Mengetahui
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi
berasal dari bahasa latin, yang berarti bengkak. Istilah Tumor ini
digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan biologikal
jaringan yang tidak normal. (Muhammad sidik hasanuddin, 2011)
Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan
letaknya didalam rongga dada. Tumor paru adalah suatu jenis tumor yang
sulit di sembuhkan, tumor ini tumbuh di organ paru-paru. Tumor paru diakibatkan
oleh sel yang membelah dan tumbuh tidak terkendali di bagian organ paru-paru.
Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan
pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang
ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia. (Divisi
Onkologi Toraks FKUI, 2015)
2. Klasifikasi
Tumor adalah suatu benjolan atau pembengkakan yang abnormal dalam tubuh
yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti keganasan dan infeksi. Tumor paru
merupakan tumor pada jaringan paru yang bersifat jinak ataupun ganas. Tumor
ganas paru merupakan tumor yang berasal dari tumor ganas epitel primer saluran
pernafasan yang menginvasi struktur jaringan disekitarnya dan dapat menyebar ke
seluruh tubuh melalui aliran darah dan sistem limfatik. Sel tumor pada tumor
jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada
umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan
sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai
(serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari
Hamartoma
jaringan sehat). Tumor paru dapat dibagi atas tumor jinak dan
Paling sering dijumpai
ganas, pembagiannya antara lain :
Didapati pada pasien diatas 40
tahun
Sebagian besar (90%) ditemukan
di perifer paru dan sebagian di
sentral
Berbentuk bulat dan berbatas
tegas
Berukuran < 4cm
Kalsifikasi gambaran “popcorn”
Jarang dijumpaiantara -40 dan -
Nilai attenuasi
Jinak Papiloma Berhubungan
120 HU menunjukkan
dengan adanya
lemak papilomavirus (HPV)
human
Terjadi pada anak-anak dan
dewasa
Lokasi di saluran nafas besar dan
dapat menyumbat jalan nafas
Jarang dijumpai
Hemangioma Disebabkan karena proliferasi
pembuluh darah yang tidak
normal
Sering terjadi pada wanita
Insiden karsinoma 30%
Berasal dari epithelium squamosa di
jalan nafas
Karsinoma sel Lokasi di jalan nafas bagian
squamosa proksimal.
Dapat mengalami nekrosis
Dikaitkan dengan kebiasaan
merokok
NSCLC
(Non Small
Cell Lung Insiden karsinoma 50%
Cancer) Adenokarcinoma Berasal dari kelenjar mukus
Lokasi di perifer paru
SCLC
(Small Cell
Lung Cancer)
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada penderita tumor paru yaitu :
(Muhammad Sidik Hasanuddin, 2011)
a. Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan.
b. Napas pendek-pendek dan suara parau.
c. Batuk berdarah dan berdahak.
d. Nyeri pada dada ketika batuk dan menarik napas yang
dalam.
e. Hilang nafsu makan dan berat badan menurun.
5. Patofisiologi
6. Pathway
7. Komplikasi
Berbagai komplikasi dapat terjadi dalam penatalaksanaan kanker paru.Reseksi
bedah dapat mengakibatkan gagal napas, terutama ketika sistem jantung paru
terganggu sebelum pembedahan dilakukan.Terapi radiasi dapat mengakibatkan
penurunan fungsi jantung paru.Fibrosis paru, perikarditis, myelitis, dan kor
pulmonal adalah sebagian dari komplikasi yang diketahui.Kemoterapi, terutama
dalam kombinasi dengan terapi radiasi, dapat menyebabkan
pneumonitis.Toksisitas paru dan leukemia adalah potensial efek samping dari
kemoterapi.
a. Nyeri
b. Supresi sumsum tulang (anemia, leukemia, trombositopenia)
c. Ketidak seimbangan cairan dan biokimia.
d. Gejala-gejala disfungsi organ seperti kanker yang menyebar ke tempat yang
lebih jauh (otak, hepar, paru-paru, tulang, organ reproduksi, dll)
8. Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung pada tipe sel, tahap penyakit, dan status fisiologi
(terutama status jantung dan paru) pasien.Secara umum, pengobatan dapat
mencakup pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, dan imunoterapi yang
digunakan secara terpisah atau dalam kombinasi.
a. Pembedahan
Reseksi bedah adalah metode yang lebih dipilih untuk pasien dengan
tumor setempat tanpa adanya penyebaran metastatik dan mereka yang fungsi
jantung paru yang baik. Tipe-tipe reseksi paru mungkin dilakukan: lobektomi
(satu lobus paru diangkat), lobektomi sleeve (lobus yang mengalami kanker
diangkat dan segmen bronkus besar direseksi), dan pneumonektomi
(pengangkatan seluruh paru).
