Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

KIMIA FISIKA II
RANGKUMAN SIFAT GAS
Dosen Pengampu : Ir. Siti Tjahjani, M.Kes.

Nama Kelompok :
1. Eka Andini Santoso (17030194011)
2. Firyal Nabilah Qurrotu Aini (17030194042)
3. Ayu Indahyana (17030194087)

Kelas : PKU 2017

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
2019
DEFINISI GAS

 Gas adalah salah satu fasa dimana partikel partikelnya dapat bergerak bebas
(ke segala arah).
 Variabel yang terdapat pada suatu gas adalah P (tekanan), V (volume), n
(mol), T (suhu).

PENGGOLONGAN GAS

 Gas dapat dibedakan menjadi dua:


a. Gas ideal: suatu gas bentukan / stereotip / bukan sesuatu yang mutlak
b. Gas nyata: suatu gas yang sebenarnya
 Gas ideal dapat dibedakan dengan gas nyata melalui rumusan PV = nRT
 Van der walls membuat koreksi pada gas ideal sehingga terdapat istilah gas
nyata
 Yang dikoreksi oleh van der walls:
a. Tekanan gas: Tumbukan tidak hanya terjadi antara partikel dengan
dinding, tetapi juga terdapat tumbukan antara partikel-partikel
b. Volume gas: volume partikel seharusnyajuga diperhitungkan sehingga
volume gas ≠ volume ruang yang ditempati

GAS NYATA
 Gas nyata memperlihatkan penyimpangan dari hukum gas ideal (tekanan
tinggi, temperature rendah)

Figure 1. Penyimpangan Gas Ideal

 Gambar diatas dapat dijelaskan:


a. Gas H2 (garis hitam) tidak pernah mengalami penyimpangan negatif,
karena ketika tekanan bertambah, nilai Z juga akan bertambah.
b. Gas N2 (garis biru) mengalami penyimpangan negatif sampai tekanan ±
200 atm dan mengalami penyimpangan positif setelah tekanannya > 200
atm.
c. Gas CH4 (garis merah) mengalami penyimpanagan negatif sampai
tekanan ± 400 atm dan mengalami penimpangan positif setelah
tekanannya > 400 atm.
d. Gas CO2 (garis kuning) mengalami penyimpangan negatif sampai
tekanan ± 500 atm dan mengalami penyimpangan positif setelah
tekanannya > 500 atm.
e. Suatu gas akan menunjukkan sifat sebagai gas ideal pada saat tertentu
yaitu seperti saat tekanan hampir mendekati nol dan pada saat satu titik
lagi yaitu pada saat peralihan dari penyimpangan negatif ke
penyimpangan ideal. Contohnya gas N2 akan menunjukkan sifat gas ideal
ketika tekanannya ± 200 atm, gas CH4 akan menunjukkan sifat gas ideal
ketika tekanannya ± 400 atm, sedangkan gas CO2 akan menunjukkan
sifat gas ideal ketika tekanannya ± 500 atm.
f. Penyimpangan negatif maksimum pada setiap gas berbeda-beda.
Contohnya gas N2 ketika Z ± 0,98 dan pada tekanan ± 180 atm, gas CH 4
ketika Z ± 0,79 dan pada tekanan ± 200 atm, gas CO 2 ketika Z ± 0,42 dan
pada tekanan ± 90 atm.
g. T (temperatur) ketika suatu gas memiliki nilai Z = 1, maka T tersebut
disebut sebagai Temperatur Boyle.

Andrews isotherms of CO2

Figure 2. Isoterm CO2


 Gambar di atas dapat dijelaskan:
a. Titik E pada gambar di atas menunjukkan titik kritis dari CO2 dan isotherm
kritisnya pada suhu 30,98˚C.
b. Dari garis A ke B tejadi peningkatan tekanan dan penyusutan volume
(terjadi pemampatan).
c. Dari garis B ke C terjadi penyusutan volume namun tekanan tetap, ini
menunjukkan terjadinya proses pengembunan.
d. Dari garis C ke D terjadi peningkatan tekanan dan penyusutan volume
(lebih sedikit daripada dari A ke B), ini menunjukkan terjadinya
pemampatan.
e. Pada suhu 50˚C grafiknya menunjukkan garis dari hukum Boyle dengan
sempurna menunjukkan daerah isotherm dari CO2.
f. Kurva yang berarsir biru menunjukkan daerah isotherm dari CO2.

