Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1 PENGENALAN MATLAB

Helmi Purwacaraka (1710631160061)


Asisten: Fikri Ika P, Riyant Irawan, Rosita Dewi, Sukma Tri R
Tanggal Percobaan: 13/04/2020
TEL61653-Praktikum Pengolahan Sinyal Digital
Laboratorium Komputasi–Fakultas Teknik UNSIKA

Abstrak flow, fungsi, struktur data, input/output,


dan fitur objek programming lainnya.
Pada praktikum Modul 1 ini dilakukan beberapa
• Graphics, yaitu fasilitas untuk
percobaan yaitu pertama dilakukan pembuatan sinyal input
menampilkan vector dan matriks sebagai
filter yang berasal dari hasil superposisi tiga buah sinyal
grafik.
sinusoidal dengan frekuensi yang berbeda-beda menggunakan
frekuensi sampling 18 kHz. Sinyal hasil superposisi tersebut • The MATLAB Application Program
selanjutnya diplot kedalam sebuah grafik dan diamati pula Interface (API), yaitu paket yang
respon frekuensinya. Percobaan kedua yaitu pembuatan filter memungkinkan user menulis Bahasa C
dengan fungsi FIR1 berorde 30 yang terdiri dari low-pass dan Fortran yang berinteraksi dengan
filter, band-pass filter, dan high-pass filter. Lalu diamati MATLAB.
frekuensi response untuk masing-masing filter yang telah
dibuat. Percobaan ketiga yaitu melakukan penapisan hasil Tujuan yang ingin dicapai pada modul ini yaitu :
konvolusi pada sinyal pertama dan kedua dengan filter FIR
yang terlah dirancang sebelumnya. • Mempelajari penggunaan system help
untuk mengetahui commands dan syntax
Kata kunci: MATLAB, FIR1, frequensi respons. dasar MATLAB.
1. PENDAHULUAN • Dapat menggunakan MATLAB untuk
desain filter.
MATLAB adalah sebuah bahasa dengan
kemampuan tinggi untuk komputasi teknis. Ia • Mempelajari bagaimana menulis fungsi
menggabungkan komputasi, visualisasi, dan dan m-file pada MATLAB.
pemrograman dalam satu kesatuan yang mudah
digunaka dimana masalah dan penyelesaiannya di • Merancang pem-filter-an FIR dengan
ekspresikan dalam notasi matematik yang sudah MATLAB.
dikenal. Pemakaian MATLAB meliputi :
• Memahami pem-filter-an lewat MATLAB
matematika dan komputasi, pengembangan
secara mendalam.
algoritma, akuisisi data, pemodelan, simulasi,
prototype, grafik saintifik dan engineering dan 2. STUDI PUSTAKA
lain-lain.
MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah
MATLAB adalah system interaktif yang program untuk analisis dan komputasi numerik.
mempunyai basis data array yang ridak
Pada awalnya, program ini merupakan interface
membutuhkan dimensi. Ini memungkinan kita untuk koleksi rutin-rutin numerik dari proyek
dapat menyelesaikan banyak masalah komputasi
LINPACK dan EISPACK, namun sekarang
teknis, khususnya yang berkaitan dengan merupakan produk komersial dari perusahaan
formulasi matrik dan vector. Mathworks, Inc. MATLAB telah berkembang
Sistem MATLAB terdiri atas lima bagian utama : menjadi sebuah environment pemrograman yang
canggih yang berisi fungsi-fungsi built-in untuk
• Development Environment, yaitu melakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar linier,
kumpulan semua alat-alat dan fasilitas dan kalkulasi matematis lainnya. MATLAB juga
untuk membantu user dalam berisi toolbox yang berisi fungsi-fungsi tambahan
menggunakan fungsi dan file MATLAB. untuk aplikasi khusus.
• The MATLAB mathematical function MATLAB bersifat extensible, dalam arti bahwa
library, yaitu koleksi semua algoritma seorang pengguna dapat menulis fungsi baru
komputasi. untuk ditambahkan pada library ketika
• The MATLAB language, yaitu Bahasa fungsifungsi built-in yang tersedia tidak dapat
matriks/array level tinggi dengan contoh melakukan tugas tertentu. Kemampuan

