Anda di halaman 1dari 53

Sejarah

Pendidikan &
Perkembangan Bidan

Darmiati, S.ST., M.Kes.,M.Keb


Pendahuluan
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan
kebidanan, termasuk sejarah perkembangan
kesehatan dan kedokteran tua. Yakni sejak adanya
wanita itu melahirkan

Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang


bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja
sbg mitra perempuan selama siklus reproduksi
 siklus hidup
Secara umum...
 Perkembangan kebidanan dimulai dari Hipokrates
yang berasal dari Yunani (460 – 370 SM)  Bapak
Pengobatan.
 Alasan  menaruh perhatian thdp ilmu pengobatan,
kebidanan, keperawatan yang pertama kali di dunia.
 Hypocrates menganjurkan agar wanita yang sedang
melahirkan harus ditolong berdasarkan
perikemanusiaan dengan cara meringankan beban ibu
yang sedang melahirkan itu
 Bapak Soranus (Turki Tahun 98 – 138 SM) 
Dikenal sbg Bapak Kebidanan.
 Pendapatnya yang terkenal  Seorang ibu yang
telah melahirkan tidak takut akan hantu / setan
dan menajuhkan takhayul
Tujuan Perkembangan Yan Bid

1. Meningkatkan kesehatan kaum perempuan 


khususnya Ibu dan Anak.
2. Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
ibu dan bayi  keluarga bahagia dan
berkualitas.
3. Terbagi mjd  Pelayanan Kebidanan Primer,
Kolaborasi dan Rujukan
Perkembangan
Pelayanan
Kebidanan Di Luar
Negeri
PELOPOR
DALAM PERKEMBANGAN KEBIDANAN
Hypocrates ( 460-370 SM) sebagai
Bapak Pengobatan, Hypocrates
menganjurkan agar wanita yang sedang
melahirkan harus ditolong berdasarkan
perikemanusiaan dengan cara
meringankan beban ibu yang sedang
melahirkan itu
William Shippman (1736-1808)
• Dokter berkebangsaan Amerika ini
mendirikan kursus kebidanan dan rumah
sakit bersalin, pada tahun 1762. Kemudian
pda tahun 1810 bersama dokter Thomas
Chaalkley mempromosikan partus
buatan pada bayi premature dan
pada ibu yang panggul sempit.
Dr. Sammuel Bard (1742-1821)
Berkebangsaan Amerika banyak menulis
buku-buku kebidanan, diantaranya :
• Cara pengukuran Konjugata Diagonalis.
• Kelainan-kelainan panggul.
• Melarang Pemeriksaan Dalam apabila
tidak ada Indikasi.
• Membagi persalinan dalam Empat Kala
• Menasehatkan jangan menarik tali pusat
untuk mencegah terjadinya Inversio Uteri.
• Mengajarkan bahwa letak muka dapat
lahir spontan.
• Melarang pemakaian cunam yang
berulang-ulang karena menimbulkan
kerugian.
• Dr. Walter Channing (1786-1876)
dokter yang pertama kali menggunakan
anasthesi (bius) kepada ibu yang
melahirkan. Ia juga yang pertama kali
memperhatikan kondisi dari ibu yang
melahirkan.
• Dr. Boudeloque (1745-1810)
Ia adalah ahli kebidanan yang
mempelajari dan meneliti tentang
panggul dan ukurannya
• Hugh Lenox Hodge M.D. (1796-1873)
Ia mempelajari letak belakang kepala,
mekanisme letak sungsang, pemasangan
forcep harus di samping kepala anak
kecuali bila kepala masih tinggi, membagi
turunnya kepala dengan bidang dasar
panggul.
• Ignaz Philipp semmelweis (1 Juli
1818-13 Agustus 1865)
Ia adalah dokter dari Hungaria, yang
mendapat julukan “savior of mothers”
artinya penyelamat kaum ibu. Hal itu
karena dalam penelitiannya ia
menemukan cara menyelamatkan ibu-ibu
yang mengalami demam saat masa nifas,
karena infeksi (Sepsis Puerperalis)
• Francois Mauriceau (1637 Oktober,
17,1709). Ia adalah ahli kebidanan
(obstetrician) berkebangsaan Perancis
abad 17 yang terkenal di Eropa. Ia juga
terkenal dalam mengembangkan metoda
kuno di dalam didalam membantu
kelahiran sungsang.
• Daunce dari Bordeaux