HUKUM – HUKUM GAS IDEAL

1. Hukum Boyle (1660)


 Dikemukakan pada 1660 oleh Robert Boyle
 Robert Boyle (25 Januari 1627 – 30 Desember 1691) adalah filsuf,
kimiawan, fisikawan, penemu, dan ilmuwan Irlandia yang terkemuka
karena karya-karyanya di bidang fisika dan kimia. Walaupun riset dan
filsafat pribadinya jelas berakar dari tradisi alkimia, ia sering dianggap
sebagai kimiawan modern pertama. Di antara karya-karyanya, The
Sceptical Chymist dipandang sebagai batu loncatan kimia modern.
 Bunyi Hukum Boyle :
“Jika temperatur tetap konstan, volume suatu gas dengan massa tertentu,
berbanding terbalik dengan tekanan”
 Persamaan Hukum Boyle :

 Hukum Boyle dipenuhi oleh gas nyata hanya pada tekanan yang
mendekati nol (dan juga pada suhu yang sangat tinggi).
 Hukum Boyle sebagai gambaran dari gas yang terdiri atas sejumlah besar
molekul yang bergerak bebas, tidak ada antaraksi antar molekul-
molekulnya.
 Tumbukan dari molekul gas terhadap dinding menimbulkan tekanan gas.
 Jika volume menurun maka tumbukan molekul terhadap dinding menjadi
semakin sering, sehingga tekananya meningkat.
2. Hukum Charles (1787)
 Dikemukakan pada 1787 oleh Jacques Charles dan dirumuskan pada
1802 oleh Joseph L. Gay Lussac
 Jacques Alexandre César Charles adalah seorang ilmuwan,
matematikawan, dan penemu balon berkebangsaan Perancis.
 Seratus tahun setelah Robert Boyle menemukan hubungan antara volume
dan tekanan, seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang bernama
Jacques Charles (1746-1823) menyelidiki hubungan antara suhu dan
volume gas. Berdasarkan hasil percobaannya, Charles menemukan
bahwa apabila tekanan gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika suhu
mutlak gas bertambah, volume gas pun ikut-ikutan bertambah,
sebaliknya ketika suhu mutlak gas berkurang, volume gas juga ikut-
ikutaan berkurang. Hubungan ini dikenal dengan julukan hukum Charles.
 Bunyi Hukum Charles :
“Jika tekanan tak berubah, volume gas dengan massa tertentu,
berbanding lurus dengan temperatur”
 Persamaan Hukum Charles :
∆V ≈ ∆T
 Persamaan yang digunakan untuk menentukan volume atau suhu gas
yang berubah keadaannya dari keadaan 1 ke keadaan 2 pada tekanan
yang tetap yaitu:
V2 V1
= =k
T 2 T1

3. Hukum Gay-Lussac (1703)


 Dikemukakan pada 1703 oleh Joseph L. Gay Lussac dan Guillaume
Amontons.
 Joseph-Louis Gay-Lussac ialah kimiawan dan fisikawan Perancis. Ia
terkenal untuk 2 hukum yang berkenaan pada gas. Pada 1802 ia ditunjuk
sebagai demonstrator pada A. F. Fourcroy di École Polytechnique, di
mana kemudian (1809) ia menjadi guru besar kimia. Dari 1808 sampai
1832 ia merupakan guru besar fisika di Sorbonne.
 Bunyi Hukum Gay-Lussac :
“Tekanan suatu gas dengan masa tertentu berbanding lurus dengan
temperatur”
 Hukum ini dapat dibuktikan melalui teori kinetik gas, karena temperatur
adalah ukuran rata-rata energi kinetik, dimana jika energi kinetik gas
meningkat, maka partikel-partikel gas akan bertumbukan dengan
dinding/wadah lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan.
 Persamaa Hukum Gay-Lussac :
∆P ≈ ∆T
 Gay-Lussac dapat dituliskan sebagai perbandingan dua gas :
P 1 P2
= atau P1 . T2 = P2 . T1
T1 T 2

4. Hukum Avogadro (1811)


 Dikemukakan pada 1811 oleh Amadeo Avogadro
 Amedeo Avogadro adalah seorang ilmuwan Italia. Ia paling terkenal
karena kontribusinya untuk teori molekul, termasuk apa yang dikenal
sebagai hukum Avogadro. Sebagai upeti dan apresiasi kepadanya, jumlah
entitas dasar (atom s, molekul s, ions atau partikel lain) dalam 1 mol
suatu zat, dikenal sebagai Avogadro konstan.
 Bunyi Hukum Avogadro :
“Molekul yang sama banyak terdapat dalam gas-gas berlainan yang
volumenya sama, jika tekanan dan temperaturnya sama”
 Persamaan Hukum Avogadro :
V≈n
 Pada suhu dan tekanan yang tetap, jika jumlah mol berubah dari keadaan
1 keadaan 2 maka volumenya akan berubah dengan perbandingan V/n
yang selalu tetap.
V2 V1
=
n2 n 1

