Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Kimia Anorganik

SINTESIS KALIUM ALUMINIUM SULFAT DODEKAHIDRAT


(TAWAS KALIUM)

AIDUL
H031 17 1008

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
LAPORAN PRAKTIKUM

SINTESIS KALIUM ALUMINIUM SULFAT DODEKAHIDRAT


(TAWAS KALIUM)

Disusun dan diajukan oleh

AIDUL
H031 17 1008

Laporan praktikum telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 07 Mei 2019

Asisten Praktikan

EKA NUR AFIAH AIDUL _____


NIM. H311 16 502 NIM. H031 17 1314
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan cairan tak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa dengan

rumus molekul H2O dan bersifat polar sehingga merupakan pelarut yang baik untuk

bermacam-macam zat molekul air terikat oleh ikatan hidrogen satu sama lain, pada

kondisi standar yaitu pada tekanan 100 kPa atau 1 bar. Air merupakan pelarut

universal karena sifatnya yang mudah bercampur dengan banyak zat kimia lainnya.

Zat kimia yang dapat dilarutkan oleh air adalah zat hidrofilik yaitu zat yang mudah

larut dalam air atau zat pecinta air seperti garam, gula, asam, beberapa gas, dan

berbagai macam molekul organik. Kedua adalah zat hidrofobik yaitu zat yang sukar

larut dalam air atau takut air misalnya lemak dan minyak (Irfan dan Riski, 2014).

Hidrat merupakan suatu padatan yang mengandung molekul-molekul

senyawaan bersama-sama dengan molekul air. Sebagian besar terdiri atas

molekul-molekul air baik terikat pada kation melalui atom oksigen, atau terikat

kepada anion atau atom yang kaya elektron melalui hidrogen atau keduanya. Pada

banyak kasus bila hidrat dipanaskan diatas 100 °C, air dapat dikeluarkan dan

meninggalkan senyawaan anhidridanya. Namun pada beberapa kasus bukanlah air

melainkan zat lain yang dikeluarkan. Pada kenyataannya, molekul hidrat merupakan

suatu persenyawaan kimia dan bukan campuran. Hal ini terjadi karena molekul air

terikat dalam senyawa dengan perbandingan tertentu. Selain itu terdapat perbedaan

sifat fisika antara senyawa dalam bentuk hidrat dan anhidratnya. Oleh karena itu,
percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sintesis senyawa KAI(SO 4)2.12H2O dari

logam Al dan asam sulfat.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dalam percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memahami

sintesis senyawa hidrat KAI(SO4)2. 12H2O.

1.2.2 Tujuan Percobaan

1. Menyintesis senyawa hidrat KAI(SO4)2. 12H2O.

2. Menghitung rendamen dari kristal yang dihasilkan.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dalam percobaan ini adalah menyintesis KAI(SO4)2.12H2O dengan

cara pencampuran serbuk Al dengan larutan KOH 20%, pemanasan, penyaringan,

penambahan H2SO4 6 M, dan pengkristalan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyawa Hidrat

Padatan senyawa organik dan anorganik bisa memiliki beberapa bentuk

kristal atau polimorf atau beberapa bentuk hidrat atau solvat (solvatomorf). Hidrat

adalah kristal dengan sejumlah molekul air atau pelarut organik yang terinkorporasi

pada kisi-kisi kristalnya (Nugrahani dkk., 2013). Senyawa hidrat adalah senyawa

yang mengikat molekul air. Molekul air yang terikat tersebut dinamakan molekul

hidrat. Penentuan jumlah molekul hidrat yang terikat dilakukan dengan

cara memanaskan garam terhidrat (mengandung air) menjadi garam anhidrat

(tidak mengandung air). Air yang terikat pada suatu senyawa secara kimia disebut air

kristal atau hidrat. Jumlah air kristal dalam suatu senyawa mempengaruhi warna

senyawa tersebut. Misalnya kristal CuSO 4.5H2O berwarna biru, sedangkan kristal

CuSO4 anhidrat berwarna putih. Kristal K2Cr(C2O4)2(H2O).3H2O berwarna biru,

sedangkan kristal K2Cr(C2O4)3.2H2O berwarna hijau. Molekul air terikat dalam

senyawa dengan perbandingan tertentu (Sumardjo, 2009).

2.2 KAI(SO4)2.12H2O

Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada suhu

63,5 °C tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam

udara lembap, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Logam ini menguraikan

air dan melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung. Kalium biasanya

disimpan dalam pelarut. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K +.


Garam-garam ini biasanya larut dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali

bila anionnya berwarna (Svehla, 1985).

Alumunium adalah logam dalam wujud padat, lunak, tahan lama, ringan, dan

dapat ditempa, dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga warna

keabu-abuan. Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi, karena

fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan lapisan aluminium oksida di

permukaan logam setelah logam aluminium terpapar oleh udara bebas. Aluminium

memiliki massa jenis 2,70 gram/cm 3, titik lebur 2792 K, 2519 °C, 4566 °F dan titik

didih sebesar 24,2 J/mol K. Paduan alumunium diklasifikasikan dalam berbagai

standar oleh berbagai negara di dunia, yang sangat terkenal adalah Standart

Alumunium Association (AA) di Amerika yang didasarkan atas standar terdahulu.

