Anda di halaman 1dari 76

i

STRATEGI ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PADA


ANAK PRA SEKOLAH DI DESA LEMAH KEMBAR
KECAMATAN SUMBERASIH KABUPATEN
PROBOBOLINGGO

PROPOSAL STUDI KASUS

Oleh:
MUHAMMAD SAIFUL RIZAL
(NIM. 14401.16.17026)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
i

STRATEGI ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PADA


ANAK PRA SEKOLAH DI DESA LEMAH KEMBAR KECAMATAN
SUMBERASIH KABUPATEN PROBOBOLINGGO

PROPOSAL STUDI KASUS

Diajukan Kepada Prodi DIII Keperawatan STIKES Hafshawaty Zainul Hasan


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Ahli Madya Keperawatan

Oleh:
MUHAMMAD SAIFUL RIZAL
(NIM. 14401.16.17026)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020

i
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Strategi Orang Tua dalam Pembentukan


karakter Pada Anak Prasekolah
Nama Lengkap : Muhammad Saiful Rizal
NIM : 14401.16.17026
Jurusan : Program Studi D3 Keperawatan
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dsn. Parus, RT/RW 002/001, Desa.Lemah
Kembar, Kec. Sumberasih, Kab.
Probolinggo (085857263952)
Alamat email : mr9494653@gmail.com
Dosen Pembimbing I Mariani
Nama Lengkap dan Gelar : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.
NIK/NIDN : 0713088001
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dusun Grojokan RT/RW 003/001
Karangbong, Pajarakan- Probolinggo
Dosen Pembimbing II Widya Addiarto
Nama Lengkap dan Gelar : Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIK/NIDN : 0716058903
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Semampir Indah II, Blok G No. 20,
Kelurahan Semampir, Kraksaan-
Probolinggo

Menyetujui,
Dosen pembimbing I Dosen pembimbing II

(Mariani, S.Kep., Ns., MPH) (Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep)


NIK/NIDN. 0713088001 NIK/NIDN. 0716058903

Ketua Program Studi

(Mariani, S.Kep., Ns., MPH.)


NIK/NIDN. 0713088001

ii
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Strategi Orang Tua dalam Pembentukan


karakter Pada Anak Prasekolah
Nama Lengkap : Muhammad Saiful Rizal
NIM : 14401.16.17026
Jurusan : Program Studi D3 Keperawatan
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dsn. Parus, RT/RW 002/001, Desa.Lemah
Kembar, Kec. Sumberasih, Kab.
Probolinggo (085857263952)
Alamat email : mr9494653@gmail.com
Dosen Pembimbing I Mariani
Nama Lengkap dan Gelar : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.
NIDN : 0713088001
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dusun Grojokan RT/RW 003/001
Karangbong, Pajarakan- Probolinggo
Dosen Pembimbing II Widya Addiarto
Nama Lengkap dan Gelar : Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN : 0716058903
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Semampir Indah II, Blok G No. 20,
Kelurahan Semampir, Kraksaan-
Probolinggo

PENGUJI
Ketua Penguji : Rizka Yunita,S.Kep.,M.Kep (………………)
NIK/NIDN: 0710069004

Penguji I : Mariani, S.Kep., Ns., MPH (………………)


NIK/NIDN. 0713088001

Penguji II : Widya Addiarto , S.Kep.,Ns.,M.Kep (………………)


NIK/NIDN. 0716058903

Ketua Program Studi,

(Mariani, S.Kep.Ns.,MPH
NIDN: 0713088001

iii
iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Saiful Rizal

NIM : 14401.16.17026

Program Studi : D3 Keperawatan

Institusi : Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang


saya Tulis ini sebenar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain. Apabila di kemudian hari
dapat di buktikan bahwa hasil Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil
jiplakan, Maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut.

Probolinggo, 12 April 2020


Yang membuat pernyataan

(Muhammad Saiful Rizal)

iv
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat dan
rahmatnya, saya dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan
Proposal Karya Ilmiah ini dilakukan dalam Rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada STIKes Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Genggong. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH., MM, selaku ketua yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo, yang telah memberikan
fasilitas pada kami untuk menyelesaikan studi pada STIKes Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Dr.H. Nur Hamim, SKM., NS., M.Kes, selaku Ketua STIKes Hafsahawaty
Pesantren Zainul Hasan, yang telah banyak memberikan dorongan dan
motivasi kepada peneliti, sehingga dapat terselesaikan Proposal karya tulis
ilmiah ini.
3. Mariani, S.Kep.,Ns.,M.PH selaku ketua Program Studi D3 Keperawatan
sekaligus dosen pembimbing I yang telah banyak memberi dorongan dan
motivasi kepada peneliti , sehingga dapat terselesaikan proposal Karya
Tulis Ilmiah ini.
4. Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku sebagai dosen pembimbing II
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Santi Damayanti, S.I.Pust., selaku Kepala Perpustakaan STIKes
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
6. Bapak dan ibu dosen Prodi D3 Keperawatan Stikes Hafshawaty pesantren
zainul Hasan Genggong, yang telah memberikan bekal bagi peneliti
melalui materi – materi kuliah yang penuh nilai dan makna dalam
penyempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah, juga kepada seluruh tenaga
administrasi yang telah tulus ikhlas melayani keperluan peneliti selama
menjalani studi dan penulisannya.

v
vi

7. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan berupa
dukungan material dan doa terbaik sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
selesai tepat waktu.
8. Sahabat – sahabat seperjuangan tersayang dalam naungan Stikes yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong yang telah memberikan dorongan
semangat sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat teselesaikan,
saya hanya dapat mengucapkan semoga hubungan persahabatan tetap
terjalin.
9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih
atas bantuannya. Peneliti hanya bisa berdoa semoga Allah SWT membalas
amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Selannjutnya peneliti menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu saran dan kritik yang kontruktif senantiasa peneliti harapkan. Akhirnya
peneliti berharap, semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama Citivits
Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.

Genggong, 12 April 2020

Peneliti

(Muhammad Saiful Rizal)

vi
vii

DAFTAR ISI

COVER JUDUL KARYA TULIS ILMIAH


HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 4
1.4 Manfaat penelitian............................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Strategi................................................................................. 6
2.1.1 Pengertian Strategi..................................................................... 6
2.1.2 Faktor Strategi........................................................................... 6
2.2 Konsep Orang Tua............................................................................ 10
2.2.1 Pengertian Orang Tua................................................................10
2.2.2 Tujuan Orang Tua...................................................................... 11
2.2.3 Fungsi Orang Tua...................................................................... 12
2.2.4 Tanggung Jawab Orang Tua...................................................... 13
2.2.5 Peran Orang Tua....................................................................... 15
2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Anak.........................................................................16
2.3 Konsep Karakter................................................................................ 17
2.3.1 Pengertian Karakter.................................................................. 17
2.4 Konsep Anak Pra Sekolah................................................................. 18
2.4.1 Pengertian Anak Pra Sekolah.................................................... 18
2.4.2 Pendidikan Usia Pra Sekolah.................................................... 19
2.4.3 Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah......................... 20
2.4.4Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anak...................................................................... 26
2.4 Kerangka Pikir................................................................................... 30
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian............................................................................... 31
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................... 31
3.2 .1 Tempat Penelitian ................................................................... 31

vii
viii

3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................... 32


3.3 Setting Penelitian ........................................................................... 32
3.4. Subjek Penelitian Atau Partisipan .................................................... 32
3.5 Metode Pengumpulan Data............................................................. 33
3.5.1 Wawancara .............................................................................. 33
3.5.2 Observasi.................................................................................. 33
3.5.3 Alat Perekam ........................................................................... 34
3.6 Metode Uji Keabsahan Data............................................................ 34
3.6.1 Keabsahan Konstruk................................................................ 34
3.6.2 Keabsahan Internal .................................................................. 34
3.6.3 Keabsahan Eksternal................................................................ 35
3.6.4 Keajengan ................................................................................ 35
3.7 Metode Aanalisa Data....................................................................... 35
3.7.1 Mengorganisasikan data.......................................................... 36
3.7.2 Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema Dan Pola
Jawaban..................................................................................
3.7.3 Menguji Asumsi Atau Permasalahan Yang Ada Terhadap
Data.......................................................................................... 36
3.7.5 Mencari Alternative Penjelasan Bagi Data.............................. 36
3.7.6 Penulis Hasil Penelitian............................................................ 36
3.8 Etika Penelitian................................................................................. 37
3.8.1 Nilai Sosial............................................................................. 37
3.8.2 Nilai Ilmiah ............................................................................ 37
3.8.3 Nilai Manfaat Resiko.............................................................. 37
3.8.4 Anomity.................................................................................. 38
3.8.5 Informed Consent................................................................... 38
3.8.6 Nilai Bujukan/Indusment........................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 39
LAMPIRAN

viii
ix

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan KTI........................................................................ 32

ix
x

DAFTAR BAGAN
Bagan 2.5 Strategi Orang Tua dalam Pembentukan karakter Pada Anak
Prasekolah ………………………………………………………. 30

x
xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohononan Izin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Balasan Bakesbangpol
Lampiran 3 : Surat Balasan dari Lahan Penelitian
Lampiran 4 : Sertifikat Uji Etik
Lampiran 5 : Pengantar wawancara
Lampiran 6 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 7 : Persyaratan Telah Melakukan Informed Consent
Lampiran 8 : Pedoman wawancara
Lampiran 9 : Mapping jurnal
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi

xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Pengaruh globalisasi terjadi sangat pesat di Indonesia.


