c. Pertemuan Ketiga
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2020
Waktu : Jam 08.40 WIB
Tempat : Rumah Subyek Desa Sidopekso Kraksaan
Observer : Peneliti
Acara : Terminasi
Alamat : Desa Sidopekso Kecamatan Kraksaan
4. Makanan apa sajakah yang kecut- kecut sih mbak trus yang
yang harus dihindari instan , terus apa lagi ya terus
pada penderita gastritis? makannya teratur itu
b. Pertemuan Kedua
Hari/Tangga : Selasa, 22 Juni 2020
l
Waktu : 09.00 wib
Tempat : Rumah Subyek Desa Sidopekso
Kecamataan Kraksaan
Acara : Wawancara
Observer : Peneliti
c. Pertemuan ketiga
Hari/Tangga : Rabu, 23 Juni 2020
l
Waktu : 09.00 wib
Tempat : Rumah Subyek Desa Sidopekso
Kecamataan Kraksaan
Acara : Terminasi
Observer : Peneliti
b. Pertemuan Kedua
Hari/Tangga : Minggu, 21 Juni 2020
l
Waktu : 10.25 wib
Tempat : Rumah Subyek Desa Sidopekso Kecamatan
Kraksaan
Acara : Wawancara
Observer : Peneliti
c. Pertemuan Ketiga
Hari/Tangga : Minggu, 222 Juni 2020
l
Waktu : 10.25 wib
Tempat : Rumah Subyek Desa Sidopekso Kecamatan
Kraksaan
Acara : Terminasi
Observer : Peneliti
4) Data Hasil Observasi
No Aspek yang Hasil Pengamatan
diamati
1. Menyampaikan Pada saat dilakukan wawancara
penjelasan triangulasi kedua tidak mengetahui
bagaimana cara pola makan yang
baik pada penderita gastritis
2. Sikap saat Pada saat dilakukan menyampaikan
menyampaikan penjelas triangulasi kedua terlihat
Penjelasan focus melihat kepada peneliti
3. Suasana pada saat wawancara suasana dalam
Lingkungan lingkungan nyaman dan tidak ada
suara yang mengganggu . dan
wawancara lancar sampai
pertanyaan terakhir
4. Ekspresi subjek Pada saat wawancara terlihat
saat menerima triangulasi kedua santai saat
pertanyaan menjawab pertanyaan dari peneliti .
5. Kualitas suara Pada saat wawancara berlangsung
saat mejawab kualitas suara yang diucapkan oleh
Pertanyaan triagulasi kedua terdengar jelas dan
keras oleh peneliti
6. Memperhatikan Pada saat wawancara berlangsung
Pertanyaan terlihat triangulasi memerhatikan
pertanyaan dengan teliti
c. Pertemuan ketiga
Hari/Tanggal : Jum’at 3 Juli 2020
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Subyek Desa Sidopekso
Acara : Terminasi
c. Pertemuan ketiga
Hari/Tanggal : senin ,05 Juli 2020
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Subyek Desa Sidopekso
Acara : Terminasi
c. Pertemuan ketiga
Hari/Tanggal : Kamis ,08 Juli 2020
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Subyek Desa Sidopekso
Acara : Terminasi
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik wawancara
secara langsung dan observasi yang telah dilakukan di wilayah Desa
Sidopekso Kecamatan Kraksaan pada kelima subyek dan kelima triangulasi
didapatkan data sebagai berikut:
Hasil Penelitian dari kelima subyek dan kelima triangulasi
menunjukkan bahwa pola makan berpengaruh pada kejadian gastritis. Pada
hasil wawancara terlihat dari 5 responden di antaranya 2 responden yang
belum mengetahui bagaimana pola makan yang baik pada remaja yang
mengalami gastritis.kedua responden tersebut mempunyai pola makan yang
tidak baik seperti, kesukaan remaja tersebut sering menunda waktu makan
dan sering mengkonsumsi makanan yang menjadi factor pemicu terjadinya
gastritis seperti makanan yang pedes- pedes atau asam secara berlebihan akan
merangsang sitem pencernaan . Respon negatif terhadap pola makan kurang
baik yang dimiliki remaja tersebut cenderung akan menimbulkan gejala
seperti nyeri ulu hati, perut sering terasa sebah, mual dan perut kembung Hal
ini sesuai dengan pernyataan Syamsu,Dkk (2017) Mengkonsumsi makanan
pedas atau asam secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, bila
kondisi ini berlangsung terus-menerus akan terjadi kelebihan asam yang akan
mengiritasi dinding mukosa lambung. Sedangkan Susilowati (2019) salah
satu faktor penyebab terjadinya gastritis adalah pola makan yang tidak
baik,terlambat makan, kebiasaan merokok,mengkonsumsi makanan dan
minuman seperti cabe, cuka,asam,kopi, alkohol dan faktor psikologis (stress
psikis dan stress fisik).
