Anda di halaman 1dari 14

Ringkasan Materi Bab 5 dan Bab 6

Disusun oleh:
Proki Karandja Hawur
192018005 (Pendidikan Fisika)

Universitas Kristen Satya Wacana


SALATIGA
2020
BAB 5
TERAMPIL MENULIS
A. Hakikat Kemampuan Menulis
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan
keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh siswa setelah kemampuan
mendengar, berbicara dan membaca.
a. Pengertian Menulis
Nurudin (2012: 3) menyatakan menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk menghasilkan tulisan. Daeng Nurjamal, Warta Sumirat dan Riadi Darwis (2011: 4)
menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Muchin Achmadi
(1990: 22) menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat dan mengkomunikasikan
makna dalam tatanan ganda, bersifat interaktif, dan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan menggunakn suatu sistem konversional yang dapat dilihat.Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan penulis agar ia mampu menghasilkan tulisan yang
baik dan efektif yaitu:
a. Penulis harus memikirkan dan merenungkan ide atau gagasannya itu secara jelas dan
terinci
b. Penulis harus menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk kalimat yang baik dan
benar
b. Jenis-jenis tulisan
Istilah Genre memilki arti jenis tulisan atau text types. Berdasarkan isi dan
sifatnya, tulisan terdiri atas:
1. Naratif 2. Deskriptif
3. Ekspositorik dan 4. Argumentatif.
c. Syarat Menjadi Penulis yang Baik
Penulis butuh membekali diri dengan beberapa hal berikut ini:
1. Sikap Kritis, artinya seorang perensensi dipersyaratkan memilki kemampuan yang
tajam dalam menganalisis sesuatu. Sikap kritis ini ditandai dengan urutan pemikiran:
a. Meragukan informasi dari apa yang ditulis
b. Mengumpulkan informasi bandingan
c. Melakukan analisis kritis
d. Melakukan penilaian
2. Sikap Objektif, artinya seorang penulis harus mampu berpikir dan menilai sesuai
substansi objeknya.
3. Intelektualitas, keluasan dan kemantapan intelektual menjadi taruhan berbobot atau
tindaknya karya tulis yang dihasilkan seseorang.
4. Kemampuan Analisis Kritis, merupakan kemampuan dasar penulis untuk dapat
mengurai, menjabarkan, memaparkan secara baik.
5. Rajin membaca, menonton, dan mendengarkan merupakan syarat empatif,
pelibatan atas objek yang ditulis.
6. Paham gaya (style), unutuk masing-masing objek tulisan memilki paradigma yang
berbeda.
7. Paham tujuan, penulis pasti memilki tujuan dalam menulis, maka penulis yang baik
adalah penulis yang mampu mengajak pembaca untuk ikut berpikir kritis, eksploratif,
dan tentatif.
8. Berjiwa holistik dan universal, kemampuan berpikir dan bertindak secara hilostik,
akan membantu penulis untuk dapat melihat objek secara komprehensif dan utuh.
d. Faktor Kebahasaan dalam Tulisan
1. Ejaan
Harimurti (2001: 38) memberikan batasan ejaan sebagai gambaran bunyi
bahasa dengan kaidah tulisan-menulis yang distandardisasikan, yang lazimnya
mempunyai tiga aspek.
a. Aspek folologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan
menyusun abjad.
b. Aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis
c. Aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
Mengingat ejaan yang berlaku saat ini adalah ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan (EYD). Penggunaan ejaan yang dimaksud dalam tulisan mencangkup:
1. Pemakaian dan penulisan huruf
2. Pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring
3. Penulis kata
4. Penulis unsur serapan dan
5. Pemakaian tanda baca.
2. Kosakata
Purwodarminto (1985: 17) yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang kata
yang luas amat penting artinya bagi seorang penulis. Dalam kaitannya dengan
pemilihan kata ada dua syarat pokok yang harus diperatikan yaitu ketepatan dan
kesesuaian. Ketepatan menyangkut makna aspek logika kata-kata, sedangkan syarat
kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipilih dengan kesempatan,
situasi, dan keadaan pembaca.
