Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENGENAI KESETIMBANGAN BESI (III) TIOSIANAT

DOSEN PENGAMPU : FREDDY TUA MUSA PANGGABEAN, S.Pd, M.Pd.

DISUSUN OLEH

NAMA KELOMPOK 5:

1. AYU T. WULANDARI (4193131004)


2. INDRA D. SIHOTANG (4193331018)
3. LITANI F. SIREGAR (4193131015)
4. SOFIA L. SINAGA (4193331022)
5. YANI K. SITUMORANG (4193331006)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat-
Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas Makalah Mengenai Kesetimbangan Besi (III)
Tiosanat dengan tepat.

Adapun tujuan dari pembuatan Makalah Mengenai Kesetimbangan Besi (III) Tiosanat ini
adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Freddy Tua Musa Panggabean, S.Pd, M.Pd. Pada mata
kuliah Dasar Ilmu Kimia. Selain itu, Makalah Mengenai Kesetimbangan Besi (III) Tiosanat ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan juga bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Freddy Tua Musa Panggabean, S.Pd, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Dasar Ilmu Kimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni dan kepada semua
pihak yang telah membantu terselesainya tugas ini. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini
bisa memberikan banyak manfaat baik kepada pembaca dan penulis.

Medan, 08 April 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 3

A. Pengertian Kesetimbangan ............................................................................... 3


B. Kesetimbangan Dalam Kehidupan Sehari-hari ................................................. 3
C. Pergeseran Kesetimbangan .............................................................................. 4
D. Contoh Laporan Praktikum .............................................................................. 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesetimbangan kimia merupakan reaksi bolak-balik yang mana laju reaksi reaktan dan
produk sama dan konsentrasi keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya terjadi pada
reaksi bolak-balik yang mana laju terbentuknya reaktan sama dengan laju terbentuknya
produk. Kesetimbangan kimia hanyan terjadi pada reaksi bolak-balik yang mana laju
pembentuk reaktan sama dengan laju pembentuk produk.
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang teramati
selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan
maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang
teramati dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-
molekul reaktan berubah mnjadi produk secara terus-menerus sambil molekul-molekul
produk berubah menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama. Sedikit sekali reaksi
kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adlah reaksi dapat balik. Pada awal reaksi
dapat balik, reaksi berjalan ke arah pembentukan produk. Sesaat setelah produk tersebut,
pembentukan reaktan produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi
balik adalah sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai. Harus diingat
bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan dan
produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut kesetimbangan fisika,
perubahan yang terjadi adalah proses fisika.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Kesetimbangan Kimia ?
2. Apa kegunaan Kesetimbangan Kimia dalam kehidupan sehari-hari ?

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kesetimbangan Kimia
2. Untuk mengetahui apa kegunaan Kesetimbangan Kimia didalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KESETIMBANGAN

Kesetimbangan kimia merupakan reaksi bolak-balik yang mana laju reaksi reaktan dan
produk sama dan konsentrasi keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya terjadi pada reaksi
bolak-balik yang mana laju terbentuknya reaktan sama dengan laju terbentuknya produk.
Kesetimbangan kimia hanyan terjadi pada reaksi bolak-balik yang mana laju pembentuk reaktan
sama dengan laju pembentuk produk. Reaksi akan terjadi menerus secara mikroskopis jadi bisa
disebut dengan kesetimbangan dinamis. Contoh persamaan reaksi berikut :

N2(g) + 3H2(g) <==> 2NH3(g) H = -92 kJ.

Apabila konsentrasi N2 ditambah jadi reaksi kesetimbangan akan geser ke kanan, karena
jika konsentrasi zat ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser dari arah konsentrasi
yang ditambah. Apabila konsentrasi N2 dikurangi maka reaksi kesetimbangan akan geser ke kiri,
karena jika konsentrasi zat dikurangi maka reaksi kesetimbangan akan bergeser dari arah
konsentrasi yang dikurangi (Muchtaridi dan S. Justiana, 2007).

B. KESETIMBANGAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Pengaturan pH darah.
Dalam plasma darah terdapat larutan penyangga yang terdiri dari H2CO3 dan ion HCO3
Campuran ini berfungsi menjaga pH darah tetap normal yaitu 7,4. Perbandingan antara
konsentrasi H2CO3 dan HCK3- dalam darah selau konstan. Hal ini terjadi karena kesetimbangan
laju produksi CO2 oleh reaksi oksidasi dalam sel dengan laju hilangnya CO2 oleh pernapasan.
Reaksi kesetimbangan penyangga dalam darah.
CO2(g) + H2O(l) H2CO3 (aq)
H2CO3 (aq) HCO3- + H+

3
Apabila darah bersifat basa , jumlah ion H+ akan berkurang karena didikat oleh ion OH - dari
basa sehingga kesetimbangan bergeser kearah kanan. Jika darah bersifat asam, maka jumlah ion
H+ akan bertambah maka kesetimbangan akan bergeser kearah kiri.

2. Silkus oksigen dalam tubuh


Oksigen dalam tubuh anusia diangkut dan diikat oleh hemoglobin dalam darah. Proses ini
berlangsung dalam reaksi kesetimbangan berikut:
Hb(aq) +O2(aq) HbO2(aq)

Oksigen dinagkut oleh darah ke paru paru. Semakin lama jumlah oksigen adalam darah akan
meningkat. Dalam paru paru kesetimbangan akan bergeser kekanan. Kesetimbangan akan
bergeser ke kiri jika oksigen berada dalam jaringan. Kesetimbangan kekiri menghasilkan oksigen
yang digunakan untuk proses pembakaran dalam sel untuk menghasilkan energy (Triyono,
2013).

C. PERGESERAN KESETIMBANGAN
Jika pada sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa
sehingga pengaruh aksi tadi diupayakan sekecil mungkin. Aksi-aksi yang dapat mempengaruhi
terjadinya pergeseraan kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume,
perubahan tekanan, perubahan jumlah mol, perubahan temperatur, dan katalisator. Dalam
pengembangan produk ini akan lebih difokuskan pada tiga faktor saja yaitu pengaruh temperatur,
pengaruh konsentrasi, pengaruh tekanan dan volume.
1. Pengaruh temperatur Sesuai dengan azas Le Chatelier, jika suhu atau temperature suatu
sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem menurunkan temperatur, kesetimbangan
akan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (ke pihak reaksi endoterm). Sebaliknya
jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi eksoterm.
2. Pengaruh konsentrasi Sesuai dengan azas Le Chatelier (Reaksi = - aksi) , jika konsentrasi
salah satu komponen tersebut diperbesar, maka reaksi sistem akan mengurangi komponen
tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu komponen diperkecil, maka reaksi sistem
adalah menambah komponen itu.

4
3. Pengaruh tekanan dan volume Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volume akan
memperbesar konsentrasi semua komponen. Sesuai dengan azas Le Chatelier, maka sistem
akan bereaksi dengan mengurangi tekananSebagaimana diketahui, tekanan gas bergantung
pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas. Oleh karena itu, untuk mengurangi
tekanan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih
kecil. Sebaliknya, jika tekanan dikurangi dengan cara memperbesar volume, maka system
akan bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara menambah jumlah molekul. Reaksi
akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih besar (Dewi, 2009).

a. Tetapan Kesetimbangan
Tetapan kesetimbangan Merupakan angka yang menunjukkan perbandingan secara
kuantitatif antara produk dengan reaktan. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat
dituliskan sebagai berikut.

aA + bB ⇄ cC + Dd

Saat di dalam reaksi kesetimbangan dilakukan aksi, maka kesetimbangan akan bergeser dan
sekaligus mengubah komposisi zat-zat yang ada untuk kembali mencapai kesetimbangan.
Secara umum dapat dikatakan tetapan kesetimbangan merupakan perbandingan hasil kali
molaritas reaktan dengan hasil kali molaritas produk yang masing-masing dipangkatkan
dengan koefisiennya.

Keterangan

 K = tetapan kesetimbangan
 [A] = molaritas zat A (M)
 [B] = molaritas zat B (M)
 [C] = molaritas zat C (M)

5
 [D] = molaritas zat D (M)

Tetapan kesetimbangan (K), sering juga dituliskan KC. Simbol KC untuk harga tetapan
kesetimbangan.

D. CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM


PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum : Mempelajari kesetimbangan kompleks besi (III)-tiosianat.

ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat – Alat Praktikum :
a. Gelas kimia 200 ml
b. Labu ukur 25 ml
c. Pipet gondok 5 ml
d. Pipet gndok 10 ml
e. Pipet tetes
f. Rubber bulb
g. Spatula
h. Tabung Reaksi
i. Tissue
j. Kertas label
2. Bahan – Bahan Praktikum :
a. Aquades (H2O)(l)
b. Butiran Na2HPO4 (Natrium hidropospat)
c. Larutan Fe(NO3)3 0,2 M (Besi (III) nitrat)
d. Larutan KSCN 0,002 M (Kalium tiosanat)
e. Larutan KSCN pekat (Kalium tiosanat)

6
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Kesetimbangan besi (III )- tiosianat
a. 10 ml KSCN 0,002 M dimasukkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan 2 tetes
Fe(NO3)3 0,2 M kemudian diaduk.
b. Larutan tersebut dibagi kedalam 4 tabung reaksi.
c. Tabung pertama digunakan sebagai larutan pembanding.
d. Kedalam tabung reaksi kedua ditambahkan 1 tetes KSCN pekat.
e. Kedalam tabung reaksi ketiga ditambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,2 M
f. Kedalam tabung reaksi keempat ditambahkan beberapa butir Na2HPO4.
g. Semua pristiwa yang terjadi dicatat.

2. Kesetimbangan besi (III )- tiosianat yang semakin encer


a. Disediakan 5 tabung reaksi yang bersih dan diberi nomor. Kedalam lima tabung reaksi ini
dimasukkan masing-masing 5 ml KSCN 0,002 M. kedalam tabung reaksi pertama
tambahkan 5 ml larutan Fe(NO3)3 0,2 M. tabung ini digunakan sebagi tabung standar.
b. Diukur 10 ml Fe(NO3)3 0,2 M dan ditambahkan air hingga volumenya menjadi 25 ml.
diukur 5 ml dari larutan ini dan dimasukkan kedalam tabung reaksi kedua (hitung konsentrasi
larutan). Selebihnya disimpan untuk pengerjaan berikutnya.
c. Diukur 10 ml Fe(NO3)3, sisa larutan diatas, ditambahkan air hingga volumenya tepat
menjadi 25 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi ketiga.
d. Pada tabung berikutnya dilakukan pengerjaan yang sama sampai tabung kelima.
e. Dibandingkan warna larutan pada tabung kedua dengan tabung standar (tabung 1), untuk
menghitung konsentrasi FESCN2+. Jika intensitas warna tidak sama, dikeluarkan larutan dari
tabung standar setetes demi setetes sampai kedua tabung tersebut menunjukkan intensitas
warna yang samadan diukur tinggi larutan dalam masing-masing tabung sampai cm.
selanjutnya dengan cara yang sama, disamakan intensitas warna larutan pada tabung 3, 4 dan
5 bandingkan dengan tabung 1.

7
HASIL PENGAMATAN

No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan


1. Kesetimbangan besi (III)- Tiosianat Tabung I berwarna merah bata
a. Dimasukkan 10 ml KSCN 0,002M ke Tabung ke II yang ditetesi KSCN pekat
dalam suatu bejana gelas. Kemudian berwarna lebih pekat daripada tabung I
ditambahkan dengan 2 tetes larutan Tabung ke III berwarna merah bata tetapi
Fe(NO3)3 0,2M. lebih pekat dari tabung I dan II
b. Larutan ini kemudian dibagi ke dalam 4 Sedangkan tabung ke IV jernih dan ada
tabung reaksi. endapan di dasar tabung
c. Tabung reaksi pertama digunakan sebagai
pembanding.
d. Ditambahkan 1 tetes KSCN pekat ke dalam
tabung reaksi kedua.
e. Ditambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,2M ke
dalam tabung reaksi ketiga.
f. Ditambahkan 1 butir Na2HPO4 ke dalam
tabung reaksi keempat.
g. Semua peristiwa yang terjadi dicatat dalam
tabel hasil percobaan.