Paduan alumunium dapat dklasifikasikn dalam tiga cara, yaitu berdasarkan

pembuatan dengan klasifikasi paduan cor dan paduan tempa. Berdasarkan perlakuan

panas dengan klasifikasi dapat dan tidak dapat diperlakukan dan panaskan dari cara

ketiga yang berdasarkan unsur-unsur paduan. Berdasarkan klasifikasi ketiga ini

alumunium dibagi dalam tujuh jenis, yaitu jenis Al-murni, jenis Al-Cu, jenis Al-Mn

jenis Al-Si, jenis Al-Mg, jenis Al-Mg-Si, dan jenis Al-Zn (Loiseau dkk., 2004).

Aluminium sulfat [Al2(SO4)3] atau yang lebih dikenal dengan tawas

merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri

pengolahan air. Kebutuhan aluminium sulfat selama ini diimpor dari luar negeri

misalnya dari Singapura dan Australia. Oleh karena itu produksi aluminium sulfat

sangatlah penting untuk mengatasi kekurangan dan mengurangi import dari luar

negeri. Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan aluminium sulfat

tersedia dalam jumlah yang cukup besar di dalam negeri. Bahan Baku tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber aluminium dan sumber sulfat dari bahan

baku atau proses pembuatan yang lebih efisien. Umumnya aluminium sulfat dibuat

dari bauksit dan asam sulfat dengan dipanaskan selama 15-20 jam. Bahan galian

yang mengandung aluminium juga telah dicoba sebagai bahan baku. Diantaranya

yaitu kaolin, mika dan lempung (Sumardjo, 2009).

Tawas merupakan bahan kimia dengan rumus molekul KAl(SO 4)2.12H2O.

Aluminium bersifat keras, kuat, memiliki massa jenis kecil, dan tahan terhadap

korosi, oleh karena itu aluminium sering digunakan untuk pembuatan pesawat, mobil

dan lain sebagainya. Selain itu, aluminium juga merupakan penghantar listrik dan

panas yang baik, sehingga aluminium sering digunakan untuk peralatan listrik dan

peralatan dapur (Syaiful, 2014). KAI(SO4)2.12H2O merupakan kelompok garam

rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat amorf yang berfungsi sebagai koagulan

dalam pengolahan air limbah. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling

penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai

bentuk kristal (Irfan dan Riski, 2014).

Faktor yang mempengaruhi pembentukan tawas di antaranya konsentrasi basa

dari pelarut kalium hidroksida (KOH), proses pendinginan, konsentrasi asam dari

pereaksi asam sulfat (H2SO4), dan pengeringan. Konsentrasi basa akan

mempengaruhi jumlah aluminium yang diambil dari bahan baku. Sedangkan proses

pendinginan akan mempengaruhi bentuk kristal yang akan terbentuk. Konsentrasi

asam yang akan mempengaruhi banyaknya aluminium akan terendap. Proses

pengeringan akan mempengaruhi tingkat kekeringan dari tawas. Tawas kalium

aluminium sulfat sering digunakan sebagai penjernih air sungai yang kotor. Selain itu

juga digunakan sebagai bahan penolak api pada tekstil, sebagai bahan aditif pada
makanan, digunakan dalam pengolahan limbah cair, perusahaan air minum dan

lain-lain (Irfan dan Riski, 2014).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah serbuk aluminium, larutan

KOH 20%, H2SO4 6 M, akuades, dan kertas saring Whatmann No. 40.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sendok tanduk, batang

pengaduk, gelas ukur 10 mL, gelas kimia 200 mL, corong, neraca analitik, labu

erlenmeyer, desikator, dan hotplate.

3.3 Prosedur Percobaan

Sebanyak 1 gram serbuk logam aluminium ditimbang dengan menggunakan

neraca analitik, lalu 20 mL larutan KOH 20% dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer

300 mL. Dimasukkan serbuk Al ke dalam larutan KOH 20% tersebut sedikit demi

sedikit, kemudian diamkan hingga reaksi selesai yang ditandai dengan tidak

munculnya gelembung. Dipanaskan di atas hotplate hingga bau menyengat pada

pemanasan hilang. Didinginkan larutan kemudian disaring. Ditambahkan 20 mL

H2SO4 6M pada filtrat. Didinginkan larutan tersebut dan didiamkan satu hari hingga

tawas terbentuk. Disaring untuk memisahkan tawas dari larutannya kemudian

dikeringkan di dalam desikator. Ditimbang tawas lalu diuji dengan larutan keruh.
Caranya, larutan keruh dalam gelas kimia disiapkan, kemudian kristal dimasukkan.

Ditunggu sampai 24 jam. Diamati perubahan yang terjadi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Data hasil pengamatan.


