BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI PUASA
Definisi puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari
apa saja, seperti firman Allah swt Qs Maryam 26:
ص ْو ًما َفلَ ْن اُ َكلِّ َم الَْي ْو َم اِنْ ِسيًّا ِ اِيِّن نَ َذر
َ ت للرَّمْح ٰ ِن
ُ ْ ْ
“Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan
Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara
dengan siapa pun pada hari ini”.1
Sedangkan definisi puasa menurut syariat adalah menahan
diri dari segala yang membatalkan puasa mulai terbitnya fajar
sampai terbenamnya matahari dengan niat yang khusus.
B. DALIL-DALIL PUASA
Dalil wajibnya adalah firman Allah swt Qs Al-baqarah
183:
ب َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن َقْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ِ
َ الصيَ ُام َك َما ُكت
ِّ ب َعلَْي ُك ُم ِ ِ َّ
َ ٰياَيُّ َها الذيْ َن اٰ َمُن ْوا ُكت
َتَّت ُق ْو َن
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa”.2
Waktu diwajibkan : puasa ramadlan telah diwajibkan pada
tahun kedua hijriyah pada bulan sya’ban . Dan Rasulullah saw
telah berpuasa sebanyak 9 kali ramadlan 8 bulan sebanyak 29
hari dalam satu bulan sedangkan 1 bulan genap 30 hari.
1
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/19/26
2
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/2/183
C. FADLILAH PUASA
Fadilah-fadilah berpuasa sangat banyak sekali baik disebut
di dalam Al-Qur’an atau hadits.
Firman Alloh Qs. Al-haqqah: 24
ُكلُ ْوا َوا ْشَربُ ْوا َهنِْيًۤٔٔـًا مِب َا اَ ْسلَ ْفتُ ْم ىِف ااْل َيَّ ِام اخْلَالِيَ ِة
“Makan dan minumlah kalian semua dengan lahap sebagai
balasan atas kelaparan yang pernah kalian rasakan dulu“.3
Hadis riwayat Imam Malik dan Imam Bukhori
كل حسنة بعشر أمثاهلا اىل سبعمائة ضعف اال الصوم فهو ىل وأنا أجزى به
“Setiap kebaikan Allah berikan ganjaran sepuluh kali lipat
sampai tujuh ratus , kecuali puasa maka hanya untuk saya
dan saya juga yang akan memberinya upah“. (HR. malik
dan al Bukhari)
Hadis riwayat Imam Nasa’i
من صام يوماً ىف سبيل اهلل باعد اهلل منه جهنم مسرية مائة عام
“Barang siapa yang berpuasa sehari di jalan Allah maka
Allah akan menjauhkan dirinya dari api neraka sejauh
perjalanan seratus tahun”. HR. An Nasa’i
3
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/69/24
A. SYARAT PUASA
Syarat puasa terbagi menjadi dua, yaitu syarat sah dan
syarat wajib.
1. Syarat sah
Syarat sah puasa ada 4 (empat). Apabila ke empat syarat
ini terpenuhi maka puasa seseorang dihukumi sah, yaitu :
a. Islam, maka wajib dalam keadaan muslim selama
menjalankan puasa, dan apabila ia melakukan
kemurtadan pada sebagian hari walaupun sebentar saja
maka puasanya batal.
b. Berakal, maka disyaratkan ia harus mumayyiz (berakal)
selama menjalankan ibadah puasa, maka apabila ia gila
pada sebagian hari puasanya walaupun hanya sebentar
saja maka puasanya batal.
c. Suci dari haid dan nifas, maka disyaratkan bagi wanita
untuk tetap suci selama menjalankan puasa, maka
apabila ia kedatangan haid pada sebagian hari walaupun
sebentar maka puasanya batal. Adapun kalau ia jadi
suci di tengah hari maka ia disunnahkan menahan diri
dari makan layaknya orang yang berpuasa.
d. Waktu itu adalah sah untuk melakukan puasa, yakni
seseorang yang berpuasa mengetahui dan yakin bahwa
pada hari itu sah untuk melakukan puasa.
2. Syarat wajib
Syarat wajib puasa ada 5 (lima). Apabila syarat-syarat ini
terpenuhi maka wajib bagi kita menjalankan puasa.
a. Islam.