Pada tahun 1857 ia memperkenalkan


penggunaan incubator dalam perawatan
bayi premature. Setelah abad 20
dikembangkanlah post natal care dengan
ambulasi dini, rooming in mulai
dipraktekkan, monitoring antepartum dan
intrapartum yang tepat dengan penggunaan
ultrasonografi dan cardiotokografi.
• Soranus : dari Ephesus hidup tahun 98-
138 sebelum Masehi disebut sebagai
Bapak Kebidanan karena beliaulah
yang pertama kali menaruh minat pada
kebidanan sesudah Hipocrates dan
menemukan versi podalli (presentasi kaki)
• Fallopius dari Itali pada abad XV juga
yang menemukan saluran sel telur dan
ovarium yang disebut tuba fallopii.
• Arantinus : dari Itali pada abad XV
yang menemukan duktus aranti yaitu
suatu ductus / pembuluh darah
sementara pada janin yang
menghubungkan vena umbilicalis
dengan vena cafa inferior .
Ambroise Pare : ( tokoh yang terkenal
membawa perkembangan kebidanan di Prancis )
1510-1590 menemukan Versi Podali yang
sekarang ini dikenal sebagai versi ekstraksi pada
kelainan kedudukan janin dimana diputar
kemudian ditarik keluar.
• Zaman dahulu persalinan di Amerika Serikat
ditolong oleh dukun yang tidak berpendidikan,
menurut catatan Thomas, yang pertama kali
praktek Kebidanan di Amerika Serikat adalah
Samuel Fuller dengan istrinya. Setelah Amerika
Serikat mengalami kemajuan maka negara lain
menyusulnya, mereka adalah :
a. Williams Varney : menyelidiki teknologi dari
placenta dan selaput janin.
b. Sectio caesarea : yang menemukan
pembedahan.
Perkembangan
Pendidikan
Kebidanan Di Luar
Negeri
Australia
Kebidanan dan keperawatan dimulai dgn
tradisidan latihan  oleh Florence Nightingale
pada Abad ke-19.
Tahun 1824 kebidanan masih belaum dikenal sbg
bagian dari dik medis (didominasi oleh dokter)
Ketidakseimbangan sex dan moral prostitusi
berkembang cepat  wanita hamil banyak 
status sosEk rendah  Yan kes tidak layak.
Tahun 1862  dimulai Pendidikan Bidan
Pertama
Tahun 1893 Pendidikan diploma Kebidanan
dibuka
Tahun 1899  bidan sekaligus perawat yang bisa
kerja di RS.
Dasar pendidikan kebidanan di Australia berubah
(Tradisional Hospital Programme  Tertiary
Course of Studies)
Kekurangan perkembangan Dik Bid  Belum
ada persamaan persepsi ttg pengimplementasian
kurikulum tiap institusi shg lulusan berbeda (skill
dan Knowledge), harus mjd perawat lbh dahulu
dan kurangya literatur.
Amerika Serikat
• Tahun 19700 AKI 95%
• Wanita bersalin  takut, tidak bahagia dan
banyak penyulit
• Tahun 1965  Pendidikan formal kebidanan
mulai dibuka.
• Awal tahun 1900  setengah persalinan oleh
dokter (Bidan jika wanita tsb tidak bisa membayar
dokter).
• Tahun 1940 Dokter Grantly Dick meluncurkan
buku ttg Persalinan Alamiah
• 1955  Terbentuk American College of Nurse-
Midwifery (ANCM)
• 1980-an  dibuat delegasi ttg Praktik profesional
Bidan.
• Ahli dalam penerbitan buku kebidanan :
1. Willian Harley (1578 – 1657)
Menyelidikifisiologi ttg plasenta dan selaput janin
shg ditemukan fundus plasenta dan selaput janin.
2. Arantius  menemukan duktus sementara pada
janin sbg penghubungvena umbilicalis dan vena
inferior
3. Fallopius  menemukan saluran sel telur yg
terletak antara uterus dan ovarium (Tuba Fallopi)
4. Boudelocque(1745 – 1810)  mempelajari ttg
panggul, ukuran pangguldan pelajaran ttg panggul
lainnya. Serta menerbitkan berbagai jenis buku
