BAB I
PENDAHULUAN
MORTALITAS Page 2
I.II Tujuan
I.IV Manfaat
MORTALITAS Page 3
BAB ll
PEMBAHASAN
MORTALITAS Page 4
Indonesia mempunyai angka kelahiran dan angka kematian lumayan tinggi. Pada
tahun 2010 CIA World Factbook menggolongkan Indonesia mempunyai urutan
kematian ke 73 di dunia yang masuk pada negara-negara dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi akibat dari masih tingginya tinggkat kelahiran
dan walaupun di Indonesia sudah mulai menurunnya tingkat kematian.
Harapan Hidup Manusia Di Indonesia adalah 71.5 tahun, pengeluaran
untuk kesehatan di Indonesia adalah 1,2% dari GDP Indonesia, sangat kecil,
sehingga penanggulangan dan pencegahan penyakit di Indonesia sangat rendah
hal ini dibuktikan dengan tingkat keselamatan ibu dari 100.000 kelahiran adalah
420 ibu meninggal saat melahirkan, Bandingkan dengan peringkat 1 yaitu
Norwegia, yang harapan hidupnya mencapai 81 tahun lebih lama 10 tahun dari
Indonesia, hal ini karena pemerintah Norwegia sangat mementingkan kesehatan
warganya terbukti pengeluaran pemerintah untuk kesehatan adalah 7,5 % dari
GDPnya,dengan tingkat keselamatan ibu pada saat melahirkan per 100.000
kelahiran adalaha 7 orang.
MORTALITAS Page 5
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk
Rumus
Keterangan :
MORTALITAS Page 6
Tingkat kematian umur khusus (age specific death rate)
Tingkat kematian kasar, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu: umur,jenis kelamin, pekerjaan dan lain-lain. Seseorang laki-laki
berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati dari
pada seorang wanita berusia 20 tahun, orang-orang pria yang berada di
medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati dari pada isteri mereka
yang menunggu di rumah.
Artinya berbagai kelompok dalam suatu populasi diharapkan pada
berbagai resiko kematian karena jabatan. Karena berbeda resiko kematian
maka seorang demograf menggunakan tingkat kematian menurut umur.
Angka ini menunjukkan hasil yang lebih teliti dibandingkan dengan angka
kematian kasar, karena angka ini menyatakan banyaknya kematian pada
kelompok umur tertentu per 1000 penduduk dalam kelompok umur yang
sama.
Rumus ASDR :
Atau
ASDR : Di x K
Pmi
Dimana :
K : Konstanta (=1000)
MORTALITAS Page 7
Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
Bayi umur 0-1 tahun, mempunyai pola kematian tertentu. Angka
kematian bayi tidaklah tersebar merata pada masa tahun pertama dari
kehidupannya. Misainya angka kematian di bawah umur 28 hari lebih
tinggi daripada angka kematian pada umur 5 bulan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan IMR adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kematian bayi pada umur kurang dari 1 tahun per
1000 kelahiran pada suatu waktu tertentu.
Rumus IMR
Banyaknya kematian umur kurang 1 tahun
IMR = x 1000
Banyaknya kelahiran padatahun tertentu
Atau
IMR = ( Do-i ) x 1000
B
MORTALITAS Page 8
Tingkat Kematian Bayi
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi.
Rumus:
MORTALITAS Page 9
Dimana:
K = 1000
MORTALITAS Page 10
dibawah negara Filiphina dan Thailand, yang masing-masing AKB nya
adala 28 dan 20 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, AKB di Inodonesia yaitu 35 per
1000 kelahiran hidup. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal per tahun
atau 430 bayi per hari. Angka kematian bayi di Indonesia masih sangat
tinggi, diperkirakan setiap jam 18 bayi di Indonesia meninggal dunia
( Badan Pusat Statistik, 2003 ).Berdasarkan Susenas 2004, di Inonesia
pada tahun 2002 terdapat 52 bayi yang meninggal diantara 1000 kelahiran
sebelm berusia tepat 1 tahun (data statistik Indonesia, 2009). Menurut
laporan awal SDKI 2007, angka kematian bayi memang mengalami
perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup
(Nik, 2008). Tetapi angka ini belum menggambarkan kondisi di daerah di
Indonesia yang sesungguhnya karena bila dilakukan perbandingan kondisi
antar daerah, terdapat kesenjangan yang cukup jauh antara daerah maju
dan terpencil, serta antara daerah pedesaan dan perkotaan.