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 1


pemrograman yang dibutuhkan tidak terlalu sulit Ketika sebuah ekspresi perintah atau pernyataan
bila Anda telah memiliki pengalaman dalam diakhiri dengan tanda semicolon (;), maka
pemrograman bahasa lain seperti C, PASCAL, hasilnya tidak akan ditampilkan di layar. Hal ini
atau FORTRAN. sangat membantu ketika Anda bekerja dengan
matriks dengan ukuran yang sangat besar.
2.1 MATLAB HELP
Ukuran dari sebuah matriks dapat diketahui
MATLAB menyediakan sistem help on-line yang
dengan operator size:
dapat diakses dengan perintah help.
Contoh: >>Msize = size(M)
Msize =
>> help instruksi; 23
yang akan memberikan informasi mengenai
masukan, keluaran, penggunaan, dan fungsi dari Oleh karena itu, kita tidak perlu menggunakan
instruksi tersebut. Dengan menuliskan help pada variabel khusus untuk melacak jumlah baris dan
command window, daftar instruksi yang ada pada kolom suatu matriks. Ada dua jenis variabel
MATLAB akan diperlihatkan. matriks pada MATLAB, yakni skalar (scalars) dan
vektor (vectors). Sebuah skalar adalah sebuah
>> help filter; matriks yang hanya berisi satu elemen, jadi
Perintah di atas akan menampilkan informasi berukuran 1 x 1. Sebuah vektor adalah sebuah
dalam bentuk teks pada layar MATLAB Anda. matriks yang hanya berisi satu baris atau kolom.
Sebuah perintah yang sangat berguna untuk Elemen individu dari sebuah variabel matriks
mempelajari pemrograman MATLAB adalah dapat diakses dengan memberikan indeks baris
intro, yang membahas konsep ‐ konsep dasar dan kolom, sebagai contoh
tentang bahasa MATLAB. Selain itu, juga terdapat
banyak program demonstrasi yang >>M13 = M(1,3)
mengilustrasikan berbagai kapabilitas MATLAB, M13 =
yang dapat dimulai dengan perintah demo. 6

2.2 VARIABEL DAN OPERASI Submatriks juga dapat diakses dengan cara yang
MATRIKS mirip dengan menggunakan operator colon (:)
seperti yang dijelaskan pada sesi berikut.
Tipe variabel dasar pada MATLAB adalah matriks
(pada versi 5 dan ke atas, MATLAB juga 2.2.1 OPERATOR COLON (:)
menyediakan berbagai tipe data seperti pada
bahasa pemrograman lainnya). Untuk Operator colon (:) sangat berguna untuk membuat
mendeklarasikan sebuah variabel, Anda hanya index arrays. Gunakan perintah help colon untuk
perlu memberikan nilai tertentu padanya pada mengetahui deskripsi detail tentang
MATLAB prompt. Sebagai contoh: kapabilitasnya.

>>M = [ 1 2 6; 5 2 1] Notasi colon didasarkan pada ide bahwa sebuah


M= selang indeks dapat dihasilkan dengan
126 memberikan sebuah nilai awal, interval, dan
521 sebuah nilai akhir. Karena itu, sebuah vektor yang
terpartisi secara teratur dapat diperoleh dengan
Ketika definisi sebuah matriks melibatkan sebuah perintah
rumus yang panjang atau banyak entri, maka
sebuah perintah MATLAB yang sangat panjang iii = nilai awal : interval : nilai akhir
dapat dipecah menjadi dua (atau lebih) baris
dengan cara menempatkan sebuah tanda (…) Tanpa parameter interval, nilai default ‐ nya
pada akhir dari sebuah baris yang ingin adalah 1. Metode perhitungan ini mirip dengan
dilanjutkan. Sebagai contoh: notasi loop DO pada FORTRAN, namun metode
pada MATLAB selangkah lebih maju dengan cara
P = [ 1, 2, 4, 6, 8 ]+ [ pi, 4, exp(1), 0, -1] + … menggabungkannya dengan pengindeksan
matriks. Untuk sebuah matriks A 9 x 8, A(2,3)
[ cos(0.1*pi), sin(pi/3), tan(3), atan(2), sqrt(pi) ]; adalah elemen skalar yang berada pada baris
kedua dan kolom ketiga dari matriks A. Jadi
sebuah submatriks 4 x 3 dapat diekstrak dengan