5. Penurunan Persamaan Gas Ideal


 Diturunkan dari Hukum Boyle :
K
V= (pada n dan T konstan)
P
 Diturunkan dari Hukum Charles
V=bT (pada P dan n konstan)
 Diturunkan dari Hukum Avogadro
V=an (pada P dan T konstan)
 Penggabungan Hukum Boyle, Hukum Charles dan Hukum Avogadro
T
3V=Kba n ( )
P
K b a Tn
V=
3 P
Tn
 Pada kondisi ideal, V = R ( )
P
, maka :
PV=nRT
Keterangan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)
T = suhu mutlak gas (K)
 Gas hipotesis yang memenuhi persamaan P V = n R T pada semua
rentang suhu dan tekanan disebut gas ideal.
 Gas nyata menyimpang dari sifat gas ideal.
 Pada tekanan rendah dan suhu yang relatif tinggi banyak gas-gas yang
semakin mendekati sifat ideal.

6. Hukum Dalton (1807)


 Hukum Dalton tentang tekanan parsial
 Campuran gas-gas ideal berdasarkan hasil eksperimen, berlaku
persamaan :
P V = nt R T
nt = jumlah total mol semua gas dalam volum V.
 Bunyi Hukum Dalton :
“Pada suhu konstan, tekanan total yang diberikan oleh campuran gas
dalam volume tertentu sama dengan jumlah tekanan masing-masing gas
yang akan diberikan jika gas menempati volume total yang sama
sendirian”.
 Persamaan Hukum Dalton :

(tekanan parsial)
Dengan :
RT
P1 = n 1 V
RT
P2 = n 2 V
RT
P3 = n 3 V
Dan seterusnya hingga tekanan parsial tertentu
RT
Pt = n t V
 Tekanan total campuran gas sama dengan jumlah tekanan parsial
masing-masing komponen dari campuran.

7. Hukum Amagat
 Hukum Amagat tentang volume parsial
 Bunyi Hukum Amagat :
 Yang dimaksud volume parsial adalah volume dimana masing-masing gas
akan menempati jika ada sendirian pada suhu dan tekanan total yang
diberikan.
 Jika hukum gas ideal dapat diberlakukan :

8. Hukum Graham (1829)


 Hukum Graham tentang difusi
 Bunyi Hukum Graham :
“Pada suhu dan tekanan konstan, laju difusi berbagai macam gas
berbanding
terbalik dengan akar kuadrat rapat jenisnya atau berat molekulnya
 Persaman Hukum Graham :

HUKUM – HUKUM GAS NYATA

Gas nyata memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat dibedakan dengan gas
nyata antara lain yaitu pada gas nyata cukup akurat dalam memprediksi keadaan
gas pada tekanan tinggi dan temperature rendah, volume pada gas nyata tidak
dapat diabaikan, dan gaya Tarik antar molekul tidak dapat diabaikan untuk semua
kondisi P & T.
Persamaan Gas Nyata

Pada gas nyata berbeda dengan gas ideal karena adanya gaya tarik-
menarik antar molekul (terutama P↑) dan molekulnya tidak dapat diabaikan
begitu saja. Maka untuk menggambarkan penyimpangan secara jelas dapat
dinyatakan dengan perbandingan volume molarnya (V), perbandingan ini disebut
dengan faktor kompresibilitas yang biasa dilambangkan dengan Z dan dinyatakan
sebagai berikut

V PV
Z= Vid = RT

Grafik nilai Z terhadap P untuk beberapa gas pada temperatur 0℃

Dalam gas nyata, ukuran dari atom diperhitungkan menggunakan faktor


kompresibilitas yang memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk mengetahui bahwa
gas tersebut termasuk gas nyata atau gas ideal. Seperti pada rumus dibawah ini
jika Z sama dengan 1 maka disebut dengan gas ideal dan jika Z kurang/lebih dari
1 maka disebut gas nyata.
Gambar tersebut dapat menjelaskan adanya pengaruh suhu terhadap variasi Z
terhadap P untuk metana pada berbagai suhu. Pada gambar tersebut terdapat 3
suhu yang berbeda-beda dan saat 3 suhu tersebut berada pada titik yang sama
maka disebut dengan Titik Boyle.

Persamaan yang digunakan pada gas nyata ini dengan Persamaan van der Waals,
berikut ini persamaannya :

- Untuk 1 mol

- Untuk n mol

Anda mungkin juga menyukai