Pengaruh globalisasi berdampak paling banyak adalah
dikalangan anak-anak di usia prasekolah . Pengaruh globalisasi
juga memengaruhi pembentukan pada karakter anak di usia
prasekolah . Permasalahan karakter anak prasekolah semakin
banyak terjadi. Sebagai orang tua harus mempunyai srategi untuk
memenuhi pembentukan karakter pada anak. Strategi untuk
mendidik anak juga patut diperhatikan karena bagaimana orang
tua mengasuh anak akan memiliki peran yang sangat penting
dalam perkembangan (Ambarwati & Muhammad,2019).
Orang tua adalah “sekolah” pertama bagi anak, karena
peran orang tua merupakan lembaga pendidikan yang utama dan
pertama yang dijumpai seorang anak dalam menanamkan
berbagai nilai tentang kehidupan. Meskipun telah terjadi
perubahan sosial dalam pola kehidupan masyarakat saat ini,
orang tua tetap merupakan bagian yang paling penting dari
“jaringan sosial” anak, sebab orang tua merupakan lingkungan
pertama anak dan orang yang paling penting selama tahun-tahun
perkembangan anak figur terpenting dalam pembentukan
karakter seorang anak adalah dari ayah dan ibu, karena ayah dan
ibulah yang menjadi guru utama bagi anak di dalam lingkungan
keluarga. Pendidikan yang diberikan kepada anak merupakan
tanggung jawab keluarga, terutama orang tua, ayah dan ibu
(Ambarwati & Muhammad, 2019).
Di Indonesia tahun 2015 padaprogram pembangunan
kesehatan anak usia pra sekolah sebanyak 9,7 juta. Dari cakupan
pelayanan kesehatan anak yang terdiri dari pemantauan
perkembangan dan stimulasi dini tumbuh kembang mencapai
1
2

75,82%. Dimana belum mencapai target renstra pada tahun 2014


yang sebesar 85%. Hasil capaian tahun 2014 sudah meningkat
dibanding pada tahun 2013 yaitu sebesar 70,12% (Kemenkes RI,
2015). Ikatan Dokter Anak Indonesia mengemukakan bahwa
perkembangan anak yang terdiri atas perkembangan motorik
kasar maupun halus, basa atau bicara, dan personal sosial
mengalami keterlambatan perkembangan sekitar 5 hingga 10%.
Meskipun data keterlambatan perkembangan anak belum
diketahui, namun bisa diperkirakan sekitar 1 3% anak dibawah
usia 5 tahun mengalamai keterlambatan perkembangan (IDAI,
2013).
Berdasarkan hasil studi penduhuluan yang di lakukan oleh
peneliti di Desa Lemah Kembar Kabupaten Probolinggo
Kecamatan Sumberasih pada tanggal 1 April 2020, di dapatkan
10 orang tua, Sekitar 7 orang tua 70% di Desa Lemah Kembar
merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sumberasih
Kabupaten Probolinggo, banyak anak-anak usia pra sekolah dan
orang tuanya sibuk dengan pekerjaanya sehingga orang tua
kurang memperhatikan perkembangan karakter pada anaknya,
namun tidak semua orang tua yang sibuk bekerja mengalami
kasus tersebut. Ada beberapa orang tua yang dalam keseharianya
sibuk berdagang masih dapat menyempatkan waktunya untuk
memperhatikan karakter anaknya. Sedangkan sisanya sekitar 3
orang tua 30% masih memperhatikan karakter anaknya,
membentuk karakter anak pra sekolah orang tua adalah orang
yang pertama memiliki tanggung jawab penuh dalam membentuk
karakter anak pra sekolah, orang tua mengharapkan anaknya
patuh dan berkeinginan untuk mendidik keluarganya secara baik
dan berhasil. Mereka berharap mampu membentuk anak yang
punya kepribadian, anak yang beriman dan bertaqwa dan
berakhlak mulia.
3

Selama masa kanak-kanak awal, anak dapat berkembang


melalui perencanaan pendidikan. Periode perkembangan ini biasa
disebut sebagai “tahun prasekolah”, pendidikan bagi anak usia
prasekolah merupakan dasar pertama yang penting dalam
mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan
nilai-nilai agama (Santrock, 2015).
Pada periode ini anak-anak prasekolah adalah pelajar
yang aktif dalam mengeksplorasi pandangannya terkait dunia
bersama teman sebaya, mulai menyusun pengetahuan mereka
mengenai dunia dengan bantuan gurunya tanpa batasan arahan
sehingga anak-anak bebas dalam berekspresi. Seluruh anak
prasekolah akan melewati masa prasekolah, dimana anak-anak
akan melalui masa transisi yang akan terjadi diantara periode
masa kanak-kanak awal menuju masa kanak-kanak akhir. Masa
kanak-kanak akhir (middle and late childhood) sebagai periode
perkembangan yang dimulai dari usia 6-11 tahun, masa dimana
anak-anak mulai bersekolah dan mulai mengenal dan berfokus
pada prestasi, dimana pada masa selanjutnya anak-anak memiliki
tugas untuk menguasai keterampilan dasar seperti membaca,
menulis dan artitmatika (Yuli, 2019).
Upaya orang tua dalam pembentukan strategi dan karakter
tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga
yang lainnya. strategi orang tua dalam pembentukan karakter
pada anak prasekolah, sehingga dapat merubah tingkah laku yang
merupakan salah satu sasaran dari keperawatan. penyuluhan
secara efektif tidak hanya diberikan pada orang tua tetapi juga
pihak keluarga sebagai vasilitator dan motivator juga
dilibatkan( iis, & Hartin, 2019).
Pola asuh orang tua memiliki peran penting dalam
perkembangan anak, setiap orang tua memiliki tipe pola asuh
4

yang berbeda dan dapat berpengaruh dalam tingkat


perkembangan anak, sehingga terdapat pengaruh antara pola asuh
orang tua dengan kreativitas anak berkebutuhan khusus (Katerina
2014).
Masa transisi yang dimana berupa periode waktu dari
anak prasekolah menuju dan atau yang akan memasuki Sekolah
Dasar (SD). Anak-anak cenderung mengalami hambatan dalam
masa transisi ini, karena masa transisi ini tergolong sulit atau
tidak mudah dijalani oleh anak-anak karena didalamnya terdapat
berbagai tuntutan yang harus dijalani oleh anak-anak, yang
dimana terdapat perbedaan antara TK dan SD, baik dalam
peraturan, lingkungan, sistem, kurikulum dan kebijakan dari SD
yang sangat berbeda dengan TK, sehingga membuat anak-anak
sering kali tertekan karena dituntut untuk dapat melakukan
berbagai penyesuaian secara efisien tanpa adanya hambatan
( Gowani, & Merali, 20013).
Berdasarkan uraian di atas, penulis perlu melakukan
penelitian mengenai strategi orang tua dalam pembentukan
karakter pada anak prasekolah di Desa Lemah Kembar
Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolingo.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah strategi orang tua dalam pembentukan
karakter pada anak pra sekolah di desa Lemah Kembar
Probolinggo?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengeksplorasi
5

strategi orang tua dalam pembentukan karakter pada anak pra


sekolah di desa Lemah Kembar Probolinggo.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan bahan penelitian selanjutnya
tentang strategi orang tua dalam pembentukan karakter pada
anak prasekolah.
1.4.2 Bagi profesi keperawatan
Sebagai pengembangan ilmu yang telah ada dan dapat di
aplikasikan dibidang kesehatan gizi sehingga dapat membantu
untuk mengembangkan pengetahuan dan selanjutnya dapat
dilakukan perencana dan penanggulangan strategi orang tua
dalam pembentukan karakter pada anak prasekolah.
1.4.3 Bagi lahan penelitian
Penelitian ini dimanfaatkan pada lahan untuk lebih peduli
terhadap strategi orang tua dalam pembentukan karakter pada
anak prasekolah.
1.4.4 Bagi subjek
Sebagai tambahan informasi bagi remaja ,ataupun tema sejawat
tentang strategi orang tua dalam pembentukan karakter pada
anak pra sekolah
BAB II
TINJAUAN MASALAH.

2.1. Konsep Strategi


2.1.1.Pengertian Strategi
Manajemen strategi adalah sebuah keputusan dan
tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau
sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran
di Desa Lemah Kembar. Jadi dalam konteks implementasi
pendidikan karakter, manajemen strategi merupakan sebuah
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu
strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membentuk
karakter anak pra sekolah(Najib dkk,2016).
Konsep strategi merupakan sebuah konsep yang perlu
dipahami dan diterapkan oleh setiap pengusaha dalam segala
macam bidang usaha. Pimpinan suatu organisasi setiap hari
berusaha mencari kesesuaian antara kekuatan internal
perusahaan dan kekuatan eksternal (peluang dan ancaman) suatu
pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan secara hati-hati
persaingan, peraturaan, siklus bisnis, keinginan dan harapan
konsumen serta faktor-faktor lain yang dapat mengidentifikasi
peluang dan ancaman. Suatu perusahaan dapat mengembangkan
strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut
peluang yang ada. Strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan, dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus
berkembang (Rizka, 2019).
2.1.2.Faktor Strategi
Oleh karena itu, Seorang pendidik yang bijakasana, tentu
akan memilih strategi yang dapat menerapkan dasar-dasar
pendidikan dan memberikan pengaruh dalam mempersiapkan
anak secara mental, moral, sosial dan spiritual sehingga anak
6
7

dapat mencapai kematangan yang diharapkan. Pendidikan Anak


Menurut Islam; Kaidah-kaidah Dasar (Lestari, 2020).
Begitu banyak strategi pendidikan agama islam yang
digunakan untuk mendidik anak dalam keluarga dan penulis
memilih beberapa di antara yang di anggap lebih tepat diterapkan
dalam lingkungan keluarga, yaitu Strategi Keteladanan, strategi
Pembiasaan, strategi Nasihat, strategi Perhatian, strategi
Pemberian Hadiah, Strategi Hukuman:
a. Strategi Keteladanan
Keteladanan atau contoh dalam pendidikan merupakan salah
satu strategi yang paling efektif dalam mempersiapkan dan
membentuk suatu kepribadian karena seorang pendidik di dalan
pandangan anak adalah sosok yang ideal tingkah lakunya, sikap
dan hidupnya patut ditiru, maka sudah seharusnya bagi pendidik
atau orang tua mencerminkan teladan yang baik bagi anak-
anaknya. Bahkan disadari atau tidak semua keteladanan tersebut
akan melekat pada diri perasaannya, dan seolah-olah telah
menyatu pada dirinya.
b. Strategi Pembiasaan
Pendidikan dengan pembiasaan adalah menanamkan rasa
keagamaan pada anak didik dengan cara di kerjakan berulang-
ulang atau terus menerus.17 Strategi ini juga tergolong cara
yang efektif dalam melaksanakan proses pendidikan. Dengan
melalui proses pembiasaan, maka segala sesuatu yang
dikerjakan terasa mudah dan menyenangkan seolah-olah ia
adalah bagian dari dirinya. Untuk membangun karakter anak
agar mempunyai sifat-sifat terpuji, tidaklah cukup hanya
dengan penjelasan saja, akan tetapi perlu pembiasaan dan
contoh yang baik agar nantinya dia akan mempunyai sifat-sifat
atau akhlak terpuji dan menjauhi sifat-sifat tercela. Kebiasaan
8

dan latihan itulah yang membuat seorang anak condong untuk


melakukan perbutan yang positif.
c. Strategi Nasihat
Berkaitan dengan penanaman pendidikan agama islam terhadap
anak, maka kata-kata yang bagus (nasehat) selalu
diperdengarkan di telinga anak, sehingga apa yang didengarkan
akan masuk ke dalam hati dan tergerak untuk mengamalkannya.
Karena dalam jiwa manusia terdapat pembawaan yang dapat
terpengaruh oleh kata-kata yang didengar.
d. Strategi Perhatian
Pola pendidikan melalui perhatian adalah dengan cara
memperhatikan dan mengikuti perkembangan anak dalam
membinaan aqidah dan akhlak, persiapan kerohanian dan sosial,
disamping selalu bertanya tentang situasi pendidikan dan daya
hasil pengetahuannya di sekolah.
e. Strategi pemberian hadiah (Reward)
Hadiah akan mendorong anak agar lebih semangat dalam
bertindak. Dalam pemberian hadiah orang tua harus berhati-
hati, jangan sampai hadiah yang di berikan dianggap sebagai
upah terhadap pekerjaan yang telah dikerjakan. Hal tersebut
dikarenakan agar anak dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan
tidak selalu bergantung pada hadiah yang akan di berikan.
Hadiah tidak selalu berupa barang, hanya dengan anggukan
kepala dengan wajah menampakkan expresi bangga,
mengisyaratkan jempol (ibu jari) si pendidik sudah
menunjukkan hadiah. Sebenarnya esensi dari pemberian hadiah
ini adalah untuk memotivasi anak dalam melakukan segala
sesuatu terutama jika seorang anak melakukan hal yang di
anggap berprestasi.

f. Strategi Hukuman
9

Hukuman termasuk cara dalam pendidikan yang bertujuan


untuk menyadarkan kembali kapada hal-hal yang benar, baik,
serta tertib, ketika si anak telah melakukan sesuatu perbuatan
yang dianggap bertentangan dengan hukum dan norma.
Hukuman memiliki pengertian yang luas, mulai hukuman
ringan sampai hukuman yang berat, sejak kerlingan yang
menyengat sampai hukuman fisik ringan (Maulana dkk, 2018).

