Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI MANAJERIAL DAN KONSEP BIAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampu: Dr. Setianingtyas Honggowati, M.M., Ak.

Disusun Oleh:

1. Fiki Astuti R (F0318054)


2. Fitria Kusnia Sari (F0318055)
3. Intan Putri Mardattila (F0318064)
4. Nur Khasan (F0318088)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

TAHUN 2020
DAFTAR ISI

A. Klasifikasi Umum Biaya ............................................................................................................................. 3

1. Biaya Produksi ..................................................................................................................................... 3

2. Biaya Nonproduksi .............................................................................................................................. 4

B. Biaya Produk Versus Biaya Periodik .......................................................................................................... 4

1. Biaya Produk ....................................................................................................................................... 5

2. Biaya Periodik ..................................................................................................................................... 5

3. Biaya Pokok dan Biaya Konversi ........................................................................................................ 5

C. Klasifikasi Biaya Untuk Memprediksi Perilaku Biaya ............................................................................... 6

1. Biaya Variabel ..................................................................................................................................... 6

2. Biaya Tetap .......................................................................................................................................... 6

3. Asumsi Linearitas dan Rentang Relevan ............................................................................................. 7

4. Biaya Semivariabel .............................................................................................................................. 9

D. Analisis Biaya Semi Variabel ................................................................................................................... 10

1. Mendiagnosis Perilaku Biaya dengan Metode Diagram Pencar ........................................................ 10

2. Metode Tinggi Rendah ...................................................................................................................... 12

3. Metode Regresi Kuadrat Kecil .......................................................................................................... 12

E. Laporan Laba Rugi Format Tradisional Dan Kontribusi .......................................................................... 13

1. Laporan laba rugi tradisional ............................................................................................................. 13

2. Laporan laba Rugi format kontribusi ................................................................................................. 14

F. Klasifikasi Biaya untuk Pembebanan Biaya ke Objek Biaya .................................................................... 14

1. Biaya Langsung ................................................................................................................................. 14

2. Biaya tidak langsung ......................................................................................................................... 14

G. Klasifikasi Biaya untuk Pengambilan Keputusan ..................................................................................... 14

1. Differensial cost and revenue ............................................................................................................ 14

2. Opportunity cost ................................................................................................................................ 15

3. Sunk cost ........................................................................................................................................... 15


Akuntansi Manajerial dan Konsep Biaya

Bab ini merangkan bahwa di akuntansi manajerial, istilah biaya dapat digunakan untuk
berbagai hal. Alasannya adalah karena terdapat banyak jenis biaya, dan biaya-biaya
tersebut di klasifikasikan sesuai kebutuhan manajemen.

A. Klasifikasi Umum Biaya

Kita akan mengawali pembahasan mengenai konsep biaya dengan berfokus pada
perusahaan manufaktur karena aktivitas perusahaan tersebut terdapat dalam hampir
sebagian besar altivitas di organisasi lainnya.

1. Biaya Produksi

Sebagian besar perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori
besar: bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya
overhead pabrik (manufacturing overhead).

Bahan Langsung yaitu bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi disebut
bahan baku atau bahan mentah (raw material). Bahan baku berkaitan dengan semua jenis
bahan yang digunakan dalam pembuatan produk jadi, dan produk jadi perusahaan dapat
menjadi bahan baku diperusahaan lainnya. Bahan baku terbagi menjadi bahan baku
langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung (direct material) adalah
bahan baku yang menjadi bagian utama dari produk jadi dimana biayanya dapat ditelusuri
dengan mudah ke produk jadi. Bahan baku tidak langsung (inderect material) adalah
benda-benda kecil dari bahan seperti lem, yang mungkin menjadi bagian penting dari
produk jadi, tetapi biaya yang tidak dapat dengan mudah dilacak dengan itu. Bahan baku
tidak langsung dimasukkan kedalam overhead pabrik.

Tenaga Kerja Langsung (direct labor) meliputi biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri
dengan mudah ke masing-masing unit produk. Tenaga kerja langsung terkadang disebut
juga tenaga kerja manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja
tangan atas produk pada saat produksi. Sedangkan tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri
ke produk tertentu, karena rumit dan memakan biaya disebut tenaga kerja tidak langsung
(indirect labor). seperti halnya bahan baku tidak langsung dimasukkan dalam biaya
overhead pabrik.
Overhead Pabrik (manufacturing overhead) merupakan elemen ketiga dari biaya
produksi yang mencanngkup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung.

