Setelah dengan -11-18 Bila if kerja sama
Resiko dilakukan lintas (1) a Tepung lintas
terjadinya tindakan program dan sektoral
masalah keperawatan sektoral dengan pihak
kesehatan komunitas selama terkait PLKB.
pada PUS 3 kali pertemuan penggunaan b) PUS dapat
akibat efek diharapkan dapat kontrasepsi memahami
samping meningkatkan (BKKBN) tentang
penggunaan kesehatan pada a. Penyuluhan konsep dasar
kontrasepsi PUS mengenai kontrasepsi
suntikan penggunaan meliputi:
dalam jangka Tujuan Khusus: dan pemilihan 1. Pengertian
waktu Setelah dilakukan kontrasepsi KB
panjang tindakan yang baik dan 2. Jenis-jenis
berhubungan keperawatan tepat, dan KB
dengan komunitas, efek samping 3. Pemasangan
kurang diharapkan dari KB KB
pengetahuan masyarakat suntikan 4. Manfaat KB
tentang alat memahami konsep 5. Efek samping
kontrasepsi dasar kontrasepsi KB
yang meliputi 6. PUS dapat
a. Pengertian KB memilih
b. Jenis-jenis KB kontrasepsi
c. Pemasangan KB dengan tepat
d. Manfaat KB 7. PUS mau
e. Efek samping beralih dari
KB kontrasepsi
f. PUS mau suntikan ke
beralih dari kontap
kontrasepsi (Implan/IU)
suntikan ke
kontap
(Implan/IU
5 BALITA Tujuan Umum: Ibu dan KIE 1. Pengabdian minggu, Dusun Kogniti a) Ibu dapat
85
Setelah Balita masyarakat 25-11-18 Bila f memahami
Kurangnya dilakukan (penmas)gizi (1)a s/d Tepung tentang:
pemenuhan tindakan Balita C 1. Konsep
gizi balita keperawatan a. Penyuluhan tentang
berhubungan komunitas selama tentang masalah
dengan 3 kali pertemuan gizi dalam segi
pengetahuan diharapkan Seimbang makanan
ibu yang kebutuhan nutrisi Balita 2. Ibu-Ibu
rendah terpenuhi pada dapat
kelompok balita. mengetahui
tentang menu
Tujuan Khusus: seimbang
Setelah dilakukan pada balita.
tindakan
keperawatan b. Lomba Psikomo a) Anak-anak
komunitas, mewarnai tor antusia
diharapkan Ibu mengikuti lomba
dapat memahami: mewarnai.
a. Konsep masalah b) Sebagian besar
yang ada pada gambar dari
bayinya anak-anak yang
b. Ibu dapat mengikuti lomba
mngetahui cukup baik
tentang menu
simbang pada c. Penimbanga a. Terdapat satu
balita. n BB/PB/TB anak yang
mengalami Gizi
kurang
6 Ansietas Tujuan Umum: Masyarakat KIE 1. Pemutaran Jumat, Dusun psikomo a. Warga dapat
(kecemasan) Setelah dilakukan video 30-11- Bila tor memahami
berhubungan pemutaran video penanggulang 2018 Tepung pentingnya
tentang an bencana penanggulangan
dengan
penanggulangan alam (gempa bencana alam
kurangnya bencana alam bumi) (gempa bumi)
informasi (gempa bumi) di b. Warga antusias
86
masyarakat harapkan warga dalam
terhadap dapat memahami menyaksikan
penanggulang pentingnya siaga pemutaran
bencana video
an bencana
Tujuan Khusus: penanggulangan
alam. a. Warga mampu bencana (gempa
mengetahui bumi)
penanggulangan
bencana alam
(gempa bumi)
87
88
Evaluasi Hasil
Output :
Para warga menjadi
memahami cara
pengolahan sampah.
Outcame :
Masyarakat belum
mampu menerapkan cara
pengelolaan sampah
dengan cara
memisahkan sampah
organik dan
anorganik.
89
Jum’at, 23- Gotong royong Evaluasi Struktur
25 November (pengecatan Mengkoordinasikan
2018 Di tembok terlebih dahulu
Dusun Bila pemakaman dengan kades, kadus,
Tepung Desa umum Dusun kader, TOGA, TOMA,
Sesela Kec. Bila Tepung) juru kunci kuburan,
Gunung sari ketua remaja dan
masyarakat Dusun Bila
Tepung.
Membuat jadwal
pelaksanaan gotong
royong dan diumumkan
melalui musholla
Dusun Bila Tepung.