2.2. Konsep Orang Tua


2.1.2.Pengertian Orang Tua
Pola asuh orang tua memiliki peran penting dalam
perkembangan anak, setiap orang tua memiliki tipe pola asuh
yang berbeda dan dapat berpengaruh dalam tingkat
perkembangan anak, sehingga terdapat pengaruh antara pola asuh
orang tua dengan kreativitas anak berkebutuhan khusus (Reiza,
2020).
Pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang kuat bagi
perkembangan emosi anak. Pola asuh terbukti memiliki pengaruh
terhadap kendali diri anak, empati, mengungkapkan dan
memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian,
kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan
memecahkan masalah antar pribadi, ketekuanan, kesetiakawanan,
keramahan dan sikap hormat (Hidayah, 2013).
Pola asuh orang tua akan mempengaruhi disiplin anak.
Hasil penelitian Baumrind menunjukkan orangtua dengan pola
asuh otoriter bersifat merugikan tumbuh kembang anak dan
karakter anak, orangtua dengan pola asuh permisif menghasilkan
anak yang kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan di luar
rumah, sedangkan orangtua yang menerapkan pola asuh
demokratis menghasilkan hubungan yang positif dengan
perkembangan karakter anak (Wibowo, 2017).
10

Pola asuh orang tua adalah cara orang tua memperlakukan


anak, mendidik, membimbing, mendisiplinkan, serta melindungi
anak dalam proses kedewasaan, hingga kepada upaya
pembentukan norma – norma yang diharapkan oleh masyarakat
pada umumnya (Putri dkk, 2015).
Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama
dikenal oleh anak, karenanya keluarga sering dikatakan sebagai
Primary group. Alasannya, institusi terkecil dalam masyarakat
ini telah mempengaruhi perkembangan individu anggota-
anggotanya,termasuk sang anak. Kelompok inilah yang
melahirkan individu dengan berbagai bentuk kepribadiannya
pada anak usia dini (Jida dkk,2019).
Orang tua diharapkan dapat memilih pola asuh yang tepat
dan ideal bagi anak, yang bertujuan mengoptimalkan
perkembangan anak dan yang paling utama pola asuh yang
diterapkan untuk menanamkan nilai-nilai agama pada anak,
sehingga dapat mencegah dan menghindari segala bentuk dan
perilaku menyimpang pada anak dikemudian hari. Betapa
besarnya tanggung jawab orang tua di hadapan Allah SWT
terhadap pendidikan dan pengasuhan anak (Reiza, 2020).
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang
penting dan amatberpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.
Pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan
yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap anak-anak, dan
yang diterimanya dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati,
pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu, kasih sayang orang
tua terhadap anak-anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula.
orang tua adalah ayah dan ibu yang bertanggung jawab atas
pendidikan anak dan segala aspek kehidupannya sejak anak
masih kecil hingga mereka dewasa (Hidayah, 2013).
11

Pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang kuat bagi


perkembangan emosi anak.Pola asuh terbukti memiliki pengaruh
terhadap kendali diri anak, empati, mengungkap kan dan
memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian,
kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan
memecahkan masalah antar pribadi, ketekuanan, kesetia
kawanan, keramahan dan sikap hormat (Reiza, 2020).
2.2.2. Tujuan Orang Tua
Pada dasarnya tujuan utama pengasuhan orang tua adalah
mempertahankan kehidupan fisik anak dan meningkatkan
kesehatannya, memfasilitasi anak untuk mengembangkan
kemampuan sejalan dengan tahapan perkembangannya dan
mendorong peningkatan kemampuan berperilaku sesuai dengan
nilai agama dan budaya yang diyakininya. Kemampuan orang tua
menjalankan peran pengasuhan ini tidak dipelajari melalui
pendidikan secara formal, melainkan berdasarkan pengalaman
dalam menjalankan peran tersebut secara trial and error dan
mempelajari pengalaman orang tua lain atau orang tua terdahulu
(Rizka ,2019).
Oleh karena itu pola asuh yang positif sangat penting
diterapkan oleh orang tua kepada anaknya khususnya anak usia
dini atau prasekolah karena mendidik dan mengasuh dari kecil
dapat membantu perkembangan anak khususnya dalam
kemampuan sosialisasi. Seseorang dapat dikatakan sebagai
makhluk sosial karena mereka tidak dapat berdiri sendiri dan
membutuhkan bantuan dari orang lain, termasuk salah satunya
adalah kegiatan bersosialisasi (Reiza, 2020).

2.3.2. Fungsi Orang Tua


12

Fungsi orang tua adalah sebagai sesuatu pekerjaan atau


tugas yang harus di lakukan di dalam atau di luar keluarg.
Adapun fungsi orang tua terdiri dari :
a. Fungsi Sosialisasi Anak
Fungsi sosialisasi menunjukkan pada fungsi orang tua dalam
membentuk kepribadian anak. Melalui fungsi ini, keluarga
berusaha mempersiapkan bekal selengkap-lengkapnya kepada
anak dengan memperkenalkan pola tingkah laku, sikap
keyakinan , cita-cita dan nilai – nilai yang di anut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan
dijalankan oleh mereka. Dengan demikian, sosialisasi berarti
melakukan proses pembelajaran terhadap seorang anak.
b. Fungsi Edukatif
Keluarga merupakan guru pertama dalam anak. Hal itu dapat
dilihat dari pertumbuhan seorang anak mulai dari bayi,belajar
jalan, hingga mampu berjalan.
c. Fungsi Religius
Dalam masyarakat indonesia dewasa ini fungsi di keluarga
semakin berkembang, diantaranya fungsi keagamaan yang
mendorong dikembangkannya keluarga dan seluruh anggotanya
menjada insan – insan agama yang penuh keimanan dan
ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.
2.4.2. Tanggung Jawab Orang Tua

Dalam upaya menghassilkan generasi penerus yang


tangguh dan berkualitas, diperlukan adanya usaha yang
konsisten dan kontinu dari orang tua di dalam melaksanakan
tugas memelihara, mengasuh dan mendidik anak-anak mereka
baik lahir maupun batin sampai anak tersebut dewasa dan atau
mampu berdiri sendiri, dimana tugas ini merupakan kewajiban
orang tua. Begitu pula halnya terhadap pasangan suami istri
13

yang berakhir perceraian, ayah dan ibu tetap berkewajiban


untuk memelihara, mengasuh dan mendidik anak-anaknya
(Ambarwati & Muhammad, 2019).
Secara sederhana peran orang tua dapat dijelaskan
sebagai kewajiban orang tua kepada anak. Diantaranya adalah
orang tua wajib memenuhi hak-hak (kebutuan) anaknya, seperti
hak untuk melatih anak menguasai cara-cara mengurus diri,
seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan berdoa,
sungguh sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan
erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi. Sikap orang
tua sangat memengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima
atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap
sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan
secara langsung memengaruhi reaksi emosional anak.

John Locke mengemukakan, posisi pertama didalam


mendidik seorang individu terletak pada keluarga. Melalui
konsep tabula rasa John Locke menjelaskan bahwa individu
adalah ibarat sebuat kertas yang bentuk dan coraknya
tergantung kepada orang tua bagaimana mengisi kertas kosong
tersebut sejak bayi. Melalui pengasuhan, perawatan dan
pengawasan yang terus menerus, diri serta kepribadian anak
dibentuk. Dengan nalurinya, bukan dengan teori, orang tua
mendidik dan membina keluarga.
Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dalam hal
pengasuhan, pemeliharaan dan pendidikan anak, ajaran Islam
menggariskannya sebagai berikut:
a. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan akidah.
b. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan akhlak.
c. Tanggung jawab pemeliharaan kesehatan anak.
d. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan intelektual.
2.5.2. Peran Orang Tua
14