Reseksi bedah yang menghasilkan penyembuhan sempurna sangat
jarang terjadi.Biasanya pembedahan untuk kanker sel kecil paru tidak
disarankan karena tipe kanker ini berkembang dengan cepat serta cepat
bermetastasis dan sangat luas.Pada banyak pasien dengan kanker bronkogenik,
lesi kanker tidak dapat dioperasi pada waktu didiagnosa.Operasi yang lazim
untuk tumor paru kecil yang tampaknya dapat disembuhkan adalah lobektomi
(pengangkatan lobus paru).Keseluruhan paru dapat diangkat (pneumonektomi)
dalam kombinasi dengan prosedur bedah lainnya, seperti reseksi yang
mencakup nodus limfe mediastinal.
Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk
menentukan apakah paru-paru yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya
dengan baik atau tidak.Jika hasilnya jelek, maka tidak memungkinkan untuk
dilakukan pembedahan.
Pembedahan tidak dapat dilakukan jika:
Kanker telah menyebar keluar paru-paru
Kanker terlalu dekat dengan trakea
Penderita memiliki keadaan yang serius (misalnya penyakit jantung
atau penyakit paru-paru yang berat)
b. Terapi Radiasi
Terapi radiasi dapat menyembuhkan pasien dalam persentasi yang
kecil.Terapi radiasi ini sangat bermanfaat dalam pengendalian neoplasma yang
tidak dapat direseksi tetapi yang responsif terhadap radiasi.Tumor sel kecil dan
epidermoid biasanya sensitif terhadap radiasi.Radiasi dapat juga digunakan
untuk mengurangi ukuran tumor untuk membuat tumor yang tidak dapat
dioperasi menjadi dapat dioperasi atau radiasi dapat digunakan sebagai
pengobatan paliatif untuk menghilangkan tekanan tumor pada struktur
vital.Terapi radiasi dapat mengendalikan metastasis medula spinalis dan
kompresi vena kava superior.Juga, iradiasi otak profilatik digunakan pada
pasien tertentu untuk mengatasi metastasis mikroskopik ke otak.Radiasi dapat
membantu menghilangkan batuk, nyeri dada, dyspnea, hemoptisis, dan nyeri
tulang dan hepar.Hilangnya gejala-gejala dapat berlangsung dari beberapa
minggu sampai beberapa bulan dan penting dalam meningkatkan kualitas sisa
hidup yang masih tersisa.
Terapi radiasi biasanya adalah toksik bagi jaringan normal di dalam
bidang radiasi.Komplikasi radiasi termasuk esophagitis, pneumonitis, dan
radiasi fibrosis paru yang dapat merusak kapasitas ventilasi dan difusi serta
secara signifikan mengurangi ketersediaan paru.Radiasi juga dapat
mempengaruhi jantung.
Indikasi terapi radiasi adalah:
1) Pasien dengan tumor paru-paru yang operable, tetapi berisiko
jika dilakukan operasi pembedahan.
2) Pasien dengan kanker adenokarsinoma atau sel skuamosa
inoperable dimana terdapat pembesaran kelenjar getah bening
pada hilus ipsilateral dan mediastinal.
3) Pasien kanker bronchus dengan oat cell.
4) Pasien kambuhan sesudah lobektomi atau pneumonektomi.
(Somantri,2007)
Komplikasi:
1. Esophagitis, hilang satu minggu sampai dengan sepuluh hari
sesudah pengobatan.
2. Pneumonitis: pada rontgen terlihat bayangan eksudat di
daerah penyinaran.
c. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor,
untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasis
luas, dan untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.Kombinasi dua atau lebih
pengobatan mungkin lebih menguntungkan dibanding pemberian dosis
tunggal.Sejumlah besar pengobatan bekerja terhadap kanker paru.Berbagai
agens kemoterapeutik, termasuk agens pengkelat (ifosfamid), platinum
analogus (cisplantin dan karboplatin), mitomisin C, vinka alkaloid (vinblastin
dan vindesin) dan etoposid (V-16) digunakan.Pilihan agens tergantung pada
pertumbuhan sel tumor dan fase spesifik siklus sel yang dipengaruhi
obat.Agens ini toksik dan mempunyai batas keamanan yang sempit.