pada tahun 1824.
5. Hugh L.Hodge Menemukan bidang dalam
panggul untuk mengetahui sejauh mana turunnya
bagian terendah janin (Bidang Hodge)
Perkembangan
Pendidikan Kebidanan
di Indonesia
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
KEBIDANAN
Perkembangan pendidikan bidan berhubungan
dengan perkembangan pelayanan kebidanan.
Keduanya berjalan seiring untuk menjawab
kebutuhan / tuntutan masyarakat akan pelayanan
kebidanan
Pendidikan bidan di Indonesia dimulai sejak
zaman kolonial Belanda. Tahun 1851 pendidikan
dibuka di Batavia oleh Dr. W. Van de Bosch.
Namun karena kurang peminat dan masyarakat
masih memegang tradisi dan kepercayaan lama
maka sekolah bidan ditutup tahun 1875.
Tahun 1902, dibuka pendidikan bidan
untuk wanita pribumi di Rumah
SakitMiliter di Batavia.
Tahun 1904, dibuka pendidikan bidan
untuk wanita keturunan Belanda–Indo di
Rumah Sakit swasta di Makassar.
Tahun 1911 / 1912, dimulai pendidikan tenaga
keperawatan secara terencana di CBZ (RSUP)
semarang dan Batavia, calon yang diterima dari HIS
(SD 7 tahun) dengan pendidikan keperawatan 4 tahun
dan pada awalnya hanya menerima peserta didik pria,
lamanya pendidikan 2 tahun.
Tahun 1914 diterima peserta didik wanita pertama yang
lulus dapat meneruskan ke pendidikan kebidanan
selama 2 tahun. Untuk perawat pria dapat meneruskan
ke pendidikan lanjutan selama 2 tahun.
Tahun 1950 - 53, dibuka sekolah bidan dari
lulusan SMP dengan batasan umur minimal 17
tahun lama pendidikan 3 tahun. Dan juga
dibuka pendidikan pembantu bidan yang
disebut penjenang kesehatan E atau pembantu
bidan yang berlanjut sampai tahun 1976
sedangkan peserta didik PK/E adalah lulusan
SMP ditambah 2 tahun kebidanan dasar.
Kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta
lamanya 7–12 bulan dan pada tahun 1960 KTB
dipindahkan ke Jakarta tahun 1967kursus
tersebut ditiadakan (Diskontinued).
Tahun 1954, dibuka Pendidikan Guru Bidan di
Bandung, awalnya lama pendidikan hanya 1
tahun lalu menjadi 2 tahun.
Tahun 1966, menjadi Akademi Perawat Jurusan
Guru Bidan. Tahun 1970 Akademi ditutup dan
menjadi Sekolah Guru Perawat / Bidan /
Pemelihara Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan di Jakarta, Bandung, Surabaya
dan Makassar.
Tahun 1970, dibuka lagi Pendidikan Bidan
yang berlatar belakang pendidikan perawat
ditambah 2 tahun, disebut Sekolah Perawat
Lanjutan Jurusan Kebidanan (SPLJK)
Tahun 1974, Sekolah Pengatur Rawat (SPR)
ditutup dan berubah menjadi Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK) dan SPLJK
ditutup.
Tahun 1975 sampai 1984 institusi
pendidikan bidan ditutup, sehingga
selama 10 tahun tidak menghasilkan
bidan, namun organisasi profesi Bidan
(IBI) tetap ada dan hidup secara wajar.
Tahun 1985, dibuka Program Pendidikan
Bidan ‘A’ siswanya berasal dari lulusan
SPK dididik selama 1 tahun, dan
lulusannya dikembalikan kepada institusi
yang mengirim.
Tahun 1975 sampai 1984 institusi
pendidikan bidan ditutup, sehingga
selama 10 tahun tidak menghasilkan
bidan, namun organisasi profesi Bidan
(IBI) tetap ada dan hidup secara wajar.
Tahun 1985, dibuka Program Pendidikan
Bidan ‘A’ siswanya berasal dari lulusan
SPK dididik selama 1 tahun, dan
lulusannya dikembalikan kepada institusi
yang mengirim.
Tahun 1989, dibuka crash program pendidikan bidan