Evaluasi Proses
Para warga
khususnya Remaja
mengikuti
pelaksanaan gotong
royong( pengecatan)
Para warga dibantu
remaja membersihkan
sampah dan rumput
disekitar
lingkungan
pemakaman umum
Evaluasi Hasil
Outpute :
Para warga beserta
remaja rutin
mengikuti kegiatan
gotong royong sesuai
jadwal yang telah
dibuat.
Outcome :
Keindahan lingkungan
karna adanya grafiti
90
yang menjadi daya
tarik foto bagi
anak-anak remaja
2. Resiko Jum’at, 9 Penyuluhan Evaluasi struktur
terjadinya November tentang a. Rencana penyuluhan
peningkatan 2018 Di pencegahan telah di
angka Dusun Bila dan persipakan
kesakitan Tepung Desa pengobatan seminggu sebelum
pada lansia Sesela Kec. penyakit acara dilakukan
berhubungan Gunung sari hipertensi b. Undangan
dengan serta penyuluhan di
kurangnya penyuluhan sebarkan 1 hari
perilaku tentang sebelum acara
masyarakat rematik dilaksanakan
dalam Evaluasi proses
memelihara a. Peserta yang hadir
kesehatan sebanyak 26 orang
lansia lansia
b. Peserta aktif
bertanya terhadap
materi penyuluhan
c. Penyuluh menguasai
materi yang
disampaikan
Evaluasi Hasil
Outpute :
Peserta lansia
dapat memahami
tentang pencegahan
dan pengobatan
terhadap penyakit
hipertensi dan
rematik
Outcome :
Sebagian lansia
91
belum terukur
terkait tekanan
darah turun atau
tidaknya
92
kesehatan.
Evaluasi Hasil
Outpute :
Sebagian besar lansia
rutin mengikuti senam
lansia dan Semua
Kalangan Masyarakat
Mengikuti Pemeriksaan
Gratis di lapangan
dan halaman kediaman
ibu nurhayati Dusun
Bila Tepung
Outcome :
Ada rujukan terkait
tekanan darah ke
puskesmas namun
untuk gula darah
dan asam urat belum
ada rujukan.
Evaluasi proses
a. Peserta yang hadir
sebanyak 31 orang
remaja
b. Peserta aktif
bertanya terhadap
93
materi penyuluhan
c. Penyuluh menguasai
materi yang
disampaikan
Evaluasi Hasil
Outpute :
Remaja dapat
memahami tentang
bahaya NAPZA.
4. Resiko Kamis, 15 Penyuluhan Evaluasi Struktur
terjadinya November tentang a. Rencana penyuluhan
masalah 2018 di akseptor KB telah di
kesehatan Dusun Bila persipakan
pada PUS Tepung Desa seminggu sebelum
akibat efek Sesela Kec. acara dilakukan
samping Gunung sari b. Undangan
penggunaan penyuluhan
kontrasepsi disebarkan 1 hari
suntikan sebelum acara
dalam jangka dilaksanakan
waktu Evaluasi Proses
panjang d. PUS yang hadir
berhubungan sebanyak 31 orang
dengan e. Peserta aktif
kurang bertanya terhadap
pengetahuan materi penyuluhan
tentang alat f. Penyuluh menguasai
kontrasepsi materi yang
disampaikan
Evaluasi Hasil
Output :
Masyarakat
memahami pentingnya
menjadi aseptor KB
dan Beralih dari KB
suntik ke KB yang
dianjurkan.
94
Outcome :
Tidak ada yang
daftar untuk
menjadi aseptor KB
maupun beralih
menggunakan KB
implan dan IUD
karena masih merasa
takut.
Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir
34 balita
b. Orangtua balita
aktif bertanya
terhadap materi
penyuluhan
c. Orang Tua antusias
mengikuti
Penimbangan BB dan
95
PB/TB Balita.
d. Balita dan anak-
anak aktif dalam
mengikuti kegiatan
Lomba Mewarnai
e. Penyuluh menguasai
materi yang
disampaikan
Evaluasi Hasil
Output :
Peserta mengikuti
kegiatan dengan
antusias dan
Balita sangat
bersemangat dalam
mewarnai gambar yang
telah dipersiapkan.
Outcome :
Terdapat satu
anak yang
mengalami Gizi
kurang.
Rata-Rata Berat
badan dan
Panjang Anak-
anak dalam
keadaan normal
sebanyak 33
Anak.