Kematian Bayi
80
70
68
60
50 57
40 46
30 35 34 32
20
10
0
1 4 7 03 7 2
1 99 1 99 1 99 20 2 00 2 01
KI KI KI 2- KI KI
SD SD SD 2 00 SD SD
KI
SD
MORTALITAS Page 11
Tingkat Kematian Anak
Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4
tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk
kematian bayi.
Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang
langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian Anak
akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri
dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada
anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi
Utomo, 1985).
Angka Kematian Anak adalah kematian yang terjadi diantara
penduduk berusia yang 1 tahun sampai satu hari menjelang ulang tahun
nya yang kelima.
Rumus:
Dimana:
Jumlah kematian Anak (1-4)th = Banyaknya kematian anak berusia
1-4 th (yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu.
Jumlah Penduduk (1-4) th = jumlah penduduk berusia 1-4 th
pada pertengahan tahun tertentu didaerah tertentu
K = Konstanta, umumnya 1000.
MORTALITAS Page 12
2.4 Penyebab Endogen Dan Eksogen Dari Kematian Bayi
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai
bayi berusia tepats satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian
bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya kematian bayi ada dua macam
yaitu Endogen dan Eksogen, antara lain meliputi :
MORTALITAS Page 13
disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan
luar.
3. Masalah gizi seperti kurang kalori dan protein, juga menjadi salah satu
penyebab kematian bayi di Indonesia. Upaya pencegahan yang dapt
dilakukan untuk mengurangi kematian bayi akibat masalah tersebut adalah
dengan memperbaiki gizi bayi. Pemberian makanan yang tepat pada bayi
adalah salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan
Air Susu Ibu (ASI) dan makanan 4 sehat 5 sempurna.
Dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menganalisis hubungan antara:
Faktor - Faktor Angka Kematian Bayi terhadap Penolong Kelahiran.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai
bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan
kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua
macam yaitu endogen dan eksogen.
MORTALITAS Page 14
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal;
adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan
oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Konsep
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru
lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari).
Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.
Definisi
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama
satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu
(termasuk kematian bayi)
Cara Menghitung
Dimana:
MORTALITAS Page 15
Contoh
Perhitungan dengan Mortpak dari data Susenas 2004 memeroleh perkiraan Angka
Kematian Balita sebesar 74 per 1000 balita, dengan referensi waktu Mei 2002.
Artinya, pada tahun 2002 setiap 1000 balita (umur 0 sampai 4 thn 11 bln 29 hari)
pada tahun 2002, 74 anak diantaranya tidak akan berhasil mencapai umur tepat
lima tahun.
Tabel 5. Angka Kematian Anak dan Balita Untuk Periode 10 tahun sebelum Survai Menurut
Karakteristik Ekonomi dan Sosial
Latar Belakang Kematian Anak Kematian Balita
Tempat Tinggal
Perkotaan 11 42
Perdesaan 13 65
Pendidikan Ibu
Tidak Sekolah 25 90
Tidak Tamat SD 16 80
Tamat SD 11 54
Tamat SMP+ 5 28
Indeks Kekayaan
Terbawah 17 77
Menengah Bawah 15 64
Menengah 12 56
Menengah atas 9 45
Teratas 5 22
Sumber Data: Dihitung secara langsung dari SDKI 2002-2003, untuk periode 10 tahun sebelum survai.