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 2


perintah A(2:5,1:3). Tanda colon juga berfungsi
sebagai sebuah wild card, misalnya, A(2,:) adalah
baris kedua matriks A.
Pengindeksan mundur akan membalikkan sebuah
vektor, misalnya X(9:‐1:1) untuk sebuah vektor
yang berisi 9 buah elemen. Kadang ‐ kadang,
Anda juga memerlukan sebuah daftar yang berisi 2.2.4 OPERASI POINTWISE ARRAY
semua nilai elemen pada matriks, jadi A(:)
Bila kita ingin melakukan perkalian pointwise,
memberikan sebuah vektor kolom 72 x 1, yang
ada beberapa kebingungan yang bisa muncul.
merupakan hasil concatenation elemen ‐ elemen
Pada kasus pointwise, kita ingin mengalikan
setiap kolom matrik A. Ini merupakan contoh
matriks secara elemen per elemen, jadi mereka
reshaping matriks. Teknik reshaping yang lebih
harus memiliki dimensi yang sama. Sebagai
umum dapat dilakukan dengan fungsi
contoh, dua matriks 5 x 8 dapat dikalikan secara
reshape(A,M,N). Sebagai contoh, matriks A 9 x 8
pointwise, walaupun keduanya tidak bisa
dapat di‐reshape menjadi sebuah matriks 12 x 6
melakukan perkalian matriks biasa. Untuk
dengan Anew = reshape(A,12,6).
melakukan perkalian pointwise pada MATLAB,
2.2.2 OPERASI MATRIKS DAN ARRAY kita menggunakan operator “point‐star” A .* B.
Misalnya bila A dan B keduanya adalah matriks 3
Operasi default pada MATLAB adalah operasi
x 2 maka
matriks. Jadi A*B berarti perkalian matriks, yang
akan dibahas pada bagian berikut.
2.2.3 TINJAUAN PERKALIAN MATRIKS
Operasi perkalian matriks AB hanya dapat
dilakukan bila kedua matriks tersebut memiliki
dimensi yang kompatibel, yakni jumlah kolom Untuk selanjutnya, perkalian semacam ini kita
matriks A harus sama dengan jumlah baris sebut dengan istilah perkalian array. Perhatikan
matriks B. Sebagai contoh, sebuah matriks 5 x 8 bahwa perkalian array bersifat komutatif karena
dapat mengalikan sebuah matriks 8 x 3 untuk kita akan memperoleh hasil yang sama bila kita
menghasilkan sebuah matriks AB 5 x 3. Secara menghitung D = B.*A.
umum, bila A adalah m x n, maka B haruslah n x Dalam MATLAB, bila sebuah “titik” digunakan
p, dan hasil perkalian AB akan memiliki dimensi dengan operator aritmetik, maka ia akan
m x p. Umumnya perkalian matriks tidak bersifat mengubah definisi operator tersebut ke operasi
komutatif, yakni AB ≠ BA. Bila p ≠ m, maka pointwise. Jadi operator ./ berarti pembagian
perkalian AB tidak terdefinisi. pointwise, .^ berarti pemangkatan pointwise.
Beberapa kasus khusus untuk perkalian matriks Misalnya, xx = (0.9).^(0:49) akan menghasilkan
adalah outer product dan inner product. Pada suatu vector yang nilainya sama dengan (0,9)n
outer product, sebuah vektor kolom mengalikan untuk n = 0,1, 2, …49.
sebuah vektor baris untuk menghasilkan sebuah 2.2.5 OPERASI CONCATENATION
matriks. Bila kita membiarkan semua elemen salah ARRAY
satu vektor tersebut berupa ‘1’ , maka kita akan
memperoleh hasil yang berulang. Operasi ini digunakan untuk menempelkan dua
atau lebih array dengan syarat syarat tertetu
sesuai dengan operasi concatenation yang
diinginkan. Dalam MATLAB terdapat dua buah
fungsi yang dapat digunakan untuk melakukan
proses concatenation (penempelan) arrays. Fungsi
Untuk inner product, sebuah vektor baris tersebut adalah vertcat dan horzcat. Penjelasan
mengalikan sebuah vektor kolom, jadi hasilnya lanjut dapat dilihat pada help MATLAB untuk
berupa skalar. Bila kita membiarkan semua fungsi‐fungsi tersebut.
elemen salah satu vektor tersebut berupa ‘1’, maka
kita akan memperoleh penjumlahan semua 2.3 PLOT DAN GRAFIK
elemen vektor lainnya. MATLAB dapat menghasilkan plot dua dimensi x
‐y dan plot tiga dimensi, menayangkan citra, dan
bahkan membuat dan memutar video. Dua fungsi
yang yang sering digunakan pada praktikum ini
adalah plot dan stem. Untuk memanggil fungsi

