Obesitas atau kegemukan merupakan masalah kesehatan di indonesia, sama
halnya dengan masalah kekurangan gizi. Seorang anak disebut obesitas apabila berat badan diatas normal jika dibandingkan dengan tinggi badan dan usianya. Penyebab utama obesitas adalah ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan dalam bentuk energi. Beberapa faktor yang menyebabkan obesitas adalah faktor genetik, faktor metabolisme seperti pola mang suka makan dan konsumsi makanan cepat saji, minuman yang manis, pola aktivitas seperti banyak menonton tv, main game hingga telepon seluler, faktor lingkungan seperti stress yang tinggi sehingga anak melampiaskan stress dengan mengkonsumsi makanan. Anak yang menderita obesitas dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti fisik dan psikologis antara lain diabetes militus tipe 2, gangguan metabolisme seperti jantung, hipertensi, peningkatan kadar kolesterol, gangguan nafas seperti asma, dan masalah secara psikologis antara lain buliying,depresi, kecemasan yang berlebihan, rendah diri, menarik diri dari pergaulan.
Kata kunci : obesitas, anak
A. Latar Belakang
Kegemukan merupakan dikonsumsi dan kalori yang
masalah kesehatan yang dikeluarkan dalam bentuk terjadi ketika seorang anak energi. memiliki berat badan diatas Penentuan apakah anak normal jika dibandingkan mengalami kegemukan tidak dengan usia dan tinggi hanya dilihat dari bentuk badannya. Penyebab utama fisiknya saja, namun juga kegemukan adalah karena harus dipertimbangkan terjadi kondisi yang tidak seperti tinggi badan, usia dan seimbang antara kalori yang jenis kelamin. Berdasarkan data dari WHO Angka probalitas juga pada 2013, persentase anak dipengaruhi oleh tingkat obesitas di indonesia pendidikan orang tua, karena merupakan yang tertinggi di semakin tinggi pendidikan ASEAN, hampir 12% anak orang tua maka semakin di indonesia mengalami layak pekerjaan yang obesitas. Jika dirinci lagi 17 didapatkan dan semakin juta anak mengalami obesitas banyak tersedia bahan di ASEAN, hampir 7 juta makanan. adalah anak indonesia, angka Dewasa ini angka obesitas ini hanya mencakup balita, tidak hanya terjadi pada kelas jika dihitung dari umur 5-10 menengah keatas juga, tetapi tahun angkanya akan semakin terjadi pada kelas menengah bertambah. kebawah. Menurut Riset Obesitas tidak hanya dilihat Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari dari segi statistik, 2013, tren kenaikan obesitas komponen angka yang anak di indonesia terjadi dipakai tidak semata dari si hampir di semua kelas sosial. anak akan tetapi dilihat data Selisih persentase obesitas dari umur, antropometri, antara keluarga kaya dan pendidikan, ekonomi dan miskin hanya selisih 3% saja. tempat tinggal orang tua, dan Obesitas pada anak akan dari hasil penelitian itu membuat angka harapan didapatkan kesimpulan hidup menipis karena bahwa obesitas anak di kemungkinan besar 12% anak indonesia berkaitan erat di indonesia beresiko untuk dengan kegemukkan dan terkena penyakit jantung, pendidikan orang tua, jika hipertensi, diabetes militus, orang tuanya gemuk maka stroke dan penyakit-penyakit kemungkinan anak juga kardiovaskuler lainnya di gemuk relatif lebih besar masa yang akan datang. karena faktor pola hidup Masalah obesitas harusnya seperti pola makan orang tua mendapat penanganan serius yang gemuk akan diturunkan sama seperti masalah kepada anak-anaknya. Anak kekurangan gizi yang yang gemuk pada usia balita menimpa ana-anak lainnya, relatif akan gemuk pada usia dan perlu adanya informasi remaja sampai dewasa jika tentang bahaya obesitas pada tidak menjaga pola makan. anak. Penanganan obesitas tidak terkait dengan faktor