3. Kalimat
Kalimat adalah satu set dari respon-respon objek kata benda, kata kerja, kata
sifat, dan keterangan dalam sebuah karangka. Seorang penulis harus mampu
menuangkan ide dan gagasannya dalam kalimat yang baik dan efektif. Kalimat yang
baik adalah kalimat yang jelas memperhatkan kesatuan gagasan, dan bukan hanya
penggabungan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali. Widjono
(2007: 160) kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan
dapat menyampaikan informasi secara tepat. Ciri-ciri kalimat efektif adalah sebagai
berikut:
1. Keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur
2. Kesejajaran bentuk kata, dan struktur kalimat secara gramatikal
3. Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami
4. Kehematan penggunaan unsur kalimat
5. Kecermatan dan kesatuan
6. Kevariasian kata dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.
Kalimat yang baik adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku. Kaidah yang harus ditaati oleh seorang penulis meliputi:
1. Unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (unsur subjek dan
predikat)
2. Aturan-aturan tentang ejaan (EYD) dan
3. Cara memilih kata dalam kalimat (diksi)
4. Paragraf
Menurut Widjono, Hs (2007: 173) paragraph mempunyai beberapa pengertian:
1. Paragraf adalah karangan mini,
2. Paragraf adalah kesatuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang
tersusun secara runtut, logis, dalam kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh,
dan padu.
3. Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendali dan
pikiran penjelasan sebagai pendukungnya.
Unsur kebahasaan yang mendukung kepaduan paragraph dapat digambarkan dengan:
1. Repetisi atau pengulangan kata kunci
2. Kata ganti
3. Kata transisi atau ungkapan penghubung
4. Paralelisme.
e. Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Kemampuan seorang penulis sangat mempengaruhi baik tidaknya mutu tulisan.
Tulisan dikatakan baik apabila penulisnya menggunakan kata-kata yang serasi, mampu
menyusun bahan yang tersedia dengan jelas, tidak samar, teratur, dan utuh. Nurudin
(2012; 30-35), tulisan yang baik bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kejelasan (clarity)
2. Keringkasan (conciseness)
3. Ketepatan (correctness)
4. Kesatupaduan (unity)
5. Pertautan (emphasis)
6. Penegasan (emphasis)
Goeller dalam Retno Winarmi (2009: 30-31) mengemukakan bahwa ada tiga
karakteristik bahasa tulisan yaitu:
1. Akurat (acuracy)
2. Ringkas (brevety)
3. Jelsa (clarity)
Menurut Sri Hatuti (1988: 18), tulisan yang baik bila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Penyusunan kalimat yang tidak berbeli-belit, tidak pendek-pendek, dan tidak kaku
terpotong-potong
2. Kalimat-kalimat hendaknya mengandung maksud yang jelas dengan dukungan
pilihan kata-kata tepat yang mengandung nilai makna yang tepat pula
3. Variasi pilihan kata denotatif maupun konotatif yang tepat agar dapat menjaga
perhatian secara jelas
4. Kejelasan dapat tampak dari kesatupaduan yang tidak mondar-mandir
5. Penempatan paragraf yang sesuai dengan pikiran
6. Kesinambungan pikiran yang tersirat dalam kalimat yang saling berhubungan dengan
teratur
7. Penulisan ejaan sesuai dengan ejaan yang berlaku dan
Prinsip-prinsip menulis yang harus diperhatikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
a) Penemuan (invention) adalah proses pencarian ide, gagasan untuk berbicara, atau
menulis.
b) Pengaturan (arrangement) adalah proses pencarian dan prinsip-prinsip
pengorganisasian gagasan.
c) Gaya (style) adalah proses membuat pilihan tentang struktur kalimat dan diksi
pada waktu menulis.
f. Pembiasaan Kemampuan Menulis
Keterampilan menulis bertujuan agar siswa mampu mengungkapkan pkiran,
pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Menurut Nur Faizah
(2011: 2-3) pembiasaan menulis guru dan untuk siswa sebagai berikut.
