Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN PNEUMONIA

DI RUANG ANAK (TULIP IIA)

RSUD ULIN BANJARMASIN

Oleh :

Nama : Eni Permatasari

NIM : P07120217056

Semester : V

Prodi : Diploma IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV

BANJARBARU

2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Eni Permatasari

NIM : P07120217056

JUDUL : LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN GANGGUAN PNEUMONIA DI RUANG ANAK (TULIP
IIA) RSUD ULIN BANJARMASIN

Banjarmasin, 14 November 2019

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Evy Marlinda, M.Kep.,Sp.Kep.An


LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PNEUMONIA

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Pnemonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Silvia A.
Prince). Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspiri substansi asing, berupa
radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsilidasi dan dapat dilihat melalui
gambaran radiologis (Asuhan Keperawatan Praktis, 2015)
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
(Dahlan Zul, 2014).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri;
merupakan penyakit infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang paling sering
menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita (Said, 2007)

2. Klasifikasi Pneumonia
Dalam buku NANDA NIC NOC 2016 klasifikasi pneumonia dapat dibagi menjadi :

A. Klasifikasi berdasarkan antaomi. (IKA FKUI)

1. Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau
lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia
bilateral atau “ganda”.
2. Penumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir bronkiolus,
yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi
dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia loburalis.
3. Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses iflamasi yang terjadi di dalam
dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobural.

B. Klasifikasi Pneumonia berdasarkan inang dan lingkungan:

1. Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. Influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal pada
lansia, gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK,
penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi antibiotika
spectrum luas.
2. Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat bert sakit, adanya resiko untukjenis
pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.
3. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi bahan tosik,
akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung edema paru,
dan obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.
4. Pneumonia pada Gangguan Imun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab infeksi dapat
disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme yang biasanya
nonvirulen, berupa bakteri, protozoa, parasit, virus, jamur dan cacing.

3. Etiologi

Menurut Nanda Nic-Noc (2016) peenyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering
disebabkan oleh streptoccus pnemonia, melalui slang infus oleh staphylococcus aureus
sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa dan enterobacter. Dan masa
kini terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit
kronis, polusi ligkungan, penggunaan antibiotic yang tidak tepat. Setelah masuk paru-
paru organism bermultiplikasi dan jika telah berhasil mengalahkan mekanisme
pertahanan paru, terjadi pnemonia. Selan di atas penyebab terjadinya pnemonia sesuai
penggolongannya yaitu:
a. Bacteria: diplococcus pnemonia, pnemococcus, streptokokus hemolyticus,
streptokoccus aureus, hemophilus influinzae, mycobacterium tuberkolusis,
bacillus friedlander.
b. Virus: repiratory syncytial virus, adeno virus, V. Sitomegalik, V. Influenza.
c. Mycoplasma pnemonia
d. Jamur: histoplasma capsulatum cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans.
e. Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing
f. Pnemonia hipostatik
g. Sindrom loeffler

4. Manifetasi Klinis
a. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi
pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi
ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euphoria dan lebih aktif dari
normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.
b. Meningismus, yaitu tanda-tanda mengingeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan
awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada
punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan berkurang saat
suhu turun,
c. Anoreksia, merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-kanak.
Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebioh
besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali memanjang
sampai tahap pemulihan.
d. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan
petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dpat mementap
selama sakit.
e. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyertai
infeksi pernafasan. Khususnya karena virus.
f. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari nyeri
apendiksitis.
g. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengklakan
mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusu pada bayi.
h. Keluhan nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit
(rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.
i. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat menjadi bukti
hanya selama fase akut.
j. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar mengi,
krekels.
k. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih
besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.
l. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu atau makan/minum, atau
memuntahkan semua, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress pernapasan
berat.
m. Disamping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja
- Pada anak umur 2 bulan-11 bulan : ≥ 50 kali/menit
- Pada anak umur 1 tahun-5 tahun : ≥ 40 kali/menit