Antusiasme anak-
anak dalam
mengikuti lomba
bermain sangat
baik dan hasil
dari gambar juga
96
cukup baik.
97
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
98
secara komprehensif yang memberi kesempatan kepada mahasiswa menjadi
terampil dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara
teori pada pembelajaran perkuliahan (tahap akademik) untuk
diterapkan menjadi tindakan (psikomotor) pada keadaan nyata di
lapangan (tahap profesi). Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) atau
praktik profesi keperawatan komunitas akan mengarahkan mahasiswa
dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan komunitas secara
mandiri dan professional, melalui tahapan proses : pengkajian,
perumusan diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi keperawatan komunitas dari masalah sederhana sampai masalah
yang kompleks melalui upaya promotif, preventif, dengan tidak
mengabaikan aspek-aspek kuratif dan rehabilitative sesuai dengan
batas kewenangan, tanggung jawab, dan kemampuan perawat berlandaskan
pada etika profesi keperawatan. Praktik profesi keperawatan
komunitas ini dilaksanakan di lahan praktik pada Puskesmas, Wilayah
Binaan Komunitas, Keluarga Binaan, Sekolah-sekolah, dan Masyarakat.
99
yang bersangkutan. Selama proses persiapan, pembekalan, hingga di
lapangan terdapat sejumlah kendala, yang paling menonjol adalah
tidak optimalnya rencana dan pelaksanaan terkait kesiapan
masyarakat, dan waktu pelaksanaan sehingga rencana tidak bias
diterapkan sepenuhnya di lapangan. Untuk itu, pada tataran
prakteknya terdapat beberapa perubahan dan sejumlah strategi baru
dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep keperawatan
kesehatan masyarakat secara lebih nyata. Berikut uraian seputar
kegiatan praktik klinik profesi keperawatan komunitas yang telah
dilakukan.
A.Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan
komunitas yang diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan
pengumpulan data kesehatan komunitas dengan menggunakan kuisioner
yang telah ditetapkan oleh Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES)
Mataram yang dirangkum dalam sebuah buku panduan praktek
komunitas.
Setelah format pengkajian disediakan, kemudian masing-masing
coordinator kelompok kecil di tiap dusun memberikan arahan
mengenai mekanisme pengumpulan data dengan melakukan kerjasama
dengan Kades, Kadus, beserta dengan kader kesehatan. Selanjutnya,
mahasiswa mendatangi rumah warga yang telah dibagi untuk dilakukan
pengkajian.
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, menunjukkan
bahwa mayoritas warga merupakan warga asli Desa sesela yang
sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta hal ini
merupakan kendala bagi mahasiswa, terutama dalam mengumpulkan
warga saat pelaksanaan kegiatan. Namun kendala tersebut menjadi
ringan dan dapat diatasi karena adanya dukungan dan bantuan dari
aparat desa dan bentuk pendekatan yang dibangun oleh mahasiswa
dengan mengacu pada kebiasaan warga.
Respon yang diberikan masyarakat di sesela khususnya di
Dusun Bila Tepung sangat positif, dibuktikan dengan perhatian dari
warga terhadap keberadaan mahasiaswa beserta program-programnya,
sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan
dengan baik.
100
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah
kerjasama dengan aparat desa mulai dari Kepala Desa hingga Kepala
Dusun, yang mana dalam pelaksanaannya mahasiswa melakukan
pengkajian secara door to door dengan merujuk pada data warga yang
diperoleh dari pihak aparat desa, sehingga keberadaan mahasiswa
membaur dengan warga.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan, yaitu :
1. Masalah lingkungan
Risiko terjadinya penyebaran penyakit infeksi (Diare, DHF, dan
ISPA) berhubungan dengan lingkungan masyarakat yang kurang
sehat.
2. Masalah lansia
Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
berhubungan dengan kurangnya prilaku masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia.
3. Masalah remaja
Resiko penyalahgunaan NAPZA berhubungan dengan kebiasaan
prilaku remaja yang tidak sehat
4. Pasangan Usia Subur (PUS)
Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS akibat efek
samping penggunaan kontrasepsi suntikan dalam jangka waktu
panjang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang alat
kontrasepsi
5. Balita
Kurangnya pemenuhan gizi balita berhubungan dengan pengetahuan
ibu yang rendah
6. Kegawatdaruratan
Ansietas (kecemasan) berhubungan dengan kurangnya
informasi masyarakat terhadap penanggulangan kejadian
bencana alam (gempa bumi).