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 3


ini, umumnya kita membutuhkan dua vektor (satu menjadi tiga baris dan dua kolom (jadi terdapat
vektor juga bisa, namun untuk definisi yang enam segmen) dan mengarahkan plot berikutnya
berbeda, gunakan perintah help untuk melihat ke segmen kiri baris kedua. Grafik pada PA.1
informasi yang lebih lengkap), untuk sumbu x dan diperoleh dengan perintah subplot(2,1,1) dan
sumbu y. Pemanggilan fungsi plot(x,y) akan subplot(2,1,2).
menghasilkan suatu plot yang terkoneksi dengan
2.4 KONSTRUK PEMROGRAMAN
garis lurus untuk setiap dua titik
{ (x(1),y(1), (x(2),y(2), (x(3),y(3), …….., (x(N),y(N) } MATLAB mendukung paradigma pemrograman
seperti yang ditunjukkan pada gambar PA.1. fungsional, di mana Anda dapat menyusun fungsi
‐ fungsi secara nested. Perhatikan persamaan di
Pemanggilan fungsi stem(x,y) akan menghasilkan
bawah
presentasi seperti yang ditunjukkan pada gambar
kedua PA.1

yang dapat diimplementaskan dengan hanya


menggunakan satu baris kode MATLAB, yakni
sum( log( abs(x) ) )
di mana x adalah sebuah vektor yang berisi
elemen‐elemen xn. Contoh ini mengilustrasikan
MATLAB dalam bentuk yang paling efisien, di
mana fungsi ‐ fungsi individu dikombinasikan
untuk menghasilkan keluaran. Penulisan kode‐
kode MATLAB yang efisien memerlukan gaya
pemrograman yang menghasilkan fungsi‐fungsi
kecil yang divektorisasi. Loop ‐ loop harus
dihindari. Cara utama untuk menghindari loop
adalah memanggil fungsi ‐ fungsi toolbox
MATLAB memiliki banyak opsi plotting yang sebanyak/sesering mungkin.
dapat dipelajari dengan help plotxy, help plotxyz,
dan help graphics (versi 4) atau help graph2d,
help graph3d, dan help specgraph (versi 5). 2.4.1 FUNGSI BUILTIN MATLAB
Banyak fungsi ‐ fungsi MATLAB yang dapat
2.3.1 FIGURE WINDOWS beroperasi pada skalar sama mudahnya dengan
operasi pada array. Sebagai contoh, bila x adalah
Ketika MATLAB membuat sebuah plot, MATLAB sebuah array, maka cos(x) mengembalikan sebuah
menulis grafik tersebut ke figure windows. Anda array dengan ukuran yang sama seandainya x
bisa membuka beberapa figure windows namun berisi kosinus dari setiap elemen x.
setiap saat hanya satu window yang aktif. Setiap
perintah plot pada command window akan
mengalihkan keluarannya ke window yang aktif.
Perintah figure(n) akan menampilkan sebuah
figure window yang baru yang ditandai dengan
bilangan n, atau membuatnya aktif kembali bila
telah ada sebelumnya. Pengendalian terhadap
Perhatikan bahwa tidak ada loop yang diperlukan,
berbagai atribut window (ukuran, lokasi, warna)
meskipun cos(x) melakukan operasi kosinus pada
juga mungkin dilakukan dengan perintah figure,
setiap elemen array. Kebanyakan fungsi
yang melakukan inisialisasi terhadap window plot.
transcendental mengikuti aturan pointwise ini.
Pada beberapa kasus khusus, adalah sangat
2.3.2 MEMPLOT BEBERAPA GRAFIK penting untuk membedakan eksponensial matriks
(expm) dengan eksponensial pointwise (exp):
Anda juga dapat membuat beberapa grafik/plot
pada satu window dengan menggunakan fungsi
subplot. Fungsi ini tidak melakukan proses
plotting, namun hanya membagi window menjadi
beberapa segmen. Sebagai contoh, perintah
subplot(3,2,3) akan membagi figure window
LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 4
2.4.2 ALIRAN PROGRAM (PROGRAM FLOW)
Aliran program dapat dikendalikan pada
MATLAB menggunakan pernyataan if, loop
while, dan loop for. Pada MATLAB versi 5, Gambar 3-1 Memulai Percobaan
terdapat juga pernyataan switch. Hal ini mirip
dengan bahasa‐bahasa tingkat tinggi seperti C++
atau PASCAL. Deskripsi dan contoh dari setiap Membuat Sinyal Masukan Filter
konstruk program tersebut dapat dilihat dengan
menggunakan perintah help. •Pada Matlab, direpresentasikan sinyal dalam
vektor (matriks 1 x N, N panjang vektor).
2.5 MATLAB SCRIPTS 1
Setiap perintah/pernyataan yang dapat •Dibuat 3 sinyal sinusoidal pada frekuensi
dimasukkan pada window prompt dapat fs=18 Khz untuk masing-masing frekuensi
disimpan pada sebuah file teks dan dieksekusi
2 sinyal f1=400 Hz, f2=2400 Hz, f3=6000 Hz