Istilah peranan yaitu bagian atau tugas yang memegang


kekuasaan utama yang harus dilaksanakan.Peranan memiliki
arti sebagai fungsi maupun kedudukan (status). Peranan dapat
dikatakan sebagai perilaku atau lembaga yang mempunyai arti
penting sebagai struktur sosial, yang dalam hal ini lebih
mengacu pada penyesuaian daripada suatu proses yang terjadi.
Peranan dapat diartikan pula sebagai sesuatu yang menjadi
bagian atau yang memegang pimpinan terutama dalam
terjadinya sesuatu hal. Ada juga yang merumuskan lain, bahwa
peranan berarti bagian yang dimainkan, tugas kewajiban
pekerjaan. Selanjutnya bahwa peran berarti bagian yang harus
dilakukan di dalam suatu kegiatan (Reiza, 2020).
Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabanya sebagai
anggota keluarga, dapat disimpulkan bahwa peranan ibu dan
ayah dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut:
a. Sumber dan pemberi rasa kasih saying.
b. Pengasuh dan pemelihara.
c. Tempat mencurahkan isi hati.
d. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga.
e. Pembimbing hubungan pribadi.
f. Pendidik dalam segi-segi emosional.
(ayu,2017). Disamping ibu, seorang ayah pun
memegang peranan yang penting pula. Anak memandang
ayahnya sebagai orang yang tertinggi gengsinya. Kegiatan
seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar
pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah
agak besar. Meskipun demikian, di beberapa keluarga masih
dapat kita lihat kesalahan-kesalahan pendidikan yang
diakibatkan oleh tindakan seorang ayah. Karena sibuknya
bekerja mencari nafkah, si ayah tidak ada waktu untuk bergaul
mendekati anak-anaknya. Ditinjau dari fungsi dan tugasnya
15

sebagai ayah, dapat dikemukakan di sini bahwa peranan ayah


dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah
sebagai berikut:
1. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.
2. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia
luar.
3. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.
4. Pelindung terhadap ancaman dari luar.
5. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan.
6. Pendidik dalam segi rasional.
2.6.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Anak
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh
orang tua terhadap anak menurut Fakriyatur, 2018 adalah :
1. Kesamaan dengan disiplin yang digunakan oleh orang tua Jika
orang tua mereka memberikan pola asuh yang baik maka akan
mereka terapkan juga pada anak mereka.
2. Penyesuaian dengan cara yang disetujui oleh kelompok Semua
orang tua lebih dipengaruhi oleh apa yang anggota keluarga
katakan sebagai cara terbaik, daripada oleh pendirian mereka
sendiri mengenai apa yang terbaik.
3. Usia orang tua Orang tua yang lebih muda cenderung
demokratis dan permisif dibandingkan dengan mereka yang
tua. Mereka cenderung kurang kendali kendali terhadap
anaknya. Kesiapan orang tua dalam menjalankan pola
pengasuhan dapat dilakukan dengan pendidikan yang baik,
selain itu rentang usia orang tua terlalu muda atau muda maka
tidak dapat menjalankan peran tersebut secara optimal karena
diperlukan kekuatan fisik dan psikologis.
4. Pendidikan untuk menjadi orang tua Orang tua yang belajar
cara mengasuh anak dan mengerti kebutuhan anak akan lebih
16

menggunakan pola asuh yang demokratis daripada orang tua


yang tidak mengerti cara pengasuhana anak.
5. Jenis kelamin Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan
kebutuhannya dibanding pria, dan mereka cenderung kurang
otoriter. Hal ini berlaku untuk orang tua maupun pengasuh
lainnya.
6. Status sosial ekonomi Orang tua dari kalangan menengah ke
bawah akan lebih otoriter dan memaksa daripada mereka yang
dari menengah ke atas. Kebutuhan ekonomi sering sekali
menuntut kedua orang tua terpaksa harus bekerja dan
meninggalkan anaknya untuk bisa mencukupi semua
kebutuhan keluarga, sehingga pengasuhan dan interaksi
dengan anak lebih sedikit .
7. Konsep mengenai peran orang dewasa Orang tua yang
mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang
tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua yang
telah menganut konsep modern.
8. Jenis kelamin anak Orang tua pada umumnya akan lebih keras
terhadap anak perempuan daripada terhadap anak laki-lakinya.
9. Usia anak Pola asuh yang lebih sering digunakan oleh orang
tua terhadap anak yaitu pola asuh otoriter, karena anak-anak
tidak mengerti penjelasan sehingga mereka memusatkan
perhatian pada pengendalian otoriter.

2.3. Konsep Karakter


2.3.2.Pengertian Karakter
Menurut wynne kata karakter berasal dari bahasa yunani
yang berarti “to mark”(menandai) dan memfokuskan pada
17

bagian mana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk


tindakan atau tingkah laku ( jida dkk,2019)
Membentuk karakter anak pra sekolah adalah tanggung
jawab penuh orang tua sebagaimana di uraikan di atas bahwa
orang tua memegang kendali akan karakter anak dimasa
dewasanya. Dengan menanamkan perilaku yang baik kepada
anaknya, orang tua sudah memberi bekal kepada anaknya untuk
memasuki kehidupan sosialnya. Pada hakikatnya keluarga (orang
tua) merupakan tempat pertama dan yang utama bagi anak untuk
memperoleh pembinaan mental dan pembentukan karakter yang
kemudian ditambah dan disempurnakan oleh sekolah. Karakter
merupakan bentuk kegiatan orang tua yang di dalamnya terdapat
suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi
selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk
membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus
dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang
lebih baik( Luh Ayu, 2017).
Membentuk karakter anak pra sekolah adalah tanggung
jawab penuh orang tua sebagaimana di uraikan di atas bahwa
orang tua memegang kendali akan karakter anak dimasa
dewasanya. Dengan menanamkan perilaku yang baik kepada
anaknya, orang tua sudah memberi bekal kepada anaknya untuk
memasuki kehidupan sosialnya. Pada hakikatnya keluarga (orang
tua) merupakan tempat pertama dan yang utama bagi anak untuk
memperoleh pembinaan mental dan pembentukan karakter yang
kemudian ditambah dan disempurnakan oleh sekolah.

2.4. Konsep Anak Pra Sekolah


2.4.2. Pengertian Pra Sekolah
Anak adalah buah hati orang tua, cahaya mata yang
menyenangkan dan membahagiakan hati. Anak bak sesuatu yang
18

sangat mahal dan berharga, mesti dijaga dan dipelihara agar


selalu baik sampai akhirnya bisa berguna dan mendoakan orang
tuanya di hari tua dan setelah di alam baqa. Anak usia dini
merupakan masa emas yang sangat tepat untuk diberikan proses
pendidikan awal. Pada masa ini anak usia dini mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan secara signifikan. Anak belum
menerima banyak pengaruh negatif dari lingkungannya. Orang
tua ataupun pendidik akan lebih mudah mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan baik. Orang tualah
yang memiliki andil terbesar pada masa emas (golden age) nya
ini.
Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6
tahun. Anak prasekolah memiliki ciri khas tersendiri dalam segi
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan
bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan
merupakan bertambah sempurna fungsi alat tubuh yang dapat
diukur melalui tumbuh kematangan dan belajar (Fakriyatur
dkk,2018 ).
2.5.2. Pendidikan Usia Pra Sekolah
Pendidikan pada anak usia pra sekolah merupakan upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak baru lahir sampai usia
enam tahun, dengan cara memberikan rangsangan untuk
membantu perkembangan dan pertumbuhan jasmani dan
rohaninya, sehingga nantinya anak siap untuk mengikuti
pendidikan formal, non formal dan informal (Jida dkk,2019).
Pendidikan adalah untuk menjaga perkembangan dan
pertumbuhannya agar sesuai dengan syariat islam. Maka orang
tua mesti menanamkan pendidikan dalam usia perkembangan dan
pertumbuhan (usia pra sekolah) sedari lahir sampai usia sekolah
(6 tahun). Hakikat pendidikan anak usia pra sekolah dilakukan
19

bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan


anak. Pada era modern ini, pendidikan merupakan sarana
masyarakat untuk mencerdaskan generasi yang akan datang,
beriman dan berakhlak mulia. Bahkan kemajuan bangsa dapat
dilihat dari pola kemajuan di bidang pendidikan (Zulfitria, 2016).
Pendidikan adalah faktor penting terhadap eksistensi
sebuah peradaban. Bahkan bisa dikatakan bahwa pendidikan
merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan. Melalui
pendidikan yang benar, maka kemajuan suatu bangsa dapat
tercapai. Di sisi lain, anak adalah generasi penerus umat. Apalah
gunanya bila kita hendak membangun masyarakat tanpa
memedulikan pendidikan anak. Sejarah telah mencatat betapa
besar peran generasi penerus terhadap keberhasilan suatu
perjuangan.
2.6.2. Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah
a. Perkembangan Fisik
Saat berusia 3-5 tahun, anak terlihat lebih tinggi dan lebih
kurus. Dari usia toddler anak cenderung bertambah tinggi
bukan bertambah berat. Saat berusia 5 tahun, ukuran otak
anak prasekolah hampir menyamai ukuran otak individu
dewasa. Ekstremitas tumbuh lebih cepat daripada batang
tubuh, menyebabkan tubuh anak tampak tidak proporsional.
1) Berat badan Anak prasekolah hanya mengalami kenaikan
sebanyak 3-5 kg dari berat badan saat mereka berusia 3
tahun, sehingga berat badan mereka hanya mencapai kurang
lebih 18-20 kg.
2) Tinggi badan Anak prasekolah tumbuh sekitar 25 cm setiap
tahunnya. Dengan demikian, setelah usia 5 tahun, tinggi
badan mereka menjadi dua kali panjang badan lahir, yaitu
sekitar 100 cm.
20

3) Kemampuan motorik Anak prasekolah mampu mencuci


tangan dan wajah, serta menyikat gigi mereka. Mereka
merasa malu untuk memperlihatkan tubuh mereka. Biasanya,
anak prasekolah berlari dengan keterampilan yang
meningkat setiap tahunnya. Setelah usia 5 tahun, anak berlari
dengan sangat terampil dan dapat melompat tiga langkah.
Anak prasekolah dapat berdiri seimbang di atas jari-jari kaki
dan dapat mengenakan pakaian tanpa bantuan (Kozier,
2014 ).
a) Perkembangan Psikososial
perkembangan anak usia prasekolah adalah inisiatif versus
rasa bersalah. Anak prasekolah harus memecahkan masalah
sesuai hati nurani mereka. Kepribadian mereka berkembang.
Erikson memandang krisis pada masa ini sebagai sesuatu
yang penting bagi perkembangan konsep diri. Anak
prasekolah harus belajar dengan apa yang dapat mereka
lakukan. Akibatnya anak prasekolah meniru perilaku, dan
imajinasi serta kreativitasnya menjadi hidup.
b) Perkembangan Kognitif
perkembangan kognitif anak prasekolah merupakan fase
pemikiran intuitif. Anak masih egosentrik, tetapi
egosentrisme perlahan-lahan berkurang saat anak menjalani
dunia mereka yang semakin berkembang. Anak prasekolah
belajar melalui trial and error dan hanya memikirkan 1 ide
pada satu waktu. Sebagian besar anak yang berusia 5 tahun
dapat menghitung uang koin. Kemampuan membaca juga
mulai berkembang pada usia ini. Anak menyukai dongeng
dan buku-buku mengenai binatang dan lainnya.
c) Perkembangan Moral
Anak prasekolah mampu berperilaku prososial, yakni setiap
tindakan yang dilakukan individu agar bermanfaat bagi
21