1) Pembiasaan menulis untuk guru
a) Guru mempunyai peran penting dalam menggali kemampuan menulis
siswanya.
b) Guru aktif dalam proses pembelajaran, aktif menulis, aktif dalam evaluasi
kinerja siswa dan aktif dalam memberikan apresiasi pada siswa yang
mampu mengembangkan keterampilan menulis.
c) Bila guru aktif, guru akan menjadi kreatif dan akan mampu memberikan
contoh-contoh dalam setiap pembelajaran menulis dengan contoh-contoh
buah karyanya sendiri.
d) Guru menampilkan buah karyanya sendiri akan menjadi sumber inspirasi
bagi siswa.
e) Guru memberikan penilaian yang objektif terhadap tulisan siswa
f) Guru harus mampu menunjukkan kesalahan, kelemahan, kelebihan dan
kekuatan tulisan siswa.
g) Guru harus mampu membiasakan siswanya untuk menulis.
2) Pembiasaan menulis untuk siswa
a) Sekarang saatnya untuk memulai menulis, jangan menunda kegiatan
menulis.
b) Biasakan membaca untuk kepentingan penulis
c) Aktif dalam proses pembelajaran, aktif menulis, aktif dalam evaluasi
kinerjanya, dan aktif dalam memberikan apresiasi pada temannya yang
mampu mengembangkan keterampilan menulis.
d) Dituntut untuk dapat menunjukan kelebihan dan kekuatan serta kelemahan
serta kesalahan tulisannya maupun tulisan orang lain.
e) Mengirimkan tulisan ke media massa atau minimal ke majalah sekolah,
apapun bentuknya puisi, artikel, resensi, cerpen, dan sebagainnya.
Apabila guru aktif dan kreatif serta mampu membiasakan siswanya untuk
mengungkapkan buah pikiran dan perasaannya dalam bentuk tulisa.
g. Manfaat Menulis
Menulis adalah aktivitas keaseharian di samping tugas akademis yang ada untuk
membiasakan menulis para siswa. Eko Wardaya (2012: 2-4) manfaat menulis:
1. Menulis meningkatkan produktifitas hidup
2. Menulis dapat melatih kedalaman berpikir
3. Menulis membuat album kenangan dan warisan termahal.
B. Menulis Makalah
Prinsip karya ilmiah adalah satu, yaitu hasil dari satu kegiatan ilmiah. Yang
membedakan masing-masing karya ilmiah hanya pada materi, susunan, tujuan, serta panjang
pendeknya karya ilmiah tersebut.
Secara konseptual makalah adalah karya ilmiah yang pembahasannya berdasarkan
data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Penulis makalah biasanya terdiri dari 3
bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagiam awal terdiri dari halaman
sampul, daftar isi, dan daftar tabel atau gambar (jika ada). Bagian inti berupa isi atau materi
yang hendak dibahas dalam makalah tersebut. Bagian inti dari latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penulis makalah, pembahsan, kesimpulan, dan saran. Bagian
akhir dari daftar rujukan dalam lampiran (jika ada).
Bagian awal biasanya berisi pendahuluan. Pendahuluan suatu makalah biasanya
menjelaskan mengenai latar belakang penulis makalah, perumusan masalah, dan tujuan
penulisan makalah. Paparan latar belakang masalah dapat berupa paparan teoritis atau
paparan praktis. Tujuan penulis merupakan bagian akhir dari pendahuluan makalah. Tujaun
penulisan berkaitan dengan fungsi yang ingin dicapai malalui penulisan makalah tersebut.
Bagian inti makalah, biasanya dalam bentuk pembahasan. Pembahasan merupakan
jawaban dari setiap butir perumusan masalah. Jika dalam rumusan masalah ada 3 masalah
yang ingin diuraikan penulis, maka pembahasan merupakan jawaban dari 3 masalah
tersebut. Setelah pembahasan selesai dilakukan, penulisan makalah diakhiri dengan bagian
penutup berupa kesimpulan dan saran.
C. Menulis ringkasan buku/ resume/ kuliah
Tujuan pembuatan ringkasan adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari
dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan. Materi dalam penulisan adalah intisari dari
salah satu buku, poin-poin ceramah kuliah, intisari dari satu makalah dan lain-lain. Namun
ada juga ringkasan yang dibuat lengkap sesuai dengan isi materi yang telah dibahas dari
buku sumbernya. Untuk struktur penulisan ringkasan buku bebas.