2. Biaya Nonproduksi

Biaya non produksi umumnya dibagi menjadi dua kategori: 1) biaya penjualan dan 2)
biaya administrasi. Biaya Penjualan (selling cost) mencangkup semua biaya yang
diperlukan untuk menangani pesanan pelanggan. Biaya-biaya tersebut terkadang disebut
pemerolehan pesanan (order getting) dan pemenuhan pesanan (order-filling).

Biaya Administrasi (administrative costs) meliputi semua biaya yang berhubungan


dengan manajemen umum organisasi bukan berhubungan dengan produksi atau
penjualan.

B. Biaya Produk Versus Biaya Periodik

Selain perbedaan antara biaya produksi dan biaya nonproduksi, ada cara lain untuk
mengelompokkan biaya. Contohnya, biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya produk
(product cost) dan biaya periodik (period cost).

Umumnya, biaya (cost) diakui sebagai beban (expense) di laporan laba rugi dalam
periode dimana pendapatan diakui. Contohnya, jika perusahaan membayar asuransi untuk
masa manfaat dua tahun maka perusahaan tidak membebankan biaya sebesar 2 tahun
tersebut pada tahun pembayaran, tetapi setengah dari pembayaran tersebut akan
dibebankan tahun depan. Alasannya adalah karena kita mendapat masa manfaat selama
dua tahun sehingga setengah dari pembayaran yang belum dibebankan di tahun pertama
akan muncul di neraca sebagai asuransi dibayar dimuka.

Prinsip pengaitan didasarkan pada konsep akrual yaitu bahwa biaya yang terjadi untuk
menghasilkan suatu pendapatan harus diakui sebagai beban dalam periode yang sama
pada saat pendapatan tersebut diakui. Ini berarti bahwa jika terdapat biaya yang terjadi
untuk memperoleh atau membuat barang yang akan terjual, maka biayanya harus diakui
pada saat penjualan terjadi. Biaya ini disebut biaya produk.
1. Biaya Produk

Untuk akuntansi keuangan, biaya produk (product cost) mencangkup semua biaya
yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk. Dalam hal memproduksi
barang, biaya tersebut terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik. Biaya produk melekat pada unit produk pada saat barang dibeli atau
diproduksi dan biaya produk akan tetap melekat sampai barang tersebut siap dijual.
Awalnya, biaya produk berada di neraca di akun persediaan. Pada saat barang terjual,
biaya tersebut akan dialihkan dari persediaan ke beban (biasanya disebut harga pokok
penjualan) dan dikaitkan dengan pendapatan penjualan. Oleh karena biaya produk
ditentukan dalam persediaan, maka biasanya disebut juga biaya yang dapat diakui sebagai
persediaan (inventoriable cost).

2. Biaya Periodik

Biaya Periodik (period cost) adalah semua biaya yang tidak termasuk dalam biaya
produk. Semua biaya penjualan dan administrasi adalah biaya periodik. Sebagai contoh,
komisi penjualan, iklan, gaji ekslusif, humas, dan biaya sewa kantor merupakan biaya
periodik. Biaya periodik tidak masuk ke dalam pembelian bahan atau biaya produksi,
melainkan dibebankan di laporan laba rugi pada periode terjadinya sesuai dengan
peraturan akuntansi tentang akrual. Perlu diingat bahwa periode dimana biaya periodik
terjadi tidak selalu sama waktunya dengan periode saat uang dibayarkan. Sebagai contoh,
seperti yang dibahas sebelumnya, pembayaran premi asuransi untuk manfaat dua tahun,
bebannya juga dibebankan selama dua tahun.

