Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“ tingkat pengukurannilai GCS dan cara memeriksa kekuatan otot “

DISUSUN OLEH :
TUSEJERI SYAFRIMELTI
18032
DOSEN :
Ns, ADE RAHMAN M.Kep

AKPER KESDAM 1/BB PADANG


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
CARA MENGUKUR TINGKAT KESADARAN BERDASARKAN NILAI GCS

Cara Mengukur Tingkat Kesadaran Orang Dewasa

1. Mata

 Nilai (4) untuk mata terbuka dengan spontan.


 Nilai (3) untuk mata terbuka ketika diberikan respons suara atau diperintahkan membuka
mata.
 Nilai (2) untuk mata terbuka ketika diberikan rangsangan nyeri.
 Nilai (1) untuk mata tidak terbuka meskipun diberikan rangsangan.

2. Respons verbal

 Nilai (5) untuk mampu berbicara normal dan sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
 Nilai (4) untuk cara bicara yang tidak jelas atau diulang-ulang, serta mengalami
disorientasi atau tidak mengenali lingkungannya.
 Nilai (3) untuk mampu berbicara tapi tidak dapat berkomunikasi
 Nilai (2) untuk bersuara namun tidak berkata-kata atau hanya mengerang saja.
 Nilai (1) untuk tidak bersuara sama sekali.

3. Gerakan tubuh

 Nilai (6) untuk dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan.


 Nilai (5) untuk dapat menjangkau atau menjauhkan stimulus ketika diberikan rangsangan
nyeri.
 Nilai (4) untuk dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus ketika diberi
rangsangan nyeri.
 Nilai (3) untuk satu atau kedua tangan menekuk (abnormal flexion) ketika diberikan
rangsangan nyeri.
 Nilai (2) untuk satu atau kedua tangan lurus (abnormal extension) ketika diberikan rasa
nyeri.
 Nilai (1) untuk tidak ada respons sama sekali.

Cara Mengukur Tingkat Kesadaran Bayi atau Anak

1. Mata

 Nilai (4) untuk mata terbuka dengan spontan.


 Nilai (3) untuk mata terbuka ketika diberikan respons suara atau diperintahkan membuka
mata.
 Nilai (2) untuk mata terbuka ketika diberikan rangsangan nyeri.
 Nilai (1) untuk mata tidak terbuka meskipun diberikan rangsangan.

2. Respons verbal

 Nilai (5) untuk mampu berbicara atau mengoceh dengan normal.


 Nilai (4) untuk menangis lemah.
 Nilai (3) untuk menangis ketika diberikan rangsangan nyeri
 Nilai (2) untuk menangis sangat lemah atau merintih ketika diberikan rangsangan nyeri.
 Nilai (1) untuk tidak bersuara sama sekali.

3. Gerakan tubuh

 Nilai (6) untuk dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan atau dapat bergerak
spontan.
 Nilai (5) untuk dapat menjangkau atau menjauhkan stimulus ketika diberikan rangsangan
sentuh.
 Nilai (4) untuk dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus ketika diberi
rangsangan nyeri.
 Nilai (3) untuk satu atau kedua tangan menekuk (abnormal flexion) ketika diberikan
rangsangan nyeri.
 Nilai (2) untuk satu atau kedua tangan lurus (abnormal extension) ketika diberikan rasa
nyeri.
 Nilai (1) untuk tidak ada respons sama sekali.

Nilai dari ketiga aspek pemeriksaan di atas kemudian digabungkan untuk mendapatkan nilai
GCS. Contohnya jika pada pemeriksaan mata pasien mendapatkan nilai 4, pemeriksaan respons
verbal mendapatkan nilai 5, dan pemeriksaan gerak tubuh mendapatkan nilai 6, maka totalnya
adalah 15, itu artinya pasien berada dalam kondisi compos mentis atau tingkat kesadaran
tertinggi.

Sedangkan jika pada pemeriksaan mata pasien mendapat nilai 1, pada pemeriksaan respons
verbal mendapatkan nilai 1, dan pada pemeriksaan gerak tubuh mendapat nilai 1, maka totalnya
adalah 3. Nilai GCS mewakili kondisi tingkat kesadaran terendah yang artinya pasien sedang
mengalami koma.
CARA MEMERIKSA KEKUATAN OTOT DAN NILAI- NILAINYA

 1.      Minta klien untuk berdiri, amati struktur rangka dan perhatikan adanya kelainan
dan deformitas.

    2.      Amati adanya kontraktur dengan meminta klien untuk menggerakkan


persendian ekstremitas.

    3.      Minta klien merentangkan kedua lengan kedepan, amati adanya tremor, ukuran
otot (atropi, hipertropi), serta ukur lingkar ekstremitasnya (perbedaan >1cm dianggap
bermakna). Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot.

    4.      Sternocleidomastoideus: klien menengok ke salah satu sisi dengan melawan


tahanan tangan pemeriksa.

    5.      Trapezius: letakkan kedua tangan pada bahu klien, minta klien menaikkan
bahu melawan tahanan tangan pemeriksa.

    6.      Deltoideus: minta klien mengangkat kedua lengan dan melawan dorongan
tangan pemeriksa ke arah bawah.

    7.      Otot panggul: posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi,
letakkan tangan di antara kedua lutut klien, minta klien mengangkat salah satu
tungkai, dorong tungkai kebawah.

    8.      Abduksi panggul:posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi,


letakkan tangan pada permukaan lateral masing-masing lutut klien, minta klien
meregangkan kedua tungkai, melawan tahanan pemeriksa.

    9.      Adduksi panggul: posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi,
letakkan tangan di antara kedua lutut klien, minta klien mengangkat salah satu
tungkai, minta klien merapatkan kedua tungkai melawan tahanan pemeriksa. Palpasi
otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot, kekuatan otot.

    10.  Bisep: minta klien merentangkan kedua lengan dan mencoba memeluknya,
pemeriksa menahan lengan agar tetap ekstensi.

    11.  Trisep: minta klien menekuk kedua lengan dan mencoba merentangkannya
melawan usaha pemeriksa untuk membuat lengan klien tetap fleksi
    12.  Otot pergelanagan tangan dan jari-jari : minta klien merengangkan  kelima jari
dan melawan usaha pemeriksa untuk mengumpulkan kelima jari.

    13.  Kekuatan genggaman: minta klien menggenggam jari telunjuk dan jari tengah
pemeriksa, tarik kedua jari dari genggaman klien.

    14.  Hamstring: posisikan klien telentang, kedua lutut ditekuk minta klien
meluruskan tungkai melawan tahan pemeriksa

    15.  Kuadrisep: posisikan klien telentang,lutut setengah ekstensi,klien menahan


usaha pemeriksa untuk memfleksikan lutut

    16.  Otot mata kaki dan kaki : minta klien melawan usaha pemeriksa untuk
mendorsofleksikan kakinya dan kembali melawan usaha pemeriksa untuk
memfleksikan kakinya.

    17.  Palpasi tulang ekstremitas dan setiap persendian untuk menemukan area yang
mengalami edema atau nyeri tekan, tungka, bengkak, krepitasi, dan nodul.

Skala kekuatan otot

Skala Ciri-ciri
0 Lumpuh total
1 Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
2 Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi ( hanya
bergeser)
3 Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan tahanan
pemeriksa
4 Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatanya berkurang
5 Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal

Anda mungkin juga menyukai