orang lain. Perilaku moral biasanya dipelajari melalui upaya


meniru, mula-mula orang tua dan kemudian orang terdekat
lainnya. Anak parsekolah mengontrol perilaku mereka
karena mereka menginginkan cinta dan persetujuan dari
orang tua. Biasanya mereka berperilaku baik di tatanan
sosial (Kozier, 2014).
d) Perkembangan Spiritual
anak yang berusia 4-6 tahun berada pada tahap
perkambangan intuitif-proyektif. Pada tahap ini, kepercayaan
merupakan hasil didikan orang-orang terdekat, seperti orang
tua atau guru. Anak mulai belajar meniru perilaku religius,
contohnya, menundukkan kepala saat berdoa, meskipun
mereka tidak memahami makna perilaku tersebut. Anak
prasekolah membutuhkan penjelasan sederhana mengenai
masalaah spiritual seperti yang terdapat dalam buku
bergambar, anak seusia ini menggunakan imajinasi mereka
untuk mewujudkan berbagai gagasan, seperti malaikat atau
setan.
e) Perkembangan Bahasa
anak usia 2-5 tahun dalam perkembangan bahasanya berada
pada fase diferensiasi. Pada fase ini keterampilan anak dalam
berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Anak telah
mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk
menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam
bentuk jamak, awalan, akhiran, dan berkomunikasi lebih
lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat
mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, dan
memberitahu.
f) Perkembangan Emosi
Anak prasekolah berada dalam masa perkembangan
kepribadian yang unik, anak sering tampak keras kepala,
22

menjengkelkan, dan melawan orang tua. Anak mulai


berkenalan serta belajar menghadapi rasa kecewa saat apa
yang dikehendaki tidak terpenuhi. Rasa kecewa, marah,
sedih merupakan suatu yang wajar dan natural. Pada masa
prasekolah berkembang juga perasaan harga diri yang
menuntut pengakuan dari lingkungannya. Jika
lingkungannya (orang tua) tidak mengakui harga diri anak,
seperti memperlakukan anak secara keras, atau kurang
menyayanginya, maka pada diri anak akan berkembang
sikap-sikap antara lain keras kepala atau menentang,
menyerah menjadi penurut, harga diri kurang, serta pemalu.
Emosi adalah reaksi internal atau perasaan, bersifat positif
dan negatif, dan menyiapkan individu untuk bertindak. Afek
adalah ekspresi keluar dari emosi melalui raut muka, gerakan
tubuh, intonasi, dan vokalisasi. Emosi memiliki peranan
yang sangat penting dalam perkembangan anak, baik pada
usia prasekolah maupun pada tahap-tahap perkembangan
selanjutnya, karena memiliki pengaruh terhadap perilaku
anak.
Pada usia prasekolah anak-anak belajar menguasai dan
mengekspresikan emosi. Pada usia 6 tahun anak-anak memahami
konsep emosi yang lebih kompleks, seperti kecemburuan,
kebanggaan, kesedihan dan kehilangan, tetapi anak-anak masih
memiliki kesulitan di dalam menafsirkan emosi orang lain. Pada
tahapan ini anak memerlukan pengalaman pengaturan emosi,
yang mencakup:
1) Kapasitas untuk mengontrol dan mengarahkan ekspresi
emosional.
2) Menjaga perilaku yang terorganisir ketika munculnya emosi-
emosi yang kuat dan untuk dibimbing oleh pengalaman
emosional.
23

Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak


menurut Desiningrum (2012) yaitu:
a). Keadaan Anak
Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun
kekurangan pada diri anak akan sangat mempengaruhi
perkembangan emosiaonal anak, bahkan akan berdampak
pada lebih jauh pada kepribadian anak. misalnya rendah diri,
mudah tersinggung, atau menarik diri dari lingkungan.
b). Jenis kelamin anak
Perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi perkembangan
emosi terutama karena perbedaan hormonal antara laki-laki
dan perempuan. Peran jenis kelamin dan tuntutan sosial sesuai
jenis kelamin juga akan mempengaruhi perkembangan emosi
anak.
c). Faktor Belajar
Pengalam belajar anak dari lingkungan akan menentukan
reaksi potensial mana yang akan digunakan anak untuk marah.
d). Konflik-Konflik
dalam proses perkembangan Setiap anak melalui berbagai
konflik dalam menjalani fase-fase perkembangan yang pada
umumnya dapat dilalui dengan baik. Namun, jika anak tidak
dapat mengatasi konflik-konflik tersebut, biasanya
mengalami gangguan-gangguan emosi.
e). Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam
kehidupan anak. berdasarkan pengalaman berinteraksi
dengan keluarga maka akan menentukan pola perilaku anak
terhadap orang lain dalam lingkungannya. Dalam
pembentukan kepribadaian anak, keluarga mempunyai
pengaruh yang besar dalam perkembangan emosi anak.
Banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam
24

perkembangan emosi seorang anak, antaranya yaitu pola


asuh orang tua, pola komunikasi dalam keluarga, dan tingkat
pendidikan orang tua.
2.7.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan normal dan merupakan hasil interaksi banyak
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Menurut Andriana (2011) dalam Desiningrum (2012)
secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh
terhadap tumbuh kembang anak yaitu :
1. Faktor Internal
a) Ras atau etnik atau Bangsa Anak yang dilahirkan dari ras atau
Bangsa Amerika, tidak memiliki faktor herediter ras atau
Bangsa Indonesia, begitu pula sebaliknya.
b) Keluarga Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh yang tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
c) Umur Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa
prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
d) Jenis kelamin Fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Akan tetapi
setalah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak lakilaki
akan lebih cepat bila dibandingkan dengan anak perempuan.
e) Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak, misalnya yaitu
kekerdilan.
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak antaranya :
a. Faktor Prenatal
1) Gizi
25

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan


akan mempengaruhi perkembangan janin.
2) Kelainan Imunologi
Eritroblastosis Fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan
darah antara janin dan darah ibu, sehingga ibu membentuk
antibodi terhadap sel darah merah janin,kemudian melalui
plasenta masukkedalam perdaran darah janin dan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan kernikterus yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
3) Psikologi
Ibu Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah
atau kekerasan mental pada ibu hamil dapat menyebabkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan janin selama
dalam kandungan.
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan otak, karena
kurangnya asupan oksigen dalam otak. Sehingga tumbuh
kembang anak dapat terhambat.
c. Faktor Pasca Persalinan
Pasca persalinan juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak yaitu:
1) Gizi
Untuk tumbuh kembang anak, diperlukan zat makanan yang
adekuat, agar anak menjadi lebih sehat dan dapat berkembang
sesuai dengan usianya.
2) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang
tidak diinginkan oleh orangtuanya atau anak yang selalu
26

merasa tertekan akan mengalami hambatan dalam


pertumbuhan dan pekembangannya.
3) Sosial Ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan
serta kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, hal
tersebut dapat menghambat pertumbuhan anak.
4) Lingkungan
Pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi antar ibu
dan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Karena orangtua adalah orang terdekat anak, sehingga sangat
diperlukan adannya hubungan yang baik antara orangtua
dengan anak.
5) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi,
khususnya dalam keluarga misalnya yaitu penyediaan mainan,
sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu dan anggota keluarga
lain terhadap kegiatan anak.
27

2.5 Kerangka pikir Proses Hasil akhir yang di harapkan

Strategi orang tua dalam pembentukan karakter


Upaya orang tua dalamstrategi
Awal pada anak
pembentukan karakter pada anak ,
1.menjadi role model
Menurunnya karakter anak memberikan perhatian peraturan,
2. menunjukkan empati
prasekoalah hadian ,dan hukuman
3. menggunakan moment yang baik untuk
membangun karakter
4. menunjukkan rasaa bangga kepada anak
Faktor menurunnya karakter pada
anak prasekolah Hasil yang di harapkan karakter
1. Orangtua sibuk dengan Strategi orang tua dalam pembentukan karakter anak usia pra sekolah supaya anak
pekerjaannya
pada anak prasekolah bisa disiplin,mandiri dan tanggung
2. Kurang perhatidan dan kasih
sayang dari orang tua jawab.
3. Orang tua kurang
memperhatikan didikannya Dampak dan akibatnya adalah banyak remaja yang
berperilaku tidak sopan, tidak menghargai orang lain,
berbicara kasar, bahkan melakukan hal-hal yang tercela

Bagan 2.5 Kerangka Pikir Strategi Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Pada Anak Di Desa Lemah Kembar Kecamatan Sumberasih
Kabupaten Probolinggo
BAB 3
METODOLOGI PELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desaian penelitian adalah rencana menyeluruh peneliti


untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian dan untuk
menguji hipotesis penelitian (Nursalam, 20110). Desain
penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang
dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu
penelitian bisa diterapkan, dipergunakan sebagai petunjuk dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu
tujuan atau menjawab pertanyaan penelitian (Nursalam, 2010).
Desain penelitian ini menggunakan metode pendekatan
penelitian kualitatif dengan strategi penelitian case study
research. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi (Sugiyono, 2016. Menurut Sugiyono (2016)
menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan nilai variable
mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel
lain.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Lemah Kembar
Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo dan tidak pernah
dilakukan penelitian tentang Strategi orang tua dalam
pembentukan karakter pada anak prasekolah.

28
29

3.2.2 Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penyusuna KTI


Bulan
No Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul
‘20 ’20 ‘20 ‘20 ‘20
1. Pembuatan Proposal
2. Study Pendahuluan
3. Ujian Proposal KTI
4. Pelaksaan Penelitian
5. Penyusunan laporan
6. Ujian Hasil Penelitian
7 Perbaikan KTI
8 Pengumpulan KTI
Penelitian akan dilakukan pada bulan April 2020
Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan April – Juli
2020.
3.3 Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini adalah di Desa Lemah


Kembar Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.
Dengan batas wilayah perbatasan dengan sebelah barat desa
banjar sari kecamatan sumberasih . Daerah cukupan datar
persawahan dan pertambaan dan pekarangan. Sebagian besar
penduduknya bermana pencarian petani ,berdagang dan
wirasuasta. Di Desa Lemah Kembar Kecamatan Sumberasih
tersebut belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan judul
“Strategi orang tua dalam pembentukan karakter pada anak
prasekolah” sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di Desa Lemah Kembar tersebut.