ekonomi yang berkaitan Lemak menggumpal langsung dengan kemiskinan, menutupi tubuh Arya, tetapi penanganan obesitas membuatnya kesulitan untuk harus dimulai dari bergerak, karena itu Arya pengawasan asupan makan terpaksa harus berhenti dalam keluarga, selain itu sekolah karena tidak mampu pola makan mengkonsumsi berjalan kaki ratusan meter ke makanan cepat saji, minuman sekolah, jangankan ratusan soda serta makanan instan meter, sepuluh meter pun lainnya yang mengandung zat Arya tidak sanggup untuk gual yang tinggi harus berjalan, aktivitasnya lebih dihindari, serta satu langkah banyak diam di rumah. termudah mencegah obesitas Setelah viral di media bulan adalah mengatur asumsi anak, mei lalu, Pemkab Karawang memaksa anak bermain di dan Pemprov Jawa Barat luar, ketimbang aktivitas akhirnya turun tangan. Senin pasif seperti menonton anggal 11 juli 2017, Arya televisi, bermain gagdet di diantar Bupati Karawang dalam rumah. Cellica Nurachdiana dan Secara psikologis obesitas Kepala Dinas Kesehatan juga menyebabkan anak akan Jawa Barat, Alma Lucyati ke mendapatkan buliying dari Rumah sakit Hasan Sadikin temannya, perasaan rendah Bandung, Arya langsung diri, stres, kecemasan dan ditangani oleh sepuluh orang cara bersosialisasi yang dokter. Arya langsung buruk, anak akan menarik diri mengikuti program dari lingkungan. penurunan berat badan dari rumah sakit tersebut. Baru B. Kasus / Masalah sehari mengikuti program, Arya Permana bocah beusia berat badan Arya susut 10 tahun asal Desa Cipurwasi hingga 1,5 kilogram. Orang Kecamatan Kabupaten tua Arya sangat berharap Karawang, disebut media program tersebut bisa asing sebagai “the Biggest memulihkan berat badan Kid in the world”, Arya anaknya sehingga bisa mengalami obesitas ekstrem, beraktivitas normal seperti idealnya anak seusia Arya anak-anak lainnya. memiliki berat badan kurang Dalam kasus Arya, dari lebih 50 kg, tetapi berat pengakuan sang Ayah, Ade badan Arya 192 kg. Somantri, terungkap bahwa Arya dibiasakan apabila ditemukan kelebihan mengkonsumsi makanan berat badan >20% pada pria tidak sehat. Sejak kecil dia dan >25% pada dibiasakan tiap hari wanita karena lemak (Ganong mengkonsumsi mi instan, W.F, 2003). Obesitas sebagai sekali makan dua bungkus salah satu faktor sekaligus. Arya pun lebih risiko dari resistens insulin, akrab dengan minuman merupakan penyakit kemasan ketimbang air putih. multifaktorial yang terjadi Ade mengaku minuman akibat penimbunan lemak manis yang dikonsumsi yang berlebihan di dalam mencapai 20 bungkus per hari tubuh, sehingga dapat Lepas dari kejanggalan mengganggu kesehatan. hormon Arya, orang tua pun Obesitas disebabkan oleh turut andil jadi penyebab peningkatan konsumsi masalah karena lalai dalam makanan padat energi yang mengatur asupan sehat ke banyak mengandung lemak, anak. Mereka selalu berdalih karbohidrat, dan jika tak diberikan apa yang di kurangnya aktivitas fisik. mau, Arya selalu menangis. Keadaan ini dipengaruhi oleh Dalam konteks mengatur pertumbuhan ekonomi, asupan anak, ketegasan tanpa urbanisasi, modernisasi dan kompromi memang mudahnya mendapatkan diperlukan betul. Toh, makanan serta banyaknya ujungnya demi kebaikan si jumlah makanan yang anak juga. tersedia akibat globalisasi pada pasar makanan dunia C. Tinjauan Pustaka (WHO, 2003). kegemukkan adalah suatu Menurut Blum (dalam Muh. kondisi dimana perbandingan Sukmin A. Marau. 