Pendahuluan
1. Definisi Daya Pembeda
Menurut Bagiyono, (2017: 3), daya pembeda butir soal adalah kemampuan
suatu butir soal untuk membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai
dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. adapun menurut pendapat Dali
(Hanifah, 2014 : 47), daya pembeda soal adalah kemampuan soal dengan skornya
dapat membedakan peserta tes dari kelompok tinggi dan kelompok rendah. dengan
kata lain makin tinggi daya pembeda soal makin banyak makin banyak peserta dari
kelompok tinggi yang dapat menjawab soal dengan benar dan makin sedikit peserta
tes dari kelompok rendah yang dapat menjawab soal dengan benar.
Salah satu tujuan untuk menentukan mampu tidaknya suatu butir soal
membedakan antara peserta pelatihan yang berkemampuan tinggi dengan peserta
pelatihan yang berkemampuan rendah. Daya pembeda pada dasarnya dihitung
berdasarkan dihitung atas dasar pembagian peserta ke dalam dua kelompok, yaitu
kelompok atas (peserta yang berkemampuan tinggi), dan kelompok bawah (peserta
yang berkemampuan rendah). untuk mencari daya pembeda dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
𝐽𝐵𝐴−𝐽𝐵𝐵
DP = 𝐽𝑆𝐴
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
JBB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JSA = jumlsh siswa kelompok atas
𝐽𝐵𝐴+𝐽𝐵𝐵
IK =
2𝐽𝑆𝐴
Keterangan :
IK = Indeks Kesukaran
JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
JBB = jumlah siswa kelompok bawahyang menjawab benar
JSA = jumlah siswa kelompok atas
N x 27% Keterangan :
Kelompok
bawah
jumlah
Responden x1 x2 x3 x4 skor
S2 2 4 1 3 10
S12 2 4 2 2 10
S18 2 3 2 2 9
S15 3 1 2 2 8
S17 2 1 2 2 7
jumlah 11 13 9 11 44
KELOMPOK
ATAS
jumlah
Responden x1 x2 x3 x4 skor
S5 4 4 3 4 15
S6 4 4 3 4 15
S8 4 4 4 3 15
S1 2 4 4 3 13
S3 2 4 4 3 13
jumlah 16 20 18 17 71
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda tes kemampuan pada tabel diatas
diperoleh hasil indeks pembeda untuk setiap butir soal sebagai berikut :
Indeks daya pembeda untuk butir soal nomor 1 sebesar 0,6 , jika
diinterpretasikan berada pada kategori “Baik”. Artinya, butir soal nomor
1 dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah sehingga butir soal nomor 1 dapat digunakan sebagai instrumen
soal.
Indeks daya pembeda untuk butir soal nomor 2 sebesar 0,6 , jika
diinterpretasikan berada pada kategori “Baik”. Artinya, butir soal nomor
2 dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah sehingga butir soal nomor 2 dapat digunakan sebagai instrumen
soal.
Indeks daya pembeda untuk butir soal nomor 3 sebesar 0,6, jika
diinterpretasikan berada pada kategori “Baik”. Artinya, butir soal nomor
3 dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah sehingga butir soal nomor 3 dapat digunakan sebagai instrumen
soal.
Indeks daya pembeda untuk butir soal nomor 4 sebesar 0,4 , jika
diinterpretasikan berada pada kategori “Cukup”. Artinya, butir soal
nomor 4 dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi, sedang,
dan rendah sehingga butir soal nomor 4 dapat digunakan sebagai
instrumen soal.
D. Temuan
Berdasarkan analisis uji daya pembeda dan tingkat kesukaran yang dilakukan
penulis, berdasarkan acuan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP” oleh
Fitri Rohaly (2018) ditemukan suatu temuan yaitu pada bagian menghitung daya
pembeda dan tingkat kesukaran, skripsi tersebut tida menunjukkan atau menyantumkan
SMI (Skor Maksimal Ideal). Sehingga pembaca merasa kesulitan dalam memahami
data yang disajikan tabel secara singkat. Sebaiknya data tersebut lebih dijelaskan
kembali atau dijabarkan dengan detail supaya pembaca tidak bingung dari mana angka
pada data tersebut diinput.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data hasil uji daya pembeda dan tingkat kesukaran soal
menunjukkan bahwa nilai indeks daya pembeda dari soal nomor 1 sampai 4 mampu
membedakan kemampuan siswa yang berkemampuan tinggi, rendah, dan sedang.
Sedangkan untuk hasil uji tingkat kesukaran diperoleh nomor 1, 3, dan 4 berada pada
kategori sukar, dan untuk soal nomor 2 tergolong sedang. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa soal harus direvisi dan diturunkan lagi level soalnya atau tingkatannya supaya
soal terseut dapat digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Bagiyono. 2017. Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian
Pelatihan Radiografi. Jurnal Widyanuklida, Vol. 16 No. 1.
Hanifah, Nani. 2014. Perbandingan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda Butir Soal dan
Reliabilitas Tes Bentuk Pilihan Ganda dan Pilihan Ganda Asosiasi Mata Pelajaran
Ekonomi. Jurnal Sosio e-KONS Vol. 6 No. 1.