101
1. Masalah lingkungan
Risiko terjadinya penyebaran penyakit infeksi (Diare, DHF,
ISPA) berhubungan dengan lingkungan masyarakat yang kurang
sehat.
2. Masalah lansia
Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
berhubungan dengan kurangnya prilaku masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia.
3. Masalah remaja
Resiko penyalahgunaan NAPZA berhubungan dengan kebiasaan
prilaku remaja yang tidak sehat .
4. Pasangan Usia Subur (PUS)
Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS akibat efek
samping penggunaan kontrasepsi suntikan dalam jangka waktu
panjang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang alat
kontrasepsi
5. Balita
Kurangnya pemenuhan gizi balita berhubungan dengan pengetahuan
ibu yang rendah
6. Kegawatdaruratan
Ansietas (kecemasan) berhubungan dengan kurangnya
informasi masyarakat terhadap penanggulangan kejadian
bencana alam (gempa bumi).
.
C. Perencanaan
Setelah dilakukan analisa data dan penentuan prioritas masalah
dari beberapa masalah yang ditemukan pada saat pengkajian, maka
dapat disusun beberapa rencana (intervensi) untuk mengatasi
masalah tersebut. Rencana kegiatan yang berhubungan dengan
permasalahan kesehatan disepakati pada saat Musyawarah Masyarakt
Desa (MMD) dan pertemuan secara formal dengan sejumlah petugas
puskesmas dan aparat desa secara intensif.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama oleh
mahasiswa dengan para petugas Puskesmas dan aparat desa,
diantaranya :
102
1. Risiko terjadinya penyebaran penyakit infeksi (Diare, DHF,
ISPA) berhubungan dengan lingkungan masyarakat yang kurang
sehat
a. Melakukan penyuluhan pada warga tentang PHBS, Pentingnya
Jamban, dan pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) :
1) Mendiskusikan bersama warga tentang PHBS, serta tindakan
yang dapat dilakukan untuk melaksanakan 10 indikator
PHBS,
2) Mendiskusikan bersama warga tentang bagaimana mana cara
mengelolah sampah dengan baik agar lingkungan terlihat
bersih dan sampah dapat diolah menjadi bermanfaat.
3) Mendiskusikan bersama masyarakat tentang bagaimana cara
pemisahan sampah.
4) Mengadakkan gotong royong pada hari jumat sampai dengan
hari sabtu dengan agenda pengecetan warna warni tembok
sekitar lingkungan dusun Bila Tepung.
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
berhubungan dengan kurangnya prilaku masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia.
a. Melakukan penyuluhan rematik dan hipertensi pada lansia
yang ada di Bila Tepung desa sesela.
b. Mengadakan senam lansia di lapangan sekitar Bila Tepung.
c. Melakukan pemeriksaan tekanan darah gratis, gula darah
gratis dan asam urat gratis pada lansia di Dusun Bila
Tepung.
3. Risiko penyalahgunaan NAPZA dan meningkatnya masalah kesehatan
pada remaja berhubungan dengan perilaku remaja yang tidak
sehat.
a. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi bahaya NAPZA pada
pemuda/i di dusun Bila tepung oleh pihak Badan Narkotika
Nasional (BNN).
4. Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS akibat efek
samping penggunaan kontrasepsi suntikan dalam jangka waktu
panjang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang alat
kontrasepsi.
103
a. Melakukan penyuluhan kesehatan berkaitan dengan kontrasepsi
dan juga bahaya menggunakan KB suntik dengan bekerja sama
litas sektoral dengan pihak PLKB.
5. Kurangnya pemenuhan gizi balita berhubungan dengan pengetahuan
ibu yang rendah.
a. Mengadakan pengabdian masyarakat (pengmas) di dusun Bila
tepung di mana dalam acara tersebut diadakan penyuluhan
terkait dengan gizi pada balita, melakukan pemeriksaan
pertumbuhan dan juga lomba menggambar untuk anak-anak dengan
bekerja sama dengan TIM anak STIKES MATARAM dan juga pihak
puskesmas.
b. Ansietas (kecemasan) berhubungan dengan kurangnya
informasi masyarakat terhadap penanggulangan kejadian
bencana alam (gempa bumi).
6. Ansietas (kecemasan) berhubungan dengan kurangnya
informasi masyarakat terhadap penanggulangan kejadian
bencana alam (gempa bumi).
a. Melakukan pemutaran video penanggulangan bencana alam
(gempa bumi).
D. Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan tindakan dalam menyelesaikan
permasalahan kesehatan masyarakat, lansia, remaja, Pasangan Usia
Subur, Balita, dan juga kegawatdaruratan. terdapat beberapa
kendala, tetapi dapat dikatakan kegiatan berhasil 90% dari
rencana. Kendala tersebut diantaranya :
a.Untuk pengaturan waktu pelaksanaan kegiatan, ditemukannya
beberapa kendala sehingga kegiatan yang berjalan kurang sesuai
harapan hal ini kemungkinan dikarenakan kendala waktu, cuaca
dan kesibukan dari anggota masyarakat serta kader kesehatan.
Terlepas dari kendala-kendala tersebut, mahasiswa bersama
dengan kader kesehatan dibantu oleh aparat desa dan petugas
puskesmas dapat melakukan kegiatan sebagai berikut :
104
1) Melakukan penyuluhan pada warga meliputi diskusi bersama
warga tentang PHBS, serta tindakan yang dapat dilakukan
untuk melaksanakan 10 indikator PHBS, penyuluhan tentang
pentingnya jamban untuk tempat buang air besar tanpa
mencemari sungai dan terhindar dari berbagai macam penyakit,
dan pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk membunuh kuman
yang terdapat ditangan sehingga terhindar dari penyakit
seperti diare, serta memberikan reinforcement positif
terhadap keberhasilan menjelaskan kembali materi yang telah
diberikan dalam bentuk bingkisan. Selain itu, mahasiswa juga
mengadakan gotong royong, pembuatan sampah oraganik dan
anorganik.
2) Memberikan penyuluhan kepada para lansia tentang penyakit
hipertensi dan rematik serta mengadakan pengmas yang di
dalamnya terdapat senam lansia, pemeriksaan tekanan darah
gratis, gulah darah gratis dan juga asama urat gratis.
3) Melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang Napza pada para
remaja di dusun Bila Tepung dan diakhiri dengan pemberian
reinforcement positif terhadap remaja atas keberhasilan
menjelaskan kembali materi yang diberikan dalam bentuk
bingkisan.
4) Melakukan penyuluhan kepada para pasangan usia subur terkait
dengan penggunaan alat kontrasepsi dan penggunaan
kontrasepsi yang baik dan juga efek samping penggunaan KB
suntik dan diakhiri dengan pemberian reinforcement positif
terhadap remaja atas keberhasilan menjelaskan kembali materi
yang diberikan dalam bentuk bingkisan.
5) Mengadakan pengmas yang didalamnya terdapat penyuluhan
kesehatan berkaitan dengan gizi pada balita, pemeriksaan
pertumbuhan gratis dan juga mengadakan lomba mewarnai.
6) Melakukan pemutaran video penanggulangan bencana alam
(gempa bumi) di Dusun Bila Tepung
E. ANALISIS KAJIAN TEORI DENGAN TEMUAN HASIL IMPLEMENTASI
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 1
Resiko terjadinya kasus penyebaran penyakit (Diare, DHF, ISPA)
berhubungan dengan lingkungan masyarakat yang kurang sehat:
105
Masalah lingkungan merupakan masalah kesehatan yang paling
sering terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan hidup
bermasyarakat, masalah kesehatan akan menjadi suatu masalah
yang tidak dapat dihindari, sehingga memerlukan berbagai
tindakan untuk menanganinya.
Salah satu tindakan atau penatalaksanaan yang dapat
dilakukan adalah melakukan sosialisasi maupun memberikan
motivasi untuk menjalankan perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
merupakan semua perilaku kesehatan kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat (Depkes RI
2008).
Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat adalah untuk
mengubah perilaku masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi
perilaku yang mengutamakan kesehatan dan kebersihan dalam
kehidupan sehari-harinya. Terdapat 10 indikator yang menjadi
acuan masyarakat telah menjalankan perilaku hidup bersih
sehat, diantaranya adalah persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, member ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita
setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas
jentik di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan
aktifitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh
mahasiswa program studi ners angkatan XIV di Desa Sesela,
diperoleh masalah lingkungan jika dilihat dari 10 indikator
PHBS, masih ada beberapa indicator yang belum dicapai yaitu
menggunakan jamban sehat, tidak merokok di dalam rumah, dan
memberantas jentik di rumah, sehingga kegiatan penyuluhan
tentang pentingnya jamban dipilih untuk dilaksanakan dalam
mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa di Desa
sesela, diperoleh bahwa masih tingginya angka masalah
kesehatan lingkungan. Tingginya masalah kesehatan lingkungan
ini menuntut masyarakat dan mahasiaswa yang sedang
melaksanakan praktek di desa Sesela untuk menetukan beberapa
106
kegiatan yang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan
lingkungan yang terjadi. Kegiatan yang direncanakan dan
disepakati oleh masyarakat, perangkat desa dan mahasiswa yang
didukung oleh pihak puskesmas Gunung Sari yang didukung oleh
pihak puskesmas Gunung Sari diperoleh 10 kegiatan yang
diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesehatan
lingkungan tersebut. Adapun kegiatan yang paling diharapkan
untuk dapat terus menerus dilaksanakan oleh masyarakat adalah
kegiatan gotong royong dan kegiatan yang dapat meningkatkan
perilaku hidup bersih sehat.