نويت صوم غد عن أداء فرض شهر رمضان هلذه السنة هلل تعاىل
Saya berniat puasa besok sehari penuh pada bulan
ramadlan tahun ini ada’ karena Alloh SWT.
Masalah
Bagaimana gambarannya bahwa puasa sunnah itu sah
dengan niat sesudah terbitnya matahari dan sesudah
makan?
Jawab
Gambaranya adalah apabila kebiasaanya berpuasa pada
hari senin atau kamis misalnya kemudian ia lupa bahwa
hari itu adalah hari senin maka ia boleh berniat puasa
walaupun ia sudah makan.
ذهب الظمأ. " اللهم لك صمت وبك آمنت وعلى رزقك أفطرت
احلمد هلل الذى اعانىن فصمت. وابتلت العروق وثبت األجر انشاءاهلل
اللهم اىن أسالك برمحتك الىت وسعت كل شيء أن. ورزقىن فأفطرت
" تغفرىل
Ya Allah, aku berpuasa karenamu dan aku beriman
kepadamu dan dengan rizkimu aku berbuka. Telah hilang
rasa dahaga dan telah basah ototku dan telah ada pahala
insya Allah. Segala puji bagi Allah yang telah menolongku
sehingga aku dapat berpuasa dan memberiku rizki
sehingga aku dapat berbuka dan aku memohon dengan
rahmatmu yang luasnya melebihi segala sesuatu, maka
ampunilah aku.
6. Memberi makan untuk orang berbuka .
7. Mandi junub sebelum fajar agar dapat memulai puasanya
dalam keadaan suci.
8. Mandi setiap malam agar badan terasa segar untuk
melakukan ibadah.
9. Tetap mengerjakan shalat tarawih setiap malam sampai
akhir ramadlan, berdasarkan :
" " من فام رمضان امياناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه
Barang siapa yang mendirikan qiyamul lail/tarawih karena
iman dan mengharap rida Allah maka Allah akan
menghapuskan dosa-dosanya yang telah lewat.
10.Tetap mengerjakan shalat witir dan khusus witir pada
bulan ramadlan dengan tiga sesuatu :
a. Disunnahkan berjamaah .
b. Disunnahkan dengan bacaan nyaring.
Faedah
Telah berkata imam Al-Gazali ra, puasa itu terbagi menjadi
tiga:
D. Makruh-makruh puasa
Ada delapan:
1. Al-Alk’ yaitu mengunyah makanan tanpa menelannya,
karena kalau ada yang tertelan maka puasanya batal.
2. Zauqut tha’am/mencicipi makanan yaitu orang yang perlu
mencicipi makanan, tapi tanpa ada yang masuk ke rongga.
3. Ihtijam/berbekam yaitu orang yang mengeluarkan
darahnya dengan cara membekam tengkuknya dengan
pisau, hal ini makruh dilakukan karena dapat melemahkan
badan dan dalam mazhab hambali hukumnya dapat
membatalkan puasa.
4. Majjul ma’/mengeluarkan air yang pertama diminum
sewaktu/sesudah berbuka.
5. Mandi dengan menyelam, walaupun mandi wajib.
6. Bersiwak/menggosok gigi sesudah zawal/tergelincirnya
matahari, tapi imam Nawawi mengatakan hal ini tidak
makruh.
7. Terlalu kenyang, terlalu banyak tidur dan mengerjakan
hal-hal yang kurang faedahnya.
- Penjelasan
a. Pertama. Al-Muhbithat yaitu hal-hal yang dapat
membatalkan pahala puasa, hal ini berdasarkan hadits :
كم من صائم ليس له من: " قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم
" صيامه ال اجلوع والعطش
Berapa banyak orang yang menjalankan puasa namun
tidak mendapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Hr
Dailamy
1) Al-Ghibah yaitu membicarakan aib atau cacat orang
lain walaupun benar adanya.
2) An-Namimah yaitu memfitnah orang agar bertengkar
dan putus hubungan.
3) Al-Kadzib yaitu berdusta, mengabarkan orang
dengan yang bukan kenyataannya.
4) Melihat hal-hal yang diharamkan agama.
5) Bersumpah palsu.