5. Patofisiologi

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari anak sampai
usia lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan gangguan penyakit
pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya , adalah yang paling
berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang
sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan
malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak organ paru-
paru. Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak
disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-
toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara langsung
merusak sel-sel system pernapasan bawah. Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun
dan peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus
paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di
paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru,
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Proses pneumonia mempengaruhi ventilasi. Setelah agen penyebab mencapai alveoli,
reaksi inflamasi akan terjadi dan mengakibatkan ektravasasi cairan serosa ke dalam alveoli.
Adanya eksudat tersebut memberikan media bagi pertumbuhan bakteri. Membran kapiler
alveoli menjadi tersumbat sehingga menghambat aliran oksigen ke dalam perialveolar
kapiler di bagian paru yang terkena dan akhirnya terjadi hipoksemia
Setelah mencapai alveoli, maka pneumokokus menimbulkan respon yang khas terdiri
dari empat tahap yang berurutan :
a. Kongesti (24 jam pertama) : Merupakan stadium pertama, eksudat yang kaya protein
keluar masuk ke dalam alveolar melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor,
disertai kongesti vena. Paru menjadi berat, edematosa dan berwarna merah.
b. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) : Terjadi pada stadium kedua, yang berakhir setelah
beberapa hari. Ditemukan akumulasi yang masif dalam ruang alveolar, bersama-sama
dengan limfosit dan magkrofag. Banyak sel darah merah juga dikeluarkan dari kapiler
yang meregang. Pleura yang menutupi diselimuti eksudat fibrinosa, paru-paru tampak
berwarna kemerahan, padat tanpa mengandung udara, disertai konsistensi mirip hati yang
masih segar dan bergranula (hepatisasi = seperti hepar).
c. Hepatisasi kelabu (3-8 hari) : Pada stadium ketiga menunjukkan akumulasi fibrin yang
berlanjut disertai penghancuran sel darah putih dan sel darah merah. Paru-paru tampak
kelabu coklat dan padat karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam
alveoli yang terserang.
d. Resolusi (8-11 hari) : Pada stadium keempat ini, eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi
oleh makrofag dan pencernaan kotoran inflamasi, dengan mempertahankan arsitektur
dinding alveolus di bawahnya, sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula.

6. Penatalaksanaan Keperawatan

Menurut Nanda Nic Noc (2015) kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat,
bisa diberikan antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan
penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus
dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan,
cairan intervena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan
respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:
 Oksigen 1-2L/menit.
 IVFD dekstrose 10%:NACl 0,9% = 3:1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan
sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
 Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan eternal bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feeding drip.
 Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan kesimbangan asam
basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic diberikan sesuai
hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
 Ampasilin 100mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
 Kloramfenikol 75mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital based:
 Sefatoksim 100mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
 Amikasin 10-15mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
6. Pathways

organisme

Normal (sistem Sel nafas bagian bawah stapilokokus


pertahanan) terganggu pneumokokus

Trombus
Virus Eksudat masuk ke
alveoli
Toksin, coagulase
Kuman patogen Alveoli
mencapai bronkioli
terminalis merusak
Sel darah merah,
sel epitel bersilis, sel Permukaan lapisan pleura tertutup
leukosit, pneumokokus
goblet tebal eksudat trombus vena
mengisi alveoli
pulmonalis

Cairan edema+leukosit
ke alveoli
Leukosit + fibrin Nekrosis
mengalami konsolidasi hemoragik

Konsilidasi paru
Leukositosis

Kapasitasital, Suhu tubuh meningkat


compliance menurun,
hemorogik
Risiko kekuragan volume cairan

hipertermi
Intoleransi aktivitas

Defisiensi pengetahuan

Produksi sputum Abses pneumatocele


meningkat (kerusakan jaringan
paurt)

Ketidakefektifan Ketidakefektifan
bersihan jalan pola nafas
nafas
7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut Nanda Nic – Noc (2015) antara lain :

a.Sinar X: mengidentifikasi distributor struktural (misal: lobar, bronchail); dapat juga


menyatakan abses)
b. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus
d.Pemeriksaan gram/kultur, sputum darah: untuk dapat mengidentifikasi semua
orgaisme yang ada
e.Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-pru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan
f. Spimetrik static untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi

8. Komplikasi
a. Demam menetap / kambuhan akibat alergi obat
b. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna) terjadi karena obstruksi
bronkus oleh penumukan sekresi
c. Efusi pleura (terjadi pengumpulan cairan di rongga pleura)
d. Empiema (efusi pleura yang berisi nanah)
e. Delirium terjadi karena hipoksia
f. Super infeksi terjadi karena pemberian dosis antibiotic yang besar. Ex: penisilin
g. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
h. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
i. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, Usia, Jenis kelamin, Tempat/Tanggal lahir, Alamat
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
2. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran
e. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
f. Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
g. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia
(malnutrisi)
h. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
i. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi
gerakan)
j. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda :
sputum:merah muda, berkarat
perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Bunyi nafas menurun
Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
k. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
l. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6-8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah
m. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan
cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula nonproduktif menjadi
produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik napas.Batasan takipnea pada
anak berusia 12 bulan – 5 tahun adalah 40 kali / menit atau lebih.Perlu
diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam pada fase inspirasi. Pada
pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam akan tampak jelas.
2. Palpasi
Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba
mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami
peningkatan atau tachycardia.
3. Perkusi
Suara redup pada sisi yang sakit.
4. Auskultasi
Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke
hidung / mulut anak. Pada anak yang pneumonia akan terdengar stridor.
Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara napas berkurang, ronkhi
halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa resolusi. Pernapasan
bronchial, egotomi, bronkofoni, kadang terdengar bising gesek pleura
(Mansjoer,2000).
2. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi dan
obstruksi jalan nafas
b. Ketidakefektifan pola nafas
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat,
takipnea, demam
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak pulang

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan kreteria hasil Intervensi Rasional


1. Ketidakef Setelah dilakukan NIC label
ektifan tindakan keperawatan Respiratory
bersihan selama ..x .. jam Monitoring
1. Untuk mengetahui keadaan
jalan diharapkan jalan nafas
umum klien.
nafas b.d pasien bersih 1. Monitor vital
2. Penurunan bunyi napas dapat
inflamasi NOC sign (suhu, RR,
menunjukkan atelektasis
dan  Respiratory status: Nadi)
3. Untuk mencatat adanya suara
obstruksi ventilation 2. Monitor
napas tambahan.
jalan  Respiratory status: respirasi dan
4. Berguna untuk melunakan
nafas airway patency oksigenasi
secret
Kriteria hasil: 3. Auskultasi
5. Untuk melancarkan
 Mendomonstrasikan bunyi napas
mengencerkan dahak dan
batuk efektif dan 4. Anjurkan
melancarkan jalan nafas.
suara nafas bersih, keluarga pasien
6. Untuk membantu pasien
tidak ada sianosis memberikan
bernafas lebih
dan dyspneu minuman hangat
baik/mengurangi sesak nafas
 Menunjukkan jalan atau susu hangat
7. Merangsang batuk atau
nafas yang paten 5. Kolaborasi
 Mampu dalam pembersihan jalan nafas suara
mengidentifikasi pemberian mekanik pada faktor yang
dan mencegah faktor terapi nebulizer tidak mampu melakukan
yang dapat sesuai indikasi karena batuk efektif atau
menghambat jalan 6. Berikan O2 penurunan tingkat kesadaran.
nafas dengan
menggunakan
nasal
7. Penghisapan
(suction) sesuai
indikasi.

2. Ketidak Setelah dilakukan NIC 1. Untuk memastikan ada atau


efektifa tindakan keperawatan tidaknya sumbatan pada
1. Buka jalan nafas
n pola selama ..x .. jam jalan nafas
2. Pastikan posisi
nafas diharapkan pola nafas 2. Agar pasien dapat bernafas
untuk
pasien normal dengan optimal/lebih baik
memaksimalkan
NOC: 3. Untuk mengetahui adanya
ventilasi
suara nafas tambahan
 Respiratory 3. Auskultasi suara
4. Untuk mengetahui kondisi
status: ventilasi nafas, catat
pernafasan pasien dan status
 Respiratory adanya suara
O2
status: airway tambahan
5. Untuk mengeluarkan secret
patency 4. Monitor vital
yang menghambat jalan
 Vital sign status sign
nafas
(pernafasan) dan
Kriteria hasil:
status O2
 Mendemonstrasik 5. Keluarkan
an batuk efektif, secret dengan
suara nafas yang batuk atau
bersih, tidak ada suction
cyanosis, dyspneu
 Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (irama
nafas, tidak
tercekik, tidak
ada nsuara nafas
abnormal)
 Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal

3. Kekura Setelah dilakukan NIC


ngan tindakan keperawatan 1.Monitoring status 1. Untuk mengetahui status
volume selama ..x.. jam hidrasi (kelembaban hidrasi pasien
cairan diharapkan kebutuhan membrane mukosa,
b.d volume cairan pasien nadi yang adekuat) 2. Untuk memastikan jumlah
intake terpenuhi. secara tepat cairan yang masuk dan keluar
oral NOC 2.Atur catatan intake 3. Untuk memenuhi kebutuhan
tidak  Fluid balance dan output cairan cairan pasien
adekuat  Hydration secara akurat
,  Nutritional status: 4. Untuk mengetahui factor risiko
takipne food and fluid 3.Beri cairan yang ketidakseimbangan cairan dan
a, intake sesuai mencegah secara dini factor
demam Kriteria hasil: tersebut

 Mempertahankan Fluid monitoring: 5. Komplikasi letal dapat terjadi

urine output 4.Identifikasi factor selama awal periode

sesuai dengan risiko pengobatan antimikroba.

usia, dn BB, BJ, ketidakseimbangan Kurva suhu tubuh memberikan


urien normal, HT cairan (hipertermi, indeks respon pasien terhadap
normal infeksi, muntah dan terapi. Hipotensi yang terjadi
 Tekanan darah, diare) dini pada perjalanan penyakit
nadi, suhu tubuh 5.Monitoring tekanan dapat mengindikasikan
dalam batas darah, nadi dan RR hipoksia atau bakterimia.
normal Antipiretik diberikan dengan
 Tidak ada tanda- kewaspadaan, karena
tanda dehidrasi, antipiretik dapat
elestisitas turgor mengakibatkan penurunan
kulit baik, suhu dan dengan demikian
membran mukosa mengganggu evalusasi kurva
lembab, tidak ada suhu
rasa haus yang 6. Untuk memastikan terapi
berlebihan diberikan secara benar

7. Untuk memastikan pemberian


terapi diberikan secara tepat

IV teraphy:
6.Lakukan 5 benar
pemberian terapi
infuse (benar obat,
dosis, pasien, rute,
frekuensi)
7.Monitoring tetesan
dan tempat IV
selama pemberian

4. Intolera Setelah dilakukan NIC Activity Therapy 1. Untuk dapat memberikan


nsi tindakan keperawatan 1. Kaloborasikan program yang sesuai dan tepat.
aktivita selama ..x.. jam dengan tenaga 2. Untuk mengetahui
s b.d diharapkan energi rehabilitasi medik kemampuan pasien dalam
isolasi psikologis maupun dalam melakukan suatu aktivitas
respirat fisiologi pasien terpenuhi merencanakan 3. Untuk membantu pasien dalam
ory NOC program terapi beraktivitas
 Energy yang tepat 4. Untuk dapat mengetahui
conervation 2. Bantu pasien kekurangan pasien dalam
 Activity mengidentifikasika beraktivitas dan memberikan
tolerrance n aktivitas yang penanganan yang tepat
 Self care: Adls mampu dilakukan 5. Untuk bisa membuat pasien
Kriteria hasil: 3. Bantu untuk selalu termotivsi dan