Dengan melaksanakan kegiatan yang dapat meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat tersebut, diharapkan
masyarakat desa sesela dapat lebih menyadari pentingnya
kesehatan, baik kesehatan diri sendiri maupun kesehatan
lingkungan sekitar mereka. Sehingga kedepannya masyarakat
dapat terhindar dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
masalah kebersihan lingkungan seperti diare, demam berdarah,
malaria, dan sebagainya.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 2
Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
berhubungan dengan kurangnya prilaku masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia :
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di masyarakat
di dusun Bila Tepung didapatkan hasil jumlah penyakit
terbanyak yang diderita lansia yaitu penyakit hpertensi 10
(55%), dan rheumatoid arthritis 5 (28%) dari 18 lansia yang
terdata sakit. Berdasarkan data tersebut saat dimusyawarahkan
dengan masyarakat di MMD 1, warga sepakat untuk dilakukan
penyuluhan terkait dengan penyakit hipertensi dan rematik dan
dan mengadakan pengmas yang didalamnya terdapat senam lansia
untuk menunjang tingkat mobilitas fisik pada lansia sehingga
membantu sirkulasi peredaran darah serta pemberian makanan
tambahan. Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan
terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau
berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional
raga menurut Suroto, 2004.
107
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan
tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia. Apabila orang
melakukan senam, peredaran darah akan lancer dan meningkatkan
jumlah darah ke otak sebanyak 20% hingga terbentuk hormone
norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira dan
menghilangkan depresi. Dari hasil kegiatan tindak lanjut MMD 1
untuk program lansia, partisipasi lansia cukup baik sebanyak
16 orang lansia datang dan setelah dilakukan pemeriksaan
tekanan darah sebagian besar mengalami hipertensi sebanyak 14
lansia. Lansia antusias mengikuti kegiatan senam lansia dan
pemeriksaan kesehatan gratis.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 3
Risiko penyalahgunaan NAPZA dan meningkatnya masalah kesehatan
pada remaja berhubungan dengan perilaku remaja yang tidak
sehat:
Napza singkatan dari narkotika, alcohol, psikotropika, dan
zat adiktif (lainnya) adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi
kejiwaan/psikologis seseorang )pikiran, persaan, dari
pelakunya) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun
psikologis.
Berdasarkan hasil pengkajian awal terhadap usia remaja yang
ada di dusun binaan dusun Bila tepung, perilaku remaja didusun
tersebut beresiko menggunakan narkotika psikotropika dan zat
adiktif lainnya (NAPZA) dikarenakan kurangnya kegiatan positif
yang dilakukan oleh remaja ditambah lagi dengan factor
internal remaja itu sendiri yaitu rasa ingin tahu, rasa ingin
coba-coba dan minimnya pengetahuan diiring dengan kurangnya
informasi yang diberikan oleh stakeholder terhadap usia remaja
yang berkaitan dengan Narkotika Psikotropika dan zat adiktif
(Napza).
Pada Musyawarah Masyarakat Desa (MMD 1) yang dilaksanakan
di aula Kantor Desa sesela, dilakukanlah musyawarah dengan
didasari berdasarkan permasalahan yang ada pada usia remaja di
Desa sesela, kabupaten Lombok Barat yang beresiko penggunaan
narkotika Psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) hasil
dari musyawarah Masyarakt Desa (MMD 1) disepakatilah solusi
108
untuk mengatasi permasalahan dibidang remaja yaitu penyuluhan
Napza dan kegiatan keremajaan.
Kegiatan yang telah dilaksanakan di desa binaan Dusun Bila
Tepung yaitu penyuluhan kesehatan tentang bahaya Narkotika
Psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) di dusun Bila
Tepung, sesela oleh BNN Kota Mataram.
