Anda di halaman 1dari 163

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI

THAHARAH (NAJIS DAN HADAS) DENGAN METODE


STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA
SISWA KELAS VII A MTs. AL-MANAR KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2018/ 2019

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh:

EMI BAHRUL MUNIF


23010 15 0213

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

i
ii
iii
iv
v
MOTTO

‫سهُ إِال ال ُْمطَ َّه ُرو َن‬


ُّ ‫ال يَ َم‬
“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.”
(Qs. Al-Waqi’ah:79)

vi
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati skripsi ini penulis persembahkan untuk:

☻ Bpk Ibuku (Bpk Tarkim dan Ibu Suwarni), Masku-adikku (Saiful

Amri M, Pd. dan Heri Yanto), seluruh keluargaku yang selalu

melengkapi kehidupanku dalam segala hal. Selalu memberikan

kasih sayang, semangat dan do’a yang tiada henti, sehingga

skripsi ini bisa penulis selesaikan.

☻ Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As’ad Haris N.F., Abah

Taufiqurrahman, Ibunda Fatichah Ulfah dan Ummah Chusnul

Halimah, serta segenap keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al-

Manar yang senantiasa memberi tempat untukku dalam

menuntut ilmu.

☻ Pon-pes Al-Manar yang telah mengajarkan ku berbagai ilmu

pengetahuan dari awal ku berada di Pon-pes AL-MANAR Tahun

2012 sampai sekarang.

☻ Jajaran kepengurusan Pon-pes Al-Manar dan seluruh kang-kang,

mbk-mbk Pon-pes Al-Manar. “QumuuwanhadluYabnal_Manar”,

“Wa Jaahiduu lidinnillaah”.

☻ Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

☻ Kepada Bpk Anto, Ibuk, Mbk Roh, Mbk Muddah, kak Dita, mz

Hum, Tamban, Bakren, Guz Faza, Afif, Arizal, Aziz, Dika yang

telah sangat berjasa kepadaku.

☻ Dedek bawel Uswah yang selalu menemani dan mendoakan serta

memberi motivasi dan semangat kepadaku.

vii
☻ Teman- teman PPL SMK N 3 (Bang toyib, hanif, faisal, hastomo,

buk Dian, si mbok tasdik, wafa, bu dani, nyonya duwi, fifi, diah,

dayah, yasmi), dan PPL dari UNNES.

☻ Temn-teman KKN posko 122 (septa, rini, fifi, anggit, linda, azmi)

☻ Mereka telah mendo’akan & memberi semangat yang tidak dapat

Penulis sebutkan satu persatu

☻ Seluruh kaum muslimin dan muslimat yang senantiasa menuntut

ilmu, selalu senang belajar, berlatih, berkarya dalam memahami

makna hidup hingga mencapai tujuan keridloan Allah Swt. Sang

Pencipta.

viii
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرّحمن الرّحيم‬


ِ َ‫وحيدهِ وط‬ ِ َ‫امو ووفِّقنَا لت‬
ِ ِ ُ
ُ‫أشهد أ ْن آل إلو ّإل اهلل‬ ُ ‫اعتو َو‬ َ َ‫من اهل‬ َ ‫فتح‬
َ ‫احلمد هلل َعلى َما‬
‫عبده ورسولُو خريُ َمن أفيض‬ ُ ‫حممدا‬ً ‫أشهد أ ّن سيّ َدنا‬ ُ ‫املرِام و‬ َ ‫وغ‬
ِ ُ‫شهادة تت َك ّف ُل ببل‬ َ
‫غايات اإلكرِام صلى اهلل وسلّع على سيِّ ِدنَا ُحم ّمد‬ ُ ‫اص ّأم ِتو‬ ِ ‫عليو وأفاض على خو‬ ِ
ِ َ‫سي ِد األبرا ِر وعلى آلو األطها ِر وا‬
ِ ‫ني متَال ِزم‬
‫ني‬ ِ ‫وسالما دائم‬
َ ً ْ ‫صحابِو‬
ً‫األخيَا ِر صالة‬ َ َ ّ
ِ ِ ِ ِ ‫اىل‬
ْ ‫القائل َم ْن يُِرد اهللُ بِو َخْي ًرا يُ َفق‬
‫ِّهوُ ِِف‬ ُ )‫(امابعد‬ّ ‫القها ِر‬
ّ ‫العرض على امللك‬ ِ ‫يوم‬
.‫الدِّيْ ِن‬
Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta
(Allah „Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana
dan jauh dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga
senantiasa ter limpahkan kepada Sang Pemimpin hidup manusia dan yang
menjadi cakrawala rindu para umatnya (nabi Muhammad SAW).

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat


diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama
Islam Negri (IAIN) Salatiga.
2. Prof. Dr. Mnsur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Kaprodi PAI Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga.
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.,selaku dosen pembimbing yang
telah dengan sabar meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

ix
untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam menyusun
skripsi ini.
5. Bapak Burhan Yusuf Habibi. selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing
selama 8 semester.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) Salatiga yang telah memberikan ilmunya sehingga
penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan.
7. Ibuk Mustiqo Wati S Pd, I. selaku kepala MTs. AL-Manar beserta
seluruh staff pengajarnya yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian di MTs. AL-Manar.
8. Seluruh peserta didik kelas VII A MTs. AL-Manar yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melakukan dan
menyelesaikan penelitian.
9. Teman-teman satu jurusan PAI angkatan 2015 yang saling
memberikan semangat dan bantuan sehingga dapat terselesaikan
nya skripsi ini.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga
hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca bagi
umumnya.

Salatiga, 20 Agustus 2019


Penulis

Emi Bahrul Munif


23010-15-0213

x
ABSTRAK

Munif, Emi Bahrul. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Thaharah
(Najis dan Hadas) Dengan Metode Student Team Achievement Division
(STAD) Pada Siswa Kelas VII A MTs. AL-Manar Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/ 2019. Skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Najis dan Hadas, Metode Student Team Achievement
Division (STAD).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil


belajar materi Fiqih Thaharah (Najis dan Hadas) dengan metode Student Team
Achievement Division STAD) pada siswa kelas VII A MTs. AL-Manar
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/ 2019.
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
ditempuh dalam 2 siklus. Dimana setiap siklus nya terdiri dari 4 tahap yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan di MTs. AL-Manar Kecamatan Tengaran tepatnya pada kelas VII A
yang berjumlah 21 anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
observasi, tes, dan dokumentasi.
Hasil penelitian Pra siklus menunjukkan siswa yang tuntas mencapai
KKM 70 pada pembelajaran fiqih materi thaharah (Najis dan Hadas) sebanyak 9
orang dari jumlah keseluruhan yaitu 21 orang dengan persentase 38%. Pada siklus
I siswa yang tuntas mencapai kkm 70 sebanyak 11 orang dari jumlah keseluruhan
21 orang dengan persentase 52%. Sedangkan pada siklus II semuanya tuntas dan
mencapai kkm 70 dengan jumlah siswa 21 orang dengan persentase 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode Student Team Achievement Division
(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar fiqih materi thaharah (Najis dan Hadas)
pada siswa kelas VII A Semester I di MTs. AL-Manar Kecamatan Tengaran
Kabupaten Tahun Pelajaran 2018/ 2019.

xi
DAFTAR ISI

1. JUDUL SKRIPSI ............................................................................... i


2. LOGO... ............................................................................................... ii
3. NOTAPEMBIMBING ....................................................................... iii
4. PENGESAHAN KELULUSAN... ..................................................... iv
5. DEKLARASI ...................................................................................... v
6. MOTTO .............................................................................................. vi
7. PERSEMBAHAN............................................................................... vii
8. KATA PENGANTAR ........................................................................ ix
9. ABSTRAK .......................................................................................... xi
10.DAFTAR ISI ....................................................................................... xii
11.DAFTAR TABEL... ........................................................................... xiv
12.DAFTAR GAMBAR... ....................................................................... xv
13.DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................. ... 1
A. Latar Belakang ............................................................. ... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ ....6
C. Tujuan Penelitian.. ........................................................ ....6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......... ....6
E. Manfaat Penelitian ........................................................ ....8
F. Definisi Operasional ..................................................... ....9
G. Metode Penelitian... ...................................................... ....12
H. Sistematik Penulisan..................................................... ....18
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................... ....20
A. Kajian Teori .................................................................. ....20
1. Hasil Belajar.. .......................................................... ....20
2. Ilmu Fiqih.. .............................................................. ....25
3. Metode Student Team Achievement Division (STAD).......40
B. Kajian Materi Penelitian ............................................... ....46

xii
1. Thararah.. ................................................................. 46
2. Macam-macam Najis.. ............................................. 46
3. Macam-macam Hadas.. ........................................... 47
4. Alat-alat bersuci.. ..................................................... 49
5. Tata cara bersuci.. .................................................... 51
C. Kajian Pustaka .............................................................. 55
BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN ................................. 57
A. Gambaran Umum Lokasi ............................................. 57
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................. 63
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II .. ............ 65
1. Siklus I.. ................................................................... 65
2. Siklus II.. .................................................................. 72
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............78
A. Deskripsi Per siklus.. .................................................... 78
1. Pra Siklus.. ............................................................... 78
2. Siklus I.. ................................................................... 82
3. Siklus II.. .................................................................. 88
B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................ 93
BAB V. PENUTUP.. ...................................................................... 95
A. Kesimpulan.. ................................................................. 95
B. Saran.. ........................................................................... 96
14.DAFTAR PUSTAKA.. .................................................................. 98
15.LAMPIRAN-LAMPIRAN
16.DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

xiii
Daftar Tabel

1. Tabel 3. 1 Data Guru dan Karyawan MTs AL-Manar........................58

2. Tabel 3. 2 Data siswa dan siswi MTs AL-Manar ...............................59

3. Tabel 3. 3 Nama-nama Siswa Kelas VII A MTs AL-Manar ..............60

4. Tabel 3. 4 Data Bangunan/ ruang Kelas MTs L-Manar ......................61

5. Tabel 3. 5 Data Investasi MTs AL-Manar ......................................... 62

6. Tabel 3.6 Nilai Pra Siklus Siswa Kelas VII A MTs AL-Manar...........63

7. Tabel 4. 1 Data Nilai Pra Siklus...........................................................79

8. Tabel 4. 2 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus...............................................80

9. Tabel 4. 3 Daftar Nilai Hasil Belajar Tes Siklus I................................84

10. Tabel 4. 4 Rekapitulasi Nilai Siklus I...................................................85

11. Tabel 4. 5 Daftar Nilai Hasil belajar Siklus II......................................90

12. Tabel 4. 6 Rekapitulasi Nilai Siklus II..................................................91

13. Tabel 4. 7 Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM ..............93

xiv
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Rancangan Pelaksanaan PTK............................................................14

Gambar 4. 1 Grafik Peningkatan Rata- Rata Nilai Hasil Belajar Siswa................94

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 : Pedoman Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 4 : Pedoman Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran 5 : Pedoman Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 6 : Pedoman Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 8 : Daftar Hasil Belajar Siswa

Lampiran 9 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

Lampiran 10 : Lembar Konsultasi

Lampiran 11 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 12 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 13 : Surat Balasan Sekolah

Lampiran 14 : Daftar SKK

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses mendidik, membina,

mengendalikan, mengawasi, mempengaruhi dan memberikan ilmu

pengetahuan yang dilaksanakan oleh pendidik dan anak didik untuk

membebaskan kebodohan, meningkatkan, pengetahuan, dan membentuk

kepribadian yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari

(Sudarto, 2016: 48). Pendidikan juga merupakan usaha dan upaya para

pendidik yang bekerja keras secara interaktif dengan para peserta didik

untuk meningkatkan dan mengembangkan serta memajukan kecerdasan

dan keterampilan semua orang yang terlibat dalam pendidikan. Dengan

demikian, yang dikembangkan dan ditingkatkan ilmu pengetahuan dan

kecerdasannya bukan hanya anak didik, melainkan para pendidik dan

semua orang yang terlibat secara langsung dalam pendidikan. Pada

hakikatnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam UU Sis diknas

Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

1
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kastholani,

2014:1).

Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan

dan membentuk sikap, kepribadian, keterampilan peserta didik dalam

mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya

melalui mata pelajaran pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

Pendidikan agama diwujudkan melalui proses belajar mengajar di dalam

kelas maupun di luar kelas. Proses ini berlangsung melalui interaksi

antara guru dengan peserta didik, mereka adalah satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan yang saling melengkapi. Pendidik harus mampu

memberi penguat pada peserta didik untuk menciptakan proses

pembelajaran yang baik.

Ilmu fiqih menurut syarak adalah pengetahuan tentang hukum syariah

yang sebangsa perbuatan yang diambil dari dalil-nya secara detail. Atau

kumpulan hukum-hukum syariat yang sebangsa perbuatan yang diambil

dari dalil-dalilnya secara detail (Khallaf, 2003: 1). Mempelajari ilmu fiqih

wajib hukumnya, karena di dalamnya menyangkut hukum islam

berkenaan dengan ibadah dan mualamah yang cakupan kajiannya sangat

luas meliputi seluruh aspek kegiatan manusia yang meliputi perbuatan,

perkataan, niat, dan sikapnya. Sehingga, ilmu ini seyogiannya tidak hanya

sebatas pengetahuan akan tetapi menuntut semua siswa untuk

memahaminya sebagai bekal agar peserta didik dapat mengenal ajaran

islam secara baik dan benar.

2
Maka dari itu, metode merupakan bagian terpenting dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga guru harus mampu menguasai beberapa metode

pembelajaran serta dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan

kondisi dan perkembangan peserta didik. Permasalahan yang sering

dihadapi oleh guru adalah belum mampu memberikan atau menyajikan

materi kepada siswa secara baik sehingga tidak diperoleh hasil yang

efektif dan efisien (Kastholani, 2014:3).

Mengingat peran pentingnya pendidikan dalam system pendidikan


nasional bagi setiap manusia menjadikan peneliti merasa perlu
mengembangkan pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan
siswa, dan melakukan inovasi dalam pembelajaran Fiqih. Kemudian
melalui dari hasil survey pada 13 Oktober 2018 di MTs AL-Manar
terdapat permasalahan tentang strategi pembelajaran dan metode yang
digunakan kurang maksimal, dimana dari 21 orang baru 9 siswa yang
tuntas atau yang belum mencapai KKM yang di tentukan yaitu 70. Selain
itu pembelajaran juga masih bersifat teoretis dimana guru hanya
menggunakan metode ceramah sebagai metode dominan.

Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa


kelas VII A MTs AL-Manar masih bersikap pasif ketika berlangsung
pembelajaran di kelas. Selama pembelajaran di kelas siswa menjadi
pendengar yang baik. Ketiak guru menjelaskan materi pembelajaran
kebanyakan mereka tertidur. Ketika guru memberikan pertanyaan,
sebagian siswa kebanyakan hanya diam dan tidak berkomentar. Ketika
guru meminta agar siswa bertanya mereka hanya diam. Fakta ini di latar
belakanggi karena siswa kurang diberikan strategi pembelajaran yang
memadai. Faktor lain kebanyakan dari siswa tersebut merupakan seorang
santri jadi kegiatan sehari-hari terikat oleh yayasan pondok. Jika dalam
kegiatan pondok tersebut sampai larut malam maka menutup
kemungkinan di keesokan harinya kebanyakan siswa banyak yang
mengantuk dan tidur di kelas. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran
di sekolah dibutuhkan kreativitas dan keaktifan seorang pengajar dalam
membuat strategi belajar mengajar semenarik mungkin, sehinga
menimbulkan motivasi belajar siswa khususnya materi Fiqih.

3
Melihat banyak sebuah problem pembelajaran dan nilai siswa yang
masih belum mencapai KKM kemudian peneliti berdiskusi dengan guru
mengenai metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran
fiqih dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran yang
diperlukan adalah metode yang komparatif menempatkan siswa sebagai
pusat pembelajaran. Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode
Student Team Achievement Division (STAD) sebagai solusi yang tepat
dalam permasalahan yang ada di kelas VII A MTs. AL-Manar
Kecamatan Tengaran.

Penerapan metode Student Team Achievement Division (STAD) dalam


pembelajaran Fiqih, terutama materi thaharah diharapkan mampu
memupuk motivasi siswa dalam belajar. Kegiatan dengan kelompok
dengan cara saling membantu merupakan dasar metode Student Team
Achievement Division (STAD), selain menjadikan anak lebih aktif dalam
proses pembelajaran juga dapat menumbuhkan sikap percaya dalam
sebuah kelompok.

Secara garis besar, metode Student Team Achievement Division


(STAD) menekan pada keaktifan seluruh siswa pada setiap kelompok
dengan cara saling membantu satu sama lain. Adanya kerja sama yang
baik dalam sebuah kelompok dapat membantu satu sama lain dan dapat
membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Langkah awal guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dengan
setiap kelompok beranggotakan 4-5 secara heterogen (campuran menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). Setelah diadakan kuis, guru
memberikan soal untuk mengevaluasi seluruh kegiatan pembelajaran
yang sudah dilakukan. Hal ini dilakukan agar guru dapat mengetahui
sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang materi thaharah (najis dan
hadas).