sebagai script. File teks tersebut dapat dibuat •Dijumlahkan ketiga sinyal tersebut menjadi
dengan menggunakan sembarang editor ASCII satu sinyal sinusoidal rusak dengan perintah
seperti program Notepad atau pada editor teks 3 >>sintot1=(sin1+sin2+sin3)/3

MATLAB. Ekstensi file harus berupa .m dan script


tersebut dieksekusi pada MATLAB dengan hanya
mengetikkan nama file (dengan atau tanpa
•Dicoba plot gambarnya dengan perintah
ekstensi). Program‐program tersebut umumnya >>plot(sintot)
4
dikenal dengan istilah m‐file. Berikut merupakan
contoh sebuah m‐file: •Diilihat juga respon frekuensinya dengan
perintah freqz
tt = 0:0.3:4; 5
xx = sin(0.7*pi*tt);
subplot(2,1,1) •Buat sebuah sintot2 dengan frekuensi
plot( tt, xx) f=[200:600:8000]
6
title(‘tt = 0:0.3:4; xx = sin(0.7*pi*tt); plot( tt, xx)’)
subplot(2,1,2)
stem( tt, xx) Gambar 3-2 Membuat Sinyal Masukan Filter
title(‘‘tt = 0:0.3:4; xx = sin(0.7*pi*tt); plot( tt, xx)’)
Bila perintah‐perintah ini disimpan dengan file
Desain dan Simulasi Filter FIR
bernama plotstem.m maka pengetikan plotstem
pada command prompt akan menjalankan file •Dibuat beberapa filter dengan spesifikasi
tersebut, dan kedelapan baris perintah akan sebagai berikut :
dieksekusi sama halnya bila mereka diketikkan 1 •Filter FIR LPF, BPF, HPF dengan orde 30
baris per baris pada command prompt. Hasilnya
•Dirancang ketiga filter tersebut, dicari koefisien
adalah dua buah plot seperti yang tampak pada filternya dengan perintah yang sesuai (fir1).
gambar PA.1. 2 Dicatat masing-masing koefisien filter

3. METODOLOGI •Dilihat frekuensi respon masing-masing filter


dengan perintah freqz. Digambarkan hasilnya.
3 Dianalasis pada frekuensi cut-off
Pada percobaan 1 ini, alat dan bahan yang
digunakan yaitu :
Gambar 3-3 Desain dan Simulasi Filter FIR
1. Komputer beserta software MATLAB

2. Buku catatan
Melakukan Penapisan
Memulai percobaan
LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 5
•Lakukan penapisan pada sinyal sintot1 dan
sintot2 dengan menggunakan filter LPF, BPF,
1 dan HPF FIR yang telah dirancang.