Salah satu metode yang efektif untuk mencegah
penyalahgunaan NApza yaitu dengan memberikan pengetahuan,
informasi tentang bahaya penggunaan napza dan kegiatan positif
seperti olahraga diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan
Napza.
Penyuluhan biasa digunakan untuk menyampaikan sebuah
informasi dengan metode pendidikan kesehatan, dengan
diberikannya pendidikan kesehatan, dengan diberikannya
pendidikan kesehatan tentunya akan meningktkan pengethuan
remaja. Dengan harapan meningkatnya pengetahuan akan dibarengi
dengan tindakan yang positif.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 4
Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS akibat efek
samping penggunaan kontrasepsi suntikan dalam jangka waktu
panjang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang alat
kontrasepsi:
Kontrasepsi adalah suatu alat,obat atau cara yang
digunakan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pertemuan
antara sel telur dan sperma di dalam kandungan/rahim.
Berdasarkan hasil pengkajian awal terhadap PUS yang ada
di dusun binaan dusun Bila tepung,didapatkan didusun tersebut
sebagian besar menggunakan KB suntik. hasil dari musyawarah
Masyarakt Desa (MMD 1) disepakatilah solusi untuk mengatasi
permasalahan dibidang PUS yaitu penyuluhan mengenai penggunaan
dan pemilihan kontrasepsi yang baik dan tepat,dan efek samping
dari KB suntikan.
Salah satu metode yang efektif untuk mencegah dan
mengalihkan penggunaan KB suntik ke KB yang dianjurkan dan
lebih aman yaitu dengan memberikan pengetahuan, informasi
tentang bahaya penggunaan KB suntik. Penyuluhan biasa
digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi dengan metode
109
pendidikan kesehatan, dengan diberikannya pendidikan oleh
penyuluh KB (PLKB) tentunya akan meningkatkan pengethuan PUS.
Dengan harapan meningkatnya pengetahuan akan dibarengi dengan
tindakan yang positif.
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 5
Kurangnya pemenuhan gizi balita berhubungan dengan pengetahuan
ibu yang rendah :
Gizi merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk
membantu proses pertumbuhan,mempertahankan dan memperbaiki
jaringan yang ada di tubuh,mengatur proses dalam tubuh,dan
menyediakan energi guna untuk fungsi tubuh,atau dapat juga di
artikan sebagai komponen untuk pembangunan tubuh manusia.
Konsumsi nutrisi yang baik tercermin dengan badan yang
sehat ditandai dengan berat badan normal sesuai dengan tinggi
badan serta usianya,tidak mudah terserang penyakit infeksi
ataupun penyakit menular,tidak terjadi kematian pada usia
dini,terlindungi dari penyakit kronis,dan dapat menjadi lebih
produktif.
Berdasarkan hasil pengkajian awal terhadap balita yang
ada di dusun binaan dusun Bila tepung,didapatkan 2 balita yang
status gizinya di bawah garis merah. hasil dari musyawarah
Masyarakt Desa (MMD 1) disepakatilah solusi untuk mengatasi
permasalahan dibidang balita yaitu penyuluhan mengenai makanan
sehat,penyuluhan tentang KMS,atau buku KIA.
Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang gizi balita yaitu dengan memberikan
pengetahuan, informasi tentang makanan sehat,cara membaca KMS
untuk mengetahui status gizi balita. Penyuluhan biasa
digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi dengan metode
pendidikan kesehatan, dengan diberikannya pendidikan
kesehatan, dengan diberikannya pendidikan kesehatan tentunya
akan meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita. Dengan
harapan meningkatnya pengetahuan akan dibarengi dengan
tindakan yang positif.
6. DIAGNOSA 6 KEPERAWATAN KOMUNITAS
110
Ansietas (kecemasan) berhubungan dengan kurangnya
informasi masyarakat terhadap penanggulangan kejadian
bencana alam (gempa bumi).
Bencana tidak dapat dihindari akan tetapi dapat
dikurangi dampak negative atau resiko bencananya agar
mengurangi resiko bencana maka kita harus mengelola
bencana tersebut. Konsep pengelolan bencanana telah
mengalami pergeseran paradigma dari pendekatan
konvensional menuju pendekatan holistic (menyeluruh)
Pendidikan pengurangan resiko bencana bertujuan
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecemasan
masyarakat dalam menghadapi bencana yang sudah terjadi
maupun bencana yang akan terjadi dikemudian hari.