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik mengadakan


penelitian tindakan kelas yang berhubungan dengan pendekatan
pembelajaran dengan menerapkan metode Student Team Achievement
Division (STAD) dengan berinisiatif mengambil judul “Peningkatan
Hasil Belajar Fiqih Materi Taharah (Najis dan Hadas) Dengan
Metode Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa
Kelas VII A MTs. AL-MANAR Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2018/ 2019.”

4
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka perlu ada sebuah permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah metode Student Team

Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih

tentang materi Taharah (Najis dan Hadas) pada peserta didik kelas VII A

di MTs AL-Manar Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2018/ 2019 ?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah metode Student Team Achievement Division dapat

meningkatkan hasil belajar Fiqih tentang materi Taharah (Najis dan

Hadas) Pada Siswa Kelas VII A MTs. AL-MANAR Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/ 2019.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotetis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis

dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penggunaan metode

Student Team Achievement Division (STAD) agar dapat

meningkatkan prestasi belajar pada materi pelajaran fiqih materi

Taharah (Najis dan Hadas) pada peserta didik kelas VII A di MTs AL-

Manar Kecamatan Tengaran Tahun Pelajaran 2018.

5
2. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa pada

materi pelajaran fiqih, penulis membandingkan:

a. Peningkatan nilai rata-rata dari tes formatif pra siklus, tes

formatif siklus I dan tes formatif siklus II, semakin baik nilai

rata-rata tersebut berarti semakin meningkat pemahaman siswa.

b. Peningkatan yang signifikan nilai pelajaran fiqih sebelum

dilakukan Tindakan Kelas dengan nilai fiqih sesudah dilakukan

Tindakan Kelas (siklus I dan siklus II).

c. Siswa dapat mencapai nilai Kriteria ketuntasan Minimal

(KKM) dengan ketentuan nilai yaitu 70.

d. Peningkatan siswa yang mencapai nilai KKM, dan sudah

mencapai tingkat nilai KKM, dan sudah mencapai tingkat

ketuntasan belajar mencapai 85% maka semakin meningkatkan

minat belajar siswa (Trianto, 2009: 241).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak:

1. Manfaat Teoretis

6
Penelitian tindakan kelas dapat menambah wawasan mengenai

bidang pembelajaran Pendidikan Agama Islam bidang studi fiqih

pada pokok bahasan Taharah (Najis dan Hadas), khususnya dalam

penerapan metode Student Team Achievement Division (STAD)

dalam meningkatkan prestasi belajar, sehingga dapat digunakan

sebagai bahan acuan bagi peneliti- peneliti berikutnya.

Manfaat Praktis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat

bagi:

a. Bagi Guru Madrasah Tsanawiyah

Mampu meningkatkan profesionalisme guru dalam

upaya menciptakan perbaikan pembelajaran dengan

memilih metode yang tepat sehingga siswa termotivasi

untuk belajar.

b. Bagi Siswa Madrasah Tsanawiyah

Untuk meningkatkan motivasi semangat belajar

serta aktif dalam mengikuti pembelajaran khususnya

pada mata pelajaran Fiqih materi Thaharah (Najis dan

Hadas).

c. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman langsung dalam

menerapkan metode dan mendapatkan bekal tambahan

sebagai mahasiswa dan calon guru sehingga siap ketika

terjun langsung di lapangan.

7
d. Lembaga Madrasah Tsanawiyah

Sebagai masukan dan informasi guna meningkatkan

prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran, serta

sebagai sarana untuk memperbaiki dalam sebuah

pembelajaran dan masalah-masalah pembelajaran yang

ada di kelas, sehinga dapat meningkat motivasi dan

hasil belajar yang optimal demi kemajuan lembaga.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan

pemahaman serta agar tidak terjadi sebuah kesalahan pemahaman

terhadap judul diatas, maka dijelaskan di bawah ini:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu “Hasil” dan “Belajar”.

Hasil adalah suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas

atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara

fungsional (Purwanto, 2009: 1). Menurut Slameto (2013: 2)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

8
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah

mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

pendidikan (Purwanto, 2009: 54).

Menurut Supardi (2013: 22). Hasil belajar merupakan

perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah

mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes yang diberikan oleh guru dan perubahan sikap

serta cara pandang dan cara fikir siswa setelah mengalami proses

belajar.

Jadi hasil belajar menurut penulis adalah sesuatu proses dalam

sebuah pembelajaran yang di capai oleh individu atau seseorang

atas apa yang telah dipelajarinya dan pengalaman dalam sebuah

pembelajaran dan melalui tes.

2. Fiqih

Ilmu fiqih secara umum ialah suatu ilmu yang mempelajari

berbagai macam syariat atau hukum islam dan berbagai macam

aturan hidup bagi manusia baik yang bersifat individu maupun

berbentuk masyarakat sosial (Karim, 2006: 18).

3. Materi Taharah (Najis dan Hadas)

Thaharah menurut bahasa artinya bersuci, sedangkan menurut

istilah thaharah ialah kegiatan bersuci dari najis dan hadas

sehingga seseorang di perbolehkan untuk beribadah yang di tuntut

harus dalam keadaan suci (Choliq, 2017: 2).

9
Najis menurut bahasa kotoran atau sesuatu yang kotor. Adapun

secara istilah, najis ialah sesuatu yang dipandang kotor atau

menjijikkan oleh syariat yang harus disucikan karena menjadikan

tidak sahnya terhadap pelaksanaan suatu ibadah yang harus dalam

keadaan suci.

Hadas berasal dari bahasa Arab yang berarti kotoran atu tidak

suci. Sedangkan secara istilah hadas adalah keadaan tidak suci

bagi seseorang, sehingga menjadikannya tidak sah dalam

melakukan ibadah (Sri mulyani, 2010: 4-5).

4. Metode Student Team Achievement Division (STAD)

Ismail (2008: 8) mengatakan bahwa metode adalah istilah yang

digunakan untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling

tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu”

Dapat disimpulkan bahwa metode merupakan cara paling tepat

atau alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode bukan

merupakan tujuan itu sendiri, melainkan digunakan sebagai

sarana. Tanpa adanya metode, tujuan yang telah ditetapkan akan

sulit dicapai.

Metode pembelajaran Student Team Achievement Division

(STAD) strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Robert slavin

dan teman-temanya di Universitas John Hopkins adalah salah satu

strategi pembelajaran komparatif yang di dalamnya beberapa

kelompok kecil siswa yang level kemampuan akademiknya yang

10
berbeda-beda dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan

pembelajaran.

Dimana metode Student Team Achievement Division (STAD)

siswa diminta untuk membentuk kelompok dalam suatu kelas

tertentu di pecah menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5

siswa, setiap kelompok harus heterogen terdiri dari laki-laki dan

perempuan, dari berbagai suku, memiliki kemampuan tingi,

sedang dan rendah agar bisa memecahkan sebuah masalah dan

berpikir (Huda, 2013: 201-202). Hal ini dimaksudkan agar siswa

bisa lebih aktif dalam pembelajaran.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah

tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersamaan yang diberikan oleh guru atau dengan arahan guru

yang dilakukan oleh siswa melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki metode guru, sehinga hasil belajar peserta didik terus

meningkat (Arikunto, 2008: 3).

Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang

bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar

11
dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran

di kelas secara provisional (Somadayo, 2013: 143)

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan kelas maka peneliti menggunakan model penelitian tindakan

dari Arikunto, (2008: 16), penelitian tindakan kelas terdapat empat

tahap utama kegiatan, yaitu perencanaan tindakan (planing),

penerapan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi

(reflection) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang

diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti oleh penulis yaitu peserta didik kelas VII A

MTs AL-Manar Kecamatan Tengaran tahun pelajaran 2018 yang

berjumlah 21 siswa, peserta didik yang terdiri dari 9 laki-laki dan 12

perempuan.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang

menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalanya metode

pembelajaran yang sudah digunakan untuk menyampaikan materi

Taharah (Najis dan Hadas) di kelas. Dalam melaksanakan peneliti

berkolaborasi dengan guru PAI kelas VII A MTs AL-Manar

pengampu mata pelajaran Fikih. Peneliti sebagai penelitian tindakan

kelas sedangkan guru kelas bertindak sebagai pengamat.

12
Menurut (Arikunto, 2008: 16) dalam penelitian tindakan kelas ini

terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi.

Pelaksanaan penelitian tindakan ini dilakukan dengan langkah-

langkah seperti tergambar dalam skema berikut ini:

Gambar 1.1 Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (PTK)

(arikunto, 2008: 16)

Penjelasan alur penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan


empat tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan dalam menyusun penelitian tindakan kelas

(PTK) terdapat lima tindakan dalam menyusun pemecahan

masalah yang meliputi:

1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Menyiapkan media yang sesuai dengan tindakan yang

akan diberikan

13
3. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui

kondisi siswa dalam proses pembelajaran

4. Melakukan evaluasi

5. Membuat daftar administrasi pembelajaran berupa

lembar penugasan materi belajar

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam tindakan kelas (PTK) menerapkan apa

yang telah direncanakan yaitu mengenakan tindakan kelas

dengan melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.

c. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas (PTK)

mengumpulkan data dan memotret tindakan kelas yang telah

mencapai sasaran. Pada tahap ini, guru atau penelitian

melakukan pengamatan terhadap peserta didik untuk

memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus

berikutnya.

d. Refleksi

Refleksi ini merupakan kegiatan untuk menggemukkan

kembali apa yang sudah dilakukan yang kemudian

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan untuk siklus

berikutnya.

14
4. Instrumen Penelitian

Instrument yang dimaksud dalam penelitian perbaikan

pembelajaran ini adalah alat yang di gunakan oleh guru atau peniti

untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk

menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan

(Sumadyo, 2013: 32). Adapun instrumen yang akan digunakan dalam

peneliti ini adalah:

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Bahan Ajar

d. Lembar Pengamatan Guru

e. Lembar Pengamatan Siswa

f. Soal Tes

5. Pengumpulan Data

a. Pengamatan (Observasi)

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dengan

menggunakan metode Student Team Achievement Division

(STAD). Dalam sebuah pengumpulan data observasi dapat

dilakukan 2 cara:

15
1) Observasi partisipasi pengamatan ikut serta dalam kegiatan

yang sedang berlangsung, pengamatan ikut sebagai peserta

rapat atau peserta pelatihan.

2) Observasi non partisipasi pengamatan tidak ikut serta

dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan,

tidak ikut dalam kegiatan (Sudaryono, 2013: 38).

b. Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam hal ini tes yang

digunakan berupa tes individu. Tes dilakukan pada tiap akhir

siklus.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data

langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,

peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data yang relevan.

Dokumen merupakan cacatan peristiwa yang sudah berlaku

(Sudaryono, 2013: 41).

Metode dokumentasi ini digunakan sebagai penguat dan

pelengkap data yang tidak diperoleh dari wawancara dan observasi

untuk memperoleh data tentang visi, misi, tujuan, keadaan guru,

dan keadaan siswa.

16
6. Analisis Data

Penelitian ini menganalisis data dengan menyusu dan mengelola

data yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan sebuah observasi.

Analisis data itu sangat di perlukan guna mengetahui hasil dan

menarik sebuah kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang

telah dikumpulkan setiap siklus nya.

Analisis data juga penjelas sebuah peningkatan prestasi belajar

siswa, dapat diketahui dengan menentukan keberhasilan ketuntasan

belajar. Untuk menentukan ketuntasan individual terhadap indikator

yang telah ditentukan, maka dapat diperoleh melalui tes hasil belajar

dengan nilai 0-100.

Sedangkan untuk mengetahui presentasi ketuntasan klasikal

digunakan dengan rumus:

P= x 100%

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian tindakan kelas ini, penulis menyusun

sistematika penulis sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang pokok permasalahan yang

menjadikan landasan awal penelitian yaitu yang berisi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, tujuan penelitian, hipotesis

17
tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian,

sistematika penulisan

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini lebih banyak menyajikan landasan teoretis dalam

menunjang permasalahan tentang berisi hasil belajar, metode Student

Team Achievement Division (STAD), pembelajaran Fiqih, materi taharah

( Najis dan Hadas ).

BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN

Pada bab ini di uraikan pembahasan tentang deskripsi pelaksanaan


siklus 1 (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi) dan
deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang deskripsi per siklus dari awal hingga akhir
(data hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan dan
kegagalan).

BAB V: PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan, saran dan pada bagian akhir
dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

18
BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Belajar suatu

aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan

sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

pengetahuan baru sehingga memungkinkan sesorang terjadinya

perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa

maupun dalam bertindak.(Susanto 2013 :4).

Menurut Trianto (2009:9) hakikat belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yang

di indikasikan dalam berbagai bentuk seperti adanya perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, kecakapan,

keterampilan serta perubahan aspek yang lain yang ada pada

individu yang belajar (Slameto 2013: 2).

Slameto (2013: 2), Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya

19
Slameto mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah (faktor kesehatan, dan cacat

tubuh).

b) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan dan kesiapan).

c) Faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang ada di luar

individu. Faktor eksternal terdiri dari:

a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar

belakang kebudayaan).

b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di

atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

tugas rumah).

20
c) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk

kehidupan masyarakat) (Slameto 2013: 54-72).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat penulis


simpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku seseorang melalui pengalaman berinteraksi dengan
lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah
faktor internal dan eksternal.

b. Pengertian Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat

dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu merupakan perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut

aspek kognitif, efektif, dan psychomotor sebagai hasil dari kegiatan

belajar. Jadi hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan

dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5).

Menurut Supardi (2013: 22). Hasil belajar merupakan perubahan

perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas

belajar. Hasil belajar lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang

diberikan oleh guru dan perubahan sikap serta cara pandang dan

cara berfikir siswa setelah mengalami proses belajar.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah

mengikuti suatu proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

pendidikan (Purwanto, 2009:54).

21
Jadi hasil belajar menurut penulis adalah sesuatu proses dalam

sebuah pembelajaran yang di capai oleh individu atau sesorang atas

apa yang telah dipelajarinya dan pengalaman dalam sebuah

pembelajaran.

c. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar terdapat berbagai macam, yaitu:

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Pemahaman menurut Bloom ini, adalah seberapa besar

siswa mampu menerima, menyerap dan memahami

pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau

sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa

yang ia baca, yang dilihat, dialami, atau yang ia rasakan

berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia

lakukan.

Menurut Skeel konsep merupakan sesuatu yang

tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau

suatu pemikiran. Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang

telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam

pikiran, gagasan, atau suatu pengertian (Susanto, 2013: 6-

8).

2) Keterampilan Proses

22
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang

mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik

dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan

yang lebih tinggi dalam diri individu siswa (Susanto, 2013:

9).

3) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan

sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu

terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu

maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada

perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Hubungannya

dengan hasil belajar, sikap ini lebih diarahkan pada

pengertian pemahaman konsep (Susanto, 2013: 11).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut waslim (2007: 158), hasil belajar yang dicapai oleh

peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal, berikut ini

mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan

23
belajarnya. Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan

perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan

belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat (Susanto, 2013: 12).

2. Ilmu Fiqih

a. Pengertian Fiqih

Fiqih berasal dari bahasa Arab ( ‫ ) فقه – يفقه – فقها‬yang berarti

mengerti atau paham. Dari sinilah ditarik perkataan fiqih, yang

memberi pengertian kepahaman dalam hukum syariat yang sangat

dianjurkan oleh Allah dan Rasul-nya.

Menurut Zuhri, (2009:9) fiqih mempunyai dua pengertian,

pengertian yang pertama fiqih ialah pengetahuan hukum-hukum

syara‟, tentang perbuatan beserta dalil-dalilnya. Sedangkan

pengertian yang kedua, fiqih adalah kumpulan (kodifikasi) hukum-

hukum perbuatan yang di syariatkan dalam islam.

Ilmu fiqih secara umum ialah suatu ilmu yang mempelajari

berbagai macam syariat atau hukum islam dan berbagai macam

aturan hidup bagi manusia baik yang bersifat individu maupun

yang berbentuk masyarakat sosial (Karim, 2006:18).

24
1) Objek Ilmu Fiqih

Objek pembahasan dalam ilmu fiqih adalah perbuatan

mukalaf ditinjau dari segi hukum syara‟ yang tetap

baginya. Untuk mengetahui hukum syara‟ yang dilakukan

oleh seseorang mukalaf, maka seorang yang ahli di bidang

fiqih hendaknya meneliti jual beli, sewa menyewa,

pegadaian, perwakilan, shalat, puasa, haji, pembunuhan,

tuduhan zina, pencurian, ikrar, dan wakaf yang

dilakukannya (Khallaf, 2014:3).

2) Tujuan Mempelajari Ilmu Fiqih

Tujuan mempelajari fiqih adalah untuk mengetahui dan

menerapkan hukum-hukum syariat Islam terhadap

perbuatan dan ucapan manusia, selain itu untuk membatasi

setiap mukalaf terhadap hal-hal yang diwajibkan atau

diharamkan baginya (Khallaf, 2014: 4).

b. Materi Thaharah (Najis dan Hadas)

1. Pengertian Thaharah

Thaharah menurut bahasa berarti bersih (nadlafah), suci

(nazahah), terbebas dari kotoran (danas). Sedangkan menurut

syara‟, thaharah adalah mengangkat (menghilangkan)

penghalang yang timbul dari hadas atau najis (Nasution,

1995: 9).