Kemoterapi memberikan peredaan, terutama nyeri, tetapi kemoterapi
tidak menyembuhkan dan jarang dapat memperpanjang hidup.Kemoterapi
bermanfaat dalam mengurangi gejala-gejala tekanan dari kanker paru dan
dalam mengobati metastasis otak, medulla spinalis, dan pericardium.
9. Pemeriksaan Penunjang
a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan
pleura
b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
c. Radiologi
1) Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta
Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat
mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk,
ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara
pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang
rusuk atau vertebra.
2) Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
d. Laboratorium.
1) Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
2) Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi
kebutuhan ventilasi.
3) Tes kulit, jumlah absolute limfosit
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun
(umum pada kanker paru).
e. Histopatologi.
1) Bronkoskopi
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan
pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik
dapat diketahui).
2) Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya
perifer dengan ukuran
3) Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih
baik dengan cara torakoskopi.
4) Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah
bening yang terlibat.
5) Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostik kanker paru dikerjakan bila
bermacam-macam prosedur non invasif dan invasif
sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Pengumpulan Data.
1. Keadaan umum : lemah, sesak yang disertai dengan nyeri
dada, bingung, cemas, kurang istirahat.
2. Kebutuhan dasar:
a. Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya sekret
dan terjadi kesulitan menelan (disfagia), penurunan berat
badan.
b. Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus)
c. Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada.
d. Aktivitas : keletihan, kelemahan.
B. Pemeriksaan fisik
1. Sistem pernafasan
a. Sesak nafas, nyeri dada
b. Batuk produktif tak efektif
c. Suara nafas : ronchi, wheezing, stridor, penurunan suara
nafas pada inspirasi
d. Serak, paralysis pita suara.
b. Retraksi dinding dada, penggunaan otot-otot bantu
pernafasan, menurunnya pergerakkan dinding dada,
peningkatan usaha untuk bernafas.
c. Sekret bisa mengalami meningkat, purulent.
2. Sistem kardiovaskuler dan sirkulasi
a. Takikardi, disritmia.
b. Menunjukkan efusi (gesekan pericardial).
c. Pucat, sianosis, diaphoresis, hipotensi, aritmia pada atrial
maupun ventrikular, penurunan cardiac out put (COP),
shock.
3. Sistem gastrointestinal
Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, dan berat badan
menurun.
4. Sistem urinarius
Peningkatan frekuensi/ jumlah urine.
5. Sistem neurologis
a. Perasaan takut/ takut hasil pembedahan.
b. Kegelisahan.
B. Pengelompokan Data
1. Data Subjektif
Perasaan lemah, Sesak nafas, nyeri dada, batuk tak efektif,
serak, haus, anoreksia, disfalgia, berat badan menurun,
peningkatan frekuensi/ jumlah urine, dan takut.
2. Data Objektif
Batuk produktif, takikardi/ disritmia, menunjukkan efusi,
sianosis, pucat, gelisah, suara nafas : ronchi, wheezing,
stridor, penurunan suara nafas pada inspirasi.
C. Pemeriksaan penunjang
Analisa gas darah (didapatkan hypoksemia, acidosis, peningkatan
atau penurunan CO2). Fungsi pernafasan (penurunan VC,
peningkatan volume tidal). ECG (mungkin ditunjukkan adanya
arrytmia).
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
- Tanda-
tanda vital
dalam
rentang
normal
(tekanan
darah, nadi,
pernafasan)
sianosis dan
dyspneu
(mampu
mengeluar-
kan sputum,
mampu
bernafas
dengan
mudah,
tidak ada
suara nafas
abnormal)
- Menunjukka
n jalan
nafas yang
paten (klien
tidak
merasa
tercekik,
irama nafas,
frekuensi
pernafasan
dalam
rentang
normal,
tidak ada
suara nafas
abnormala)
- Mampu
mengidenti
fikasikan
dan
mencegah
faktor yang
dapat
menghamb
at jalan
nafas
- Memelihara
kebersihan
paru-paru
dan bebas
dari tanda-
tanda
distress
pernafasan
- Mendemon
strasikan
batuk
efektif dan
suara nafas
yang
bersih,tidak
ada
sianosis
dan
dyspneu
(mampu
mengeluark
an sputum,
mampu
bernafas
dengan
mudah,tida
k ada
pursed lips)
- Tanda –
tanda vital
dalam
rentang
normal
DAFTAR PUSTAKA