F. Evaluasi
a. Kegiatan evaluasi praktik dilaksanakan secara dua tahap, yaitu
pada satu kegiatan dilakukan (evaluasi formatif) dan setelah
kegiatan dilakukan (evaluasi sumatif/akhir praktik). Sejauh
hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa, kegiatan
praktik klinik keperawatan komunitas dapat dikatakn berhasil,
terbukti dengan antusiasme dan respon positif warga masyarakat
dalam mengikuti kegiatan penyuluhan, senam lansia dan kegiatan
cek gula darah, asam urat dan tekanan darah tinggi, penyuluhan
penyakit lansia, Penyuluhan tentang Pengelolaan sampah,
kegiatan Gotong royong (pengecatan tembok pemakaman) kegiatan
Penyuluhan tentang pencegahan dan pengobatan hipertensi dan
pengobatan, kegiatan Senam lansia dan pemeriksaan kesehatan
gratis, kegiatan Penyuluhan dan sosialisasi bahaya NAPZA,
kegiatan Penyuluhan tentang akseptor KB, kegiatan Pengabdian
Masyarakat ( penyuluhan Gizi balita, penimbangan berat badan,
pengukuran PB dan TB, bermain dan lomba mewarnai), pemutaran
vidio penanggulangan bencana alam (gempa bumi) serta adanya
komitmen dari para kader untuk menyelesaikan apa yang menajadi
program dan tugas mereka, serta pentingnya menjaga kesehatan.
Evaluasi dari salah satu pelaksanaan kegiatan di desa Sesela
111
khususnya Dusun binaan di Dusun Bila Tepung yaitu sebagai
berikut :
a. Evaluasi penyuluhan PHBS
1) Evaluasi struktur
a) Rencana penyuluhan telah di persipakan seminggu sebelum
acara dilakukan
b) Undangan penyuluhan di sebarkan 1 hari sebelum acara
dilaksanakan
2) Evaluasi prosess
a. Peserta yang hadir sebanyak 33 orang
b. Peserta aktif bertanya terhadap materi penyuluhan
c. Penyuluh menguasai materi yang disampaikan
3) Evaluasi hasil
Output :
Warga dapat memahami tentang PHBS.
Outcome :
Ada beberapa keluarga yang berubah tapi sebagian besar
yang belum.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh perawat dengan mengikut sertakan
tim kesehatan dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan
individu, keluarga, dan masyarakat yang lebih tinggi dengan
sasaran mencakup individu, keluarga, dan kelompok khusus metode
dengan menggunakan metode pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.
112
Proses keperawatan komunitas terdiri dari tahap pengkajian
dimana tujuan dalam proses ini untuk mengidentifikasi data-data
dari setiap KK yang bertempat tinggal diwilayah binaan apakah
terdapat masalah-masalah yang perlu penanganan dengan segera atau
tidak. Setelah itu dilanjutkan dengan proses penentuan prioritas
masalah untuk dimana dalam proses ini dilakukan analisa data
terlebih dahulu untuk mencari masalah apa saja yang timbul dari
proses pengkajian sebelumnya dan dilakukan proses penapisan
masalah untuk menentukan prioritas masalah, dilanjutkan dengan
proses perencanaan dimana berdasarkan prioritas masalah yang
telah ada dibuat sebuah perencanaan untuk menangani masalah
tersebut dan diimplementasikan dalam bentuk sebuah kegiatan dan
pemberdayaan masyarakat dan dilanjutkan dengan tahap evaluasi
dari kegiatan yang telah dilakukan.
B. Saran
Masyarakat Bila Tepung
Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baik di
rumah maupun dilingkungan tempat tinggal sangatlah penting untuk
mencegah timbulnya penyakit dan dalam hal ini masyarakat adalah
kelompok yang paling berperan penting dan aktif dalam mencegah
timbulnya masalah baik kesehatan maupun masalah-masalah lainnya.
Sehingga lingkungan masyarakat menjadi lebih terkondisikan
dalam pengelolaan sampah, dan diharapkan kepada Kepala Dusun Bila
Tepung untuk mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
pengeolaan sampah.
113
Untuk kedepannya masyarakat diharapkan untuk lebih mampu
dalam mengelola sampah dengan berbagai kegiatan yang sudah
dilakukan, sehingga masyarakat Bila Tepung dapat mencegah
masalah-masalah kesehatan yang biasa diakibatkan oleh lingkungan
yang tidak sehat. Dan adapun dorongan dari para tokoh masyarakat
agar lebih memberikan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan
sehat agar terciptanya Dusun yang sehat dan sejahtera.
DOKUMENTASI MMD 2
114
115
116
117