•Plot sinyal keluaran menggunakan perintah


stem
2

•Plot spektrum frekuensi menggunakan


perintah freqz
3

Gambar 3-5 Melakukan Penapisan

Mengakhiri Percobaan

•Sebelum keluar dari ruang praktikum,


dirapikan meja praktikum dan dimatikan
1 komputer dari jala-jala listrik Gambar4-2 Plot sinyal perintah >>stem(i, sintot1);

•Dipastikan asisten telah menandatangani


catatan percobaan kali ini pada Buku Catatan
2 Laboratorium

•Selesai
3

Gambar 3-6 Mengakhiri Percobaan

4. HASIL DAN ANALISIS

Percobaan 1: membuat sinyal masukan Filter

Pada percobaan pertama ini dilakukan Gambar4-3 Script dengan perintah freqz
representasi 3 buah sinyal sinusoidal dengan nilai
frekuensi yang berbeda-beda. Representasi sinyal
tersebut dilakukan sebanyak 100 sampel (I dari 1
sampai 100). Untuk masing-masing frekuensi
sinyalnya yaitu f1 = 400 Hz, f2 = 2400 Hz, dan f3 =
6000 Hz. Dengan frekuensi sampling sebesar
18000 Hz. Lalu kita diperintahkan menjumlahkan
ketiga sinyal tersebut dalam sintot1.

Gambar4-4 Respon frekuensi perintah freqz

Gambar4-1 Script >>stem(i, sintot1);


LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 6
2. Apakah terjadi aliasing pada sintot2?

Jawaban:
Karena frekuensi informasi tertinggi pada sintot1
yaitu sebesar 6000 Hz, maka frekuensi sampling
minimumnya adalah 12000 Hz. Pada sintot2
frekuensi informasi tertinggi sebesar 8000 Hz,
maka frekuensi sampling minimumnya adalah
16000 Hz. Oleh sebab itu, digunakan frekuensi
sampling sebesar 18000 Hz agar tetap memenuhi
kriteria Nyquist. Karena jika tidak memenuhi
kriteria tersebut akan menimbulkan efek yang
disebut aliasing. Rumus kriteria Nyquist:
Fs = >2fi
Gambar4-5 Script perintah >>stem(i, sintot2); Fenomena aliasing proses sampling akan muncul
pada sinyal hasl sampling apabila proses frekuensi
sinyal sampling tidak memenuhi kriteria di atas.
Lalu pada sintot2 sendiri tidak terjadi efek aliasing
karena frekuensi informasi tertinggi pada sintot2
sebesar 8000 Hz jika dilihat dari rumus kriteria
Nyquist Fs = >2fi maka 18000 = >2 X 8000. Jadi
pada sintot2 tidak terjadi efek aliasing.

Percobaan 2: Desain dan Simulasi Filter FIR


Pada percobaan 2, dilakukan pembuatan 3 buah
filter dengan memanfaatkan fungsi fir1 yang telah
ada pada MATLAB. Filter pertama yang dibuat
yaitu filter FIR low-pass orde 30 dan fc=1000 Hz,
lalu catat seluruh koefisien filter. Berikut respons
frekuensi dan respon impulsnya.

a. LPF
Gambar4-6 Plot sinyal perintah sintot2

Gambar4-8 Script LPF freqz

Gambar4-7 Respon frekuensi sintot2 freqz

Pertanyaan:
1. Mengapa digunakan frekuensi sampling
fs=18000 Hz? Kaitkan dengan fenomena aliasing?
Gambar4-9 Frekuensi respons LPF freqz
LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 7
Gambar4-10 Script LPF impz Gambar4-14 Script BPF impz

Gambar4-11 Plot respons impulse LPF impz Gambar4-15 Plot respons impuls BPF impz

b. BPF c. HPF

Gambar4-12 Script BPF freqz Gambar4-16 Script HPF freqz

Gambar4-13 Frekuensi respons BPF freqz Gambar4-17 Frekuensi respons HPF freqz

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 8


Gambar4-20 Script LPF
Gambar4-18 Script HPF impz

Gambar4-21 Command Window LPF

Gambar4-19 Plot respon impuls HPF impz

Pertanyaan:
1. Berapa nilai magnitude respons frekuensi filter
di frekuensi cut-off? Apakah sama dengan
teori?