1.4 Subjek Penelitian Atau Partisipan


Metode ini menggunakan metode kualitatif dengan
strategi pendekatan Case Study Research atau studi kasus maka
ditetapkan subyek didalam penelitian ini yang berjudul “Strategi
Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Pada Anak
Prasekolah” di Desa Lemah Kembar, Kecamatan Sumberasih,
Kabupaten Probolinggo.
30

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah


menggunakan nonprobability sampling dengan pendekatan
purposive sampling (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek yaitu orang tua yang kurang paham pembentukan
karakter pada anak prasekolah yang memenuhi kriteria tertentu.
Adapun kreteria yang dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu:

a. Informan Primer:

1. Orang tua dengan anak prasekolah usia 4-6 tahun

2. Orang tua yang bertempat tinggal di Desa Lemah Kembar


Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.

b. informan cros ceck:

1. Orang tua yang tringgal satu rumah dengan subjek.

2. Tetangga yang dekat dengan subjek.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan 2 teknik
pengumpulan data, yaitu:
1.5.1 Wawancara
Menurut Jenita (2016) wawancara adalah metode
penelitian data dengan cara menanyakan sesuatu kepada
seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap
secara tatap muka. Karena kualitatif bersifat berubah-ubah.
Peneliti harus benar-benar mencari data secara mendalam.
Bentuk pertanyaan saat wawancara dapat terstruktur, terbuka,
maupun fleksibel. Pertanyaan terbuka mengarahkan subjek untuk
menjawab pertanyaan secara lebih luas.
1.5.2 Observasi
Menurut Nasution dalam Sugiyon (2017) menyatakan
bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para
ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2016)
mengklasifikasikan observasi menjadi observasi yang tak
31

berstruktur (unstructured observation), observasi yang secara


terang-terangan, tersamar (overt observation dan covert
observation), dan observasi berpartisipasi (participant
observation).
1.5.3 Alat Perekam
Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat
wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada saat
pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-
jawaban dari subyek. Dalam pengumpulan data, alat perekam
baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subyek untuk
mempergunakan alat tersebut pad saat wawancara berlangsung.
Alat perekam yang digunakan pada saat melakukan melakukan
penelitian dengan menggunakan handphone VIVO Y95 2019.
1.6 Metode Uji Keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber)
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi
empat hal sebagai berikut:
1.6.1 Keabsahan Konstruk (Construct Validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu
kepastian bahwa yang berikut benar-benar merupakan variable
yang ingin diukur. Kebsahan ini juga dapat dicapai dengan proses
pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan
proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding data (Sugiyono, 2017).
1.6.2 Keabsahan Internal
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu
pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai
melalui proses analisis dan interprestasi yang tepat. Aktivitas
dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan
tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut.
Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada
kemungkinan munculnya munculnya kesimpulan lain yang
berbeda (Sugiyono, 2017).
1.6.3 Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)
32

Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil


penelitian dapat digeneralisasikan pada kasis lain. Walaupun
dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan
yang pasti, penelitian kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki
keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus ini selama kasus
tersebut memiliki konteks yang sama.
1.6.4 Keajegan (Rabilitas)
Keajegan merupakan konsep yaang mengacu pada
seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang
sama apabila mengulang penelitian yang sama. Dalam penelitian
ini, Keajegan mengacu pada kemungkinan penelitian selanjutnya
memperoleh hasil ynag sama, apabila penelitian dilakukan sekali
lagi dengan subyek yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa
konsep kegiatan keajegan penelitian kualitatif selain menekankan
pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan
pengolahan data.
1.7 Metode Analisa Data
Marshall dan Rosman mengajukan teknik analisa data
kaulitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam
menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-
tahapan yang perlu dilakukan (Jonathan, 2006), diantaranya:
1.7.1 Mengorganisasikan Data
Penelitian mendapatkan dat langsung dari subyek melalui
wawancara mendalam (indepth interviwer), dimana tersebut
direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya.
Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah hasil
wawancara dari bentuk rekan menjadi bentuk tertulis secara
verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar
penulis mengerti benar data atau hasil yang telah didapatkan.

1.7.2 Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema Dan Pola


Jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam
terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap
33

hal-hal yang muncul diluar apa yang ingin digali.dibutuhkan


pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh
dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar apa yang
ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman
wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis
sebagaiacuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan
pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip
wawancara dan melakukan coding, melakukan pemulihan data
yang relevan dengan pokok pembicaran. Data yang relevan diberi
kode dengan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau
dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.
Pada analisis ini, analisis dilakuakn terhadap sebuah
kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara
berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh
responden. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti
dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema
penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap
pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada
subyek.
1.7.3 Menguji Asumsi Atau Permasalahan Yang Ada Terhadap
Data
Setelah kategori pola dan tergambar dengan jelas, peneliti
menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan
dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat
melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang
telah dijabarkan dalam BAB II, sehingga dapat dicocokkan
apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang
dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesisi
tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi
mengenai hbungan antara konsp-konsep dan faktor-faktor yang
ada.

1.7.4 Mencari Alternative Penjelasan Bagi Data


34

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan


asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam penjelasan. Dan
berdasarkan kesimpulan yang telah di dapat dari kaitannya
tersebut, penulis merasa perlu mkencari sesuatu alternative
penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah di dapat. Sebab
dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternative
penjelasan yang lain dari analisis, ada kemungkinan tedapat hal-
hal yang menyimapang dari asumsi atau tidak terfikir
sebelumnya. Pada tahap ini dijelaskan denga alternative lain
melalui referensi atau teori-teori lain. Alternative ini akan sangat
berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.
1.7.5 Penulis Hasil Penelitian
Penulisan data subyek yang telah berhasil dikumpulakan
merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa
kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam
penelitia ini, penulis yang dipakai adalah presentase data yang
didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan
wawancara mendalam dan observasi dengan subyek dan
siknificant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh
dari subyek dan siknificant other, dibaca berulang sehingga
penulis mengerti bnear permasalahannya, kemudian dianalisi
sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman
dari subyek. Selanjutnyan dilakukan interprestasi secara
keseluruhan diamna di dalmnya mencakup keseluruhan
kesimpulan dari hasil penelitian.
1.8 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, setelah mendapat
rekomendasi dari PRODI D-III Keperawatan STIKes Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Probolinggo, kemudian dilanjutkan
dengan mengajukan ijin kepada BanKes BangPol, untuk
mendapatkan persetujuan. Selanjutnya peneliti mengadakan
pendekatan kepada subyek untuk koordinasi. Setelah disetujui
kuisioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan
pada masalah etika yang meliputi:
35

3.8.1 Nilai Sosial


Nilai sosial mengacu pada pentingnya informasi yang
akan dihasilkan oleh peneliti. Informasi dapat menjadi penting
karena relevansi langsung yang bermakna langsung memahami
atau intervensi pada masalah kesehatan atau karena pentingnya
kontribusi untuk mempromosikan kesehatan individu atau
masyarakat.
3.8.2 Nilai Ilmiah
Persyaratan nilai ilmiah berlaku untuk semua penelitian
yang berhubungan dengan kesehatan dengan manusia, terlepas
dari sumber pendanaan atau tingkat resiko kepada peserta. Hal ini
karena beragam pemangku kepentingan (pasien, dokter, peneliti,
pembuat kebijakan, sponsor industry, dll) bergantung pada hasil
untuk membuat keputusan yang memiliki konsekuensi penting
bagi kesehatan individu dan masyarakat.
3.8.3 Nilai Manfaat Resiko
Penelitian harus lebih banyak manfaatnya daripada resiko
yang didapat baik peneliti maupun responden.
3.8.4 Anonymity
Merupakan etika penelitian dimana pemeliti tidak
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur tetapi
hanya mennuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kode
yang digunakan berupa nomor responden (angka Arab).
3.8.5 Informed Consent
Subyek yang akan diteliti sebelumnya diberitahu tentang
maksud, tujuan, manfaat, dan dampak dari tindakan yang
dilakukan.
3.8.6 Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari suyek
dijamin oleh peneliti, seluruh informasi akan digunakan untuk
kepentingan peneliti dan hanya kelompok tertentu saja yang
disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
3.8.7 Nilai Bujukan/Indusment
Peneliti ini menerapkan bujukan atau intensif pada calon
subyek untuk ikut berpartisipasi seperti uang, hadiah, layanan
36

gratis, atau yang lainnya. Rencana dan prosedur dan orang yang
bertanggung jawab untuk menginformasikan bahaya atau
keuntungan peserta, atau tentang riset lain tentang topik yang
sama, yang bisa mempengaruhi keberlangsungan keterlibatan
subyek dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati & Muhammad. (2019). Strategi Orang Tua Dalam


mendidik Karakter anak di Desa Bogorejo Kecamatan
Bancar Kabupaten Tuban. Volume 07 Nomor 01.

Anggraini, H., Amir, A., & Maputra, Y. (2020). Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Tunggal Ibu Dengan Kematangan Emosi Dan
Keterampilan Sosial Pada Anak Pra Sekolah Usia 4-6
Tahun Di PAUD Kecamatan Koto Tangah Kota Padang
Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(4), 115–121.

Ayu,L. 2017. Peranan Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Dan


Tumbuh Kembang Anak. VOL. 2 NO. 2. Jurnal Ilmiah .

Astuti, Y. 2019. Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua


Dengan Strategi Koping Berfokus Masalah Pada Siswa
SMK Negeri 3 Yogyakarta.Jurnal Reset Bimbingan .

Donsu & Jenita Doli. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan.


Yogyakarta : Pustaka Baru.

Ervin Nurul Affrida, 2017. Strategi Ibu dengan Peran Ganda dalam
Membentuk Kemandirian Anak Usia Pra Sekolah Vol
1(2).pp 124 – 130. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.

Fakriyatur,A., & Andia, K. 2018. Hubungan Antara Pola asuh


Ortoriter Dengan Temper Tantrum Pada Anak Usia
Prasekolah.Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Wisnuwardhana Malang.Vol. 22, No.2.

38
Health Events For All, 2017. Publikasi Hasil Riset Kesehatan untuk
Daya Saing Bangsa. Pp. 2581 – 2270.

Hidayah, N .2013. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan


Perilaku Seksyual Pranikah Pada Remaja di SMK Batik 1
Surakarta. Jurnal Kesehatan. Vol. 10, No. 2. 53- 61.
Jida, N & Lina,N. 2019.Peran Orang Tua Dalam Pembentukan
Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Pembelajaran dan
Pendidikan Anak Usia Dini.Vol.1, No.2.

Nuary, R., Hartono, A., Psikologi, P. M., Pascasarjana, S., &


Surakarta, U. M. 2020. Peran Orangtua Dalam
Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga
Prasejahtera.Karya Tulis Ilmiah.

Nurhadi, M. 2012. Strategi Orang Tua Dalam Membina Karakter


Anak Di Desa Hingalamamengi Kecamatan Omesuri
Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur.Karya Tulis
Ilmiah.

Najib ,M., Ardy, N., Slochin.2016.Proses Manajemen Strategi Untuk


Membentuk Karakter Anak Usia Dini Di Tk Islam Al-
Irsyad Purwokwrto.Jurnal agama islam.Vol.17, No1.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:


Pendekatan Praktis. Edisi. 4. Jakarta: Salemba Medika.

Putri., Yani,M. 2015. Pola Asuh Orang tua Dalam Keluarga Militer
Asrama Batalyon Infantri Lintas Udara 503 Di
Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Jurnal
Mahasiswa . Vol. 3, No. 3. 1244- 1258.

39
Rani, M. & N. M. 2018. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Perilaku. 2(2), 196–203. Jurnal Sehat Masada.