3. Biaya Pokok dan Biaya Konversi

Dua jenis biaya yang sering didiskusikan dalam biaya produksi adalah biaya pokok
(prime cost) dan biaya konversi (conversion cost). Biaya pokok (prime cost) adalah
penjumlahan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya konversi (conversion
cost) adalah penjumlahan tenaga kerja dan overhead pabrik. Istilah biaya konversi dipakai
untuk menjelaskan tentang tenaga kerja dan overhead pabrik karena biaya-biaya tersebut
digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi.
C. Klasifikasi Biaya Untuk Memprediksi Perilaku Biaya

1. Biaya Variabel
Sebuah biaya dikategorikan sebagai biaya variabel jika biaya berubah
terhadap basis aktivitasnya. Basis aktivitas adalah ukuran yang menyebabkan
terjadinya biaya variabel. Dan karena banyaknya basis aktivitas dalam sebuah
organisasi, maka berdasarkan buku ini, kita disarankan untuk mengasumsikan
basis aktivitas berdasarkan jumlah barang dan jasa yang disediakan oleh
organisasi, dan kita hanya akan menentukan basis akivitas jika outputnya bukan
barang atau jasa.
Contoh : Nooksack Expedition, perusahaan kecil penyedia jasa rafting di sungai
North Cascade Mountain, menyediakan semua peralatan dan instruktur
berpengalaman, serta makanan untuk para tamu. Makanan tersebut dibeli dari
sebuah katering dengan harga $30 per orang untuk satu hari. Perilaku dari biaya
variabel baik per unit maupun totalnya adalah sebagai berikut.

Jumlah Tamu Biaya Makanan per Tamu Total Biaya Makanan


250 $30 $7,500
500 $30 $15,000
750 $30 $22,500
1000 $30 $30,000

Ketika total biaya variabel berubah sesuai dengan tingkat aktivitasnya,


perlu diperaikan bahwa biaya variabel selalu menurut basis harga per unit.
Sebagai contoh, harga per unit makanan tetap sebesar $30meskipun total harga
makanan meningkat dan menurun sesuai aktivitas.

2. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa
terpengaruh tingkat aktivitas, contohnya yaitu penyusutan garis lurus. Biaya tetap
tidak berubah meskipun aktivitas naik dan turun, kecuali jika dipengaruhi faktor
luar, misalnya kenaikan biaya sewa gedung/rumah.
Contoh : melanjutkan contoh sebelumnya, asumsikan bahwa perusahaan
menyewa gedung untuk untuk menyimpan peralatan dengan harga sewa $500 per
bulan. Total biaya sewa tidak akan berubah tanpa memandang jumlah tamu di
bulan tersebut. Dan oleh karena biaya tetap selalu sama pada berbagai tingkat
aktivitas, mka biaya tetap per unit akan menurun jika aktivitasnya meningkat.
Tetapi aturan umumnya kita tidak boleh menyatakan biaya tetap sebagai basis per
unit unuk laporan internal karena akan menciptakan kesan salah bahwa seolah
olah biaya tetap sama seperti biaya variabel dan total biaya tetap akan berubah jika
ingkat aktivitasnya berubah.
Untuk tujuaan perencanaan, biaya tetap dapa dikategorikan sebagai
 Biaya yang ditetapkan, merupakan investasi organisasi dalam jangka
panjang yang tidak dapat dikurangi meskipun untuk jangka pendek tanpa
membuat perubahan dasar. Bahkan jika perusahaan dihentikan, biaya yang
ditetapkan tidak akan berubah untuk jangka pendek karena biaya untuk
mendapatkannya kembali lebih besar daripada penghematannya. Contoh
pajak real estat, biaya asuransi, dll.
 Biaya tetap kebijakan, berasal dari keputusan tahunan yang diambil oleh
manajemen untuk membelanjakan sejumlah biaya tetap. Biaya tetap
kebijakan dapat diubah dalam jangka pendek dengan kerugian minimal
dan tidak mengganggu tujuan jangka panjang perusahaan, contoh : iklan,
riset, dll.