2. Macam-macam Alat Thaharah

25
Alat-alat yang digunakan dalam bersuci terdiri dari dua

macam yaitu air dan bukan air. Alat bersuci selain air antara

lain berupa benda-benda padat yang kesat. Seperti debu,

batu/kerikil, kertas, tisu, dedaunan, kayu, dan lain-lain

(Chaliq, 2017: 5).

3. Macam-macam Air

Ditinjau dari segi hukumnya, air terbagi menjadi lima

macam:

a) Air Mutlak atau Tahir Mutahir (suci mensucikan)

Air mutlak yaitu air yang masih asli belum

tercampur dengan benda lain dan tidak terkena najis.

Air mutlak ini terdiri dari 7 yaitu air hujan, air laut, air

sungai, air sumur, air salju, air embun, dan air dari

mata air (Rasjid, 1989: 28).

b) Air Makruh (Air Musyamas)

Air makruh yaitu air yang dipanaskan pada terik

matahari dalam logam yang terbuat dari besi, baja,

tembaga, atau alumunium yang masing-masing benda

logam itu berkarat. Air musyamas seperti ini

hukumnya makruh, karena dikhawatirkan

menimbulkan suatu penyakit. Adapun air dalam

logam yang tidak berkarat dan dipanaskan pada terik

matahari dan terkena panas matahari atau air yang

26
dipanaskan misalnya direbus tidak termasuk air

musyamas.

c) Air Thahir Ghairu Muthahir (Suci tidak Mensucikan).

Air ini hukumnya suci tetapi tidak dapat

mensucikan. Air ini ada 2 macam yaitu yang pertama

air yang dicampur dengan benda suci lainnya

sehingga air itu tidak berubah salah satu sifatnya

(rasa, bau, atau warna), contohnya air kopi. Yang

kedua adalah air buah-buahan atau air yang ada di

dalam pohon, contohnya air kelapa (Rasjid, 1989:29).

d) Air Mustakmal

Air suci sedikit yang kurang dari dua kulla dan

sudah dipergunakan untuk bersuci walaupun tidak

berubah sifatnya, atau air suci yang cukup dua kulla

yang sudah dipergunakan untuk bersuci dan telah

berubah sifatnya.

e) Air Mutanajis

Air mutanajis yaitu air yang tadinya suci kurang

dua kulla tetapi kena najis dan telah berubah salah

satu sifatnya (bau, rasa, warnanya). Air seperti ini

hukumnya najis, tidak boleh diminum tidak sah

digunakan untuk wudhu tayamum, mandi, atau

mensucikan benda yang terkena najis. Tetapi apabila

27
air dua kulla terkena najis, namun tidak mengubah

salah salah satu sifatnya, maka hukumnya suci

mensucikan (Rasjid, 1989: 30).

4. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya

Najis berasal dari bahasa arab yang artinya kotoran, dan

menurut istilah adalah suatu benda yang kotor yang

mencegah sahnya mengerjakan suatu ibadah yang dituntut

harus dalam keadaan suci. Dalam hukum islam ada tiga

macam najis yaitu:

a) Najis Mukhafafah

Najis Mukhafafah adalah najis ringan, seperti air

seni bayi laki-laki yang belum berumur dua tahun dan

belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara

mensucikannya cukup dengan memercikkan atau

mengusapkan air yang suci pada permukaan yang

terkena najis.

b) Najis Mutawasittah

Najis Mutawasittah adalah najis pertengahan atau

sedang. Yang termasuk najis ini ialah bangkai

binatang darat yang berdarah sewaktu hidupnya,

darah, nanah, muntah, dan sebagainya. Cara

mensucikannya dengan mengalirkan air sampai hilang

rasa, bau, dan warna najis tersebut (Chaliq, 2017: 4).

28
c) Najis Mughalazah

Najis Mughalazah ialah najis yang berat. Najis ini

bersumber dari anjing dan babi. Cara mensucikannya

melalui beberapa tahap , yaitu dengan membasuh air

sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan debu

(Chaliq, 2017: 4).

5. Hadas dan Cara Mensucikannya

Hadas berasal dari bahasa Arab yang berarti suatu

peristiwa. Sedangkan secara istilah adalah keadaan tidak suci

seseorang sehingga menjadikannya tidak sah dalam

melakukan ibadah. Hadas ada dua macam, yaitu:

a) Hadas Kecil

Hadas Kecil yaitu keadaan seseorang tidak suci dan

supaya ia menjadi suci maka harus berwudu atau

tayamum. Contoh: buang air kecil, bertemunya kulit

laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tanpa

adanya penghalang, menyentuh kemaluan.

b) Hadas Besar

Hadas Besar yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan

supaya ia menjadi suci maka harus mandi. Contoh:

haid, nifas, wiladah, bersetubuh (Nasution, 1995:38).

29
6. Wudhu

a) Wudhu

Menurut bahasa wudhu berarti bersih atau indah.

Sedangkan menurut istilah, wudhu ialah membersihkan

anggota wudhu untuk menghilangkan hadas kecil dengan

syarat rukun tertentu (Choliq, 2017: 7).

Dalil diwajibkan nya wudhu, Allah berfirman dalam

Qur'an Surat Al-Maidah:06:

َّ ‫يَا أَ ُّي ٍَا الَّ ِريهَ آ َمىُُا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى ال‬
ِ ‫صال ِة فَا ْغ‬
‫سلُُا َُ ُجُ ٌَ ُك ْم‬

‫َس ُك ْم ََأَ ْز ُجلَ ُك ْم إِلَى‬


ِ ‫س ُحُا بِ ُس ُء‬ ِ ِ‫ََأَ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ا ْل َم َساف‬
َ ‫ق ََا ْم‬

‫ضى أَ َْ َعلَى‬
َ ‫ا ْل َك ْعبَ ْي ِه ََإِنْ ُك ْىتُ ْم ُجىُبًا فَاطَّ ٍَّ ُسَا ََإِنْ ُك ْىتُ ْم َم ْس‬

‫سا َء فَلَ ْم‬ ْ ‫سفَ ٍس أَ َْ َجا َء أَ َح ٌد ِم ْى ُك ْم ِمهَ ا ْل َغائِ ِط أَ َْ ال َم‬


َ ِّ‫ستُ ُم الى‬ َ

‫س ُحُا بِ ُُ ُجُ ٌِ ُك ْم ََأَ ْي ِدي ُك ْم‬


َ ‫ص ِعيدًا طَيِّبًا فَا ْم‬
َ ‫ت َِجدَُا َما ًء فَتَيَ َّم ُمُا‬

‫ج ََلَ ِكهْ يُ ِسي ُد لِيُطَ ٍِّ َس ُك ْم‬ َّ ‫ِم ْىًُ َما يُ ِسي ُد‬
ٍ ‫َّللاُ لِيَ ْج َع َل َعلَ ْي ُك ْم ِمهْ َح َس‬

ْ َ‫ََلِيُتِ َّم وِ ْع َمتًَُ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت‬


‫ش ُك ُسَن‬

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapuluh kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air
(kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak

30
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan
kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.”(Q.S. Al- Maidah:6).

b) Syarat wudhu

1) Muslim

2) Mumayiz

3) Menggunakan air mutlak

4) Tidak sedang berhadas besar

5) Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke

anggota wudhu (Nasution, 1995:11).

c) Rukun wudhu

Niat yaitu berniat di dalam hatinya untuk berwudu

menghilangkan hadas.

1) Niat wudhu:

ً ‫األص َغ ِس فَ ْس‬
‫ضا هلل تَ َعالى‬ ْ ‫ث‬ َ ‫ض ُْ َء لِ َس ْف ِع‬
ِ ‫الح َد‬ ُ ُُ ‫وَ َُ ْيتُ ال‬

“saya berniat wudhu untuk menghilangkan

hadas kecil karena Allah Ta‟ala”

2) Membasuh wajah. Membasuh wajah di mulai dari

tumbuhnya rambut kepala menuju ke bagian bawah

kumis dan jenggot sampai pangkal kedua telinga,

hingga mengenai persendian bagian wajah yang

terletak antara jenggot dan telinga.

31
3) Membasuh kedua tangan sampai ke siku. Bagi

seseorang yang tidak sempurna tangannya misalnya

tangan terpotong dari atas siku, maka dia tetap

membasuh tangan yang tersisa.

4) Membasuh sebagian kepala. Caranya dengan

mengusap kepala dengan kedua tangan dari depan

menuju ke belakang sampai tengkuk kemudian

kembali ke tempat awal.

5) Membasuh kaki hingga mata kaki.

6) Tertib. Membasuh anggota wudhu satu demi satu

dengan urut (Chaliq, 2017: 8).

d) Hal-hal yang membatalkan wudhu

1) Keluar sesuatu dari kubul dan dubur

2) Hilang kesadaran karena pingsan, mabuk, gila,

ataupun tidur

3) Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan yang

bukan muhrim tanpa adanya penghalang.

4) Menyentuh kemaluan tanpa penghalang (Rasjid,

1989:45).

e) Sunah Wudhu

1) Membaca basmalah pada waktunya.

2) Membasuh kedua telapak tangan sampai

pergelangan

32
3) Madmadhah yaitu berkumur-kumur, memasukan

air ke mulut sambil menguncangnuya, kemudian

membuangnya.

4) Istinsyaq, yaitu memasukkan air ke hidung

kemudian membuangnya.

5) Meratakan sapuan ke seluruh kepala.

6) Menyapu kedua telinga

7) Menyela-nyela janggut dengan jari

8) Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri

9) Muwalah, yaitu melakukan perbuatan-perbuatan

wudhu itu beruntun, tidak berselang lama antara

satu dengan yang lainnya (Nasution, 1995: 23).

10) Mengucapkan dua kalimah syahadah dan doa

setelah wudhu.

َّ‫ش ٍَ ُد أَن‬
ْ َ‫ ََأ‬،ًَُ‫ش ِسيكَ ل‬ َّ ‫ش ٍَ ُد أَنْ َال إِلًََ إِ َّال‬
َ ‫ ََ ْح َديُ َال‬،ُ‫َّللا‬ ْ َ‫أ‬
، َ‫اج َع ْلىِي ِمهَ التَّ َُّابِيه‬
ْ ‫ اللَّ ٍُ َّم‬،ًُُ‫سُل‬ ُ ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُديُ ََ َز‬
َ‫اج َع ْلىِي ِمهَ ا ْل ُمتَطَ ٍِّ ِسيه‬
ْ ََ

Artinya:
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang
berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya
Allah jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu
yang bertobat dan bersuci.(H.R. Turmudzi).

f) Tata cara wudhu ialah

1) Mendahulukan bagian tubuh yang sebelah kanan

33
2) Mengulangi masing-masing anggota wudhu

sebanyak 3 (tiga) kali

3) Tidak berbicara

4) Menghadap kiblat

5) Membaca basmalah (dalam hati atau

melafadzkanya)

6) Niat

7) Membasuh telapak tangan sampai pergelangan

8) Menggosok gigi ( bersiwak)

9) Berkumur

10) Membersihkan hidung

11) Membasuh muka

12) Membasuh tangan sampai dengan kedua siku

13) Mengusap sebagian kepala

14) Membasuh telinga kanan dan kiri

15) Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam

16) Membasuh kaki sampai dengan kedua mata kaki

17) Membaca doa setelah wudhu

7. Mandi Janabah

Mandi secara bahasa adalah al-guslu artinya membasuh.

Adapun menurut istilah, mandi adalah meratakan air keseluruh

tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki disertai niat untuk

34
bersuci. Mandi janabah adalah mandi yang dilaksanakan dengan

tata cara tertentu sebagai syarat menghilangkan hadas besar.

Mandi janabah ada ketentuan dan syarat-syaratnya.

a) Syarat mandi wajib

1) Islam

2) Mumayiz

3) Menggunakan air mutlak

4) Tidak ada yang menghalangi rata air ke seluruh

anggota badan

5) Tidak dalam keadaan haid atau nifas.

b) Rukun mandi wajib

1) Niat

Niat mandi wajib (junub) adalah sebagai berikut:

‫ضا ِهللِ تَ َعالَى‬ ِ ‫س َل لِ َس ْف ِع ا ْل َح َد‬


ً ‫ث ْاالَ ْكبَ ِس فَ ْس‬ ْ ‫وَ َُ ْيتُ ا ْل ُغ‬

Artinya: “aku niat mandi untuk

menghilangkan hadas besar fardu karna allah

ta‟ala”

2) Membasuh seluruh anggota badan (Al-kahfi, 2005:

26)

c) Sebab-sebab diwajibkan nya mandi

1) Bersetubuh

2) Keluarnya mani

35
3) Selesai haid

4) Selesainya nifas (selesai berhentinya darah setelah

melahirkan)

5) Setelah wiladah (selesai melahirkan)

6) Meninggalnya seseorang (jenazah)

7) Orang kafir yang masuk agama islam (Al-kahfi,

2005: 25).

8. Tayamum

Menurut bahasa tayamum berarti menuju. Menurut istilah,

tayamum ialah mengusap debu yang suci ke muka dan tangan

untuk menghilangkan hadas menurut syarat dan rukun tertentu

(Choliq, 2017: 10).

Tayamum dilaksanakan sebagai pengganti wudhu atau mandi

karena tidak memperoleh air atau tidak dapat menggunakan air

karena undzur.

a) Syarat Tayamum

1) Sudah masuk waktu sholat

2) Sudah berusaha mencari air, tetapi tidak

mendapatkannya, kecuali bagi orang yang sedang

undzur menggunakan air.

3) Menggunakan debu atau tanah yang suci

36
4) Telah suci dari najis

5) Adanya sebab yang memperbolehkan mengganti

wudhu atau mandi dengan tayamum

b) Rukun Tayamum

1) Niat

ً ‫صالَ ِة فَ ْس‬
‫ض ِهللِ تَ َعالَى‬ َّ ‫اح ِت ال‬ ْ ‫وَ َُيْتُ التَّيَ ُّم َم ِ ِال‬
َ َ‫ستِب‬

Artinya: "Sengaja aku bertayamum untuk


melakukan sholat, fardhu karena Allah Ta'ala

2) Mengusap wajah dan kedua tangan hingga

pergelangan tangan

3) Tertib dalam tayamum, yaitu dimulai dengan

mengusap wajah lalu kedua tangan

4) Dikerjakan secara beriringan.

c) Sebab-sebab Tayamum

1) Tidak menemukan air. Atau ada air tetapi tidak

cukup untuk bersuci

2) Karena sakit yang tidak boleh terkena air

3) Karena sedang dalam perjalanan jauh dan tidak

menemukan air

4) Hal-hal yang Membatalkan Tayamum

5) Semua yang membatalkan wudhu juga membatalkan

tayamum

37
6) Menemukan air sebelum sholat (Rasjid, 1989: 55).

d) Sunah Tayamum

1) Membaca bas malah di awalnya

2) Memulai sapuan dari bagian atas wajah

3) Menipiskan debu di telapak tangan sebelum

menyapukanya.

4) Merenggangkan jari-jari ketika menepuk kanya

pertama kali ke tanah.

5) Mendahulukan tangan kanan atas yang kiri

6) Menyela-nyela jari setelah menyapu kedua tangan

(Nasution. 1995: 37).

3. Metode Student Team Achievement Division (STAD)

a. Pengertian Metode Student Team Achievement Division

(STAD)

Metode pembelajaran Student Team Achievement Division

(STAD) strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Robert

slavin dan teman-temanya di Universitas Jhon Hopkins adalah

salah satu strategi pembelajaran komparatif yang di dalamnya

beberapa kelompok kecil siswa yang level kemampuan

akademiknya yang berbeda-beda dan saling bekerja sama untuk

menyelesaikan tujuan pembelajaran. Dimana metode Student

Team Achievement Division (STAD) siswa diminta untuk

38
membentuk kelompok dalam suatu kelas tertentu di pecah

menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 siswa, setiap

kelompok harus heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan,

dari berbagai suku, memiliki kemampuan tingi, sedang dan

rendah agar bisa memecahkan sebuah masalah dan berpikir

(Huda, 2013: 201-202).

b. Tahap-tahap metode Student Team Achievement Division

(STAD)

1) Pengajaran

Pada tahap pengajaran, guru menyajikan materi

pembelajaran, biasanya dengan format ceramah, diskusi.

Pada tahap ini, siswa seharusnya diajarkan tentang apa

yang akan mereka pelajari dan mengapa pengajaran

tersebut penting.

2) Tim studi

Pada tahap ini, para anggota di kelompokan bekerja

secara komparatif untuk menyelesaikan lembar kerja

dalam lembar jawaban yang telah disediakan oleh guru.

3) Tes

39
Pada tahap tes, setiap siswa secara individual

menyelesaikan kuis. Guru men-score kuis tersebut dan

mencatat pemerolehan hasilnya saat itu serta hasil kuis

pada pertemuan sebelumnya.