Rizka, N. 2019. Strategi Keluarga Dalam Pengembangan Pendidikan


Karakter Anak Di Desa Karyatani Lampung Timur
.Karya Tulis Ilmiah.
Reiza, N. 2020. Peran Orangtua Dalam Pendidikan Karakter Anak
Pada Keluarga Prasejahtera. Karya Tulis Ilmiah.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: PT Alfabet.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung : Alfabeta, CV.

Thifal Hanifah .2019. Peran Keterlibatan Orang Tua Terhadap


Kesiapan Sekolah Pada Anak Prasekolah. Karya Tulis
Ilmiah.

Yusuf, M., Hidayat, G.,Unang, W. 2018. Strategi Orangtua Dalam


Menumbuhkan Motivasi Anak Untuk Menghafal
Alquran.Jurnal Ilmiah .
Wibowo, A. 2017. Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah.
Pustaka Belajar.

Zulfitria. 2016. Pembelajaran Tahfidz Al-qur an Dalam Pendidikan


Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Pendidikan
guru.Vol. 1, No. 2, 35- 55.

40
Lampiran 1

41
Lampiran 2

42
Lampiran 3

43
Lampiran 4

PENGANTAR WAWANCARA

Judul Penelitian : Strategi Orang tua dalam pembentukan karakter


pada anak prasekolah
Peneliti : Muhammad Saiful Rizal
Pembimbing : 1. Mariani, S.Kep., Ns., MPH
2. Widya Addiarto , S.Kep.,Ns.,M.Kep

Responden yang terhormat,


Saya adalah mahasiswa semester 6 pada jurusan ilmu
keperawatan di Prodi D3 keperawatan STIKes Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan. Dalam rangka menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah
ini saya bermaksud mengadakan study kasus dengan judul Saya
berkeyakinan bahwa penelitian ini memberi manfaat yang luas, baik
bagi institusi, mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya.
Apabila saudara bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian saya silahkan saudara menandatangani persetujuan untuk
menjadi obyek penelitian.
Atas kesediaan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Probolinggo, 12 Juni 2020


Mengetahui,

Pembimbing Peneliti

(Mariani, S.Kep., Ns., MPH) (Muhammad Saiful Rizal)

44
Lampiran 5

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


PENELITIAN

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan


dan manfaat penelitian yang berjudul “Strategi Orang Tua Dalam
Pembentuka Karakter Pada Aanak Prasekolah”
Saya mengerti bahwa saya akan menjadi obyek dalam
penelitian ini, dan saya juga mengerti bahwa tidak ada resiko yang
akan merugikan saya.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini
akan dirahasiakan termasuk mengenai informasi identitas saya juga
tidak akan ditulis pada instrument penelitian.
Saya mengerti bahwa saya juga berhak menolak atau
mengundurkan diri dalam penelitian ini setiap saat tanpa ada sanksi
dan kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberi kesempatan bahwa saya juga berhak
menolak atau mengundurkan diri dalam penelitian atau mengenai
peran saya dalam penelitian ini dan telah mendapatkan jawaban yang
memuaskan dari peneliti. Saya secara sukarela dan sadar bersedia
menjadi obyek penelitian dengan menandatangani surat persetujuan
ini.

Probolinggo, Juni 2020

Peneliti
Responden

(Muhammad Siful Rizal) (……………………..…….)


Saksi 1 Saksi 2

45
(………………………….)
Lampiran 6 (……………………..…….)

PERNYATAAN TELAH MELAKSANAKAN INFORMED


CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama : Muhammad Saiful Rizal
NIM : 14401.16.17026
Jurusan : D3 Keperawatan
Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan proses
pengambilan data penelitian sesuai dengan yang disetujui
pembimbing dan telah memperoleh pernyataan kesediaan dan
persetujuan responden sebagai sumber data.

Probolinggo, Juni 2020

Pembimbing Peneliti

(…………………………….) (Muhammad Saiful Rizal)

46
Lampiran 7

PEDOMAN WAWANCARA
Strategi Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter pada anak
Prasekolah
A. Pendahuluan
1. Memberi salam, memperkenalkan diri, saya Siti Muisyatun
Munawaroh , mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara. Tujuan saya
disini adalah melakukan wawancara atau Tanya jawab untuk
mengetahui Pola makan remaja yang mengalami .
3. Menjelaskan tentang kerahasiaan informan. Identitas yang
informan berikan akan kami rahasiakan dan hanya digunakan
untuk kepentingan pendidikan. Mohon kesediannya untuk
memberikan informasi yang terbuka tanpa ada yang ditutup-
tutupi. Setelah selesai penelitian hasil rekaman akan kami
hapus.
4. Mempersiapkan alat perekaam nya dan setelah semua siap
minta ijin menyalakan alat perekamnya.
5. Selanjutnya peneliti mulai melakukan wawancara dengan
informan.

47
PEDOMAN WAWANCARA
I Identitas Subyek
a. Nama (Inisial) :
b. TTL/Usia :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Pekerjaan :
f. Status :
g. Alamat :
h. Tanggal Wawancara/Jam :
II Daftar Pertanyaan Strategi orang tua dalam pembentukan
karakter pada anak usia pra sekolah Di Desa Lemah Kembar
Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.
N PERTANYAAN
Subjek Penelitian Triangulasi Data
1. Apa yang paling diutamakan Bagaimana saudara anda
dalam membentuk karakter anak? mengetahui tentang
karakter pada anak pra
sekolah?
2. Bagaimana anda menanam bagaimana cara anda
pendidikan karakter pada anak ? mendidik karakter anak
supaya menjadi anak
yang mandiri ?
3. Bagaimana cara anda dalam Bagaimana cara saudara
membentuk karakter anak ? anda dalam membentuk
karakter anak pra
sekolah?
4. apa manfaat membentuk karakter Bagaimana cara
pada anak ?
anda,jika lingkungan
sangat kuat dalam
mempengaruhi
kepribadian anak anda?
5. Hambatan apa saja yg anda temui apa saja yang anda

48
dalam membentuk karakter pada lakukan supaya anak
anak?
anda mempunyai
karakter yang lebih baik?
6. Apa motivasi anda dalam apa saja yang harus
membentuk karakter pada anak ?
dihindari agar anak anda
tetap memiliki karakter
lebih baik lagi?

7. Tambahan: Strategi apa yang anda


lakukan untuk membentuk
karakter anak pada anak ?

8. Tambahan: Karakter apa saja yang


anda inginkan untuk di bentuk
pada anak ?

9. Tambahan: Role model sangat


penting bagi oranng tua untuk
pembentukan karakter pada anak ?

10. Tambahan: pola asuh apa yang


anda terapkan kepada anak anda
supaya anak anda mempunyai
karakter yang lebih baik ?

11. Tambahan: faktor apa saja yang


dapat mempengaruhi fungsi dalam
keluarga ?

49
Lampiran 8
MAPPING JOURNAL
Nama : Muhammad Saiful Rizal
NIM : 14401.16.17026
Judul KTI : Strategi orang tua dalm pembentukan karakter pada anak pra sekolah
Pembimbing 1 : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.
Pembimbing 2 : Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep

No Judul Penelitian / Tahun / Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Kesimpulan
Penerbit / Penulis
1.. Peran keterlibatan Tujuan dari penelitian Pendekatan pada Hasil penelitian Terdapat pengaruh positif
orangtua terhadap
ini adalah untuk penelitian ini bisa menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua
kesiapan sekolah pada
anak pra.Thifal Hanifah mengetahui pengaruh digolongkan ke dalam terdapat pengaruh terhadap kesiapan sekolah
2019
dari keterlibatan orang penelitian kuantitatif. keterlibatan orang tua anak prasekolah secara
tua pada kesiapan Penelitian kuantitatif terhadap kesiapan sekolah keseluruhan yang artinya
sekolah pada anak merupakan penelitian dengan keterlibatan semakin tinggi
prasekolah. Metode yang mana data berbasis rumah memiliki keterlibatan orang tua
penelitian ini penelitian menggunakan hubungan kuat dari maka kesiapan sekolah
menggunakan metode data kuantitatif. Data dimensi lainnya. Nilai F = anak prasekolah dapat
kuantitatif dengan kuantitatif adalah data 33.211, p < 0.01, meningkat. Penelitian ini
teknik sampling yaitu yang berupa angka, yang menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa
random sampling, kemudian dapat diolah terdapat pengaruh positif keterlibatan orang tua
dengan subjek atau dianalisis dengan keterlibatan orang tua berbasis rumah memiliki
penelitian adalah menggunakan teknik terhadap kesiapan sekolah hubungan yang kuat dan

50
orang tua yang perhitungan statistik yang signifikan. tingkat lebih tinggi
memiliki anak usia (Siregar, 2013). Variabel- Kontribusi keterlibatan terhadap kesiapan sekolah
prasekolah (5-6 variabel dalam penelitian orang tua terhadap anak, sedangkan untuk
tahun), status ini diukur dengan kesiapan sekolah sebesar keterlibatan berbasis
pendidikan TK B instrumen penelitian 58,8%. sekolah memiliki
sebanyak 100 berupa kuesioner hubungan lemah terhadap
responden. Instrumen dianalisis melalui kesiapan sekolah, dan
dalam penelitian ini prosedural statistic. konferensi sekolah –
menggunakan skala rumah tidak memiliki
keterlibatan orang tua hubungan terhadap
adaptasi dari Parent akademik anak.
Involvement
Quisioner dan School
Readiness
Questionaire (standar
Indonesia). Analisa
data menggunakan uji
regresi linier
sederhana.

51
No Judul Penelitian / Tahun / Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Kesimpulan
Penerbit / Penulis
Hubungan Pola Konsumsi Hasil penelitian
Untuk ini penderita gastristris
2 Kopi Terhadap Kejadian Tujuan penelitian ini adalah Jenis penelitian ini
menunjukkan bahwa maupun bukan
Gastristis Pada Mahasiswa untuk mengidentifikasi menggunakan metode
hubungan pola konsumsi kopi deskriptif analitik ada hubungan pola penderita gastristis
Muhammadiyah Parepare
./2019/ Muhammad,I. terhadap kejadian gastritis dengan pendekatan konsumsi kopi terhadap sebaiknya
pada Mahasiswa Univesitas cross sectional.
kejadian gastritis pada membatasi
Muhammadiyah Parepare Populasi
Mahasiswa Universitas konsumsi kopi
Muhammadiyah
Parepare..

52
3. Perana orang tua dalam Tujuan dari penelitian Metode yang digunakan Hasil penelitian Orang tua yang
pembentukan karakter anak ini adalah untuk dalam penelitian ini menunjukkan bahwa memegang peranan
usia dini.Nasyrah mengetahui peran adalah metode dalam pendidikan penting dalam keluarga
Jida/Nurlina Jalil,2019 orang pada kualitatif. Penelitian ini keluarga orang tua memahami betul akan
pendidikan keluarga berusaha untuk menjalankan perannya pentingnya pembentukan
dan mengetahui menjawab pertanyaan dengan menanamkan karakter anak yang di
pentingnya sebagaimana nilai-nilai dasar mulai sejak usia dini.
pembentukan pembentukan karakter agama pada anak dan
karakter pada anak pada usia dini di Desa penanaman perilaku-
usia dini di Desa Bolang Kecamatan Alla perilaku positif
Bolang Kabupaten Enrekang..
Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang.