3. Asumsi Linearitas dan Rentang Relevan


Akuntan manajemen biasanya mengasumsikan bahwa biaya dinyatakan
berupa garis lurus (linear); sehingga hubungan antara biaya dan aktivitas dapat
disajikan dalam garis lurus. Namun banyak juga biaya yang bentuknya
kurvalinear; sehingga hubungan keduanya melengkung. Meskipun demikian,
biaya dapat diestimasi dalam jalur aktivitas yang sempit yang disebut rentang
relevan melalui sebuah garis lurus. Rentang relevan, adalah rentangan dari
aktivitas yang muncul dengan asumsi bahwa perilaku biaya yang berupa garis
lurus adalah valid. Diluar renang relevan, biaya tetap bisa jadi tidak benar benar
tetap lagi atau biaya variabel tidak benar benar variabel.
Contoh:
Klinik Mayo menyewa mesin diagnostik leukimia dengan harga $20000 per
bulan dan kapasitasnya 3000 pengujian per bulan. Asumsi bahwa harga sewa
$20000 per bulan tersebut hanya valid pada rentang 0-3000 pengujian per bulan.
Jika Klinik Mayo melakukan pengujian 5000 per bulan, maka perlu menyewa satu
mesin lagi dengan harga yang sama. Karena tidak mungkin menyewa separuh dari
mesin diagnostik, maka polanya digambarkan berjenjang, seperti berikut :

Tampilan di atas menunjukan beban sewa tetap adalah $20000 untuk


rentang 0-3000 pengujian /bulan. Dan beban meningkat menjadi $40000 untuk
rentang relevan 3001-6000 pengujian. Beban meninkat dalam diskrit bertingkat
atau berupa kenaikan setiap 3000 pengujian, bukan meningkat dalam pola linear
per pengujian. Pola ini juga dapat diterapkan untuk menggambarkan biaya lain,
seperti biaya tenaga kerja. Pola perilaku biaya seperti ini disebut biaya variabel
bertingkat.
4. Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel terdiri atas dua elemen biaya, yaitu biaya tetap dan
biaya variabel.

Contoh : (melanjutkan perusahaan Nooksack Expedition)

Diasumsikan bahwa perusahaan harus membayar

 Perizinan = $25000 setahun


 Dep. SDA AS = $3/ pesta rafting

Maka dalam setahun jika perusahaan mengadakan 1000 pesta rafting, perusahaan
harus membayar $28000 kepada negara dengan rincian $25000 biaya tetap dan
$3000 biaya variabel. Dan bahkan jika sepi pengunjung, perusahaan tetap harus
membayar $25000, sehingga garis biaya bersinggungan dengan sumbu biaya
vertikal pada titik $25000. Untuk setiap pesta yang diadakan perusahaan, total
biaya akan bertambah $3. Oleh karena biaya semivariabel disajikan dalam garis
lurus, maka persamaan garis lurus berikut bisa digunakan unuk menunjukan
hubungan naara biaya semivariabel dan tingkat aktivitas

Y = a +bX

Y : total biaya semivariabel

a : Total biaya tetap ( garis intersepsi vertikal )

b : Biaya variabel per unit aktivitas ( kemiringan garis )

X : Tingkat aktivitas
Oleh karena biaya variabel per unit sama dengan kemiringan garis lurus, maka
makin curam kemiringannya, makin tinggi pula biaya variabel per unitnya.

D. Analisis Biaya Semi Variabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang sangat umum. Porsi biaya tetap dari biaya
semivariabel tersebut mewakili biaya minimum atas pelayanan yang siap dan tersedia
untuk digunakan. Porsi biaya yang terjadi atas penggunaan aktual dari pelayanan
tersebut yang bervariasi terhadap jumlah aktual pelayanan yang terjadi.

Manajer dapat menggunakan metode variasi yang berbeda untuk mengestimasi


komponen biaya tetap dan biaya semivariabel seperti analisis akun, pendekatan
teknik, metode tinggi-rendah, dan metode garis kuadrat terkecil.

Dalam analisis akun (account analysis), suatu akun diklasifikasikan berdasarkan


biaya variabel atau biaya tetap berdasarkan pengalaman analisis mengenai perilaku
tersebut. Pendekatan teknik (engineering approach) untuk menganalisis biaya
meliputi analisis detail perilaku biaya yang seharusnya, berdasarkan evaluasi metode
produksi yang digunakan, jenis bahan, persyaratan tenaga kerja, penggunaan
peralatan, efisiensi produksi, pemakaian listrik, dan sebagainya.

Metode tinggi-rendah dan metode regresi kuadrat terkecil mengestimasi biaya


tetap dan variabel atas biaya semi variabel berdasarkan analisis data biaya dan data
aktivitas di masa lampau.