2015) berat badan perilaku yang menyebabkan dan tinggi badan melebihi obesitas karena kurangnya standar yang ditentukan. pengetahuan tentang bahaya Sedangkan obesitas adalah obesitas. Banyak faktor yang kondisi kelebihan lemak, baik berperan dalam terjadinya di seluruh tubuh atau obesitas yang sebagian besar terlokalisasi pada bagian merupakan interaksi antara bagian tertentu. Obesitas faktor genetik dengan faktor merupakan peningkatan total lingkungan, antara lain lemak tubuh, yaitu aktivitas fisik, sosial ekonomi, dan nutrisi. peningkatan berat Perubahan gaya hidup badan. menyebabkan terjadinya f. Pola aktifitas fisik perubahan pengetahuan, g. Anak-anak yang sikap, perilaku, pola makan, menghabiskan waktu serta pemilihan jenis dan lebih banyak dengan jumlah makanan yang menonton televisi atau dikonsumsi. bermain video game 1. Faktor-faktor yang memiliki resiko lebih mempengaruhi perilaku besar mengalami obesitas. kelebihan berat badan. a. Faktor genetik h. Faktor lingkungan b. Faktor keturunan dari i. Faktor psikologi diri keluarga yang sendiri memiliki kelebihan Stress yang terjadi berat badan maka pada orang tua dan cenderung memiliki keluarga dapat resiko kelebihan berat meningkatkan resiko badan. Hal ini terjadinya kelebihan terutama dapat terjadi berat badan. Beberapa jika dalam keluarga anak menyalurkan cenderung stress dan emosi menyediakan melalui makanan. makanan dengan 2. Dampak obesitas pada tinggi kalori dan tidak anak memiliki kebiasaan a. Diabetes tipe 2 untuk berolahraga. Kegemukan dan gaya c. Faktor metabolisme hidup yang sering d. Pola makan megkonsumsi e. Mengkonsumsi makanan mengandung makanan mengandung glukosa akan kalori secara teratur, meningkatkan resiko seperti makanan cepat terjadinya diabetes saji, makanan ringan, tipe 2. kue-kue, permen, dan b. Gangguan minuman manis dapat metabolisme dengan mudah Kegemukan dan menyebabkan anak- peningkatan lemak anak mengalami dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, diabetes, dan ejekan dari teman tekanan darah tinggi. yang dapat c. Peningkatan kadar menyebabkan kolesterol dan tekanan peningkatan resiko darah tinggi depresi dan merasa Pola makan yang kehilangan harga diri. buruk dapat f. Mengalami masalah menyebabkan pada perilaku penumpukkan Anak-anak yang kolesterol dalam mengalami darah yang dapat kegemukan memiliki membentuk plak pada kecemasan dan cara pembuluh darah bersosialisasi yang arteri. Plak dapat buruk. Masalah- menyebabkan masalah yang penyempitan pada mungkin terjadi pembuluh darah. Hal adalah mereka tersebut dapat memiliki menyebabkan kecenderungan terjadinya serangan membuat gaduh jantung atau stroke. dikelas atau menarik d. Gangguan nafas diri dari lingkungan. Anak-anak yang g. Mengalami depresi mengalami Perasaan kehilangan kegemukan memiliki harga diri dapat resiko mengalami menyebabkan rasa gangguan nafas putus asa yang seperti asma, nafas berakibat dengan yang berulang kali terjadinya depresi berhenti ketika tidur pada beberapa anak atau saat akan mulai yang mengalami tidur dan kesusahan kelebihan berat badan. nafas ketika D. Pembahasan beraktifitas fisik. 1. Pengertian Obesitas e. Mengalami bullying Obesitas adalah atau penindasan. kelebihan lemak Anak-anak yang dalam tubuh, yang mengalami umumnya kegemukan akan lebih ditimbun dalam sering mendapat jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar ukuran sel-selnya organ tubuh sesuai dengan ukuran dan kadang terjadi sel normal terjadi perluasan ke dalam pada masa anak- jaringan organnya anak.Upaya (Misnadierly, menurunkan berat 2007). badan ke kondisi Obesitas merupakan normal pada masa keadaan yang anak-anak akan lebih menunjukkan sulit. ketidakseimbangan b. Tipe Hipertropik, antara tinggi dan berat kegemukan ini terjadi badan akibat jaringan karena ukuran sel lemak yang lebih besar dalam tubuh sehingga dibandingkan ukuran terjadi kelebihan berat sel normal. badan