Jawaban:
Dapat dilihat dari grafik hasil percobaan diperoleh
bahwa sinyal LPF mengalami penurunan, juga
terhadap filter yang lain. Hasil ini relevan dengan
teori yang mengemukakan akan terjadinya suatu
peredaman
Gambar4-22 Konvolusi stem LPF

Percobaan 3: Melakukan Penapisan


Pada percobaan keempat ini, praktikan akan
melakukan penapisan pada sinyal sintot1 dan
sintot2 dengan menggunakan filter LPF, BPF, dan
HPF FIR dan IIR. Gunakan fungsi conv. Lalu plot
sinyal keluaran dengan perintah stem dan freqz.

• Sinyal sintot 1
LowPass
Syntax pada percobaan ini di tunjukan sebagai
berikut

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 9


Gambar4-23 Plot frekuensi freqz LPF

PassBand
Syntax pada percobaan ini di tunjukan sebagai
berikut

Gambar4-24 Script BPF

Gambar4-27 Plot Frekuensi freqz BPF

HighPass
Syntax pada percobaan ini di tunjukan sebagai
berikut

Gambar4-25 Comannd window BPF

Gambar4-28 Script HPF

Gambar4-29 Command window HPF

Gambar4-26 Stemp BPF

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 10


Gambar4-30 Stemp HPF

Gambar4-31 Plot frekuensi freqz HPF Gambar4-34 Stemp LPF

• Sinyal sintot 2
LowPass
Syntax pada percobaan ini di tunjukan sebagai
berikut

Gambar4-32 Script LPF

Gambar4-35 Plot frekuensi freqz LPF

BandPass
Syntax pada percobaan ini di tunjukan sebagai
berikut

Gambar4-33 Command window LPF

Gambar4-36 Script BPF

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 11


Gambar4-40 Script HPF

Gambar4-37 Command window BPF

Gambar4-41 Command window HPF

Gambar4-38 Stemp BPF

Gambar4-42 Stemp HPF

Gambar4-39 Plot frekuensi freqz

HighPass
Syntax pada percobaan ini di tunjukan sebagai
berikut

Gambar4-43 Plot frekuensi freqz HPF

Pertanyaan:
LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 12
Jelaskan perbedaan sinyal keluaran ketiga macam
filter tersebut (LPF, BPF, HPF). Hubungkan
dengan spektrum frekuensi sinyal keluaran.

Jawaban: Dapat dilihat dari hasil percobaan


yang telah dilakukan, ditemukan bahwa
keluaran sinyal dari tiap masing-masing filter
yang berbeda-beda. Untuk filter LPF hanya
melewatkan atau menyaring frekuensi rendah
saja, untuk BPF dapat menyaring frekuensi
dalam rentang waktu tertentu atau diantara,
sedangkan untuk HPF hanya menyaring
frekuensi tinggi saja.

5. KESIMPULAN

Berikut adalah kesimpulan dari percobaan 1 ini:

1. Sistem help sangat bermanfaat sekali bagi


siapapun yang memulai menggunakan
MATLAB. Gunakan perintah ini apabila
kita merasa lupa/ingin tahu commands
atau syntax dasar ketika menggunakan
MATLAB.

2. Percobaan 2 dan 3 memperdalam


praktikan untuk lebih memahami
penggunaan MATLAB dalam mendesain
filter.

3. Praktikan juga telah mampu melakukan


desain dan simulasi filter FIR melalui
percobaan 2 dan 3.

4. Praktikan telah mampu memahami secara


mendalam serta merancang pem-filter-an
FIR dengan MATLAB.

DAFTARPUSTAKA
[1] Jackstar H. S., Panduan PenulisanLaporan, Jacks
Publishing, Bandung, 2008.
[2] Adel S. Sedra dan Kennet C. Smith,
Microelectronic Circuits, Oxford University Press,
USA, 1997.
[3] http://www.labdasar.ee.itb.ac.id, 13 April
2020, 10.00 WIB.

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 13

Anda mungkin juga menyukai