D. Menulis resensi buku
1. Pengertian dan tujuan resensi
Kata resensi berasal dari kata belanda, yaitu recensie. Dari bahasa inggris
menyebutkan redevire, sedangkan dalam bahasa latin menyebutkan redevire atau
recensere yang artinya melihat kembali, menimbang atau menilai. Tujuan dituliskannya
sebuah resensi sebagai berikut.
a. Memberikan informasi yang komperhensif dalam sebuah buku
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, mendiskusikan permasalahan
yang munsul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca tentang pantas atau tidaknya sebuah
buku dibaca.
d. Menjawab pertanyaan tentang siapa penulisnya, mengapa Ia menulis, dan bagaimana
hubungan buku-buku sejenisnya.
e. Untuk segolongan pembaca resensi yang membaca mendapatkan timbangan dalam
membeli buku.
Apabila diklafikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu.
a) Buku baik fiksi maupun nonfiksi
b) Pementasan seni seperti film, sinetron, tari, drama, musik atau kaset
c) Pameran seni seperti seni lukis maupun seni patung
Meresensi berarti bertanya apakah pembaca akan mendapat manfaat atau tidak
dari karya satra yang diresensi. Dalam meresensi buku karya satra, peresensi harus dapat
menyampaikan dua lapis penilaian atau pertimbangan, yakni nilai literir dan manfaat
untuk hidup. Nilai literir terungkap dari kegiatan yang disebut apresiasi satra dan manfaat
untuk hidup terungkap dari apresiasi atas kebutuhan masyarakat. Unsur-unsur yang ada
dalam merensensi sebuah karya satra ditulis dibawah ini.
1) Jenis karya satra seperti kumpulan puisi, novel, kumpulan cerpen, atau drama
2) Resensi novel atau kumpulan cerpen memuat dan mengola tema, perwatakan
atau penokohan, alur atau plot, cerita atau peristiwa dan bahasa.
3) Resensi kumpulan puisi memuat pengalaman kebahasaan, pengalaman
indraan, pengalaman nalaran, dan pengalaman manfaat.
4) Ulasan mengenai pengarang, baik asal-usul, reputasi, hal-hal yang melatar
belakangi penulisan karya satra dan karya-karya lainnya.
5) Siding pembaca yang deituju. Peresensi hendaknya menentukan sikap
sehubung dengan kebutuhan masyrakat seperti:
a) Bagaiman sikap peresensi bila komposisi karya satra terasa tidak
wajar.
b) Apakah pendidikan, motivasi berprestasi, karier, atau kehidupan yang
lebih baik didukung dengan terbitnya karya satra tersebut.
2. Unsur-unsur dalam resensi
Dalam meresensi sebuah buku, hendaknya memperhatikan unsur-unsur berikut
ini.
a. Membuat judul resensi
b. Menyusun data buku, yang meliputi judul buku, pengarang dan penerjamah (jika
buku terjemahan), penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.
c. Membuat pembukuan dengan cara:
1) Memperkenalkan pengarangya
2) Membandingkan dengan buku sejenis
3) Memaparkan sosok pengarang
4) Merumuskan tema buku
5) Memperkenalkan penerbit
6) Membuka dialog
d. Tubuh da isi resensi, yang meliputi:
1) Sinopsi
2) Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya
3) Keunggulan dan kelemahan buku
4) Rumusan kerangka buku
5) Tinjauan buku
6) Adanya kesalahan cetak
e. Penutup resensi
3. Langka-langkah Menyusun Resensi
Resensi merupakan suatu bentuk tulisan yang berisi tinjauan terhadap kualitas
suatu buku. Meresensi berfungsi sebagai pengantar apresiasi yang dapat menjadi
pemandu bagi pembaca dalam menikmati sebuah buku. Langkah-langkah resensi
dituliskan di bawah ini.
a. Mengenali buku yang akan diresensi
i. Mulai dengan tema buku yang diresensi, disertai deskripsi buku
ii. Penerbit buku, dimana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format,
hingga harga buku.
iii. Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan reputasi dan prestasi,
buku atau karya lain yang pernah dihasilkan dan alasan menulis buku yang
diresensi.