Sedangkan tiga responden lainnya mengetahui bagaimana pola
makan yang baik pada remaja yang mengalami gastritis.dari ketiga responden
tersebut sama - sama memiliki kesamaan bahwa jadwal makan perlu
diperhatikan oleh responden yang mengalami gastritis.Sedangkan Susilowati
(2019) Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan
makan seseorang. Secara umum factor yang mempengaruhi terbentuknya
pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan dan
lingkungan, umur, dan jenis kelamin. Jenis makanan yang di konsumsi oleh
responden tersebut sebagian besar nasi putih dan dikonsumsi 3 kali
sehari,lauk pauk nabati seperti sayur, tempe,tahu dikonsumsi 3 kali
sehari,responden tersebut juga mengkonsumsi makanan selingan jika lapar
tapi belum masuk waktunya makan, responden tersebut menggunakan
makanan selingan. Berdasarkan kebiasaan ketiga remaja yang mempunyai
pola makan baik pada penderita gastritis tersebut yang sudah sesuai dengan
penuntun diet pada penderita gastrtitis. Dikuatkan oleh aghata Dkk, (2019)
dan dikonsumsi dalam frekuensi yang sering yaitu >2 kali/hari. lauk hewani
dan nabati yang banyak dikonsumsi oleh responden adalah ikan, tahu, dan
tempe, dimana cara pengolahannya yang baik bagi penderita gastritis adalah
merebus .sebagian besar biasanya remaja suka makananan yang digoreng
namun makanan yang di goreng dapat melemahkan klep kerongkongan
bawah dan menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan.
Berdasarkan keterangan di atas menunjukkan bahwa pola makan
sehari-hari setiap individu berbeda-beda, ada yang melakukan pola makan
secara sehat dan ada pula yang melakukan pola makan yang salah. Kebiasaan
makan yang tidak teratur bisa menyebabkan terganggunya keseimbangan
enzimm pencernaan di lambung. Pada saat perut harus diisi, tetapi dibiarkan
kosong atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan
mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri. Secara alami lambung akann
terus memproduksi asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil,
setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa dalam darah telah
banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada
saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang terlambat makan
sampai 2-3 jam. responden terbanyak remaja perempuan berumur 16- 19
tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
aghata, Dkk (2019) yang menjelaskan bahwa responden dengan jenis kelamin
perempuan lebih banyak menderita gastritis. Hal ini disebabkan karena
perempuan lebih memperhatikan citra tubuhnya sehingga banyak dari mereka
yang melakukan konsep diet yang salah dan tidak aman bagi lambung.
Kejadian gastritis dapat berpengaruh negatif pada remaja yang
mengalaminya, tergantung dengan faktor pola makan remaja
tersebut.Berdasarkan Teori ( Diatsa, 2016) pola makan adalah cara atau
perilaku yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang dalam memilih,
menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang
meliputi frekuensi makan, porsi makan, dan jenis makan yang berdasarkan
faktor-faktor sosial, budaya dimana mereka hidup.