yang Kegemukan tipe ini melampaui terjadi pada usia ukuran ideal dewasa dan upaya (Sumanto, 2009). untuk menurunkan Terjadinya obesitas berat akan lebih lebih ditentukan oleh mudah bila terlalu banyaknya dibandingkan dengan makan, terlalu tipe hiperplastik. sedikitnya aktivitas c. Tipe Hiperplastik atau latihan fisik, dan Hipertropik maupun keduanya kegemukan tipe ini (Misnadierly, 2007). terjadi karena jumlah 2. Tipe-tipe obesitas dan ukuran sel Berdasarkan kondisi melebihi normal. selnya, kegemukan Kegemukan tipe ini dapat digolongkan dimulai pada masa Dalam beberapa tipe anak - anak dan terus (Purwati, 2001) yaitu : berlangsung sampai a. Tipe Hiperplastik, setelah dewasa. adalah kegemukan Upaya untuk yang terjadi karena menurunkan berat jumlah sel yang lebih badan pada tipe ini banyak dibandingkan merupakan yang kondisi normal, tetapi paling sulit, karena dapat beresiko terjadinya komplikasi penyakit, seperti E. Kesimpulan penyakit degeneratif. Kegemukan merupakan Berdasarkan masalah kesehatan yang penyebaran lemak terjadi ketika seorang didalam tubuh, ada anak memiliki berat dua tipe obesitas badan diatas normal jika yaitu: dibandingkan dengan usia a. Tipe buah apel dan tinggi badannya. (Adroid), pada tipe ini Penyebab utama ditandai dengan kegemukan adalah karena pertumbuhan lemak terjadi kondisi yang tidak yang berlebih seimbang antara kalori dibagian tubuh yang dikonsumsi dan sebelah atas yaitu kalori yang dikeluarkan sekitar dada, pundak, dalam bentuk energi. leher, dan muka. Tipe Penentuan apakah anak ini pada umumnya mengalami kegemukan dialami pria dan tidak hanya dilihat dari wanita yang sudah bentuk fisiknya saja, menopause. Lemak namun juga harus yang dipertimbangkan seperti menumpuk adalah tinggi badan, usia dan lemak jenuh. jenis kelamin. Obesitas b. Tipe buah pear menjadi permasalahan (Genoid), tipe ini serius di indonesia. Kasus mempunyai timbunan obesitas dialami semua lemak kelas sosial, tak peduli dia pada bagian bawah, kaya atau miskin, obesitas yaitu sekitar perut, bisa terjadi pada anak pinggul, paha, dan siapa saja. pantat. Tipe ini Perlu adanya perhatian banyak diderita oleh yang serius dari perempuan. Jenis pemerintah dalam timbunan penanganan kasus lemaknya adalah obesitas karena anak anak lemak tidak jenuh adalah masa depan bangsa. F. Daftar Pustaka Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Aqwam Fiazmi Hanifan - Kedokteran (20 ed.) 14 Juli 2016. Ob esitas Jakarta: EGC. Mengancam Anak Indonesia Kemenkes RI. 2013. https://tirto.id/ Riset Kesehatan obesitas-mengancam- Dasar: RSIKESDAS. anak-indonesia-bsWA Jakarta: Balitbang diakses tgl 14 Kemenkes RI Desember 2018 Misnadierly. 2007. Budiyati. 2011. Analisis Obesitas sebagai Faktor Penyebab Faktor Resiko Obesitas Pada Anak beberapa Penyakit. Usia Sekolah Di SD Jakarta: Pustaka Obor Islam Al-Azhar 14 Populer. Kota Semarang: Fakultas Ilmu Moh. Sukmin A. Marau, Keperawatan Program Jane M. Pangemanan, Magister Ilmu Gustaf A. E. Ratag. Keperawatan UI 2015 Depok Gambaran Perilaku Orang Tua Siswa Dewi, Yessica. 2013. Kelas 5 SD Negeri 36 Studi Deskriptif : Manado Mengenai Persepsi Dan Perilaku Obesitas Pada Anak. Makan Buah Dan Jurnal e-Biomedik Sayuran Pada Anak Vol 3 No.3 (2015). Obesitas Dan Orang Tua. Purwati S. 2001. Jurnal Ilmiah Perencanaan Menu Mahasiswa Untuk Penderita Universitas Surabaya Kegemukan. Jakarta: Vol 2 No 1 (2013) PT Swadaya. Calypatra. http:// https://vivahealth.co.id/ webhosting.ubaya.ac.i article/detail/9104/ d/~journalubayaac/ obesitas-pada-anak- index.php/jimus/ anak-dan-remaja,- article/view/180 bahayakah diakses tgl 15 diakses tgl 14 Desember 2018 Desember 2018