iv. Buku termasuk golongan buku: ekonomi, teknik, politik, pendidikan,
psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa atau satra.
b. Membaca buku yang akan diresensi secara cermat dan teliti.
c. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menetukan
bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat sinopsi atau intisari dari buku yang akan diresensi.
e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut:
i. Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara sistematika,
dan bagaimana dinamikanya.
ii. Isi pernyataan; bagaimana bobot isi, analisis, penyajian data, data kreativitas
pemikiran.
iii. Bahasa; bagaimana penerapan EYD, kutipan, dan kesalahan cetakan
f. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan mengunakan dasar-dasar kriteria yang
ditentukan sebelumnya. Dituliskan lebih ringkas, hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun resensi sebagai berikut:
1) Membaca buku yang akan diresensi secara cermat
2) Menceritakan identitas secara lengkap
3) Memberikan penilaian secara obyektif dan kritis.
Belajar membaca dari masa kanak-kanak hingga kemampuan membaca dewasan
dibagi menjadi empat tahapan, yaitu level pertama adalah kesiapan membaca yang dimulai
sejak lahir hingga usia enam atau tujuh. Level kedua, disebut membaca inpeksional. Membaca
inspeksional sendiri dibagi menjadi dua level yaitu membaca skimimg atau pramembaca dan
membaca superfisial. Level ketiga dalam mebaca, yaitu membaca analitis. Level mebaca
analitis adalam bagimana pembaca mampu membaca keseluruhan isi buku. Pada tahap
pertama, pembaca perlu mengklarifikasi buku dengan memahami judul buku dan
membedakan mana buku teoritis mampu praktis. Pada tahap kedua, pembaca perlu mencapai
kesepahaman dengan penulis terkait dengan istilah kunci yang digunakan, menemukan
kalimat-kalimat paling penting, mengetahui argument-argumen penulis, serta menetukan
masalah apa saja yang sudah penulis atasi dan mana yang belum. Pada tahap ketiga, pembaca
diberi kesempatan untuk melakukan penilaian atas buku yang telah ia baca.
E. Menulis Artikel/Populer
Artikel merupakan tulisan yang menggambarkan atau memaparkan suatu gagasan
berdasarkan fakta-fakta. Kegunaan artikel dalam surat kabar adalah untuk membedakan
pemuatan antara berita fakta dan opini. Pengertian dari fakta, interprestasi, dan opini sebagai
berikut:
1) Fakta adalah kenyataan yang sesuai dengan data yang sebenarnya
2) Interprestasi adalah hasil pemikiran berupa penafsiran, pengertian atau pemahaman.
Boleh jadi penafsiran, pemikiran, atau pemahaman seseorang dengan orang lain akan
berbeda.
3) Opini adalah pendapat atau pandangan seseorang atau kelompok terhadap masalah atau
peristiwa yang terjadi.
Artikel memilki bagian-bagian atau sistematisnya sebagai berikut:
1) Judul atau fokus adalah hal yang menjadi sorotan utama penulisan. Judul sebuah artikel
sebaiknya memenuhi kriteria berikut.
a. Atraktif dan baru dalam arti belum pernah dipakai penulis lain dan judul dikaitakan
dengan inti artikel tersebut.
b. Tidak terlalu panjang dan sebaiknya hanya terdiri subjek dan predikat saja
c. Punya relevasi dengan isi artikel sekaligus mencerminkan gagasan sentralnya.
2) Leader merupakan kutipan ynag menjadi pengantar sebuah artikel. Bagian ini tidak
selamanya ada dalam artikel
3) Latar adalah hal, masalah, atau peristiwa yang mendasari tulisan
4) Angle merupakan sudut pandang penulis dalam menyeroti masalah yang dibicarakan
5) Simpulan biasanya berisi imbauan, ajakan, refreksi, atau intisari yang telah disampaikan.
Ada 5 jenis artikel di antaranya:
1) Eksploratif adalah artikel yang mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan kajian dari
penulisannya. Artikel ini cocok untuk mengungkapkan penemuan-penemuan baru.
2) Eksplanatif artinya menerapkan. Artikel eksplanatif adalah artikel yang isinya
menerangkan sesuatu untuk dapat dipahami pembaca.