1. Mendiagnosis Perilaku Biaya dengan Metode Diagram Pencar

Asumsikan bahwa rumah sakit BrentLine ingin memprediksi biaya pemeliharaan


bulanan untuk tujuan penganggaran. para direksi mempercayai bahwa biaya
pemeliharaan adalah biaya semi variabel di mana posisi biaya variabelnya berasal
dari jumlah hari rawat inap. manajer keuangan rumah sakit tersebut mengumpulkan
data selama tujuh bulan sebagai berikut.
Langkah pertama dalam mengaplikasikan metode tinggi rendah dan metode
kuadrat terkecil adalah mendiagnosis perilaku biaya dengan diagram pencar. diagram
pencar atas biaya pemeliharaan versus lamanya pasien menginap ditunjukkan pada
tampilan 2-7. Dua hal yang harus diperhatikan mengenai diagram pencar tersebut adalah:

a. Total biaya pemeliharaan, Y, di-plot pada sumbu vertikal. Biaya ditentukan sebagai
variabel dependen (dependent variable) karena besarnya biaya akan dipengaruhi oleh
tingkat aktivitas. (Jika aktivitas meningkat, maka biaya juga akan meningkat.)

b. Aktivitas, X, (dalam hal ini adalah jumlah hari rawat inap), di-plot pada sumbu
horizontal. Aktivitas ditentukan sebagai variabel independen (independent variable)
karena menjadi penyebab dari perubahan biaya.

Berdasarkan diagram pencar tersebut, tampak jelas bahwa biaya pemeliharaan


meningkat seiring peningkatan jumlah hari rawat inap dalam pola linear. Dengan kata
lain, titik. Terletak di sekitar garis lurus dengan kemiringan ke kanan atas. Perilaku
biaya dapat dikatakan linear bila hubungan antara keduanya mendekati garis lurus.
Membuat plot-plot data pada diagram pencar adalah langkah diagnosis yang
penting dan harus dilakukan sebelum menerapkan metode tinggi-rendah atau
perhitungan kuadrat terkecil jika diagram pencar menunjukkan perilaku biaya yang
linear, maka kita dapat melakukan perhitungan tinggi-rendah atau kuadrat terkecil
untuk memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Jika
diagram pencar tidak menunjukkan perilaku biaya yang linear, maka tidak ada
gunanya untuk membuat analisis lebih lanjut.

2. Metode Tinggi Rendah

Asumsikan bahwa diagram pencar mengidentifikasikan hubungan linear antara


biaya dan aktivias, elemen biaya tetap dan biaya variable atas biaya semi variable
dapat diestimasi dengan menggunakan metode tinggi-rendah atau metode regresi
kuadrat kecil. Metode tinggi rendah didasarkan pada rasio tingkat perubahan arah
vertical terhadap jarak horizontal (rise-over-run) pada kemiringan suatu garis lurus.
Seperti yang dibahas sebelumnya, hubungan biaya dan aktivitas diwakilkan dengan
garis lurus, maka kemiringan garis lurus sama dengan biaya variable per unit
aktivitas. Eumus berikut dapat digunakan untuk mengestimasi biaya variable:

Baia variabel = kemiringan garis = arah vertical (rise) = Y2 - Y1

Jarak horizontal (run) X2 - X1

Atau

Biaya variable = Perubahan biaya

Perubahan aktivitas

Sehingga, ketika metode tinggi rendah digunakan, maka baiaya variable


diestimasikan dengan me mbagi selisih anata biaya saat aktivitas tinggi dan rendah
dengan perubahan aktivitas di kedua titik tersebut.

3. Metode Regresi Kuadrat Kecil

Metode Regresi Kuadrat Kecil (least-squaresregression method), tidak seperti


metode tinggi-rendah, menggunakan semua data untuk memisahkan biaya
semivariabel menjadi komponen biaya variable dan tetap. Garis regresi dari rumus y=
a+bX disesuaikan dengan data di mana a merupakan biaya tetap dan b menunjukkan
biaya variable per unit.

Ide dasar yang melandasi regresi kuadrat terkecil digambarkan pada diagram
diatas menggunakan titik data hipotesis. perhatikan pada tampilan data tersebut
bahwa penyimpangan (deviation) dari titik yang di plot dengan garis regresi diukur
secara vertikal dalam grafik. penyimpangan ini disebut kesalahan regresi
(Regression error). metoda ini secara sederhana menghitung garis regresi yang
meminimalkan jumlah dari keslahan kuadrat.