Keluhan gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari- hari. Dari hasil penelitian di dapatkan 2
responden yang memiliki pola makan yang tidak baik dan tiga responden
memiliki pola makan yang baik . Gasrtitis yang sering terjadi pada remaja
karena tidak memperhatikan pada pola makannya karena kebiasaan pola
makan yang tidak teratur menjadi faktor terjadi gastritis. Selain itu makan-
makanan pedas dan asam yang dapat merangsang dan meningkatkan asam
lambung dan makanan tersebut paling beresiko meningkatkan gastritis. Pola
makan yang baik terdiri dari frekuensi makanan, jenis makanan, pola makan
yang teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga
merupakan mencegah kekambuhan gastritis. Penyembuhan gastritis
membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya untuk memperbaiki
kondisi pencernaan. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama
makanan yang pedas,asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama penting nya
dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana
cara memakannya.Hal yang perlu di lakukan dalam mengatasi gangguan
yang paling utama adalah mengubah pola makan dengan makan yang
secukupnya sesuai dengan kebutuhan tubuh dan istrahat yang memadai. Pola
makan yang sehat tentunya akan mempertahankan kesehatan dan mencegah
timbulnya penyakit, sedangkan pola makan yang salah memiliki dampak
yang sangat merugikan bagi kesehatan salah satunya adalah gastritis.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di lakukan di desa Sidopekso
kecamatan kraksaan dapat disimpulkan bahwa pola makan yang tidak
teratur dapat menjadi fator pemicu terjadinya gastritis. Sedangkan pola
makan yang baik dapat menjadi penatalaksan untuk menghindari
terjadinya gastritis pada remaja di desa sidopekso . Pola makan yang baik
terdiri dari frekuensi makanan, jenis makanan, pola makan yang teratur
merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan
mencegah kekambuhan gastritis.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka peneliti memberikan
beberapa saran yang berkaitan dengan pola makan remaja yang mengalami
gastritis.
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Kepada institusi pendidikan khususnya Program Studi D3
Keperawatan karena D3 Keperawatan yang di utamakan adalah dari segi
keahlian, maka diharapkan agar mampu mengajarkan lebih dalam kepada
mahasiswa tentang bagaimana bentuk keperawatan komunitas dalam
menghadapi masyarakat di lapangan.
Supaya institusi lebih memperbanyak litelatur-litelatur yang
dibutuhkan mahasiswa untuk melakukakan
29
penelitian. Selain itu dalam penelitian ini berhubungan dengan aplikasi
praktek yang telah didapatkan selama belajar mengajar di institusi. Untuk
itu hendaknya institusi semakin meningkatkan kegiatan praktek dilapangan
sehingga mahasiswa benar-benar mendapat banyak pengalaman dan ilmu
yang diterima tidak hanya mutlak berdasarkan kepustakaan saja namun
aplikatif sehingga mahasiswa benar-benar terbekali untuk terjun di
masyarakat.
5.2.2 Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini dapat diaplikasikan dalam bidang ilmu keperawatan
komunitas, sehingga dapat membantu untuk mengembangkan pengetahuan
remaja untuk mengurangi kejadian gastritis pada remaja di desa sidopekso
Kecamatan kraksaan kabupaten probolinggo.
5.2.3 Bagi Lahan Penelitian
Supaya penelitian membantu dan mengembangkan pengetahuan
remaja dalam mengurangi kejadian gastritis pada remaja di desa
sidopekso kecamatan kraksaan kabupaten probolinggo.
5.2.4 Bagi Subyek
Agar supaya penelitian ini nantinya remaja mengurangi kejadian
gastritis pada remaja di desa sidopekso kecamatan kraksaan kabupaten
probolinggo.
5.2.5 Bagi Peneliti
bagi peneliti dapat dijadikan tambahan pengetahuan dan
pengalaman serta keterampilan dalam hal penelitian dan dapat
dipergunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih
lanjut berkaitan dengan pola makan remaja yang mengalami gastritis.
30