6) Berkata keji dan kotor hal ini berdasarkan hadits:
" " من مل يدع قول الزور والعمل به فليس هلل حاحة ىف أن يدع طعامه وشرابه
Barang siapa yang tidak dapat meninggalkan perkataan
kotor dan perbuatan keji maka Allah tidak
membutuhkan puasanya. hr Bukhari
Beberapa masalah
1. Hukum jarum suntik/bersuntik adalah boleh apabila dalam
keadaan darurat, tapi para fuqaha berbeda pendapat mengenai
apakah membatalkan puasa atau tidak, dalam tiga pendapat:
a. Jarum suntik membatalkan puasa kerena obatnya sampai
ke dalam perut.
b. Jarum suntik tidak membatalkan karena masuknya tidak
melalui manfaz maftuh (rongga badan).
c. Pendapat yang mengatakan bahwa dalam masalah ini ada
tafshil yaitu :
1) Apabila yang disuntikkan itu adalah berupa makanan
seperti air inpus , maka hal ini dapat membatalkan
puasa .
2) Apabila yang disuntikkan itu hanya berupa obat saja
maka para fuqaha menjelaskan bahwa:
a) apabila obat yang disuntikkan itu masuk ke dalam
urat yang berongga maka hal ini dapat membatalkan
puasa.
b) apabila obat yang disuntikkan itu masuk ke dalam
otot maka hal ini tidak membatalkan puasa.
2. Hukum riak
a. Apabila riak itu sudah sampai batas luar (had zahir)
kemudian ditelan kembali maka hal ini dapat
membatalkan puasa.
1. Apabila seorang anak jadi balig , orang sakit jadi sembuh
atau orang musafir jadi mukim sedangkan mereka dalam keadaan
berpuasa , maka wajib atas mereka untuk menahan diri / tidak
boleh membatalkan puasanya .
2. Apabila perempuan haid atau nifas jadi suci , orang gila jadi
sadar atau orang kafir masuk islam semuanya pada pertengahan
ramadlan , maka disunnahkan atas mereka untuk menahan diri
dari hal –hal yang membatalkan puasa , dan orang kafir dan
orang gila tadi tidak wajib mengqadak puasanya .
3. Orang murtad wajib mengqadak puasanya selama masa
murtadnya walaupun pernah terkena gila di pertengahannya .
4. Termasuk kesalahan yang patal atas sebagian orang adalah
ketika mereka mendengar azan subuh mereka beramai-ramai
minum dengan keyakinan bahwa waktu sahur masih ada ,
padahal hal itu tidak boleh karena dapat membatalkan puasa dan
ia wajib mengqadaknya apabila puasa itu pardu , hal itu karena
muazzin mengumandangkan azan sesudah masuk waktu subuh .
5. Apabila seseorang meninggal sedangkan ada kewajiban
untuk mengqadak puasa , maka boleh bagi walinya untuk
menggantikannya dengan puasa atau dengan membayarkannya
fidyah setiap puasa 1 mud .
6. Dibolehkan pada puasa sunnah untuk membatalkan
puasanya walaupun tanpa uzur , lain halnya dengan piasa fardu
maka tidak boleh , baik ramdlan , qadak , atau nazar .
7. Haram hukumnya melakukan puasa wishal ( menyambung
hari ini dengan besok tanpa berbuka di antaranya ) .
8. Wajib hukumnya mengqadak puasa fardu dengan segera
apabila ia membatalkannya dulu tanpa uzur , sedangkan apabila
Bab i’tikaf .
ً من مشى ىف حاجة أخيه كان خريا: ورد عن النيب صلى اهلل عليه وسلم أنه قال
ومن اعتكف يوماً ابتغاء وجه اهلل عز وجل جعل, له من أعتكاف عشر سنني
" ً كل خندق أبعد مما بني اخلافقني " و أيضا, اهلل بينه وبني النار ثالث خنادق
" من اعتكف عشراً ىف رمضان كان كحجتني و عمرتني.
1. Niat .
2. Tinggal ( pekerjaan ) .
3. Tempat ( tempat I’tikaf ) .
4. Orang yang I’tikaf .
penjelasan .
---
PANDUAN PUASA
BAGI SEORANG MUSLIM
Disusun oleh:
Penyuluh Agama Islam
Kecamatan Ngoro kabupaten Jombang
Tahun 2020
----
--