secara nasional yang memperbolehkan lulusan SPK
untuk langsung Program Pendidikan Bidan A (PPB / A).
Lama pendidikan 1 tahun di tempatkan di desa–desa,
dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan
terhadap ibu dan anak di daerah pedesaan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Untuk itu
pemerintah menempatkan seorang bidan di tiap desa
sebagai PNS Gol II. Mulai tahun 1996 status bidan di
desa sebagai pegawai tidak tetap (Bidan PTT) dengan
kontrak selama 3 tahun dengan pemerintah kemudian
dapat diperpanjang 2–3 tahun.
Penempatan BDD ini menyebabkan
orientasi sebagai tenaga kesehatan
berubah. BDD harus di persiapkan dengan
sebaik–baiknya tidak hanya mempunyai
kemampuan klinik , tapi juga kemampuan
untuk berkomunikasi, konsling, dan
kemapuan untuk menggerakkan
masyarakat dalam meningkatkan taraf
kesehatan ibu dan anak, pada tahun 1996
diharapkan sebagaian besar desa sudah
memiliki minimal seorang bidan.
Tahun 1993, lulusan pendidikan tersebut diatas kenyataanya tidak
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup seperti yang
diharapkan sebagai seorang bidan profesional, karena lama
pendidikan terlalu singkat dan jumlah peserta terlalu banyak
dalam kurun waktu satu tahun akademik sehingga pada tahun
1993 dibuka Program Pendidikan Bidan ‘B’ berasal dari lulusan
Akper untuk menjadi Pengajar pada PPB ‘A’ yang berlangsung
hanya 2 angkatan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makassar,
tetapi berdasarkan hasil penelitian lulusan ini juga tidak
menunjukkan kompetensi yang diharapkan karena waktu
pendidikan yang singkat yaitu hanya 1 tahun.Tahun 1993, dibuka
Program Pendidikan Bidan ‘C’ berasal dari lulusan SMP, hanya
dilaksanakan di 11 provinsi yaitu Aceh, Bengkulu, Lampung, Riau,
Kal-Bar, Kal-Sel, Kal-tim, Sulsel, NTT, Maluku dan Irian Jaya, untuk
keperluan setempat. Lamanya pendidikan 6 semester.
Tahun 1994–95, pemerintah menyelenggarakan
uji coba pendidikan Bidan Jarak Jauh
(Distance Learning) di 3 provinsi yaitu Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan
tujuan untuk memperluas cakupan dalam
upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan
yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan
peningkatan mutu tenaga kesehatan yang
sangat diperlukan dalam pelaksanaan
peningkatan mutu tenaga kesehatan yang
diatur dalam SK Menkes No.1247 / Menkes / SK
/ XII / 1994.
Tahun 1995–96, Diklat Jarak Jauh (DJJ) adalah DJJ kesehatan
yang ditunjukkan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan bidan agar mampu melaksanakan tugasnya dan
diharapkan berdampak pada penurunan AKI dan AKB. Dalam
pelaksanaan DJJ ini menggunakan sebanyak 22 buah modul yang
mana pendidikan ini dikoordinasikan oleh Pusdiklat Depkes dan
dan dilaksanakan oleh Bapelkes di Provinsi. DJJ tahap I (1995 /
1996) dilaksanakan di 15 provinsi, tahap II (1996 / 1997)
dilaksanakan di 16 provinsi, tahap III (1997 / 1998) di laksanakan
di 29 provinsi. Secara kumulatif pada tahap I–III telah diikuti oleh
6306 orang bidan dan 3439 (55%) dinyatakan lulus. Tahap IV
(1998–1999) DJJ dilaksanakan di 26 provinsi dengan jumlah dari
tiap provinsi 60 orang, kecuali provinsi Maluku, Irian Jaya dan
sulawesi Tengah hanya 40 orang untuk masing–masing provinsi
sedangkan provinsi Jambi 50 orang.
Tahun 1994, juga dilaksanakan pelatihan