4) Rekognisi

Setiap tim menerima penghargaan atau reward

bergantung pada nilai rata-rata tim.

c. Langkah-langkah metode Student Team Achievement

Division (STAD).

1) Penyampaian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai

pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk

belajar.

2) Pembagian kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana

setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang

memprioritaskan heterogen (keragaman) kelas dalam

presentasi akademik, gender/ jenis kelamin, ras atau trik.

3) Presentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih

dahulu menjelaskan pelajaran yang ingin dicapai pada

40
pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan

tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar

dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses

pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,

pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang

keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai

siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta

cara-cara mengerjakannya.

4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang dibentuk. Guru

menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja

kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan

masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim

bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan

bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja

tim ini merupakan ciri terpenting dari metode Student

Team Achievement Division (STAD).

5) Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian

soal tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan

penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing

kelompok. Siswa di berikan kursi secara individual dan

41
tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk

menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab

kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.

6) Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksakan hasil

kerja siswa dan diberikan angka dengan rantang 0-100

selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan

kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan

tahap-tahap sebagai berikut:

a) Menghitung skor individu

b) Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-

rata skor pengembangan anggota kelompok, yaitu

dengan menjumlahkan semua skor perkembangan

individu anggota kelompok dan membagi sejumlah

anggota kelompok tersebut.

7) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok atau tim

memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau

penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai

dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan

guru). (Rusman, 2014: 215-216).

d. Kelebihan Student Team Achievement Division (STAD)

42
Pembelajaran tipe STAD memiliki kelebihan, diantara

kelebihan dalam penggunaan metode pembelajaran STAD

sebagai berikut:

1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan

menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk

berhasil bersama.

3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk meningkatkan

keberhasilan kelompok

4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan

kemampuan mereka dalam berpendapat.

5) Meningkatkan kecapan individu

6) Meningkatkan kecakapan kelompok

7) Tidak memiliki rasa dendam

e. Kekurangan Metode Student Team Achievement Division

(STAD)

1) Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang

2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan

karena peran anggota yang padahal lebih dominan

3) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa

sehingga sulit mencapai target kurikulum

4) Membutuhkan waktu yang lama sehingga pada umumnya

guru tidak mau menggunakan pembelajaran komparatif

43
5) Membutuhkan kemampuan khusus sehingga tidak semua

guru dapat melakukan pembelajaran komparatif model

(STAD)

6) Menentukan sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka

bekerja sama.(Soimin: 2014, 189-190).

B. Kajian Materi Penelitian

1. Thaharah

Thaharah berasal dari bahasa Arab yang berarti bersih atau suci.

Pengertian thaharah secara bahasa adalah an-Nadafatu yang artinya

bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah

membersihkan diri, pakaian, dan tempat dari najis dan hadas, sehingga

seseorang diperbolehkan beribadah yang ditentukan harus dalam

keadaan suci. Bersuci dari hadas dapat dilakukan dengan berwudu,

tayamum, atau mandi. Adapun bersuci dari najis meliputi suci badan,

pakaian, tempat, dan lingkungan yang menjadi tempat beraktivitas bagi

kita semua.

2. Macam-Macam Najis

Najis berasal dari bahasa Arab yang berarti kotoran atau yang

kotor, dan menurut istilah adalah sesuatu yang dipandang kotor atau

menjijikkan oleh syariat yang harus disucikan karena menjadikan tidak

44
sahnya terhadap pelaksanaan suatu ibadah yang dituntut harus dalam

keadaan suci. Najis mengharuskan seseorang untuk membersihkan dan

menyucikan.

Benda-benda yang termasuk najis sebagai berikut:

a) Bangkai binatang dara yang berdarah selain mayat.

b) Darah ( semua macam darah kecuali hati dan limpa)

c) Segala benda yang keluar dari qubul (depan) maupun

dubur (belakang)

d) Anjing dan babi

e) Nanah arak dan setiap minum keras yang memabukkan

f) Semua bagian binatang yang diambil dari tubuh ketika

hidup

Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi tiga , yaitu:

a) Najis berat atau najis mugalladah, yaitu najis yang harus

dicuci sampai tujuh kali dengan air mutlak dan salah

satunya menggunakan debu yang suci atau air yang

dicampur dengan tanah. Contohnya air liur anjing.

b) Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang

dicuci dengan cara menggunakan air mutlak sampai

hilang bau dan warnanya. Contohnya: darah, nanah,

kotoran manusia.

c) Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang

dapat disucikan dengan memercikkan atau menyiram air

45
di tempat yang terkena najis. Contohnya: air kencing

bayi yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu.

3. Macam-macam Hadas

Hadas berasal dari bahasa Arab artinya kotoran atau tidak suci.

Sedangkan secara istilah, hadas adalah keadaan tidak suci bagi

seseorang, sehingga menjadikannya tidak sah dalam melakukan suatu

ibadah tertentu.

46
Hadas dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut:

a. Hadas Kecil

Hadas Kecil yaitu keadaan tidak suci yang

menghalangi seseorang untuk beribadah dan cara

menghilangkan keadaan supaya ia menjadi suci maka

seseorang tersebut harus berwudhu atau tayamum.

Seseorang berhadas kecil disebabkan oleh hal-hal

berikut ini:

1) Karena keluar sesuatu dari dubur maupun

qubul

2) Karena hilang akalnya, gila, atau mabok.

3) Karena menyentuh kemaluan, baik milik sendiri

maupun orang lain.

b. Hadas Besar

Hadas Besar adalah keadaan berhadas atau tidak

suci seseorang yang dapat dihilangkan hadas tersebut

dengan mandi besar (mandi janabah) atau tayamum.

Penyebab terjadinya hadas besar sebagai berikut:

1) Karena bertemunya kelamin laki- laki dan

perempuan

2) Keluarnya mani/ ihtilam

3) Karena haid

4) Nifas

47
5) Wiladah

4. Alat-alat bersuci

a. Air

Alat yang paling utama untuk bersuci adalah air karena air

untuk menghilangkan kotoran berdasarkan hukum syar‟i, air

dibagi menjadi empat sebagai berikut:

1) Air mutlak ( air yang suci dan menyucikan/ tahir

muntohir)

Air mutlak adalah air yang masih murni dan asli

belum bercampur dengan benda lain dan tidak terkena

najis.

2) Air gairu mutahir ( air suci tapi tidak menyucikan).

Air suci dan tidak menyucikan ini merupakan air

yang tidak bisa digunakan untuk bersuci dari hadas dan

najis akan tetapi karena hukumnya suci, maka air ini

bisa digunakan untuk keperluan lainnya. Ada tiga

macam air yang suci tetapi tidak menyucikan.

3) Air mutagayir, yaitu air suci menyucikan yang

bercampur dengan benda lain, sehingga berubah salah

satu sifatnya (rasa, warna, baunya).

4) Air mustakmal, yaitu air yang kurang dari qullah ( dua

qullah = 216 liter).

48
5) Air muqayyad, yaitu air yang dikaitkan dengan nama

asalnya, seperti air debu air kelapa.

6) Air musyammas (air makruh)

Air musyammas, yaitu air yang suci tetapi makruh

digunakan untuk bersuci karena mengalami perubahan

yang dapat menimbulkan mudarat (dapat menimbulkan

penyakit).

7) Air mutanajis (air bernajis)

Air mutanajis, yaitu air yang tadinya suci yang

kurang dari dua qullah tapi terkena najis dan telah

berubah salah satu sifatnya (bau, warna, dan rasa).

b. Tanah/ Debu

Selain air, terdapat benda-benda lain yang dapat digunakan

untuk bersuci jika tidak mendapatkannya, misalnya tanah/ debu

dapat digunakan untuk bertayamum. Tayamum merupakan cara

bersuci dengan debu sebagai pengganti wudhu jika tidak

mendapatkan air wudhu.

c. Batu

Batu merupakan alat untuk beristinja atau bersuci setelah

buang air besar jika tidak dapat air untuk bersuci.

49
5. Tata Cara Bersuci

a. Wudhu

Wudhu ialah bersih atau indah. Sedangkan menurut istilah

adalah membersihkan anggota wudhu untuk menghilangkan

hadas kecil dengan syarat dan rukun tertentu.

1) Syarat wudhu yaitu:

a) Muslim

b) Mumayiz

c) Tidak sedang hadas besar

d) Menggunakan air mutlak

e) Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke

anggota wudhu.

2) Rukun wudhu ialah

a) Niat

b) Membasuh wajah

c) Membasuh kedua tangan

d) Mengusap sebagian kepala

e) Membasuh kaki sampai mata kaki

f) Tertib

3) Sunah wudhu ialah

a) Membaca basmalah

b) Membasuh kedua telapak tangan sampai

pergelangan tangan

50
c) Membersihkan hidung

d) Berkumur

e) Mengusap kedua tangan

f) Mendahulukan kedua anggota tubuh bagian tangan

g) Menggosok gigi

h) Membasuh tiga kali tiap anggota bagian tubuh

i) Tidak berbicara ketika wudhu

j) Menyela-nyela jari tangan

k) Berdoa setelah wudhu

4) Tata cara wudhu ialah

a) Mendahulukan bagian tubuh yang sebelah kanan

b) Mengulangi masing-masing anggota wudhu

sebanyak 3 (tiga) kali

c) Tidak berbicara

d) Menghadap kiblat

e) Membaca basmalah (dalam hati atau

melafadzkanya)

f) Niat

g) Membasuh telapak tangan sampai pergelangan

h) Menggosok gigi ( bersiwak)

i) Berkumur

j) Membersihkan hidung

51
k) Membasuh muka

l) Membasuh tangan sampai dengan kedua siku

m) Mengusap sebagian kepala

n) Membasuh telinga kanan dan kiri

o) Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam

p) Membasuh kaki sampai dengan kedua mata kaki

q) Membaca doa setelah wudhu

b. Mandi janabah

Mandi secara bahasa adalah al-guslu artinya membasuh.

Adapun menurut istilah, mandi adalah meratakan air keseluruh

tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki disertai niat untuk

bersuci. Mandi janabah adalah mandi yang dilaksanakan

dengan tata cara tertentu sebagai syarat menghilangkan hadas

besar. Mandi janabah ada ketentuan dan syarat-syaratnya.

1) Syarat mandi wajib

a) Islam

b) Mumayiz

c) Menggunakan air mutlak

d) Tidak ada yang menghalangi ratanan air ke seluruh

anggota badan

e) Tidak dalam keadaan haid atau nifas

52
2) Rukun mandi wajib

a) Niat

b) Menghilangkan najis yang ada pada anggota badan

c) Merata air ke seluruh anggota badan

3) Sebab diwajibkan nya mandi

a) Junub

b) Selesainya haid bagi perempuan

c) Selesai nifas

d) Meninggalnya seseorang (jenazah).

c. Tayamum

Tayamum adalah bersuci menggunakan debu sebagai

pengganti wudhu atau mandi janabah, tayamum dilakukan

ketika tidak mendapatkan air untuk berwudhu atau mandi.

1) Hal-hal yang memperbolehkan tayamum sebagai

berikut:

a) Tidak adanya air yang cukup untuk wudhu atau

mandi.

b) Tidak mampu menggunakan air, seperti orang

lemah, orang yang dipenjara, atau takut binatang

buas.

c) Sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila

menggunakan air.

53
d) Jumlah air sedikit dan lebih dibutuhkan untuk

menyambung hidup (minum).

e) Takut habisnya waktu sholat sedangkan untuk

mendapatkan air sangat jauh.

2) Rukun Tayamum

a) Niat bertayamum

b) Mengusap muka

c) Mengusap kedua tangan sampai siku

d) Tertib

3) Sunah dalam Bertayamum

a) Membaca basmalah

b) Mendahulukan anggota tayamum yang sebelah

kanan dari pada yang kiri

c) Tertib

C. Kajian Pustaka

Penelitian hasil belajar fiqih dengan menggunakan metode STAD

pernah dilakukan oleh seorang peneliti yang bernama Abdul Wahid (114-

13-006) dari IAIN SALATIGA dengan judul, Peningkatan Prestasi Belajar

Materi Tatacara Sholat Sunah Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD

(Student Team Achievement Division) Pada Siswa Kelas VII A MTS Al-

Bidayah Candi Bandungan Kabupaten Semarang. Kesimpulannya bahwa

penerapan metode STAD pada PAI dapat meningkatkan hasil belajar

54
siswa kelas VII A MTS Al-Bidayah Candi Bandungan Kabupaten

Semarang. Dengan dibuktikan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II

yang telah memenuhi ketuntasan penelitian yaitu 85% pada siklus I ini

nilai yang tuntas sesuai KKM sebanyak II siswa atau 55% dan nilai rata-

rata yang diperoleh 64.sedangkan pada siklus II nilai yang tuntas sebanyak

18 siswa atau 90% dan nilai rata-rata yang diperoleh 83,5.

Penelitian yang lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh seorang

peneliti yang bernama Siti Juwariyah (113911210) dengan judul

Peningkatan Hasil Belajar siswa Melalui Pembelajaran Komparatif Tipe

(Student Team Achievement Division) Pada Pokok Pembahasan

Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad Saw. Periode Mekah Mata

Pelajaran Ski Kelas VII Mts Yasinta Salatiga. Kesimpulan peneliti tersebut

adalah penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa

peningkatan dari 62,4 pada pra siklus sedangkan pra siklus I meningkat

menjadi 71,5, dan pada siklus II meningkat menjadi 72,5. Sedangkan

untuk persentase hasil belajar pada pembelajaran pra siklus 42%

pembelajaran siklus I meningkat menjadi 70% sedangkan pada siklus II

persentase hasil belajar meningkat menjadi 85%.

Perbedaan dengan penelitian pertama adalah pada materi sholat

sunah, sedangkan materi dari penulis adalah materi thaharah. Sedangkan

perbedaan dengan penelitian kedua adalah pada mata pelajaran fiqih.

Dari perbedaan yang peneliti paparkan diatas, maka penelitian ini

berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.

55
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs AL-Manar

1. Profil sekolah

Nama madrasah : MTs AL-Manar

NSM : 121233220003

NPSN : 20364450

Alamat : Jl. KH. Djalal suyuthi Desa Bener

Status Madrasah : Swasta

Tahun Berdiri : 1985

Bangunan : Milik Yayasan

Luas Bangunan : 4.870 m2

Kode Pos : 50775

Waktu Belajar : Pagi

2. Visi dan Misi

a. Visi

Unggul dalam presentasi, menjadi manusia yang

berkualitas, beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.

b. Misi

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara

efektif, sehinga setiap siswa berkembang secara

optimal, serta dengan potensi yang dimiliki

56
2) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk

mengenali potensi diri, sehingga dapat

dikembangkan secara optimal

3) Mendorong penghayatan dan pengalaman ajaran

agama secara konsisten dan juga budaya sehingga

menjadi sumber kearifan dalam bertindak

4) Menetapkan manajemen partisipasi dengan

melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok

kepentingan yang terikat dengan sekolah.

3. Keadaan Guru dan Karyawan MTs AL-Manar Bener Tengaran

Tabel 3.1

Daftar Guru dan Karyawan MTs AL-Manar Bener Tengaran

No Nama Jenjang Tugas

pendidikan Mengajar

1 Mustikowati, S.Pd.I S1 Kepala sekolah

2 K. Haris As'ad Nasution Guru mapel

3 Tasmiyah, S.Pd. S1 Guru mapel

4 Anisatul Masruroh S.Pd.I. S1 Guru mapel

5 Ivah Fauzah, S.Pd.I. S1 Guru mapel

6 Khabiburrohman,S.Ag.,M.Pd. S2 Guru mapel

7 Nur Vadhilatul Khasanah, S.H. S1 Guru mapel

57
8 Siti Zulaikhoh, M.Pd.I. S2 Guru mapel

9 Siyono, M.Pd.I S2 Guru mapel

10 Muflikatur Rofiah S.Ag. S1 Guru mapel

11 Mustaidah S.Pd.I. S1 Guru mapel

12 Mega Rahayu S.Ag. S1 Guru mapel

13 Andhi Kustiawan S1 Guru mapel

14 Abdul Khamid, S.Pd. S1 Guru mapel

15 M. Sirril Wafa, S.Pd.I S1 Guru mapel

16 Bagus Muawin, S.T. S1 Guru mapel

17 Chusnul Chalimah Guru mapel

4. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di MTs AL-Manar tahun pelajaran 2018/2019 adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Data siswa dan siswi MTs AL-Manar Bener Tengaran

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII A 9 12 21

2 VII B 11 11 22

3 VIII A 10 10 20

58
4 VIIIB 9 11 20

5 IX A 13 13 26

6 IX B 17 12 29

Jumlah keseluruhan 137

Pada penelitian ini yang menjadi objek sebuah penelitian adalah

siswa kelas VII A MTs AL-Manar Bener Tengaran. Dengan jumlah

siswa sebanyak terdiri dari 21 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki,

dan 12 siswa perempuan. Berikut nama-nama siswa kelas VII A.