53
No Judul Penelitian / Tahun / Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Kesimpulan
Penerbit / Penulis
4. Strategi keluarga dalam Tujuan penelitian Sifat penelitiannya Orang tua dalam Orang tua dalam pendidikan
karakter anak menggunakan
pengembangan ini adalah : 1) bersifat deskriptif pendidikan karakter
strategi percakapan dan strategi
pendidikan karakter anak Untuk mengetahui kualitatif. Penelitian ini anak menggunakan pembiasan , strategi ini
dilakukan oleh orang tua agar
di Desa Karyatani strategi keluarga menggunakan teknik strategi percakapan
dapat menguatkan anak dalam
Lampung Timur. Riska, dalam pengumpulan data dan strategi menerima pengetahuan baru
dan menumbuhkan kecintaan
Noza (2019) pengembangan dengan wawancara, pembiasan, strategi
pada kebenaran. Selanjutkan
pendidikan karakter observasi dan ini dilakukan oleh strategi kisah, dalam strategi
kisah orang tua menggunakan
anak di desa Karya dokumentasi. Teknik orang tua agar dapat
cara bercerita tentang pahlawan
Tani Lampung analisis data yang menguatkan anak -pahlawan bangsa, agar anak
dapat memberikan teladan,
Timur. 2) Untuk digunakan dalam dalam menerima
memotivasi kepada anak.
mengetahui penelitian ini pengetahuan baru dan
hambatan dalam menggunakan reduksi menumbuhkan
pengembangan data (data reduction), kecintaan pada

54
pendidikan karakter penyajian data (data kebenaran.
pada anak di Desa display), dan kesimpulan Selanjutkan strategi
Karya Tani (conclusion Kisah , dalam strategi
Lampung Timur drawing/verification). kisah orang tua
menggunakan cara
bercerita tentang
pahlawan -pahlawan
bangsa , agar anak
dapat memberikan
teladan, memotivasi
kepada anak.

55
5. Hubungan Pola Asuh Mengetahui hubungan pola Penelitian ini merupakan Sebagian besar pola Terdapat hubungan pola
Orang Tua Tunggal Ibu asuh orang tua tunggal ibu studi analitik menggunakan asuh yang banyak asuh orang tua tunggal
dengan kematangan dengan kematangan emosi desain cross sectional diterapkan oleh orang ibu dengan kematangan
Emosi dan Keterampilan dan keterampilan sosial dengan jumlah 40 orang tua tunggal ibu yaitu emosi dan keterampilan
Sosial pada Anak Pra anak pra sekolah usia 4-6 responden dengan teknik pola asuh demokratif sosial anak pra sekolah
Sekolah usia 4-6 tahun di tahun. cluster sampling. (87,5%), lebih dari usia 4-6 tahun.
PAUD. Anggraini, H., Pengumpulan data separoh kematangan
Amir, A., & Maputra, Y. dilakukan melalui emosi tinggi (70%),
(2020). wawancara langsung sebagian besar
dengan responden, pada keterampilan sosial
variabel pola asuh rendah (87,5%).
menggunakan Parental Terdapat hubungan
Authority Quetionare pola asuh orang tua
(PAQ), kematangan emosi tunggal ibu dengan
menggunakan kuesioner kematangan emosi 𝝆
yang dirancang peneliti, = 0,002 dan terdapat
dan keterampilan sosial hubungan pola asuh
menggunakan Vineland dengan keterampilan
Social Maturity Scale sosial 𝜌 = 0,014.
(VSMS) penelitian
dilakukan di Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD)

56
Kecamatan Koto Tangah
Kota Padang pada bulan
Maret-Juni 2019. Analisis
data menggunakan uji Chi-
square.

57
LEMBAR KONSULTASI
Nama: Muhammad.Saiful Rizal
NIM: 14401.16.17026
Prodi: D3 Keperawatan
Judul: Setrategi orang tua dalam pembentukan karakter pada anak pra
sekolah
Pembimbing 1:Mariani, S.Kep,Ns.M.PH
NIDN : 0713088001
NO Hari/Tanggal BAB Saran TTD/Paraf
1. Sabtu, 12 Okt Judul Accjudul
2019

Judul Cek portal garuda


2. Rabu, 23 Okt 2019 Cek portal stikes
Studipendahuluan

BAB 1 Inntroduction : Di fokuskan pada


R abu, 26 Mart masalah justifikasi hasil studi
3. 2020 pendahaluan jangan lupa dimasukan
solusiuntuk membentuk karakter
anak

Kamis, 27 Mart Bagaimana perhatikan tehnik


2020 BAB 1 penulisan: jarak spasi,penulisan
3. huruf besarnya pada rumusan
masalah dan tujuan masalah di
lengkapi dengan tempat
penelitiannya dimana

Jum’at, 29 Mart BAB 1 Perhatikan dan cek kembali


2020 penulisan huruf besar dan
kecilnya beserta jarak dan
5 spasinya

58
Hasilstudi pendahuluan
Selasa,31 Mart BAB 1 dimasukan
2020

6
Perhatikan dalam penulisan
di setiap paragraf ( isi
Senin,06 April BAB 1 paragraf 1 terlalu
2020 panjang,jadi bisa dijadikan 2
paragraf) penulisan poin 1.1
7 ke 1.2

Selasa,07 April BAB II


2020 Perhatikan dan cek kembali
penulisan huruf besar kecilnya
8 beserta jarak dan spasinya

BAB
IIAB II ACC Lanjut BAB III
09 April 2020

9.

10 April 2020 BAB DIPERHATIKAN---->JARAK DAN


III SPASINYA, BAHASA ASING
CETAK MIRING. Kriteria subyek
10 nya lebih di spesifikkan dan
ditambahkan utk kriteria subyek
cross ceknya

59
LEMBAR KONSULTASI
Nama: Muhammad.Saiful Rizal
NIM: 14401.16.17026
Prodi: D3 Keperawatan
Judul: Setrategi orang tua dalam pembentukan karakter pada anak pra
sekolah
Pembimbing 2 : Widya Addiarto , S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN : 0716058903
No Hari Taggal BAB Saran TTD
1. R abu, 26 Judul ACC
Mart 2020

Inntroduction : Di fokuskan
Kamis, 27 BAB 1
2. pada masalah justifikasi
Mart 2020 hasil studi pendahaluan
jangan lupa dimasukan
solusiuntuk membentuk
karakter anak

Jum’at, 29
3. Perhatikan dalam
Mart 2020 BAB 1
penulisan di setiap
paragraf ( isi paragraf 1
terlalu panjang,jadi bisa
dijadikan 2 paragraf)
penulisan poin 1.1 ke
1.2

4. Selasa,31 BAB I Perhatikan dan cek


kembali penulisan huruf
Mart 2020
besar kecilnya beserta
jarak dan spasinya

5. PERHATIKAN
11 April BABII
TEHNIK PENULISAN,
2020 JARAK KANAN, KIRI
ATAS DAN
BAWAHNYA DICEK
KEMBALI. Lihat buku
panduannya. keajegan
penelitian di perhatikan
60
6.
12 April BAB III PP Penulisan cek lagi di
word masih ada
2020
beberapa yg salah 2.
Marginnya diperhatikan

7.
ACC
14 BAB III
April2020

BUKTI PERBAIKAN
61
UJIAN PROPOSAL
Nama : Muhammad Saiful Rizal
Nim : 14401.16.17026
Judul : Srategi orang tua dalam pembentukan karakter pada
anak prasekolah
Ketua Penguji : Rizka Yunita,S.Kep.,M.Kep
Pembimbing I : Mariani, S.Kep., Ns., MPH
Pembimbing II : Widya Addiarto , S.Kep.,Ns.,M.Kep
No Nama Penguji Tanda
Tangan
1. Rizka Yunita,S.Kep.,M.Kep

2. Mariani, S.Kep., Ns., MPH

3. Widya Addiarto ,
S.Kep.,Ns.,M.Kep

Probolinggo, 18 April 2020


Mengetahui

(Rizka Yunita,S.Kep.,M.Kep )
NIK: 0710069004

62
BUKTI ACARA PERBAIKAN

Nama Ketua Penguji : Rizka Yunita,S.Kep.,M.Kep

No Saran Perbaikan Halaman Halamansetelah Keterangan


Sebelum revisi Perbaikan
Revisi
1. Sebutkan usia anak 31 31 Sudah
pra sekolah 4-6 diperbaiki
tahun
2. Tambkan pedoman Lampiran 7 Lampiran 7 Sudah
wawawacara di diperbaiki
tambahkan
pembentukan
karakter
Pola asuh orang tua
Faktor yang
mempengaruhi oleh
fungsi keluarga
3. Penulisan daftar 37 38 Sudah
pustaka diurutkan Diperbaiki

Probolinggo, 18 April 2020


Mengetahui

(Rizka Yunita,S.Kep.,M.Kep)
NIK: 0710069004

63
BUKTI ACARA PERBAIKAN

NamaPembimbing 1: Mariani, S.Kep., Ns., MPH

No Saran Halaman Halaman Keterangan


Perbaikan Sebelum setelah revisi Perbaikan
Revisi
1. Kata iV iV Sudah
pengantar , diperbaiki
penulisan
Nama
pembimbing
2. Informan 31 31 Sudah
cros cek diperbaiki
3. Pedoman Lampiran 7 Lampiran 7 Sudah
wawancara di Diperbaiki
tambahkan
Role model
penting untuk
pembentukan
karakter pada
anak
4 Daftar 37 38 Sudah
pustaka di diperbaiki
urutkan

Probolinggo, 18 April 2020


Mengetahui

Mariani, S.Kep., Ns., MPH


NIK. 0713088001

BUKTI ACARA PERBAIKAN

64
NamaPembimbing II: Widya Addiarto , S.Kep.,Ns.,M.Kep

No Saran Perbaikan Halaman Halaman Keterangan


Sebelum setelah revisi Perbaikan
Revisi
1. Kata pengantar iV iV Sudah diperbaiki

2. Bab 1 1 1 Sudah diperbaiki


ambarwati di
daftar pustaka
tidak ada
3. Daftar pustaka 37 38 Sudah Diperbaiki
di urutkan

Probolinggo, 18 April 2020


Mengetahui

(Widya Addiarto , S.Kep.,Ns.,M.Kep)

NIK. 0716058903

65

Anda mungkin juga menyukai