Hasil
Perlakuan
Bentuk Warna
Serbuk Al + KOH 20% Larutan Abu-abu
Ditambah H2SO4 6 M dan
Larutan Bening keabu-abuan
pemanasan
Larutan dengan sedikit
Didinginkan selama 1 jam Bening
kristal lunak
Setelah didiamkan satu hari Larutan Bening

Berat kertas saring kosong = 0,71 g

Berat kertas saring + kristal = - g

Berat kristal =-g

4.2 Reaksi

1. Logam aluminium + KOH 20 %

2Al + 2KOH + 6H2O 2K[Al(OH)4] + 3H2

2. Filtrat + H2SO4 6 M

2K[Al(OH)4] + H2SO4 2Al(OH)3 + K2SO4 + 2H2O

3. Al(OH)3 + H2SO4

2Al(OH)3 + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 6H2O

4. Terbentuknya tawas

K2SO4 + Al2(SO4)3 + 12H2O 2KAl(SO4)2.12H2O


4.3 Pembahasan

Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengandung atau mengikat molekul air

secara kimia sebagai bagian dari kristalnya. Molekul air yang terikat dalam hidrat

tersebut disebut dengan air hidrat. Senyawa hidrat disebut juga senyawa kristal,

karena mengandung molekul air yang mempunyai ikatan hidrogen. Hidrat dalam

senyawa anorganik adalah garam yang mengandung molekul air dalam perbandingan

tertentu yang terikat baik pada atom pusat atau terkristalisasi dengan senyawa

kompleks. Hidrat dalam senyawa anorganik adalah garam yang mengandung

molekul air dalam perbandingan tertentu yang terikat baik pada atom pusat atau

terkristalisasi dengan senyawa kompleks. Hidrat seperti ini disebut juga sebagai air

terkristalisasi atau air hidrasi.

Pada percobaan ini logam aluminium dimasukkan ke dalam KOH 20%

sedikit demi sedikit kemudian didiamkan didiamkan hingga reaksi berhenti yang

ditandai dengan tidak adanya gelembung gas. Kemudian dipanaskan hingga bau

menyengat hilang. Gelembung dan bau menyengat tersebut muncul akibat

terbentuknya gas H2 hasil reaksi yang kemudian lepas setelah reaksi berhenti. Setelah

itu, larutan ditambahkan dengan H2SO4 6 M dan didiamkan selama 24 jam sampai

terbentuk kristal (tawas), lalu dikeringkan dan ditimbang kristal yang terbentuk.

Namun pada percobaan ini tidak berhasil, dimana kristal KAI(SO 4)2.12H2O

tidak terbentuk. Sebenarnya kristal awalnya mulai terbentuk sesaat setelah H 2SO4

ditambahkan. Kristal yang terbentuk hanya besifat sementara karena setelah

didinginkan selama satu hari, kristal tadi mencair kembali menjadi larutan.

Kesalahan ini mungkin terjadi pada proses pengkristalan, dimana waktu untuk
pengkristalannya terlalu lama atau mungkin volume pelarutnya yang terlalu banyak,

sehingga kristal mencair kembali sebelum terbentuk sempurna.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Senyawa KAI(SO4)2.12H2O tidak dapat disintesis melalui metode yang telah

dilakukan.

2. Berat rendamen dari kristal tidak dapat diukur, karena kristal tidak terbentuk.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Sebaiknya alat di laboratorium ditambah sehingga waktu yang digunakan

pada saat praktikum efisien.

5.2.2 Saran untuk Praktikum

Pada percobaan, dibutuhkan kesabaran seperti pada saat mengaduk larutan Al

yang dimasukkan dalam KOH 20% dan lebih teliti agar diperoleh hasil yang

diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Irfan, P. dan Riski, B.R, 2014, Pengaruh Konsentrasi KOH pada Pembuatan Tawas
dari Kaleng Aluminium Bekas, Jurnal Teknologi, 6(2): 46-60.

Loiseau, T., Serre, C., Huguenard, C., GerhardFink, Taulelle, F., Henry, M., Bataille,
T., dan rardFÿrey, 2004, A Rationale for the Large Breathing of the Porous
Aluminum Terephthalate (MIL-53) Upon Hydration, Chem. Eur. J. 1(10):
1373-1382.

Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia, EGC, Jakarta.

Svehla, G., 1985, Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis,
London.
Lampiran 1. Bagan Kerja

1 gram serbuk Al

- Ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi

20 mL larutan KOH 20%, lalu didiamkan.

- Dipanaskan pada hotplate selama dua menit.

- Didinginkan larutan kemudian disaring.

Residu Filtrat

uuuu - Ditambahkan 20 mL H2SO4 6 M, diamkan sampai

reaksi berhenti.

- Didinginkan dan didiamkan selama satu hari hingga

terbentuk tawas.

- Disaring dan dikeringkan dalam desikator.

- Diuji dengan larutan keruh.

Hasil
\

Lampiran 2. Foto Percobaan

Serbuk aluminium direaksikan dengan larutan KOH 20%.

Proses pembentukan kristal KAI(SO4)2.12H2O.

Anda mungkin juga menyukai