Anda di halaman 1dari 6

JELASKAN SECARA DETAIL DISERTAI GAMBAR JIKA PERLU

1. pengertian bakteri,
2. penggolongan obat antibakteri/antibiotik,
3. mekanisme kerja obat antibiotik,
4. indikasi obat antibiotik,
5. kontraindikasi dan efek samping obat antibiotik

Nama : ANISA

Nim :NH0519010

Kelas : FARMASI A

JAWAB

1. Bakteri adalah kelompok makhluk hidup yang berukuran sangat kecil, yaitu barsel tunggal
sehingga untuk melihatnnya harus menggunakan bantuan mikroskop.bakteri termasuk golongan
mikroba

2. Penggolongan antibiotic

A. Berdasarkan luas aktivitas antibiotik (coverage)


Berdasarkan luas aktivitasnya, antibiotik dibagi menjadi dua golongan
yaitu:
1. Antibiotik narrow spectrum (aktivitas sempit).
Antibiotik ini terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman saja,
misalnya penisilin-G dan penisilin-V, eritromisin, klindamisin,
kanamisin, dan asam fusidat hanya bekerja terhadap kuman Gram positif.
Streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, dan asam nalidiksat khusus aktif
terhadap kuman Gram negatif.
2. Antibiotik broad spectrum (aktivitas luas)

Antibiotik ini bekerja terhadap lebih banyak jenis kuman, baik jenis
kuman gram positif maupun gram negatif. Contohnya antara lain
sulfonamida, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan
rifampisin (Tan dan Rahardja, 2003).
B. Berdasarkan struktur kimiawinya
Antibiotik berdasarkan struktur kimiawinya dapat digolongkan
sebagai berikut:
a. Antibiotik beta laktam, yang termasuk antibiotik beta laktam yaitu
penisilin (contohnya: benzyl penisilin, oksisilin,
fenoksimetilpenisilin, ampisilin), sefalosporin (contohnya: azteonam)
dan karbapenem (contohnya: imipenem).
b. Tetrasiklin, contoh: tetrasiklin, oksitetrasiklin, demeklosiklin.
c. Kloramfenikol, contoh: tiamfenikol dan kloramfenikol.
d. Makrolida, contoh: eritromisin dan spiramisin.
e. Linkomisin, contoh: linkomisin dan klindamisin.
f. Antibiotik aminoglikosida, contoh: streptomisin, neomisin,
kanamisin, gentamisin dan spektinomisin.
g. Antibiotik polipeptida (bekerja pada bakteri gram negatif), contoh:
polimiksin B, konistin, basitrasin dan sirotrisin.
h. Antibiotik polien (polyene) yang bekerja pada jamur, contoh:
nistatin, natamisin, amfoterisin dan griseofulvin (Mutschler, 1991).
C. Berdasarkan mekanisme kerjanya
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotik dapat digolongkan
sebagai berikut:
a. Menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga menghambat
perkembang biakan dan menimbulkan lisis. Contoh: penisilin dan
sefalosforin.
b. Mengganggu keutuhan membran sel, mempengaruhi permeabilitas
sehingga menimbulkan kebocoran dan kehilangan cairan intraseluler.
Contoh: nistatin.
c. Menghambat sintesis protein sel bakteri. Contoh: tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin.
d. Menghambat metabolisme sel bakteri. Contoh: sulfonamide.
e. Menghambat sintesis asam nukleat. Contoh: rifampisin dan golongan
kuinolon. (Lisniawati, 2012).
D. Penggolongan berdasarkan daya bunuh terhadap bakteri.
a. Bakterisid, antibiotik yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.
b. Bakteriostatik, antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau
menghambat pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya sehingga pembasmian
kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh.
E. Penggolongan berdasarkan spektrum kerja antibiotik.
a. Spektrum luas (broad spectrum), Antibiotik yang besifat aktif terhadap bakteri
gram positif dan gram negatif. Membunuh semua jenis bakteri didalam tubuh.
Dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi antibiotik jenis ini karena akan
membunuh jenis bakteri lainnya yang sngat berguna untuk tubuh kita.
Antibiotik yang termasuk kategori ini adalah cephalosporin.
b. Spektrum sempit (narrow spectrum), Antibiotik yang bersifat aktif hanya
terhadap bakteri gram positif atau gram negatif saja. Contoh : Penisilin G,
streptomisin.
F. Penggolongan berdasarkan cara kerjanya.
Antibiotik golongan ini dibedakan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan
susunan kimianya. Ada enam kelompok antibiotik dilihat dari target atau sasaran
kerjanya.
a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri.
b. Inhibitor transkripsi dan replikasi.
c. Inhibitor sintesis protein.
d. Inhibitor fungsi membran sel.
e. Inhibitor fungsi sel lainnya.
f. Antimetabolit.

