Anda di halaman 1dari 3

Afinitas Elektron

Afinitas suatu unsur didefinisikan sebagai jumlah energi yang terlibat dalam
proses dimana elektron ditambahkan ke atom (gas) untuk membentuk ion dengan
muatan -1. Afinitas elektron adalah istilah yang tepat dan kuantitatif. Karena pada
hakekatnya, afinitas elektron adalah keelektronegatifan juga, maka harga afinitas
elektronpun linear dengan harga keelektronegatifan. Bedanya adalah, bahwa afinitas
elektron diperhitungkan dari banyaknya energi yang dibebaskan ketika suatu atom
menangkap elektron. Jadi Afinitas elektron merupakan ukuran absolut terhadap
kemampuan mengikat elektron sedang keelektronegatifan merupakan ukuran relatif.

Pada afinitas elektron sendiri, afinitas elektron pada tiap golongan dan periode
dapat diramalkan dengan mengetahui kecenderungannya. Kecenderungan afinitas
elektron dapat dilihat dengan mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi harga
afinitas elektron. Antara lain :

1. Muatan inti : semakin besar muatan inti atom, maka semakin kuat pula atom
tersebut menarik elektron tambahan.
2. Ukuran atom : semakin kecil ukuran atom, maka jarak antara elektron tambahan
dengan inti atom semakin dekat atau pendek. Sehingga, gaya elektrostatik yang
dihasilkan akan semakin kuat. Sehingga afinitas elektron cenderung meningkat.
3. Konfigurasi elektron : atom dengan orbital luar yang terisi penuh atau setengah
penuh tidak menunjukkan kecenderungan kuat untuk menambah elektron ekstra,
sehingga harga afinitas elektronnya akan sangat rendah hingga mencapai angka
0.

Beberapa faktor tersebut dapat menarik pola afinitas elektron dalam sistem
periodik. Yaitu dalam satu golongan, semakin kebawah harga afinitas elektron akan
semakin rendah. Sedangkan dalam satu periode, semakin ke kanan harga afinitas
elektron akan semakin meningkat.

Akan tetapi, harga afinitas elektron tidaklah sesuai dengan kecenderungan yang
dapat diramalkan. Terdapat banyak harga anomali yang tidak sesuai dengan pola. Dalam
satu golongan dari atas ke bawah, sekitar sepertiga unsur mengalami anomali, yaitu
unsur-unsur yang lebih berat memiliki afinitas elektron yang lebih tinggi daripada
unsur-unsur yang lebih ringan. Sebagian besar, hal ini akibat dari kurangnya
perlindungan dari elektron-elektron d dan f. Penurunan seragan afinitas elektron hanya
berlaku pada atom-atom golongan 1.

Pada golongan transisi, variasi harga afinitas elektron diantara elemen-elemen


tidak teratur dan cenderung tidak sesuai dengan pola afinitas elektron sistem periodik
dalam satu periode

Seperti yang kita tahu bahwa pola afinitas elektron dalam satu periode yaitu
semakin ke kanan harganya akan semakin meningkat. Tetapi seperti gambar, contohnya
pada unsur transisi periode 4, atom Ti memiliki afinitas elektron lebih tinggi dibanding
V. begitupula V yang harganya lebih tinggi dibanding Cr padahal letak atom V lebih
kekiri dibanding Cr. Selain itu, terdapat beberapa atom dalam periode transisi yang
memiliki harga afinitas elektron 0. Seperti Mn, Zn, Cd, Hg. Hal tersebut relevan dengan
kaidah faktor-faktor yang mempengaruhi harga afinitas elektron, yaitu konfigurasi
elektronnya.

Pada atom atom dalam periode transisi dengan harga afinitas elektron 0, mereka
memiliki konfigurasi elektron “penuh-setengah penuh”. Dimana atom-atom tersebut
sudah stabil, sehingga tidak menunjukkan kecenderungan kuat untuk menambah
elektron ekstra. Akibat tidak adanya kecenderungan untuk menangkap elektron, maka
tidak ada aksi yang dilakukan. Seperti yang kita tahu bahwa jika harga afinitas elektron
positif maka atom menyerap energi untuk menangkap elektron, dan bila harganya
negatif maka atom tersebut melepaskan energi untuk menangkap elektron tambahan.
Dan apabila afinitas elektron menunjukkan angka 0, maka atom tersebut tidak
melakukan aksi apapun, karena atomnya sudah stabil. Sehingga, atom-atom seperti Mn,
Zn, Cd, dan Hg mereka menunjukkan angka 0 karena sudah stabil sehingga tidak
memerlukan elektron tambahan lagi.

Untuk beberapa atom yang memiliki harga tidak sama dengan 0 tapi juga tidak
mengikuti kecenderungan pola, dapat disebabkan oleh adanya muatan inti efektif.
Seperti yang kita ketahui bahwa Muatan inti efektif dapat mempengaruhi jari-jari atom,
energi ionisasi dan afinitas elektron. Muatan inti efektif (Zeff) sendiri adalah muatan inti
total karena adanya gaya tarik antara inti dengan elektron yang dipengaruhi gaya tolak
antar elektron yang melindungi inti dengan elektron terluar (efek pemerisaian). Efek
pemerisaian ini terjadi karena elektron-elektron terluar pada atom berusaha untuk
memposisikan diri pada keadaan terstabilnya. Oleh karena itu, muatan inti efektif dapat
mempengaruhi harga afinitas elektron beberapa atom yang menjadi anomali sehingga
tidak sesuai dengan kaidah pola afinitas elektron dalam satu periode.

Anda mungkin juga menyukai