pelayanan kegawatdaruratan maternal
dan neonatal (LSS– Life saving Skill)
dengan materi pembelajaran 10 modul.
Koordinatornya adalah Direktorat
Kesehatan Keluarga Dirjen Binkesmas
sedang pelaksananya adalah rumah sakit
provinsi/kabupaten, tetapi
penyelenggaraannya dinilai tidak efektif
ditinjau dari proses.
Tahun 1996, IBI bekerja sama dengan Departemen
Kesehatan College of Nurse Midwive (ACNM) dan
rumah sakit swasta mengadakan Training of Trainer
kepada anggota IBI sebanyak 8 orang untuk LSS yang
kemudian menjadi tim pelatih LSS inti di PP IBI. IBI
juga bekerja sama dengan Mother Care melakukan
pelatihan dan Peer Review bagi bidan di rumah sakit ,
puskesmas dan di desa di provinsi Kalimantan Selatan,
kemudian dibuka Akademi Kebidanan / D III Kebidanan
di 6 propinsi : Sumatera Barat, Surabaya, DKI Jakarta,
Denpasar, Bandung, Makassar.
Tahun 2000, telah ada Tim Pelatih Asuhan Persalinan Normal
(APN) yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Health (MNH)
yang sampai saat ini telah melatih APN di beberapa provinsi /
kabupaten.
Pelatihan APN dan LSS tidak hanya untuk pelayanan tetapi juga
guru, dosen–dosen dari Akademi Kebidanan, selain memulai
pendidikan formal dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan juga diadakan seminar dan lokakarya organisasi
(Organization Development / OD) dilaksanakan setiap tahun
sebanyak dua kali mulai tahun 1996 sampai 2000 dengan biaya
dari UNICEF.
Kemudian di buka pendidikan D IV untuk menjadi dosen D III
Kebidanan di UGM, tahun 2001 di UNPAD dan tahun 2006 sampai
sekarang dibuka D IV bidan pendidik. S2 kebidanan di Bandung.
Perkembangan
Pendidikan Bidan
Sekarang
 Tahun 1996  Dibuka pendidikan
diploma III Kebidanan
 Tahun 2000  Dibuka Diploma IV
Bidan Pendidik di Fakultas Kedokteran
Univ. Gajah Mada Yogyakarta
 Tahun 2001 Bidan Pedidik di UNPAD
 Tahun 2003 Bidan Pedidik di Stikes
Ngudi Waluyo & STIKIM Jakarta
 Tahun 2004 Bidan Pedidik di USU
 Tahun 2005 dibuka pendidikan D IV
kebidanan reguler di UNPAD Bandung
(tamatan SMA dgn 8 semester)
 Tahun 2006  Dibuka pendidkan Strata
dua Kebidanan di UNPAD Bandung
 Tahun 2008  Dibuka strata satu
kebidanan profesi di Univ. Airlangga.
 Tahun 2010  Dibuka strata satu
kebidanan profesi di Univ. Brawijaya.
 Tahun 2011  Dibuka strata satu
kebidanan profesi di Univ. Andalas.
 Tahun 2006  DI buka S2 kebidanan di
Univ.Padjajaan
Terima Kasih
TUGAS KELOMPOK
• Buat lah 16 Kelompok (sipen)  Kumpul
Besok
• Bentuk tugas  Hardcopy dan softcopy
• Hardcopy lengkap  lengkap
• Semua kelompok kumpul  minggu depan
(sebelum perkuliahan dimulai)
• Pemaparan secara acak  softcopy PPt
ATURAN HARD COPY
• Jenis kertas A4
• Jenis tulisan Times New Roman
• Font Tulisan
(isi 12 rata kiri - kanan,
sampul  sesuaikan)
• Spasi 2
• Margin 4433
• Referensi diFotocopy dan disertakan dalam
makalah
• Referensi harus ada dari Buku
Judul tugas  Jelaskan Perkembangan
Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan di negara
berikut :
9. Afrika Selatan
1. Selandia Baru 10. Malaysia
2. Kanada 11. Yunani
3. Inggris 12. Roma
4. Spanyol 13. Italia
5. Denmark 14. Perancis
6. Jepang 15. Indonesia (sebelum
7. Belanda kemerdekaan)
8. Moscow 16. Indonesia (setelah
kemerdekaan)
Ada Pertanyaan ???
Selamat
Mengerjakan

Anda mungkin juga menyukai