Tabel 3. 3

Nama-nama Siswa Kelas VII A MTs AL-Manar Bener Tengaran

No Nama Keterangan

1 Siswa 1 Laki-laki

2 Siswa 2 Perempuan

3 Siswa 3 Perempuan

4 Siswa 4 Laki-laki

5 Siswa 5 Laki-laki

6 Siswa 6 Perempuan

7 Siswa 7 Perempuan

8 Siswa 8 Laki-laki

9 Siswa 9 Perempuan

10 Siswa 10 Perempuan

11 Siswa 11 Laki-laki

12 Siswa 12 Laki-laki

59
13 Siswa 13 Laki-laki

14 Siswa 14 Laki-laki

15 Siswa 15 Perempuan

16 Siswa 16 Perempuan

17 Siswa 17 Perempuan

18 Siswa 18 Perempuan

19 Siswa 19 Perempuan

20 Siswa 20 Perempuan

21 Siswa 21 Laki-laki

5. Sarana dan prasarana

Tabel 3.4

Data Bangunan/ ruang Kelas MTs L-Manar Bener Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

No Nama Bangunan/ Ruang Jumlah

1 Ruang Kelas 6

2 Ruang Kepala Madrasah 1

3 Ruang Guru 2

4 Ruang Tata Usaha 1

5 Ruang Laboratorium/ komputer 1

6 Ruang perpustakaan 1

7 Toilet Guru 2

8 Toilet Siswa 1

9 Masjid/ musala 1

60
Tabel 3.5

Data Investasi MTs AL-Manar Bener Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

No Nama Barang Jumlah

1 Meja Siswa 137

2 Kursi Siswa 137

3 Meja Guru di ruang Kelas 6

4 Kursi Guru di ruang kelas 6

5 Papan tulis 6

6 Komputer 20

7 Bola sepak 6

8 Lapangan sepak bola/ futsal 1

9 Lapangan bola voli 1

10 Lapangan bulu tangkis 1

11 LCD Proyektor 2

12 Screen (layar) 1

13 Meja Guru dan Pegawai 17

14 Kursi Guru dan Pegawai 17

15 Lemari arsip 2

16 Kotak obat (P3K) 1

17 Pengeras suara 6

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

61
1. Kondisi Pra Siklus (Awal)

Tahap pra siklus atau tahap awal adalah pengumpulan data yang

dilakukan pada saat sebelum penelitian. Data yang diperoleh dalam

tahap ini akan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan tindakan

yang akan dilakukan pada tahap siklus I.

Tabel 3.6

Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa Kelas VII A MTs AL-Manar

Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2018/2019.

No Nama KKM Nilai Keterangan

1 Siswa 1 70 60 Tidak tuntas

2 Siswa 2 70 70 Tuntas

3 Siswa 3 70 70 Tuntas

4 Siswa 4 70 50 Tidak tuntas

5 Siswa 5 70 50 Tidak tuntas

6 Siswa 6 70 60 Tidak tuntas

7 Siswa 7 70 70 Tuntas

8 Siswa 8 70 50 Tidak tunas

9 Siswa 9 70 50 Tuntas

10 Siswa 10 70 80 Tuntas

11 Siswa 11 70 60 Tidak tuntas

12 Siswa 12 70 40 Tidak tuntas

13 Siswa 13 70 50 Tidak tuntas

14 Siswa 14 70 70 Tuntas

62
15 Siswa 15 70 70 Tuntas

16 Siswa 16 70 70 Tuntas

17 Siswa 17 70 50 Tidak Tuntas

18 Siswa 18 70 70 Tuntas

19 Siswa 19 70 60 Tidak tuntas

20 Siswa 20 70 50 Tidak tuntas

21 Siswa 21 70 50 Tidak tuntas

Jumlah 1,250

Rata-Rata 59,52

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Fiqih materi

pelajaran Thaharah semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Fiqih pokok

bahasan Thaharah (Najis dan Hadas) pada siswa kelas VII A MTs

AL-Manar yang dilaksanakan selama dua hari di kelas VII A MTs

AL-Manar Bener Tengaran sesuai mata pelajaran Fiqih.

Waktu pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pra siklus untuk observasi dilaksanakan pada

bulan oktober 2018.

b. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 november

2018.

63
c. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 november

2018.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II

1. Siklus I
Proses pembelajaran dilaksanakan secara bertahap yang diawali

dengan apersepsi dan diakhiri dengan tes formatif. Untuk mengetahui

tingkat keberhasilan tes dalam penelitian, peneliti menganalisis data

untuk menentukan apakah perbaikan pembelajaran ini berhasil atau

tidak.

Pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 November 2018 dengan

materi pokok Thaharah. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan

peneliti adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus I ini peneliti melakukan

persiapan pembelajaran sebagai berikut:

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan di

ajarkan yaitu materi Thaharah (Najis dan Hadas).

2) Menyusun RPP terlebih dahulu sesuai dengan tindakan

yang akan dilakukan. Rencana pembelajaran ini

digunakan sebagai program kerja dalam melaksanakan

proses belajar mengajar agar tercapai tujuan

pembelajaran.

64
3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode Student Team Achievement

Division (STAD).

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana

mengetahui kemampuan siswa.

5) Mempersiapkan lembar pengamatan guru dan siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan pada hari tanggal 22

November 2018 pelajaran ke 6-8 selama 80 menit di MTs AL-

Manar Bener Kecamatan Tengaran kabupaten Semarang pada

kelas VII A sebanyak 21 siswa. Dalam hal ini peneliti sebagai

pengamat proses belajar mengajar di kelas materi thaharah,

sedangkan guru sebagai kolaborator. Adapun proses

pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang dipersiapkan.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

meliputi:

1) Kegiatan awal

a) Membuka pembelajaran dengan salam dan

berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas

dengan penuh khidmat.

b) Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan

mengisi lembar kehadiran dan memeriksa

65
kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk sesuai

dengan kegiatan pembelajaran.

c) Guru memberikan motivasi dan mengajukan

pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan

dengan materi pembelajaran.

d) Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai

dengan teknik penilaian

2) Kegiatan inti

a) Eksplorasi

- Guru menjelaskan materi tentang thaharah

- Guru membimbing siswa membentuk

kelompok secara heterogen, masing-masing

terdiri dari 5-6 siswa dalam satu kelompok

- Guru membagi lembar kerja siswa ( LKS)

- Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk membaca LKS dan mengenai

permasalahan dalam LKS.

- Guru meminta siswa mengerjakan LKS

secara berkelompok dengan kelompoknya

masing-masing.

- Guru mengawasi kerja kelompok dengan

mendatangi kelompok dan memberi

bantuan bila ada kesulitan dengan

66
memberikan pertanyaan yang sifatnya

pancingan, bukan memberikan jawaban.

b) Elaborasi

- Guru meminta siswa mewakili kelompoknya

untuk memprentasikan jawaban berdasarkan

hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain

memberikan tanggapan

- Guru meminta siswa kembali ke tempat duduk

semula

- Guru memberikan reward kepada siswa dan

kelompok yang memperoleh skor tertinggi.

c) Konfirmasi

- Guru bertanya tentang hal-hal yang belum

diketahui.

- Guru memberikan soal evaluasi untuk

mengukur kepahaman siswa.

3) Kegiatan akhir

a) Guru menyimpulkan materi pembelajaran hari

ini.

b) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian

atau bentuk penghargaan lain yang relevan)

kepada peserta didik yang memperhatikan

dengan baik dan saksama.

67
c) Guru melakukan refleksi (guru bertanya kepada

diri sendiri bagaimana ketika mengajar) atau

menanyakan kepada siswa apakah siswanya bisa

memahami materi, atau apakah pelajaran hari itu

menyenangkan atau tidak.

d) Guru menyampaikan materi yang akan diberikan

minggu depan

e) Guru menutup pelajaran dengan berdoa

f) Guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan

salam.

c. Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti

melakukan pengamatan terhadap siswa yaitu dengan lembar

observasi siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Aspek yang dinilai adalah perilaku siswa selama mengikuti

pembelajaran. Kemudian peneliti jug menyiapkan lembar

pengamatan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Pengamatan ini, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam

pembelajaran.

Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup

aspek pengamatan pada guru dan pada siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

68
1) Aspek pengamatan pada siswa

a) Keaktifan siswa

b) Perhatian siswa

c) Penguasaan materi

2) Aspek pengamatan pada guru

a) Pembuatan RPP

b) Penyesuaian bahan ajar

c) Penyusunan materi

d) Ketepatan guru dalam pemilihan media yang

tepat

e) Pemilihan sumber belajar

f) Pemilihan metode yang tepat

g) Kemampuan memotivasi siswa

h) Kemampuan menjelaskan materi

i) Membantu siswa yang kesulitan

j) Memfasilitasi siswa dalam belajar

d. Refleksi

Hasil yang telah diperoleh pada tahap ini dicatat dan

disimpulkan, menganalisis serta mengevaluasi. Selanjutnya

guru merefleksikan diri tentang berhasil tidaknya tindakan

yang dilakukan. Kemudian melakukan perbaikan-perbaikan

69
pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil evaluasi yang

telah dilakukan, peneliti menemukan kelebihan dan

kekurangan antara lain:

1) Kelebihan

a) Minat dan keaktifan siswa meningkat

b) Siswa saling tukar pendapat dalam

berdiskusi

2) Kekurangan

a) Pengaturan waktu kurang maksimal dalam

pembentukan kelompok.

b) Masih banyak siswa yang bermain sendiri.

c) Masih ada siswa yang belum bisa bekerja

kelompok dengan maksimal dang dengan

baik.

2. Siklus II
Pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 November 2018

dengan materi pokok thaharah. Tahapan dan langkah-langkah yang

dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

70
Pada tahap pelaksanaan siklus II ini peneliti melakukan

persiapan pembelajaran sebagai berikut:

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan di

ajarkan yaitu materi thaharah (Najis dan Hadas).

2) menyusun RPP terlebih dahulu sesuai dengan

tindakan yang akan dilakukan. Rencana pembelajaran

ini digunakan sebagai program kerja dalam

melaksanakan proses belajar mengajar agar tercapai

tujuan pembelajaran.

3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode Student Team Achievement

Division (STAD).

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana

mengetahui kemampuan siswa.

5) Mempersiapkan lembar pengamatan guru dan siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis

tanggal 24 November 2018 pelajaran ke 5-6 selama 80 menit

di MTs AL-Manar Bener Kecamatan Tengaran kabupaten

Semarang pada kelas VII A sebanyak 21 siswa. Dalam hal

ini peneliti sebagai pengamat proses belajar mengajar di kelas

materi thaharah, sedangkan guru sebagai kolaborator.

71
Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dipersiapkan.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

meliputi:

1) Kegiatan awal

a) Membuka pembelajaran dengan salam dan

berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas dengan

penuh khidmat.

b) Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan

mengisi lembar kehadiran dan memeriksa

kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk sesuai

dengan kegiatan pembelajaran.

c) Guru memberikan motivasi dan mengajukan

pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan

dengan materi pembelajaran.

d) Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai

dengan teknik penilaian

2) Kegiatan inti

a) Eksplorasi
- Guru menjelaskan materi tentang thaharah

- Guru membimbing siswa membentuk

kelompok secara heterogen, masing-masing

terdiri dari 5-6 siswa dalam satu kelompok.

72
- Guru membagi lembar kerja siswa ( LKS).

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membaca LKS dan mengenai

permasalahan dalam LKS.

- Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara

berkelompok dengan kelompoknya masing-

masing.

- Guru mengawasi kerja kelompok dengan

mendatangi kelompok dan memberi bantuan

bila ada kesulitan dengan memberikan

pertanyaan yang sifatnya pancingan, bukan

memberikan jawaban.

b) Elaborasi
- Guru meminta siswa mewakili kelompoknya

untuk memprentasikan jawaban berdasarkan

hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain

memberikan tanggapan.

- Guru meminta siswa kembali ke tempat duduk

semula

- Guru memberikan reward kepada siswa dan

kelompok yang memperoleh skor tertinggi.

73
c) Konfirmasi
- Guru bertanya tentang hal-hal yang belum

diketahui.

- Guru memberikan soal evaluasi untuk

mengukur kepahaman siswa.

3) Kegiatan akhir

a) Guru menyimpulkan materi pembelajaran hari


ini.

b) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian


atau bentuk penghargaan lain yang relevan)

kepada peserta didik yang memperhatikan dengan

baik dan saksama.

c) Guru melakukan refleksi (guru bertanya kepada


diri sendiri bagaimana ketika mengajar) atau

menanyakan kepada siswa apakah siswanya bisa

memahami materi, atau apakah pelajaran hari itu

menyenangkan atau tidak.

d) Guru menyampaikan materi yang akan diberikan


minggu depan

e) Guru menutup pelajaran dengan berdo‟a

f) Guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan


salam.

74
c. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam siklus II ini dilakukan

seperti siklus I pada saat proses pembelajaran secara

langsung dengan menggunakan format observasi yang telah

disusun. Pengamatan ini, dimaksudkan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam

pembelajaran.

Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek

pengamatan pada guru dan pada siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

1) Aspek pengamatan pada siswa

a) Keaktifan siswa

b) Perhatian siswa

c) Penguasaan materi

2) Aspek pengamatan pada guru

a) Pembuatan RPP

b) Penyesuaian bahan ajar

c) Penyusunan materi

d) Ketepatan guru dalam pemilihan media yang

tepat

e) Pemilihan sumber belajar

f) Pemilihan metode yang tepat

75
g) Kemampuan memotivasi siswa

h) Kemampuan menjelaskan materi

i) Membantu siswa yang kesulitan

j) Memfasilitasi siswa dalam belajar

d. Refleksi

Setelah melakukan perbaikan pada siklus II ini jumlah

siswa yang memperhatikan semakin meningkat dibandingkan

pada siklus I. Dari data yang terkumpul dapat diuraikan

sebagai berikut:

1) Hasil belajar pada setiap siklus mampu mencapai

batas ketuntasan.

2) Berdasarkan hasil observasi siswa begitu semangat

dalam pembelajaran.

3) Dalam bekerja kelompok mampu membuat siswa

aktif, kreatif dan semangat siswa sehingga dapat

meningkatkan minat belajar

4) Hasil belajar siswa sudah sesuai KKM yaitu 70, dan

persentase ketuntasan belajar mencapai 80%.

76
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi per siklus

1. Pra Siklus

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal

peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar masih menunjukkan

lemahnya pembelajaran dan lemahnya pemahaman peserta didik

dalam menerima materi Thaharah (Najis dan Hadas). Hal tersebut

dapat diketahui melalui wawancara antara peneliti dengan guru

mata pelajaran Fiqih dan juga melihat dari nilai harian siswa,

Kondisi yang demikian yang mejadi acuan pelaksanaan tindakan

kelas pada peserta didik kelas VII A MTs AL-Manar Bener,

Kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang.

Berdasarkan pengamatan sebelum melakukan penelitian

tindakan kelas, menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik

masih sangat rendah dalam mata pelajaran Fiqih khususnya pada

mata pelajaran Thaharah (Najis dan Hadas). Fakta di lapangan

menunjukkan bahwa banyak siswa kelas VII A MTs AL-Manar

bersikap pasif ketika berlangsung pembelajaran di kelas. Ketika

guru menjelaskan masih banyaknya siswa tertidur dan diam, dan

ketika diberikan pertanyaan kebanyakan tidak ada respond dan

hanya diam. Fakta ini di latar belakanggi karana siswa kurang

diberikan strategi pembelajaran yang memadai. Faktor lain

77
kebanyakan siswa adalah seorang santri dan kegiatan mereka

sehari-hari terikat oleh yayasan pondok dan ketika berada di

pondok terkadang santri mengikuti kegiatan pondok sampai larut

malam dan terkadang mereka kurang tidur dan suka bergadang

malam maka tidak menutup kemungkinan di keesokannya harinya

kebanyakan siswa banyak mengantuk dan tidur di kelas. Hal ini

adapun nilai data pra siklus peserta didik mata pelajaran Fiqih

materi Thaharah (Najis dan Hadas) adalah sebagai berikut:

a. Data Nilai Pra Siklus

Tabel 4. 1

Data Nilai Pra Siklus

No Nama KKM Nilai Keterangan

1 Siswa 1 70 60 Tidak tuntas

2 Siswa 2 70 70 Tuntas

3 Siswa 3 70 70 Tuntas

4 Siswa 4 70 50 Tidak tuntas

5 Siswa 5 70 50 Tidak tuntas

6 Siswa 6 70 60 Tidak tuntas

7 Siswa 7 70 70 Tuntas

8 Siswa 8 70 50 Tidak tunas

9 Siswa 9 70 50 Tuntas

10 Siswa 10 70 80 Tuntas

11 Siswa 11 70 60 Tidak tuntas

78
12 Siswa 12 70 40 Tidak tuntas

13 Siswa 13 70 50 Tidak tuntas

14 Siswa 14 70 70 Tuntas

15 Siswa 15 70 70 Tuntas

16 Siswa 16 70 70 Tuntas

17 Siswa 17 70 50 Tidak tuntas

18 Siswa 18 70 70 Tuntas

19 Siswa 19 70 60 Tidak tuntas

20 Siswa 20 70 50 Tidak tuntas

21 Siswa 21 70 50 Tidak tuntas

Jumlah 1,250

Rata-Rata 59,52

Berdasarkan data hasil yang terlihat pada tabel diatas


dapat di uraikan melalui tabel keterangan sebagai berikut:

Tabel 4. 2

Rekapitulasi Nilai Pra Siklus

No Keterangan Hasil

1 Nilai Terendah 40

2 Nilai Tertinggi 80

3 Nilai Rata-Rata Kelas 59,52

4 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 70

5 Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM 9

79
6 Jumlah Siswa Yang Belum Mencapai KKM 12

7 Presentasi Peserta Didik Yang Mencapai 42%

KKM

Persentase ketuntasan = x 100%

= x 100%

= 42%

Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang

tuntas pada materi thaharah sebelum adanya peneliti

sebanyak 9 siswa dari jumlah siswa keseluruhan 21

sedangkan 12 siswa belum tuntas. Siswa yang dinyatakan

tuntas adalah siswa yang telah mencapai KKM 70.