3. Mekanisme kerja antibiotik


a. Menghambat metabolisme sel, seperti sulfonamide dan trimethoprim.
b. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna
dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel akan seperti
fenicillin, vankomisin, dan sefalosporin.
c. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan
pembentukannya hingga bersifat permeabel akibatnya zat-zat penting dari isi sel
keluar, seperti polimiksin.
d. Menghambat sintesa protein sel dengan melekatkan diri ke ribosom akibatnya sel
terbentuknya tidak sempurna, seperti tetrasiklin, kloramfenikol, streptomosin, dan
aminoglikosida.
e. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA ) akibatnya sel tidak
dapat berkembang seperti rifampisin.
4. Indkasi,efek samping
a. Penisilin terdiri dari
1) Benzil Penisilin
a) Indikasi: infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
b) Kontraindikasi: hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin
c) Efek samping: reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
2) Fenoksimetil Penisilin
a) Indikasi: tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksis
infeksi pneumokokus.
b. Pensilin Tahan Penisilinase
1) Kloksasilin
a) Indikasi: infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.
b) Kontraindikasi: hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
c) Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leuk opoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
2) Flukoksasilin
a) Indikasi :infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.
b) Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
c) Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
c. Pensilin Spectrum Luas
1) Ampisilin
a) Indikasi: Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
b) Kontraindikasi: Hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
c) Efek samping: Reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
2) Amoksisilin
a) Indikasi: infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
b) Kontraindikasi: hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
c) Efek samping: reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
3) Penisilin Anti Pseudomona
a) Tikarsilin
1) Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus.
Piperasilin
b) Sulbenisilin
2) indikasi infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa.
d. Aminoglikosida
1) Gentamisin
a) Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP
lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis,
pneumonia nosokomial, terapi tambahan pada miningitis karena listeria.
b) Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.
c) Efek samping: nefrotoksisitas yang biasanya terjadi pada orang tua atau pasien
gangguan fungsi ginjal. Jika terjadi gangguan fungsi ginjal maka interval
pemberian harus diperpanjang.
2) Amikasin
a) Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.
3) Kanamisin
a) Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin
e. Makrolida
1) Eritromisin
a) Indikasi: sebagai alternatif untuk pasien yang alergi penisilin untuk
pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis,
uretritis non gonokokus, prostatitis kronik, akne vulgaris, dan profilaksis
difteri dan pertusis.
b) Kontraindikasi: penyakit hati.
c) Efek samping: Mual, muntah, dan diare.Untuk infeksi ringan efek samping
ini dapat dihindarkan dengan pemberian dosis rendah.
2) Azitromisin
Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital tanpa
kompliasi.
3) Klaritromisin
Indikasi : infeksi saluran napas, infeksi ringan dan sedang pada kulit dan jaringan
lunak; terapi tambahan untuk eradikasi helicobacter pylori pada tukak
f. Sefalosforin
1) Sefadroksil
a) Indikasi: infeksi baktri gram (+) dan (-)
b) Kontra indikasi: hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria
c) Efek samping: diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic
( penggunaan dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran
cerna sakit kepala, Dll
2) Sefrozil
Indikasi : ISPA, eksaserbasi akut dari bronchitis kronik dan otitis media.
3) Sefotakzim
Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis.
4) Sefuroksim
Indikasi : profilaksis tindakan bedah, lebih aktif terhadap H. influenzae dan N
gonorrhoeae.
5) Sefamandol
Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan.
g. Tetrasiklin
Tetrasiklin terbagi atas :
1) Tetrasiklin.
a. Indikasi: akne vulgaris, eksaserbasi bronkitis kronis, klamidia,
mikoplasma dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis.
b. Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap golongan tetrasiklin.
c. Efek samping: Mual, muntah, diare, eritema (hentikan pengobatan), sakit
kepala dan gangguan penglihatan dapat merupakan petunjuk peningkatan
intrakranial, hepatotoksisitas, pankreatitis dan kolitis.
2) Demeklosiklin Hidroklorida
a. Indikasi: tetrasiklin. Lihat jugas gangguan sekresi hormone antidiuretic
b. Efek samping lihat tetrasiklin. Fotositivtas lebih sering terjadi pernah
dilaporkan terjadinya diabeters indipidus nefrogenik.
3) Doksisiklin
Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis ,
pretatitis kronis, penyakit radang perlvis (bersama metronidazo)

Anda mungkin juga menyukai