Anda di halaman 1dari 4

1 PENGKAJIAN

A. Data Subjektif

a. Identitas Klien

Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku /
bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk rumah sakit, diagnosa medik.

b. Keluhan utama

Klien biasanya mengeluh sesak nafas, badan lemas

c. Riwayat penyakit sekarang

Adanya sesak nafas dan kelemahan,sianosis

d. Riwayat penyakit dahulu

pada pengkajian riwayat kesehatan terdahulu sering kali klien mengeluh merasakan nyeri dada hebat
dan pasien pernah mengalami hipertensi, Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan serta
penyakit ginjal mungkin ditemui pada klien

e. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit keturunan yang pernah dialami keluarga seperti DM, hepatitis,dan hipertensi

B. Pola Fungsional Gordon

a. Pola persepsi kesehatan

b. Pola Nutrisi

c. Pola Eliminasi

d. Pola Aktivitas- latihan

e. Pola Istirhat-Tidur

f. Pola Kognitif perseptual


g. Pola Konsep diri

h. Pola Peran Hubungan

i. Pola seksualitas-produksi

j. Pola Koping-toleransi stress

k. Pola nilai kepercayaan

PEMERIKSAAN FISIK

A.Data Objektif

a. Keadaan umum : k/u lemah

b. Kesadaran : Composmentis

c. TB : -

d. BB : -

e. TTV :

TD : >120/80 mmHg

N : >80x/mnt

RR : > 20x/mnt

S : >37,5oC

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

1. Kepala

Inspeksi : Warna rambut, kebersihan rambur,rontok/tidak, bentukwajah.

Palpasi : ada benjolan atau tidak

2. Mata

Inspeksi : Bentuk mata, warna sklera dan konjungtiva, akomodasi mata

3. Hidung
Inspeksi : Ada benjolan atau tidak, bentuk hidung

4. Telinga

Inspeksi : Bentuk, kebersihan telinga, terdapatsedikit cilia

Palpasi :Teksturpina, helix kenyal.

5. Mulut

Inspeksi : bentuk bibir, ada stomatitis atau tidak, warna bibir.

6. Leher

Inspeksi : Simetris atau tidak

Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tiroid tidak membesar.

7. Paru

Inspeksi : Bentuk dada asimetris

Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri tidak sama

Perkusi : pekak

Auskultasi : terdengar ronki basah setengah lapangan paru atau lebih dan terdapat wheezing.

Terdapat takipnea, ortopnea (menifestasi lanjutan). Takikardia, hipotensi atau teknan darah bisa
meningkat. Pasien biasanya dalam posisi duduk agar dapat mempergunakan otot-otot bantu nafas
dengan lebih baik saat respirasi atau sedikit membungkuk ke depan, akan terlihat retraksi inspirasi pada
sela interkostal dan fossa supraklavikula yang menunjukan tekanan negatif intrapleural yang besar
dibutuhkan pada saat inpsirasi, batuk dengan sputuk yang berwarna kemerahan serta JVP meningkat.
Pada pemeriksaan paru akan terdengar ronki basah setengah lapangan paru atau lebih dan terdapat
wheezing. Pemeriksaan jantung dapat ditemukan ditemukan gallop, bunyi jantung 3 dan 4. Terdapat
juga edem perifer, akral dingin dengan sianosis . Dan pada edem paru non kardiogenik didapatkan Pada
pemeriksaan fisik, pada perkusi terdengar keredupan dan pada pemeriksaan auskultasi di dapat ronki
basah dan bergelembung pada bagian bawah dada.

8. Jantung

Inspeksi : Ictus kordis terlihat

Palpasi : PMI teraba

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Terdengar Murmur


9. Abdomen

Inspeksi : simetris

Auskultasi : Hitung bising usus

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Timpani

10. Ekstremitas

Inspeksi : Atas /bawah simetris atau tidak, hitung jumlah jari

11. Integumen

Inspeksi : Terlihat sianosis pada kuku

Palpasi : Akral dingin

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorim yang diperlukan untuk mengkaji etiologi edema paru. Pemeriksaan tersebut
diantaranya pemeriksaan hematologi/ darah rutin, fungsi ginjal, elektrolit, kadar protein, urinalisa gas
darah.

2. Radiologi

Pada foto thorax untuk menunjukan jantung membesar, hilus yang melebar, pedikel vaskuler dan vena
azygos yang melebar serta sebagai tambahan adanya garis kerley A, B dan C akibat edema. Gambar foto
thorax dapat dipakai untuk membedakan edem paru kardiogenik dan edem paru non krdiogenik.
Walaupun tetap ada keterbatasan yaitu antara lain bahwa edem tidak ak

Anda mungkin juga menyukai