Sedangkan siswa dinyatakan belum tuntas dikarenakan

siswa tersebut belum mencapai KKM atau nilainya belum

mencapai KKM 70.

b. Refleksi

Pada Pra Siklus ini hanya 42% siswa yang tuntas dan

57% siswa belum tuntas. Berdasarkan penelitian,

pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan satu

metode yaitu ceramah. Padahal menurut peneliti thaharah

terutama Najis dan Hadas tidak cukup hanya dengan

metode ceramah saja. Maka dari itu peneliti menggunakan

metode Student team achievement division (STAD).

80
2. Siklus I

Pada siklus I peneliti mencoba menggunakan metode Student

team achievement division (STAD) pada proses pembelajaran PAI

materi Thaharah (Najis dan Hadas), yang dilaksanakan pada hari

Kamis 22 November 2018. Beberapa tahap pelaksanaannya adalah

sebagai berikut :

a) Perencanaan

1) Membuat RPP

2) Guru merancang kelompok kooperatif yaitu

kelompok asal dan kelompok ahli.

3) Guru menerangkan metode belajar tipe Student team

achievement division (STAD).

4) Menyusun lembar evaluasi

b) Tindakan

Tindakan dengan menerapkan tindakan yang mengacu

pada skenario diantaranya:

1) Guru memasuki kelas dan mengkondisikan kelas

2) Menyuruh siswa berdoa dan absensi

3) Apersepsi

4) Menyetting kelas

5) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya

pembelajaran

81
6) Proses pelaksanaan metode Student team

achievement division (STAD)

7) Guru menyiapkan materi diskusi yang dibagi

menjadi 4 topik diskusi.

8) Guru membagi kelompok menjadi 4 kelompok,

masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 peserta

didik yang memprioritaskan heterogenitas

(keragaman) kelas dalam presentasi akademik,

gender/ jenis kelamin, ras atau etnik.

9) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok

asal untuk membaca, memahami, mendiskusikan,

serta meringkas materi pembelajaran. Guru

berkeliling sambil mengecek pemahaman masing-

masing kelompok sehingga satu kelompok paham

semua.

10) Masing-masing kelompok mempresentasikan materi

yang sudah dibahas di kelompok kepada kelompok

lainnya

11) Guru melakukan klarifikasi terhadap materi

pelajaran

12) Guru memberikan tes berupa soal esay sebanyak 5

soal.

82
13) Peserta didik mengerjakan dan setelah selesai

jawaban dikumpulkan.

14) Guru memberi gambaran ulang tentang materi yang

dipelajari tadi dan memberi umpan balik dengan

memberi kuis pertanyaan kepada peserta didik.

15) Guru mengajak peserta didik berdoa bersama dan

salam.

Pada akhir kegiatan guru memberikan tes formatif atau


evaluasi dengan hasil tampak sebagai tabel berikut:

Tabel 4. 3

Daftar Nilai Hasil Belajar Tes Siklus I

No Nama Nilai Keterangan

1 Siswa 1 65 Tidak Tuntas

2 Siswa 2 85 Tuntas

3 Siswa 3 65 Tidak Tuntas

4 Siswa 4 60 Tidak Tuntas

5 Siswa 5 60 Tidak Tuntas

6 Siswa 6 85 Tuntas

7 Siswa 7 70 Tuntas

8 Siswa 8 50 Tidak Tuntas

9 Siswa 9 85 Tuntas

10 Siswa 10 65 Tidak Tuntas

11 Siswa 11 65 Tidak Tuntas

83
12 Siswa 12 60 Tidak Tuntas

13 Siswa 13 60 Tidak Tuntas

14 Siswa 14 80 Tuntas

15 Siswa 15 80 Tuntas

16 Siswa 16 75 Tuntas

17 Siswa 17 70 Tuntas

18 Siswa 18 75 Tuntas

19 Siswa 19 65 Tidak Tuntas

20 Siswa 20 70 Tuntas

21 Siswa 21 70 Tuntas

Jumlah 1,455

Rata-rata 69,28

Berdasarkan data hasil yang terlihat pada tabel diatas


dapat diuraikan melalui tabel keterangan sebagai berikut:

Tabel 4.4

Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siklus I

No Keterangan Hasil awal

1 Nilai Terendah 50

2 Nilai Tertinggi 85

3 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70

4 Jumlah Peserta Didik yang 11

Mendapatkan Nilai KKM

84
5 Jumlah Peserta Didik yang Mendapat 10

Nilai di Bawah KKM

6 Rata-Rata Kelas 69,28

7 Presentase Peserta Didik yang 52%

Mencapai KKM

Persentase ketuntasan = x 100%

= x 100%

= 52%

Melalui tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang


tuntas pada materi thaharah pada siklus I sebanyak 11 siswa
dari jumlah siswa keseluruhan 21, sedangkan 10 siswa belum
tuntas. Siswa yang dinyatakan tuntas adalah siswa yang telah
mencapai KKM 70. Sedangkan siswa dinyatakan belum
tuntas dikarenakan siswa tersebut belum mencapai KKM atau
nilainya belum mencapai 70.

c) Observasi

Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai aktivitas

belajar mengajar adalah sebagai berikut :

1) Guru kurang variasi dalam memberikan penjelasan

kepada peserta didik mengenai materi Thaharah.

85
2) Peserta didik kurang memahami bagaimana

pelaksanaan metode Student team achievement

division (STAD) yang sebenarnya.

3) Peserta didik belum maksimal memanfaatkan

diskusi dalam kelompok, masih banyak yang main-

main sendiri.

d) Refleksi Siklus I

Pada siklus I ini masih 48% siswa yang belum tuntas

dan 52% siswa yang tuntas. Berdasarkan pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti pada siklus I masih banyak siswa

yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru, masih

banyak siswa yang malu untuk bertanya dan dalam

kelancaran mengemukakan ide dalam memecahkan

masalah baru kurang baik dalam berdiskusi. Tindakan yang

harus dilakukan oleh guru adalah menggondisikan siswa

agar lebih baik dalam pembelajaran selanjutnya dan

membuat siswa lebih aktif dalam berdiskusi.

3. Siklus II

Setelah penelitian melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan

siklus I serta mencari solusi dari permasalahan yang timbul dalam

siklus I, peneliti melakukan penelitian kembali yang dilaksanakan

86
pada Kamis 29 november 2019. Beberapa pelaksanaannya adalah

sebagai berikut :

a) Perencanaan

1) Membuat RPP.

2) Guru merancang kelompok kooperatif yaitu kelompok

asal dan kelompok ahli.

3) Guru menerapkan metode belajar Student team

achievement division (STAD).

4) Menyusun lembar evaluasi

b) Tindakan

Tindakan ini menerapkan tindakan yang mengacu pada

skenario diantaranya:

1) Guru memasuki kelas dan mengkondisikan kelas

2) Menyuruh siswa berdoa dan absensi

3) Apersepsi

4) Menyetting kelas

5) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya

pembelajaran

6) Proses pelaksanaan metode Student team

achievement division (STAD).

7) Guru menyiapkan materi diskusi yang dibagi

menjadi 4 topik diskusi.

87
8) Guru membagi kelompok menjadi 4 kelompok,

masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 peserta

didik yang memprioritaskan heterogenitas

(keragaman) kelas dalam presentasi akademik,

gender/ jenis kelamin, ras atau etnik.

9) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok

asal untuk membaca, memahami, mendiskusikan,

serta meringkas materi pembelajaran. Guru

berkeliling sambil mengecek pemahaman masing-

masing kelompok sehingga satu kelompok paham

semua.

10) Masing-masing kelompok mempresentasikan

materi yang sudah dibahas di kelompok kepada

kelompok lainnya

11) Guru melakukan klarifikasi terhadap materi

pelajaran

12) Guru memberikan tes berupa soal esay sebanyak 5

soal.

13) Peserta didik mengerjakan dan setelah selesai

jawaban dikumpulkan.

14) Guru memberi gambaran ulang tentang materi

yang dipelajari tadi dan memberi umpan balik

88
dengan memberi kuis pertanyaan kepada peserta

didik.

15) Guru mengajak peserta didik berdo‟a bersama dan

salam.

Pada akhir kegiatan guru memberikan tes formatif atau

evaluasi dengan hasil tampak sebagai tabel berikut:

Tabel 4.5

Daftar Nilai Hasil belajar Siklus II

No Nama Nilai Keterangan

1 Siswa 1 80 Tuntas

2 Siswa 2 90 Tuntas

3 Siswa 3 85 Tuntas

4 Siswa 4 80 Tuntas

5 Siswa 5 80 Tuntas

6 Siswa 6 90 Tuntas

7 Siswa 7 85 Tuntas

8 Siswa 8 75 Tuntas

9 Siswa 9 95 Tuntas

10 Siswa 10 80 Tuntas

11 Siswa 11 80 Tuntas

12 Siswa 12 80 Tuntas

13 Siswa 13 75 Tuntas

14 Siswa 14 100 Tuntas

15 Siswa 15 95 Tuntas

89
16 Siswa 16 95 Tuntas

17 Siswa 17 100 Tuntas

18 Siswa 18 95 Tuntas

19 Siswa 19 90 Tuntas

20 Siswa 20 90 Tuntas

21 Siswa 21 85 Tuntas

Jumlah 1,830

Rata-rata 87,14

Berdasarkan data hasil yang terlihat pada tabel diatas

dapat diuraikan melalui tabel keterangan sebagai berikut:

Tabel 4.6

Rekapitulasi Nilai Siklus II

No Keterangan Hasil Awal

1 Nilai Terendah 75

2 Nilai Tertinggi 100

3 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70

4 Jumlah Peserta Didik yang Mencapai 21

Nilai KKM

5 Jumlah Peserta Didik yang Mendapat 0

Nilai di Bawah KKM

6 Nilai Rata-Rata Kelas 87,14

7 Presentase Peserta Didik yang 100%

Mencapai KKM

90
Persentase ketuntasan = x 100%

= x 100%

= 100%

Melalui tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang

tuntas pada materi thaharah pada siklus II sebanyak 21

siswa dari jumlah siswa keseluruhan 21 dengan demikian

pada siklus II semua siswa telah mencapai KKM yang

ditentukan yaitu 70.

c) Refleksi

Berdasarkan perbaikan yang dilakukan pada siklus II

ini0% siswa yang belum tuntas dan 100% siswa yang

tuntas. keadaan kelas menjadi kondusif dikarenakan guru

mampu mengodisikan kelas sehingga peserta didik yang

memperhatikan semakin banyak. Selain itu siswa juga

lebih banyak yang aktif bertanya dan menggumakan ide-

ide dalam berdiskusi di bandingkan pada siklus I. Siklus II

ini peneliti telah berhasil meningkat hasil belajar Fiqih

materi Thaharah dengan menggunakan metode

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari paparan hasil penelitian dari pra siklus, siklus I dan siklus II di

peroleh data hasil belajar keseluruhan sebagai berikut:

Tabel 4. 7.

91
Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II


Nilai Rata-Rata 59,52 69,28 87,14
Ketuntasan 42% 52% 100%
Tuntas 9 11 21
Tidak Tuntas 12 10 0
Jumlah 21 21 21

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan siswa MTs

AL-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang mengalami

peningkatan. Mulai dari pra siklus yang belum menggunakan metode

STAD, yang mencapai ketuntasan hanya 9 siswa atau 42%. sedangkan

pada siklus I sebanyak 11 atau 52% dan siklus II sebanyak 21 atau 100%.

hasil belajar siswa ini karena dimotivasi belajar siswa yang sangat tinggi

pada mata pelajaran Fiqih materi thaharah (Najis dan Hadas) dengan

menggunakan metode STAD.

Rekapitulasi dari tabel diatas dibuat dalam bentuk grafik nilai rata-rata

peserta didik mulai dari pra siklus, siklus I, siklus II.

92
DIAGRAM

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Tuntas Tidak Tuntas Jumlah

Gambar 4.8

Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data rekapitulasi di atas menunjukkan adanya


peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, bahwa siswa yang tuntas
hanya 42% dari keseluruhan jumlah siswa. Pada siklus I setelah
menerapkan metode pembelajaran Student team achievement division
(STAD) ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 52% dan pada
siklus II 100%.

93
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh dari peneliti tindakan

kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi

Taharah (Najis dan Hadas) Dengan Metode Student Team Achievement

Division (STAD) Pada Siswa Kelas VII A MTs. AL-MANAR Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018. Dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode STAD meningkat hasil belajar fiqih materi

Thaharah (Najis Dan Hadas) pada peserta didik kelas VII A MTs AL-

Manar.

Peningkatan hasil belajar peserta didik tersebut dapat dibuktikan dari

hasil belajar peserta didik mulai dari Pra Siklus, siklus I, siklus II dan telah

mencapai KKM yang telah di tentukan 70. Pada Pra Siklus sebelum

adanya penelitian tindakan kelas nilai hasil belajar siswa rata-rata yaitu

59,52 siswa yang tuntas sebanyak 9 dengan persentase 42 % dan 12

siswa yang belum tuntas dengan persentase 57%, sedangkan pada siklus I

setelah melakukan penelitian tindakan kelas nilai hasil rata-rata hasil

belajar siswa meningkat menjadi 69,28 dengan ketuntasan siswa sebanyak

11 dengan persentase 52% dan 10 siswa yang belum tuntas dengan

persentase 48% dan kemudian pada siklus II ini melakukan perbaikan

penelitian tindakan kelas dari siklus I sehingga siswa mencapai KKM

semua dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 87,14 dengan ketuntasan

94
sebanyak 21 siswa dengan persentase ketuntasan sebanyak 100%. Dengan

begitu peneliti ini telah mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan yaitu

85%.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan

metode STAD untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih materi Thaharah

kelas VII A MTs AL-Manar Tahun Pelajaran 2018/ 2019 maka ada

beberapa saran yang penulis tunjukkan yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a) Dalam pembelajaran guru seharusnya mencoba menggunakan

metode-metode yang bervariasi dan menyenangkan, sehingga

peserta didik dapat menikmati proses pembelajaran yang bisa

membuat mereka lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

dan dapat meningkatkan hasil belajar.

b) Sebaiknya guru lebih variatif dalam menggunakan metode-

metode pembelajaran, termasuk menggunakan metode STAD,

hal ini akan menghilangkan rasa bosan bagi siswa selama

mengikuti proses mengajar.

2. Bagi Peserta Didik

Peserta didik hendaknya senantiasa lebih semangat belajar

dan meningkatkan motivasi dalam pembelajaran PAI maupun

pembelajaran lainnya, karena semangat dan mempunyai motivasi

95
belajar yang tinggi akan mempengaruhi tercapainya tujuan

pembelajaran yang dapat diukur hasil belajar peserta didik.

3. Bagi Sekolah

a) Diharapkan di sekolah dapat memberikan dorongan kepada

guru agar dapat menggunakan metode pembelajaran yang

efektif dan inovatif agar siswa dalam pembelajaran lebih

semangat dalam belajar.

b) Menyediakan sarana dan prasarana yang lebih mumpuni

sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar, efektif

dan efisien, sehingga akan meningkatkan mutu dan kualitas

dalam proses pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian

yang serupa, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan

masukan bagi kegiatan penelitian berikutnya.

96
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Choliq, Ahmad. 2017. Fiqih. Semarang: Lancar Ilmu.

Huda, miftahul, 2014. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Kastholani. 2014. Model Pembelajaran inovatif: Teori dan Aplikasi. Salatiga:


STAIN Salatiga Press.

Khallaf, Abdul Wahhab. 2003. Ilmu Ushul Fikih dan Kaidah Hukum Islam.
Jakarta: CV. Pustaka Amani.

Khallaf, Abdul Wahhab. 2014. Ilmu Ushul Fiqih. Semarang: PT. Karya Toha
Putra.

Mulyani, Sri, 2010. Fiqih, Surakarta: Putra Nugraha.

Nasution, Lahmuddin. 1995. Fiqih 1.

Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahayu, Sudaryono, Gaguk Margono, dan Wardani. 2013, Pengembangan


Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rasjid, Sulaiman. 1998. Fiqih Islam (Hukum Fiqih Lengkap). Bandung: CV. Sinar
Baru.

Rusman, 2014. Model-Model Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:


Rajawali

Sudarto, 2016. Filsafat Pendidikan, yogyakarta: CV Budi Utama.