 Berpartisipasi mendapatkan alat besemangat

dalam aktifitas bantuan aktivitas 6. Untuk mengetahui

fisik tanpa seperti kursi roda kesanggupan dan keinginan

disertai 4. Bantu pasien dan pasien dalam melakukan

peningkatan keluarga untuk aktivitas

tekanan darah, mengidentifikasi

nadi, RR kekurangan dalam

 Mempu aktivitas

melakukan 5. Bantu pasien

aktivitas sehari- mengembangkan

hari secara motivasi dan

mandiri peguatan

 Tanda tanda vital 6. Monitor respon

normal fisik, emosi, sosial,


dan spiritual
 Energy
psikomotor
 Level kelemahan
 Mampu
berpindah:
dengan atau tanpa
bantuan
 Status
kardiopulmonari
adekuat
 Sirkulasi status
baik
 Status respirasi:
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat
5. Defisie Setelah dilakukan 1. Berikan 1. Untuk bisa mengukur
nsi tindakan keperawatan penilaian tingkat pengetahuan
pengeta selama ..x.. jam tentang tingkat keluarga pasien
huan diharapkan pengetahuan pengetahuan 2. Untuk mempermudah
b.d keluarga pasien pasien tentang keluarga pasien mengerti
perawat bertambah. proses penyakit tentang penyakit pasien dan
an anak NIC yang spesifik dapat mengetahui tanda dan
pulang 2. Gambarkan gejalanya
 Knowlwdge:
tanda dan gejala 3. Untuk mengetahui
disease process
yang biasa penyebab yang dapat
 Knowledge:
muncul pada menimbulkan penyakit
health Behavior
penyakit, pasien menjadi semakin
Kriteria Hasil: dengan cara memburuk
yang tepat 4. Untuk bisa memberikan
 Keluarga pasien
3. Identifikasi terapi yang tepat pada
menyatakan
kemungkinan pasien
paham tentang
penyebab
penyakit, kondisi,
dengan cara
prognosis, dan
yang tepat
program 4. Diskusikan
pengobatan pilihan terapi
 Keluarga pasien atau penanganan
mampu
melakukan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
 Keluarga pasien
mampu
menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Zul. 2014. Buku Ajar Ilmu Pernyakit Dalam. Jakarta: balai penerbit FKUI
Moorhead, Sue et al. 2008.Nursing Outcome Classification (NOC).Missouri : Mosby
Moorhead, Sue et al. 2008.Nursing Outcome Classification (NIC).Missouri : Mosby
Nurarif, Amin Huda. 2016. Nanda. Nic Noc Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Skema Hubungan Zat Gizi
    Skema Hubungan Zat Gizi
    Dokumen1 halaman
    Skema Hubungan Zat Gizi
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Managemen
    Managemen
    Dokumen9 halaman
    Managemen
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • 2 159015 2tahunan 573
    2 159015 2tahunan 573
    Dokumen120 halaman
    2 159015 2tahunan 573
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Farmakologi Fix
    Farmakologi Fix
    Dokumen32 halaman
    Farmakologi Fix
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • POLI Anaknya USIL, Tpi Syg
    POLI Anaknya USIL, Tpi Syg
    Dokumen22 halaman
    POLI Anaknya USIL, Tpi Syg
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • DM
    DM
    Dokumen17 halaman
    DM
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Proposal TAK
    Proposal TAK
    Dokumen6 halaman
    Proposal TAK
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa Eni
    Askep Jiwa Eni
    Dokumen24 halaman
    Askep Jiwa Eni
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • DAHLIA
    DAHLIA
    Dokumen25 halaman
    DAHLIA
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • LP LP
    LP LP
    Dokumen5 halaman
    LP LP
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Chapter II (3) - Dikonversi
    Chapter II (3) - Dikonversi
    Dokumen14 halaman
    Chapter II (3) - Dikonversi
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Cover Kti
    Cover Kti
    Dokumen7 halaman
    Cover Kti
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Cover Kti
    Cover Kti
    Dokumen7 halaman
    Cover Kti
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa Eni
    Askep Jiwa Eni
    Dokumen24 halaman
    Askep Jiwa Eni
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Fraktu Rindu
    Fraktu Rindu
    Dokumen19 halaman
    Fraktu Rindu
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Perawat
    Perawat
    Dokumen7 halaman
    Perawat
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Hitungan
    Hitungan
    Dokumen6 halaman
    Hitungan
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • X
    X
    Dokumen10 halaman
    X
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Resume Kasus Ca Mamae
    Resume Kasus Ca Mamae
    Dokumen4 halaman
    Resume Kasus Ca Mamae
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Perawat
    Perawat
    Dokumen7 halaman
    Perawat
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Fix UJI T BERPASANGAN BAB I, II, III DAFUS-3
    Fix UJI T BERPASANGAN BAB I, II, III DAFUS-3
    Dokumen12 halaman
    Fix UJI T BERPASANGAN BAB I, II, III DAFUS-3
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Pasca Bencana
    Manajemen Pasca Bencana
    Dokumen9 halaman
    Manajemen Pasca Bencana
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Dusta Pria
    Penyakit Dusta Pria
    Dokumen19 halaman
    Penyakit Dusta Pria
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Bilas Lambung
    Bilas Lambung
    Dokumen13 halaman
    Bilas Lambung
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Hitungan
    Hitungan
    Dokumen6 halaman
    Hitungan
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Hehehw JSJ
    Hehehw JSJ
    Dokumen74 halaman
    Hehehw JSJ
    Bella Ap
    Belum ada peringkat
  • POLI Mata Batin
    POLI Mata Batin
    Dokumen15 halaman
    POLI Mata Batin
    Eni Permata
    Belum ada peringkat
  • Anak Anak KITA
    Anak Anak KITA
    Dokumen20 halaman
    Anak Anak KITA
    Eni Permata
    Belum ada peringkat