MORTALITAS Page 16
2.5 Mekanisme penurunan kematian bayi dan anak
Kematian bayi dan anak secara umum merupakan konsekuensi akhir dari
perjalanan kumulatif dengan berbagai pengalaman morbiditas dan jarang karena
serangan penyakit tunggal. Ini berarti bahwa reduksi kematian melalui program-
program kesehatan tidak cukup hanya dengan memberantas penyakit-penyakit
penyebab kematian, tapi harus memasukkan pula tindakan-tindakan yang
mengarah kepada permasalahan yang lebih mendasar yang menyangkut proses
morbiditas dan mortalitas secara keseluruhan.
Faktor sosio ekonomi merupakan faktor penentu mortalitas bayi dan anak.
Namun, faktor sosio ekonomi bersifat tidak langsung, yaitu harus melalui
mekanisme biologi tertentu (variabel antara) yang kemudian baru menimbulkan
risiko morbiditas dan selanjutnya bayi dan anak sakit dan jika tidak sembuh
akhirnya cacat atau meninggal. Dalam mekanisme ini, penyakit dan kurang gizi
bukan merupakan variabel independen, tapi lebih merupakan indikator yang
merefleksikan mekanisme kerja variabel antara. Dengan demikian, dalam
merencanakan dan melaksanakan program-program kesehatan untuk menurunkan
morbiditas dan mortalitas perlu dibekali dengan peningkatan pengetahuan yang
lebih luas dan lebih mendalam tentang mekanisme di atas dan tak hanya dibatasi
pada penyakit kematian, walaupun juga penting.
Pengaruh Sosio Ekonomi terhadap Mortalitas Bayi dan Anak Lewat Variabel
Antara
Sumber : Mosley, W.H. dan L.C. Chen (1984)
Penanganan terhadap masalah kematian bayi dan anak menuntut adanya
kerangka konseptual tentang faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan
mortalitas bayi dan anak. Komponen dari kerangka ini terdiri atas morbiditas dan
mortalitas sebagai masalah pokok dan faktor sosial ekonomi serta variabel antara
sebagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Termasuk dalam faktor sosial
ekonomi adalah faktor-faktor yang ada dalam individu, keluarga dan masyarakat.
Pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai dan sumber ekonomi merupakan faktor
individu dan keluarga, sedangkan suasana politik, ekonomi dan keamanan
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas dalam
masyarakat.
MORTALITAS Page 17
Faktor-faktor maternal, lingkungan, gizi, cedera, dan pelayanan kesehatan
merupakan beberapa dari variabel antara. Morbiditas dalam masyarakat
ditentukan atas dasar prevalensi dan insidensi penyakit-penyakit yang merupakan
penyebab kematian utama (Budi Utomo, 1985).
Penyebab Utama Kematian Bayi dan Anak di Indonesia
Ada tiga penyebab utama kematian bayi di Indonesia yang tetap menjadi
tantangan serius. Mereka adalah akut infeksi pernafasan, diare dan komplikasi
sebelum melahirkan. Kombinasi ini tiga account untuk 75 persen porsi kematian
bayi.
Penyebab Lainnya :
- Persalinan di Indonesia masih banyak ditolong oleh bukan tenaga
kesehatan.
- Fasilitas kesehatan kurang memadai.
- Kurangnya informasi dan pengetahuan.
- Jauh dari akses penanganan kesehatan yang baik.
- Tradisi
Kebijakan pemerintah
Berikut adalah beberapa kebijakan pemerintah dapam upaya menekan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia.
- Melindungi dan menyediakan layanan kesehatan untuk masyarakat miskin
dan kelompok rentan di pedesaan dan daerah-daerah terpencil, serta dalam
kantong kemiskinan di daerah perkotaan, seperti menyediakan bidan dan
peralatan medis yang memadai di daerah terpencil.