3) Deskriptif adalah artikel yang menggambarkan suatu permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat sehingga dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
4) Predikatif adalah artikel yang berisi perhitungan atau ramalan apa yang bakal terjadi di
kemudian hari berdasarkan perhitungan penulis.
5) Prespektif ialah artikel yang emberikan tuntutan kepada pembacanya untuk melakukan
sesuatu sehingga tidak mengalami kekeliruan atau kesalahan.
F. Menulis Proposal
1. Pengertian Proposal
Anurahman dkk, (2009) proposal adalah suatu perencanaan yang sistematis
sebagai kerangka dasar yang memuat komponen dan langkah yang harus dilakukan
dalam melaksanakan penelitian. Proposal penelitian atau usulan penelitian bisa
berfungsi sebagai rencana pelaksanaan penelitian, alat komunikasi anatara penelitian
dengan konsultan atau dengan penyandang dana, maupun anggota penelitian.
2. Tujuan Peneltian
Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan suatu rumusan yang isi pokoknya
adalah tentang target yang akan dicapai dalam suatu penelitan. Masalah yang harus
diperhatikan berkaitan dengan perumusan tujuan ini adalah pengukuran terhadap tujuan
itu. Maksud dari pengukuran yaitu untuk mengetahui apakah tujuan penelitan yang telah
dirumusakan tercapai atau tidak.
3. Jenis Penelitian
Penelitian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Penelitian Kualitatif
Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah atau
natural setting, sehingga penelitian ini sering disebut sebagai metode
naturalistik. Objek yang alamiah adalah objek yang apa adanya.
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument adalah human
instrument. Untuk menjadi instrument peneliti harus memilki bekal teori dan
wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotert, dan
mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatu data yang mengandung makna.
b. Penelitian Kuantitatif
Metode kuantitatif disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivism. Metode positivistik telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional dan
sistematis. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistika. Proses penelitian bersifat
deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau
teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis
4. Komponen dan Sistematika Proposal
Komponen dan sistematika dalam proposal penelitan kualitatif tidak
berbeda dengan proposal penelitian kuantitatif, yang berbeda adalah bahwa,
semua komponen dalam proposal penelitian kuantitatif sudah merupakan hal yang
baku, sedangkan dalam proposal penelitian kualitatif bersifat sementara, dan akan
berkemabng setelah peneliti berada di lapangan.
Komponen dalam penelitian tersebut secara garis besarnya terdiri atas,
pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, pembahasan, dan kesimpulan.
a. Sistematika Proposal Penelitian Kualitatif
1. Judul
2. Daftar isi
3. Pendahuluan yang terdiri dari
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
4. Kajian Teori
A. Tinjauan Pustaka
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
5. Metodologi Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
C. Sumber Data
D. Teknik Cuplikan
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Validitas Data
G. Analisis Data
6. Daftar Pustaka
b. Sistematika Proposal Peneltian Kuantitatif
1. Judul
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan yang terdiri dari
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah
c. Pembatasan Masalah
d. Perumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian
f. Manfaat Penelitian
g. Manfaat Penelitian
4. Kajian Teori
a. Tinjauan Pustaka
b. Hasil Penelitian yang Relevan
c. Kerangka Berpikir
d. Hipotesis
5. Metodologi Penelitian
a. Tempat dan Waktu Penelitian
b. Metode Penelitian
c. Populasi dan Sampel
d. Teknik Pengumpulan Data
e. Teknik Analisis Data
6. Daftar Pustaka

BAB 6
PRESENTASI ILMIAH
A. Pengertian Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dalam dunia ilmiah, yang
berfungsi menyebarkan informasi ilmiah, baik informasi konseptual maupun procedural.