E. Laporan Laba Rugi Format Tradisional Dan Kontribusi

1. Laporan laba rugi tradisional

Laporan laba rugi tradisional dibuat untuk pelaporan eksternal.Laporan jenis ini
menyusun dua kategori yaitu harga pokok penjualan dan biaya
penjualan,administrasi.

“Penjualan - harga pokok penjualan = margin kotor,margin kotor - biaya penjualan


dan administrasi = laba neto operasi”

Harga pokok penjualan melaporkan biaya produk yang melekat pada barang
selama periode.Biaya penjualan dan adinistrasi melaporkan biaya periode yang telah
dibebankan selama periode.

Harga pokok penjulan dapat dihiting dengan cara sebagai berikut

Hpp = persediaan barang dagang awal + pembelian bersih – persediaan barang


dagang akhir
Laporan laba rugi tradisional sangat berguna untuk tujuan pelaporan eksternal
tetapi memiliki keterbatasan jika dipakai di dalam organisasi karena tidak data
membedakan biaya tetap dan biaya variable.

2. Laporan laba Rugi format kontribusi

Laporan laba Rugi format kontribusi menampilkan biaya variable dan biaya
tetap yang ada pada perusahaan sehingga membantu proses perencanaan
pengendalian dan pengambilan keputusan.

Dihitung dengan cara:

Penjualan – biaya variable = margin kontribusi,jumlah ini memberikan kontribusi untuk


menutup biaya tetap dan menghasilkan laba untuk periode tertentu.

Untuk perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah biaya variable yang masuk
kedalam bagian Biaya Variabel

F. Klasifikasi Biaya untuk Pembebanan Biaya ke Objek Biaya

Objek biaya adalah segala sesuatu yang termasuk dalam data biaya seperti
produk,pelanggan,pekerjaan,dan sub unit organisasi.

Biaya dibebankan ke objek biaya dengan tujuan penentuan harga,mempelajari tingkat


profitabilitas,dan pengendalian pengeluaran.Untuk tujuan pembebanan ini biaya
diklasifikasikan menjadi biaya langsung biaya dan tidak langsung.

1. Biaya Langsung

adalah biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya yang bersangkutan.

2. Biaya tidak langsung

adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah ke objek biaya yang bersangkutan

G. Klasifikasi Biaya untuk Pengambilan Keputusan

Klasifikasi biaya yang digunakan dalam pengambilan keputusan terdiri dari 3 yaitu :

1. Differensial cost and revenue


Keputusan adalah pemilihan dari beberapa alternative. Dalam bisnis setiap
alternative mempunyai biaya dan keuntungan tertentu yang bisa dibandingkan
dengan biaya dan keuntungan dari alternative lainnya.
Perbedaan biaya antara satu dengan lainnya dari beberapa alternative disebut
dengan differensial cost. Sedangkan perbedaan pendapatan antara satu dengan
lainnya dari beberapa laternatif pendapatan disebut dengan different revenue.
Differensial cost biasa juga dikenal dengan istilah incremental cost. Secara teknis
incremental cost hanya menyatakan kenaikan cost dari satu alternative dengan
alternative lainnya. Sedangkan kebalikannya adalah decremental cost. Misalnya
penjualan produk akan mengarah ke retail atau langsung ke konsumen. Berarti ada
biaya dan pendapatan yang berbeda dari kedua alternative tersebut.
2. Opportunity cost
Adalah keuntungan potensial yang dikorbankan karena memilih satu altenatif
diantara beberapa laternatif lainnya. Biaya kesempatan ini tidak selalu muncul
dalam catatan akuntansi pada organisasi, namun biaya ini dengan sangat jelas
harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan manajer.
3. Sunk cost
Biaya yang telah muncul (terjadi) dan tidak dapat diubah oleh keputusan yang
dibuat sekarang atau di masa depan.
Missal perusahaan telah membayar Rp.50.000,- untuk mesin khusus. Maka sejak
saat itu biaya pasti akan muncul yaitu biaya depresiasi yang timbul karena
keputusan berinvestasi pada mesin khusus tersebut. Biaya depresiasi ini disebut
dengan biaya tenggelam (sunk cost)

Anda mungkin juga menyukai