- Meningkatkan kebersihan dan sanitasi di individu, keluarga dan
masyarakat
- Pengendalian penyakit menular
- Meningkatkan imunisasi
- Mengendalikan kekurangan gizi
- Mempromosikan ASI eksklusif
"Tak hanya peningkatan SDM kesehatan dan standarisasi rumah sakit, tapi
juga pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada anak juga berperan penting
MORTALITAS Page 18
menurunkan angka kematian bayi. Esther Indriani, Maternal and Child Health
Specialist World Vision, mengatakan telah terbukti bahwa pemberian ASI
eksklusif dapat mencegah 13 persen kematian balita, bahkan 19 persen jika
dikombinasikan dengan pemberian makanan tambahan setelah bayi berusia enam
bulan.
Menurutnya bayi harus diberi kesempatan mulai atau inisiasi menyusu sendiri
segera setelah lahir atau dini. Juga membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu
setidaknya satu jam atau sampai menyusu awal selesai. Bayi pertama setelah
menyusu dipisahkan untuk ditimbang, dicap dan disuntik. Setelah usia 10 jam di
diletakkan didada ibu kembali. Menunda inisiasi menyusu akan meningkatkan
kematian bayi.
"Jika bayi mulai menyusu sendiri segara setelah lahir, kontak kulit setidaknya satu
jam, maka 22 persen kematian bayi dapat diselamatkan, dan jika menyusu hari
pertama maka 16 persen dapat diselamatkan. Kemungkinan kematian meningkayt
secara bermakna setiap hari permulaan menyusu ditangguhkan," katanya.
- Mengeluarkan Undang Undang dan Peraturan Pemerintah yang terkait
dengan pemenuhan hak anak dan kebutuhan dasar anak untuk hidup,
tumbuh dan berkembang secara optimal. Program kibbla (kesehatan ibu
baru lahir anak), yaitu program kerjasama antara Dinas Kesehatan Sumut
dengan USAID HSP sejak tahun 2006, HSP memberikan bantuan teknis
pelayanan untuk pelatihan bidan dan masyarakat yang bertujuan menekan
angka kematian dan kesehatan ibu bayi baru lahir dan balita.
- Membuat Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K). Program ini dapat meningkatkan peran aktif suami, keluarga, dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Program P4K yang
merupakan salah satu target program 100 hari Kementerian Kesehatan.
- Adanya pola kemitraan antara dukun beranak dengan bidan desa atau tim
kesehatan ditiap kecamatan dalam proses persalinan.
"Di Kecamatan Tebo Ulu termasuk salah satu daerah di Tebo, Jambi yang
memiliki banyak dukun beranak. Tercatat 69 orang dukun beranak di daerah
MORTALITAS Page 19
tersebut. Terbanyak terdapat di Desa Tanjung Aur yakni sebanyak 11 orang dan
Teluk Kasai Rambahan 10 orang.”
Pola kemitraan tersebut bertujuan untuk menentukan fungsi dan kerja
antara dukun dan bidan dalam persalinan. Contohnya adalah, bidan menangani
persalinan dan dukun beranak yang memandikan. Dengan adanya pola kerjasama
seperti itu, diharapkan resiko yang bisa mengakibatkan kematian bagi bayi
maupun calon ibu bisa ditekan.
MORTALITAS Page 20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan
kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua
macam yaitu endogen dan eksogen. Untuk menekan tingkat kematian bayi, perlu
adanya kebijakan dari pemerintah guna mengatasi tingkat kematian bayi,
diantaranya menyediakan layanan kesehatan untuk masyarakat miskin,
meningkatkan kebersihan dan sanitasi, pengendalian penyakit menular,
meningkatkan imunisasi, mengendalikan kekurangan gizi, mempromosikan ASI
eksklusif.
MORTALITAS Page 21
Daftar Pustaka
Budijanto. 2012. Analisis Sosio Demografi. Malang, Universitas Negeri Malang (UM
PRESS)
MORTALITAS Page 22