Presentasi ilmiah dapat berjalan dengan efektif. Ada kiat-kiat yang perlu diterapkan,
yakni:
1. Menarik minat dan perhatian perserta
2. Menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas dan
3. Menjaga etika ketika tampil di depan forum ilmiah
B. Tatacara dan Pengetian Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah akan berhasil jika penyajian menaati tata cara yang lazim.
a. Penyajian perlu memberi informasi kepada perserta secara memadai
b. Penyajian menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia
c. Penyajian menaati etika yang berlaku di forum ilmiah
Adapun etika yang harus dijaga oleh perserta antara lain adalah sebagai berikut:
a. Setiap perserta harus jujur pada diri sendiri
b. Setiap perserta menghargai pendapat/gagasan orang lain dengan menyimak orang
yang berbicara (atau bertanya)
c. Ketika pertanyaan telah diajukan oleh perserta lain, dia tidak akan mengulangi
pertanyaan itu
d. Terkait dengan perilaku bertanya untuk memperoleh klarifikasi atau informasi dari
penyaji
e. Jalannya forum ilmiah banyak ditentukan oleh moderator sebagai pemandu
f. Semua hal yang terungkap selama forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan,
maupun jawaban perlu dicatat secara rapi atau notulis
g. Teknisi eajib memastikan bahwa peralatan teknologi yang digunakan berkerja dengan
baik.
C. Presentasi Ilmiah dengan Multimedia
Presentasi ilmiah adalah mengomunikasikan bahan ilmiah kepada perserta forum ilmiah.
Prinsip komunikasi berikut dapat dipertimbangkan.
1. Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif.
a. Memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak
b. Memperhatikan tingkat kapasitas perserta ketika memilih bahasa dan media
c. Menghindari kemungkinan multitafsir ungkapan yang dipilih
d. Berpikir positif tentang perserta
e. Membuat perserta dihormati dan dihargai
f. Mempertimbangkan budaya perserta
g. Bersikap terbuka perbedaan sikap dan pendapat orang lain
h. Memastikan bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan dari segi formal
dalam budaya setempat
2. Memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi
a. Memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh semua perserta
b. Memastikan bahwa penyaji dapat melihat semua perserta
c. Menjadi penyimak/pendengar yang baik jika ada perserta yang bertanya
d. Memberik kesempatan kepada peserta untuk bertanya
e. Mendorong perserta untuk aktif terlibat’menggunkan media yang menarik dan
tepat guna
3. Presentasi dengan power poin
a. Mudah dibaca
b. Judul yang jelas pada setiap slide
c. Background yang sederhana
d. Grapik dan diagram
e. Tetap fokus
f. Jangan terlalu banyak slide
g. Berbicara yang jelas
h. Beri kesempatan untuk bertanya
i. Future follow up
Dalam menyiapkan presentasi multimedia, langkah-langkah yang dapat ditempuh
adalah sebagai berikut.
a. Tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas
b. Atur butir-butir tersebut agar alur penyajian runtut dan runut (koheren dan
kohesif)
c. Kerangka pikir perlu diungkapkan/disajikan dalam diagram
d. Tulisan semuanya dalam bingkai power point dengan ukuran huruf atau gambar
yang memadai
e. Pilih rancangan slide yang cocok (ingat, kontras warna dan anaimasi)
f. Uji coba tayang
g. Cetak bahan dalam slide digunakan sebagai pegangan dalam penyajian
D. Melaksanakan Presentasi
A. Persiapan bahan presentasi
Presentasi dikemas lebih menarik, sederhana, dan tidak membosankan
B. Persiapan Presentasi
Ada beberapa trik yang dapat dilakukan untuk menambah percaya diri dalam
melakukan presentasi.
a. Biasakan berbicara secara ilmiah dengan teman (dekat)
b. Biasakan mendekati teman yang belum dikenal untuk memperkenalkan diri
c. Pakai jurus SKSD ( Sok Kenal Sok Dekat)
d. Sodorkan materi presentasi kepada teman untuk mendapatkan masukan dan
perbaikan materi presentasi yang akan anda tampilkan
e. Selajutnya mengulang-ulang trik diatas sampai anda percaya diri
C. Yang diperhatikan dalam presentasi
a. Penguasaan lingkungan diperlukan untuk menghindari tambahan tekanan mental
ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
b. Perhatikan audience, dengan menatap secara rata dan bergantian
c. Bicara lugas, gunakan bahasa yang sederhana dan jelas
d. Jelaskan media, media presentasimhanya sebagai tuntunan (guiden) untuk
menjaga alur presentasi.

Anda mungkin juga menyukai