Soimin, Aris, 2014 Model Pembelajaran Inofatif Dalam Kurikulum 2013,


Yogyakarta: Arruzz Media.

Slameto, 2013. Belajar dan faktor-faktor mempengaruhinya, Jakarta: Rineka


Cipta.

Supardi. 2013. Model Pembelajaran Portofolio. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Sumadayo, Samsu, 2013. penelitian tindakan kelas, yogyakarta: Graha Ilmu.

97
Susanto, Akhmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.

Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,: Konsep,


Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum KTSP. Jakarta:
Kencana.

Zuhri, Syaifudin. 2009. Ushul Fiqih Akal Sebagai Sumber Hukum Islam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus I

Nama Sekolah : MTs. AL-Manar

Kelas/ Semester : VII/ A

Mata Pelajaran : Fiqih

Materi Pokok : Thaharah

Alokasi Waktu : 2 x 60 menit (2x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut nya.
(K-2 ) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia;
(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah;
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.

99
B. Kompetensi Dasar
1. Meyakini pentingnya bersuci dari hadas dan najis.
2. Membiasakan diri dari berperilaku bersih sebagai implementasi dari
pemahaman tentang cara bersuci.
3. Memahami hadas dan najis dan tata cara menyucikannya.
4. Mendemonstrasikan tata cara bersuci dari hadas dan najis.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian Thaharah
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian najis dan hadas
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam najis dan cara
mensucikannya
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Thaharah
Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan
menurut istilah, taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan
tempat dari hadas dan najis. Islam sangat menganjurkan kepada
umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-orang
yang sanggup menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.
2. Macam-MacamThaharah
Taharah dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Taharah dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan
tempat. Cara menyucikannya dengan air yang suci dan
menyucikan, yang biasa disebut air mutlak.
b) Taharah dari hadas, yang berlaku untuk badan, seperti mandi,
wudu, dan tayamum.

100
3. Macam-Macam Najis
Najis berasal dari bahasa Arab yang berarti kotoran, dan
menurut istilah adalah suatu benda yang kotor, yang mencegah
sahnya mengerjakan suatu ibadah yang di tuntut harus dalam
keadaan suci.

Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi tiga , yaitu:


a) Najis berat atau najis mugalladah, yaitu najis yang harus
dicuci sampai tujuh kali dengan air mutlak dan salah satunya
menggunakan debu yang suci atau air yang dicampur dengan
tanah. Contohnya air liur anjing.
b) Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang
dicuci dengan cara menggunakan air mutlak sampai hilang
bau dan warnanya. Contohnya: darah, nanah, kotoran
manusia.
c) Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat
disucikan dengan memercikkan atau menyiram air di tempat
yang terkena najis. Contohnya: air kencing bayi yang belum
makan apa-apa kecuali air susu ibu.

4. Macam-macam Hadas
Hadas berasal dari bahasa Arab yang berarti suatu peristiwa,
sesuatu yang terjadi, sesuatu yang tidak berlaku. Sedangkan
menurut istilah adalah keadaan tidak suci bagi seseorang sehingga
menjadikannya tidak sah dalam melakukan ibadah.
a) Hadas Kecil
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia
menjadi suci maka seseorang tersebut harus berwudhu atau
tayamum. Seseorang berhadas kecil apabila:
1) Karena keluar sesuatu dari dubur maupun qubul

101
2) Karena hilang akalnya, yang disebabkan mabuk,
gila atau sebab lainnya
3) Bersentuhan kulit laki- laki dan perempuan yang
bukan muhrim tanpa adanya penghalang
4) Karena menyentuh kemaluan, baik milik sendiri
maupun orang lain dengan telapak tangan.

b) Hadas Besar
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia
menjadi suci maka ia harus mandi atau tayamum. Hal- hal
yang menyebabkan seseorang berhadas besar yaitu:
1) Karena bertemunya kelamin laki- laki dan perempuan
2) Karena haid
3) Nifas
4) Wiladah
5. Alat-Alat bersuci dan hal-hal yang suci
Alat untuk bersuci adalah alat atau bahan yang dapat
dipergunakan untuk bersuci atau thaharah. Alat-alat yang
digunakan untuk bersuci sebagai berikut:
a. Air
Alat untuk bersuci adalah air karena air mudah untuk
menghilangkan kotoran. Berdasarkan hukum syar‟i, air
dibagi menjadi empat sebagai berikut:
1) Air mutlak ( air yang suci dan menyucikan/ tahir
muntahir)
2) Air gairu mutahir ( air suci tapi tidak menyucikan)
3) Air musyammas (air makruh)
4) Air mutanajis (air bernajis)

102
b. Tanah/ Debu
c. Batu
d. Hal-hal yang suci
6. Tata Cara Bersuci
a. Wudhu
Ialah bersih atau indah. Sedangkan menurut istilah adalah
membersihkan anggota anggota wudhu untuk menghilangkan
hadas kecil dengan syarat dan rukun tertentu.
1) Syarat- syaratnya yaitu:
a) Muslim
b) Mumayiz
c) Tidak sedang hadas besar
d) Menggunakan air mutlak
e) Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke
anggota wudhu
2) Rukun wudhu ialah
a. Niat
b. Membasuh wajah
c. Membasuh kedua tangan
d. Mengusap sebagian kepala
e. Membasuh kaki sampai mata kaki
f. Tertib
3) Sunah wudhu ialah
a) Membaca basmalah
b) Membasuh kedua telapak tangan sampai
pergelangan tangan
c) Membersihkan hidung
d) Berkumur

103
e) Mengusap kedua tangan
f) Mendahulukan kedua anggota tubuh bagian
tangan
g) Menggosok gigi
h) Membasuh tiga kali tiap anggota bagian tubuh
i) Tidak berbicara ketika wudhu
j) Menyela-nyela jari tangan
k) Berdoa setelah wudhu
4) Tata cara wudhu ialah
a) Mendahulukan bagian tubuh yang sebelah kanan
b) Mengulangi masing-masing anggota wudhu
sebanyak 3 (tiga) kali
c) Tidak berbicara
d) Menghadap kiblat
e) Membaca basmalah (dalam hati atau
melafadzkanya)
f) Niat
g) Membasuh telapak tangan sampai pergelangan
h) Menggosok gigi ( bersiwak)
i) Berkumur
j) Membersihkan hidung
k) Membasuh muka
l) Membasuh tangan sampai dengan kedua siku
m) Mengusap sebagian kepala
n) Membasuh telinga kanan dan kiri
o) Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam
p) Membasuh kaki sampai dengan kedua mata kaki
q) Membaca doa setelah wudhu

104
b. Mandi janabah
Mandi secara bahasa adalah al-guslu artinya
membasuh. Adapun menurut istilah, mandi adalah
meratakan air keseluruh tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki disertai niat untuk bersuci. Mandi janabah
adalah mandi yang dilaksanakan dengan tata cara tertentu
sebagai syarat menghilangkan hadas besar. Mandi janabah
ada ketentuan dan syarat-syaratnya.
1) Syarat mandi wajib
a) Islam
b) Mumayiz
c) Menggunakan air mutlak
d) Tidak ada yang menghalangi ratanan air ke seluruh
anggota badan
e) Tidak dalam keadaan haid atau nifas
2) Rukun mandi wajib
a) Niat
b) Menghilangkan najis yang ada pada anggota badan
c) Merata air ke seluruh anggota badan
3) Sebab diwajibkan nya mandi
a) Junub
b) Selesainya haid bagi perempuan
c) Selesai nifas
d) Meninggalnya seseorang (jenazah)

105
c. Tayamum

Tayamum adalah bersuci menggunakan debu sebagai

pengganti wudhu atau mandi janabah, tayamum dilakukan

ketika tidak mendapatkan air untuk berwudhu atau mandi.

4) Hal-hal yang memperbolehkan tayamum sebagai

berikut:

f) Tidak adanya air yang cukup untuk wudhu atau

mandi.

g) Tidak mampu menggunakan air, seperti orang

lemah, orang yang dipenjara, atau takut binatang

buas.

h) Sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila

menggunakan air.

i) Jumlah air sedikit dan lebih dibutuhkan untuk

menyambung hidup (minum).

j) Takut habisnya waktu sholat sedangkan untuk

mendapatkan air sangat jauh.

5) Rukun Tayamum

e) Niat bertayamum

f) Mengusap muka

g) Mengusap kedua tangan sampai siku

h) Tertib

106
6) Sunah dalam Bertayamum

d) Membaca basmalah

e) Mendahulukan anggota tayamum yang sebelah

kanan dari pada yang kiri

f) Tertib

E. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat : papan tulis, spidol, penghapus.
2. Sumber belajar : Sri Mulyani. Buku Fiqih Kurikulum 2013,
surakarta: Putra Nugroho. Hlm 3-7.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Metode Student Team Achievement Division (STAD)
G. Langkah- langkah Pembelajaran

Alokasi
No Kegiatan belajar
Waktu

1. Kegiatan awal 10 menit


a. Pendahuluan
1) Membuka pembelajaran dengan salam dan
berdo‟a bersama dipimpin oleh ketua kelas
dengan penuh khidmat.
2) Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk
sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
3) Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang
berkaitan dengan materi pembelajaran.
4) Guru menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dengan teknik penilaian
2. Kegiatan inti: 45 menit

107
Alokasi
No Kegiatan belajar
Waktu

b. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan materi tentang thaharah
2) Guru membimbing siswa membentuk
kelompok secara heterogen, masing-masing
terdiri dari 5 kelompok
3) Guru membagi lembar kerja siswa ( LKS)
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca LKS dan mengenai
permasalahan dalam LKS.
5) Guru meminta siswa mengerjakan LKS
secara berkelompok dengan kelompoknya
masing-masing.
6) Guru mengawasi kerja kelompok dengan
mendatangi kelompok dan memberi bantuan
bila ada kesulitan dengan memberikan
pertanyaan yang sifatnya pancingan, bukan
memberikan jawaban.
c. Elaborasi
1) Guru meminta siswa mewakili kelompoknya
untuk memprentasikan jawaban berdasarkan
hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain
memberikan tanggapan
2) Guru meminta siswa kembali ke tempat
duduk semula
3) Guru memberikan reward kepada siswa dan
kelompok yang memperoleh skor tertinggi.
d. Konfirmasi
1) Guru bertanya tentang hal-hal yang belum
diketahui.
2) Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur kepahaman siswa.
3. Kegiatan akhir 15 Menit
1) Guru menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
2) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian
atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada
peserta didik yang memperhatikan dengan baik dan
saksama.
3) Guru melakukan refleksi (guru bertanya kepada diri
sendiri bagaimana ketika mengajar) atau
menanyakan kepada siswa apakah siswanya bisa
memahami materi, atau apakah pelajaran hari itu
menyenangkan atau tidak.
4) Guru menyampaikan materi yang akan diberikan

108
Alokasi
No Kegiatan belajar
Waktu

minggu depan
5) Guru menutup pelajaran dengan berdo‟a
6) Guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan
salam.

A. PENILAIAN
Indikator Pencapaian Jenis Bentuk Penilaian Contoh
Penilaian Instrumen
Menjelaskan pengertian Tes Tulis Uraian Jelaskan
Thaharah pengertian
thaharah secara
bahasa dan
istilah
Menjelaskan najis dan Tes Tulis Uraian Jelaskan
Hadas pengertian najis
dan hadas secara
bahasa dan
istilah
Menjelaskan macam- Tes Tulis Uraian Ada berapa
macam najis macam-macam
najis sebutkan
dan jelaskan
Menjelaskan tentang hadas Tes tulis Uraian Sebutkan hal-
besar hal yang
menyebabkan
seseorang
menanggung
hadas besar
Menjelaskan alat-alat Tes Tulis Uraian Ada berapa
bersuci pembagian air
sebutkan
Menjelaskan tata cara Tes Tulis Uraian Jelaskan tata
bersuci (wudhu dan cara wudhu dan
tayamum) tayamum

109
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus II

Nama Sekolah : MTs. AL-Manar

Kelas/ Semester : VII/ A

Mata Pelajaran : Fiqih

Materi Pokok : Thaharah

Alokasi Waktu : 2x 40 menit (2x pertemuan)

A. Kompetensi Inti

(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut


nya.
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerja
sama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia;
(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah;
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

111
B. Kompetensi Dasar

1. Meyakini pentingnya bersuci dari hadas dan najis.


2. Membiasakan diri dari berperilaku bersih sebagai implementasi
dari pemahaman tentang cara bersuci.
3. Memahami hadas dan najis dan tata cara menyucikanya.
4. Mendemonstrasikan tata cara bersuci dari hadas dan najis.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian Thaharah
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian najis dan hadas
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam najis dan cara
mensucikannya
D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Thaharah
Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan
menurut istilah, taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan
tempat dari hadas dan najis. Islam sangat menganjurkan kepada
umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-orang
yang sanggup menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.
2. Macam-MacamTaharah
Taharah dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Taharah dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan
tempat. Cara menyucikannya dengan air yang suci dan
menyucikan, yang biasa disebut air mutlak.
b) Taharah dari hadas, yang berlaku untuk badan, seperti mandi,
wudu, dan tayamum.

3. Macam-Macam Najis
Najis berasal dari bahasa Arab yang berarti kotoran, dan
menurut istilah adalah suatu benda yang kotor, yang mencegah

112
sahnya mengerjakan suatu ibadah yang di tuntut harus dalam
keadaan suci.
Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi tiga , yaitu:
a) Najis berat atau najis mugalladah, yaitu najis yang harus
dicuci sampai tujuh kali dengan air mutlak dan salah satunya
menggunakan debu yang suci atau air yang dicampur dengan
tanah. Contohnya air liur anjing.
b) Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang dicuci
dengan cara menggunakan air mutlak sampai hilang bau dan
warnanya. Contohnya: darah, nanah, kotoran manusia.
c) Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat
disucikan dengan memercikkan atau menyiram air di tempat
yang terkena najis. Contohnya: air kencing bayi yang belum
makan apa-apa kecuali air susu ibu.

4. Macam-macam Hadas
Hadas berasal dari bahasa Arab yang berarti suatu peristiwa,
sesuatu yang terjadi, sesuatu yang tidak berlaku. Sedangkan
menurut istilah adalah keadaan tidak suci bagi seseorang sehingga
menjadikannya tidak sah dalam melakukan ibadah.
a) Hadas Kecil
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia menjadi
suci maka seseorang tersebut harus berwudhu atau tayamum.
Seseorang berhadas kecil apabila:
1) Karena keluar sesuatu dari dubur maupun qubul
2) Karena hilang akalnya, yang disebabkan mabuk, gila
atau sebab lainnya
3) Bersentuhan kulit laki- laki dan perempuan yang bukan
muhrim tanpa adanya penghalang

113
4) Karena menyentuh kemaluan, baik milik sendiri maupun
orang lain dengan telapak tangan
b) Hadas Besar
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia
menjadi suci maka ia harus mandi atau tayamum. Hal- hal
yang menyebabkan seseorang berhadas besar yaitu:
1) Karena bertemunya kelamin laki- laki dan
perempuan
2) Karena haid
3) Nifas
4) Wiladah
5. Alat-Alat bersuci dan hal-hal yang suci
Alat untuk bersuci adalah alat atau bahan yang dapat
dipergunakan untuk bersuci atau thaharah. Alat-alat yang
digunakan untuk bersuci sebagai berikut:
a. Air
Alat untuk bersuci adalah air karena air mudah untuk
menghilangkan kotoran. Berdasarkan hukum syar‟i, air
dibagi menjadi empat sebagai berikut:
1) Air mutlak ( air yang suci dan menyucikan/ tahir
muntohir)
2) Air gairu mutahir ( air suci tapi tidak menyucikan)
3) Air musyammas (air makruh)
4) Air mutanajis (air bernajis)
b. Tanah/ Debu
c. Batu
d. Hal-hal yang suci
6. Tata Cara Bersuci

114
a. Wudhu
Ialah bersih atau indah. Sedangkan menurut istilah adalah
membersihkan anggota anggota wudhu untuk menghilangkan
hadas kecil dengan syarat dan rukun tertentu.
1) Syarat- syaratnya yaitu:
a) Muslim
b) Mumayiz
c) Tidak sedang hadas besar
d) Menggunakan air mutlak
e) Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke
anggota wudhu
2) Rukun wudhu ialah
a) Niat
b) Membasuh wajah
c) Membasuh kedua tangan
d) Mengusap sebagian kepala
e) Membasuh kaki sampai mata kaki
f) Tertib
3) Sunah wudhu ialah
a) Membaca basmalah
b) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan
tangan
c) Membersihkan hidung
d) Berkumur Mengusap kedua tangan
e) Mendahulukan kedua anggota tubuh bagian tangan
f) Menggosok gigi
g) Membasuh tiga kali tiap anggota bagian tubuh
h) Tidak berbicara ketika wudhu

115
i) Menyela-nyela jari tangan
j) Berdoa setelah wudhu
4) Tata cara wudhu ialah
a) Mendahulukan bagian tubuh yang sebelah kanan
b) Mengulangi masing-masing anggota wudhu sebanyak
3 (tiga) kali
c) Tidak berbicara
d) Menghadap kiblat
e) Membaca basmalah (dalam hati atau melafadzkanya)
f) Niat
g) Membasuh telapak tangan sampai pergelangan
h) Menggosok gigi ( bersiwak)
i) Berkumur
j) Membersihkan hidung
k) Membasuh muka
l) Membasuh tangan sampai dengan kedua siku
m) Mengusap sebagian kepala
n) Membasuh telinga kanan dan kiri
o) Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam
p) Membasuh kaki sampai dengan kedua mata kaki
q) Membaca doa setelah wudhu
b. Mandi janabah
Mandi secara bahasa adalah al-guslu artinya
membasuh. Adapun menurut istilah, mandi adalah
meratakan air keseluruh tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki disertai niat untuk bersuci. Mandi jinabah adalah
mandi yang dilaksanakan dengan tata cara tertentu sebagai

116
syarat menghilangkan hadas besar. Mandi jinabah ada
ketentuan dan syarat-syaratnya.
1) Syarat mandi wajib
a) Islam
b) Mumayiz
c) Tidak ada yang menghalangi ratana air ke
seluruh anggota badan
d) Menggunakan air mutlak
e) Tidak dalam keadaan haid atau nifas
2) Rukun mandi wajib
a) Niat
b) Menghilangkan najis yang ada pada anggota
badan
c) Merata air keseluruh anggota badan
3) Sebab diwajibkan nya mandi
a) Junub
b) Selesainya haid bagi perempuan
c) Selesai nifas
d) Meninggalnya seseorang (jenazah)
c. Tayamum
Tayamum adalah bersuci menggunakan debu sebagai
pengganti wudhu atau mandi janabah, tayamum dilakukan
ketika tidak mendapatkan air untuk berwudhu atau mandi.
1) Hal-hal yang memperbolehkan tayamum sebagai
berikut:
a) Tidak adanya air yang cukup untuk wudhu atau
mandi.

117
b) Tidak mampu menggunakan air, seperti orang
lemah, orang yang dipenjara, atau takut
binatang buas.
c) Sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila
menggunakan air.
d) Jumlah air sedikit dan lebih dibutuhkan untuk
menyambung hidup (minum).
e) Takut habisnya waktu sholat sedangkan untuk
mendapatkan air sangat jauh.
2) Rukun Tayamum
a) Niat bertayamum
b) Mengusap muka
c) Mengusap kedua tangan sampai siku
d) Tertib
3) Sunah dalam Bertayamum
a) Membaca basmalah
b) Mendahulukan anggota tayamum yang sebelah
kanan dari pada yang kiri
c) Tertib
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : papan tulis, spidol, penghapus.
2. Sumber belajar : Sri Mulyani. Buku Fiqih Kurikulum 2013,
surakarta: Putra Nugroho. Hlm 3-7.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Metode Student Team Achievement Division (STAD)

118
G. Langkah- langkah Pembelajara

Alokasi
No Kegiatan belajar
Waktu

1. Kegiatan awal 10
a. Pendahuluan Menit
1) Membuka pembelajaran dengan salam dan
berdo‟a bersama dipimpin oleh ketua kelas
dengan penuh khidmat.
2) Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk
sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
3) Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan
dengan materi pembelajaran.
4) Guru menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dengan teknik penilaian
2. Kegiatan inti: 45
b. Eksplorasi menit
1) Guru menjelaskan materi tentang thaharah
2) Guru membimbing siswa membentuk
kelompok secara heterogen, masing-masing
terdiri dari 5 kelompok
3) Guru membagi lembar kerja siswa ( LKS)
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca LKS dan mengenai
permasalahan dalam LKS.
5) Guru meminta siswa mengerjakan LKS
secara berkelompok dengan kelompoknya
masing-masing.
6) Guru mengawasi kerja kelompok dengan
mendatangi kelompok dan memberi bantuan
bila ada kesulitan dengan memberikan
pertanyaan yang sifatnya pancingan, bukan
memberikan jawaban.
c. Elaborasi
1) Guru meminta siswa mewakili kelompoknya
untuk memprentasikan jawaban berdasarkan
hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain
memberikan tanggapan
2) Guru meminta siswa kembali ke tempat duduk
semula
3) Guru memberikan reward kepada siswa dan

119
Alokasi
No Kegiatan belajar
Waktu

kelompok yang memperoleh skor tertinggi.


d. Konfirmasi
1) Guru bertanya tentang hal-hal yang belum
diketahui.
2) Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur kepahaman siswa.
3. Kegiatan akhir 15
1) Guru menyimpulkan materi pembelajaran hari ini. Menit
2) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian
atau bentuk penghargaan lain yang relavan) kepada
peserta didik yang memperhatikan dengan baik dan
seksama.
3) Guru melakukan refleksi (guru bertanya kepada diri
sendiri bagaimana ketika mengajar) atau
menanyakan kepada siswa apakah siswanya bisa
memahami materi, atau apakah pelajaran hari itu
menyenangkan atau tidak.
4) Guru menyampaikan materi yang akan diberikan
minggu depan
5) Guru menutup pelajaran dengan berdo‟a
6) Guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan
salam.

H. PENILAIAN
Indikator Pencapaian Jenis Bentuk Contoh Instrumen
Penilaian Penilaian
Menjelaskan tata cara bersuci Tes Tulis Uraian Jelaskan tata cara
(wudhu dan tayamum) wudhu dan
tayamum
Menjelaskan syarat, rukun Sebutkan rukun-
wudhu, mandi jinabah dan rukun wudhu
tayamum
Menjelaskan mandi jinabah Tes Tulis Uraian Sebab-sebab di
wajibkan mandi
wajib

120
.Hasil Pengamatan Siklus I

NO NAMA Aspek Yang di Nilai Jumla

SISWA h
Keaktifan siswa Perhatian Penguasaan

siswa materi

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. Siswa 1 ѵ ѵ Ѵ 6

2. Siswa 2 ѵ ѵ v 8

3. Siswa 3 v v v 6

4. Siswa 4 v v v 6

5. Siswa 5 v v v 6

6. Siswa 6 ѵ ѵ v 8

7. Siswa 7 ѵ ѵ v 7

8. Siswa 8 ѵ ѵ v 5

121
9. Siswa 9 ѵ ѵ v 8

10. Siswa 10 v v v 6

11. Siswa 11 v v v 6

12. Siswa 12 v v v 6

13. Siswa 13 v v v 6

14. Siswa 14 ѵ ѵ v 8

15. Siswa 15 ѵ ѵ v 8

16. Siswa 16 ѵ ѵ v 7

17. Siswa 17 ѵ ѵ v 7

18. Siswa 18 ѵ ѵ v 7

19. Siswa 19 v v v 6

20. Siswa 20 ѵ ѵ v 7

21. Siswa 21 ѵ ѵ v 7

Hasil Pengamatan Siklus II

NO NAMA Aspek Yang di Nilai Jumlah

SISWA
Keaktifan siswa Perhatian Penguasaan

122
siswa materi

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. Siswa 1 ѵ  ѵ v 7

2. Siswa 2 ѵ ѵ ѵ 8

3. Siswa 3 ѵ ѵ ѵ 8

4. Siswa 4 ѵ ѵ ѵ 7

5. Siswa 5 ѵ ѵ v 7

6. Siswa 6 ѵ ѵ ѵ 8

7. Siswa 7 ѵ ѵ ѵ 8

8. Siswa 8 ѵ  ѵ v 7

9. Siswa 9 ѵ ѵ ѵ 8

10. Siswa 10 ѵ ѵ v 7

11. Siswa 11 ѵ ѵ v 7

12. Siswa 12 ѵ  ѵ v 7

13. Siswa 13 ѵ  ѵ v 7

14. Siswa 14 ѵ ѵ ѵ 9

123
15. Siswa 15 ѵ ѵ ѵ 8

16. Siswa 16 ѵ ѵ ѵ 9

17. Siswa 17 ѵ ѵ ѵ 9

18. Siswa 18 ѵ ѵ ѵ 8

19. Siswa 19 ѵ ѵ v. 8

20. Siswa 20 ѵ ѵ ѵ 7

21. Siswa 21 ѵ ѵ v 8

Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Skor

No. Aspek yang Dinilai A B C D E

5 4 3 2 1

1. Membuat RPP ѵ

2. Menyesuaikan Bahan Ajar Ѵ

3. Menyusun Materi Ѵ

4. Pemilihan Sumber Belajar ѵ

5. Pemilihan Media Yang Tepat ѵ

6. Pemilihan Metode yang Tepat Ѵ

7. Memotivasi Siswa ѵ

124
8. Menjelaskan Materi Ѵ

9. Membantu Siswa yang Kesulitan ѵ

10. Memfasilitasi Siswa dalam Belajar ѵ

11. Guru dan Peseta Didik Membuat ѵ


Kesimpulan

Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Skor

No. Aspek yang Dinilai A B C D E

5 4 3 2 1

1. Membuat RPP ѵ

2. Menyesuaikan Bahan Ajar Ѵ

3. Menyusun Materi Ѵ

4. Pemilihan Sumber Belajar ѵ

5. Pemilihan Media Yang Tepat ѵ

6. Pemilihan Metode yang Tepat Ѵ

7. Memotivasi Siswa ѵ

8. Menjelaskan Materi Ѵ

9. Membantu Siswa yang Kesulitan ѵ

10. Memfasilitasi Siswa dalam Belajar ѵ

11. Guru dan Peseta Didik Membuat Ѵ

125
Kesimpulan

Daftar Nilai Hasil Belajar Tes Siklus I

No Nama Nilai

1 Siswa 1 65

2 Siswa 2 85

3 Siswa 3 65

4 Siswa 4 60

5 Siswa 5 60

6 Siswa 6 85

7 Siswa 7 70

8 Siswa 8 50

9 Siswa 9 85

10 Siswa 10 65

11 Siswa 11 65

12 Siswa 12 60

13 Siswa 13 60

14 Siswa 14 80

15 Siswa 15 80

16 Siswa 16 75

17 Siswa 17 70

18 Siswa 18 75

19 Siswa 19 65

20 Siswa 20 70

126
21 Siswa 21 70

Jumlah 1,455

Rata-rata 69,28

Daftar Nilai Hasil belajara Siklus II

No Nama Nilai

1 Siswa 1 80

2 Siswa 2 90

3 Siswa 3 85

4 Siswa 4 80

5 Siswa 5 80

6 Siswa 6 90

7 Siswa 7 85

8 Siswa 8 75

9 Siswa 9 95

10 Siswa 10 80

11 Siswa 11 80

12 Siswa 12 80

13 Siswa 13 75

14 Siswa 14 100

15 Siswa 15 95

16 Siswa 16 95

17 Siswa 17 100

127
18 Siswa 18 95

19 Siswa 19 90

20 Siswa 20 90

21 Siswa 21 85

Jumlah 1,830

Rata-rata 87,14

128
Gambar. 1.

Kondisini kelas saat mulai pembelajaran

129
Gambar 2

Kondisis saat mengunakan metode

Menjelaskan pengunaan metode

Gambar 3

130
Pelaksanaan diskusi

Gambar 4

131
Memperensentasikan hasil diskusi

132
133
134
135
136
137
SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Emi Bahrul Munif Juruasan: Pendidikan Agama Islam

Nim : 23010150213 Dosen PA: Burhan Yusuf Habibi, M.Pd.I.

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1. OPAKIAINSalatigaTh. 13 Agustus 2015 Peserta

2015.DenganTema:“Integr

asi Pendidikan Karakter

Mahasiswa Melalui 3

Kampus Edukatif Humanis

dan Religius”.

2. OPAK TARBIYAH Th. 14 Agustus 2015 Peserta

2013.DenganTema:“Peng

uatan Nilai-nilai Islam 3

Indonesia Menuju Negara

yang Aman dan Damai”.

3. UPT PERPUSTAKAAN 21 Agustus 2015 Peserta

Stain Salatiga “Library


3
User Education”. Th. 2015

4. PRA IBTIDA‟ “Training 12 September 2015 Peserta

138
Makalah dan Motivasi”. 3

LembagaDakwahKampus

(LDK) Fathir AR-

RasyidIAIN Salatiga.

5. Seminar Nasional “Geliat 25Maret 2016 Peserta

Masyarakat Urban” LPM 8

Dinamika IAIN Salatiga

6 Piagam Jalan Sehat Dalam 22 Mei 2016 Panitia

Rangka Pra Haflah

AkhirussanahPon-Pes Al- 6

Manar Ke 69 Tahun 2016/

1437 H.

7 Piagam Panitia Haflah 28 Mei 2016 Panitia

Akhirussanah Dan Haul


3
KH. Djalal Suyuthi Ke-

69Pon-Pes Al-Manar

8. Kilatan Ramadhan PP. Al- 26 Mei 2016 Panitia


3
Manar Tahun 2015.

9. S.K Pembagian Tugas 14 Maret 2017 Panitia

Panitia Pelaksana 6

Penerimaan Santri Baru

139
(PPSB) PP. Al-Manar

10. Seminar Nasional 15 Mei 2017 Peserta

“Serukan Persatuan

Ummat Islam Dalam

Mewaspadai Konspirasi 8

Permutadaan” Volunteer

Community Salatiga

(VCS)

11. Piagam Jalan Sehat Dalam 14 Mei 2017 Panitia

Rangka Pra Haflah

AkhirussanahPon-Pes Al- 3

Manar Ke 70 Tahun 2017/

1438 H.

12. Tahtimul Qur‟an 30 Juz Bi 19 Mei 2017 Peserta


3
al-Nadzor PP. Al-Manar

13. Piagam Panitia Haflah 20 Mei 2017 Panitia

Akhirussanah Dan Haul


3
KH. Djalal Suyuthi Ke-70

Pon-Pes Al-Manar

14 Imtihanul Awwal Th. 1437 25 April – 02 Mei Panitia


3
H/ 2015 M PP. Al- 2017

140
15. S.K Pembagian Tugas 10 Juni 2017 Panitia

Panitia Pelaksana Haflah

Akhirussanah & Haul KH. 6

Djalal Suyuthi Ke-70 PP.

AL-MANAR

16. S.K. Pengangkatan Guru 10 Juli 2017 Guru/Ustadz

MADIN Al-Manar Tahun


6
Ajaran 2017-2018 M/

1438-1439 H.

17. S.K. Guru Madrasah 10 Juli 2017 Guru/Ustadz

Diniyah Al-Manar Tahun


6
Ajaran 2017-2018 M/

1438-1439 H.

18. FOCUS GROUP 1 Agustus 2017 Peserta

DISCUSSION Dengan

Tema “Melalui Kerjasama

Antara Polda Jateng

dengan Badko HMI Jateng 3

DIY, Kita Tingkatkan

Upaya Pencegahan

Berkembangnya

Radikalisme dan

141
Terorisme Di Wilayah

Jateng.”

19. MAKRAB Hima Suma 21-22 Oktober Peserta

Agenda “Kegiatan Orda 2017


4
(Organisasi Daerah)” di

Kec. Pabelan.

20. Kegiatan Seminar Sehari 17 Desember 2017 Peserta

Dalam Rangka Kunjungan

Studi. Tema “Peran

Masyarakat Dalam 3

Mewujudkan Pendidikan

Islam Yang Rahmatalil

„Alamin.”

21. S.K Pembagian Tugas 03 Maret 2018 Panitia

Panitia Pelaksana
6
Penerimaan Santri Baru

(PPSB) PP. Al-Manar

22. Piagam Jalan Sehat Dalam 06 Mei 2018 Pnitia

Rangka Pra Haflah


3
AkhirussanahPon-Pes Al-

Manar Ke 71 Tahun 2018/

142
1439 H.

23. Piagam Panitia Haflah 12 Mei 2018 Panitia

Akhirussanah Dan Haul


3
KH. Djalal Suyuthi Ke-71

Pon-Pes Al-Manar

24. S.K. Pengangkatan Guru 22 Agustus 2018 Guru/Ustadz

MADIN Al-Manar Tahun


6
Ajaran 2018-2019 M/

1439-1440 H.

25. S.K. Guru Madrasah 22 Agustus 2018 Guru/Ustadz

Diniyah Al-Manar Tahun


6
Ajaran 2018-2019 M/

1439-1440 H.

26. S.K. Pengangkatan Guru 01 Desember 2018 Guru/Ustadz

MADIN Al-Manar Tahun


6
Ajaran 2018-2019 M/

1439-1440 H.

27. S.K. Guru Madrasah 01 Desember 2018 Guru/Ustadz

Diniyah Al-Manar Tahun


6
Ajaran 2018-2019 M/

1439-1440 H.

143
28. S.K Pembagian Tugas 03 Desember 2018 Panitia

Panitia Pelaksana Haflah

Akhirussanah & Haul KH. 6

Djalal Suyuthi Ke-71 PP.

AL-MANAR

29. S.K Pembagian Tugas 03 Januari 2019 Panitia

Panitia Pelaksana Haflah

Akhirussanah & Haul KH. 6

Djalal Suyuthi Ke-72 PP.

AL-MANAR

30. S.K Pembagian Tugas 04 Maret 2019 Panitia

Panitia Pelaksana
6
Penerimaan Santri Baru

(PPSB) PP. Al-Manar

Jumlah 140

144
145
146
147

Anda mungkin juga menyukai