Kesetimbangan besi (III)- Tiosianat yang


semakin encer 1. Tabung reaksi pertama yang menjadi
a. Disediakan 5 tabung reaksi , kemudian standar berwarna merah kehitam-hitaman
diberi nomer. Kedalam tabung reaksi ini
dimasukkan masing-masing 5 ml KSCN
0,002M. Kemudian 5 ml larutan Fe(NO3)3
0,2M ditambahkan kedalam tabung reaksi
pertama. Tabung reaksi ini digunakan
sebagai standar.
b. Diukur 10 ml Fe(NO3)3 0,2M dan

8
ditambahkan aquades hingga volumenya2. Tabung reaksi kedua, warnya juga merah
menjadi 25 ml. diukur 5 ml dari larutan ini kehitam-hitaman tapi tidak sepekat tabung
dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi standar
kedua (dihitung konsentrasi larutan ini).3. Tabung reaksi berwarna merah marun
Selebihnya disimpan untuk pengerjaan (merah kehitam-hitaman tapi lebih cerah
berikutnya. dari tabung 2)
c. Didalam 10 ml larutan Fe(NO3)3 0,2M sisa
diatas, ditambahkan aquades hingga
volumenya tepat menjadi 25 ml ( dihitung4. Tabung reaksi keempat warna larutannya
konsentrasi larutan ini ). Diukur 5 ml merah marun, lebih muda dari tabung ke 3
larutan ini dan dimasukkan ke tabung reaksi
ketiga.
d. Dilakukan pengerjaan yang sama sampai
dengan tabung kelima. 5. Tabung reaksi ke lima warnanya merah
e. Dibandingkan warna larutan pada tabung darah
kedua dengan tabung standar (tabung 1) , Perbandingan warna=
untuk menghitung konsentrasi FeSCN2+. T1:T2:T3:T4
Jika intensitas warna tidak sama, 0,95:
dikeluarkan larutan dari tabung standar
setetes demi setetes , sampai kedua tabung
tersebut menunjukkan intensitas warna
yang sama dan diukur tinggi larutan dalam
masing-masing tabung sampai cm (larutan
yang dikeluarkan tadi dimasukkan ke dalam
tempat yang bersih agar dapat digunakan
kembali). Selanjutnya dengan cara yang
sama , disamakan intensitas warna larutan
pada tabung 3, 4 dan 5 , dibandingkan
semua dengan tabung pertama.

9
PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari reaksi-reaksi kesetimbangan
kompleks besi (III)-tiosianat. Pada percobaan pertama dimana tabung 1 dijadikan sebagai
pembanding atau standar bagi tabung lainnya. Diperoleh data bahwa setelah larutan besi nitrat
direaksikan dengan larutan ion tiosianat menghasilkan larutan yang berwarna hitam pekat.
Reaksi yang terbentuk adalah:

Fe+(aq) + SCN- (aq) FeSCN2+(aq)

Perubahan warna ini terjadi karena adanya perubahan konsentrasi larutan. Seperti yang diketahui
bersama bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia yaitu perubahan
konsentrasi, perubahan tekanan, perubahan volume dan perubahan suhu. Sedangkan katalis
hanya berfungsi sebagau suatu zat yang mempercepat tercapainya keadaan setimbang. Jika
dilakukan pada sistem tertutup sehingga dapat dikatakan katalis tidak mempengaruhi terhadap
pergeseran kesetimbangan. Untuk tabung kedua ketika larutan awal ditambah (KSCN pekat)
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk. Pada tabung ketiga, larutan awal ditambah
dengan larutan Fe(NO3) 0,2 M, warna laruta yang semula merah berubah menjadi hitam pekat
dan lebih pekat daripada tabung 1 maupun tabung 2. Hal ii dikarenakan larutan atau zat yang
ditambahkan pada tiap-tiap tabung berbeda konsentrasinya. Pada tabung keempat. Larutan awal
ditambah dengan beberapa butir N2HPO4, hasilnya adalah warna yang semula merah menjadi
bening dan terdapat endapan. Adanya endapan pada larutan tersebut terjadi karena adanyaunsur
logam pada larutan FeSCN, sedangkan warna berubah menjadi bening karena adanya reaksi
antara FeSCN3+ dengan NaHPO4, dimana Fe3+ akan berikatan dengan ion PO43- membentuk
FePO4. Kemudian ion SCN- akan diikat oleh H+ dan membentuk HSCN, sedangkan Na+ tidak
berikatan dengan senyawa lain. Reaksi yang terbentuk adalah:

FeSCN2+(aq) + Na2HPO4(s) FePO4(aq) + HSCN(aq) + 2Na+(aq)

Fe3+ berikatan dengan PO43- membentuk FePO4 yang sukar larut. Penambahan PO43- sama
dengan mengurangi Fe3+ , sehingga intensitas warna larutan berkurang.

10
Pada percobaan kedua yaitu kesetimbangan besi (III) tiosianat ayng semakin encer. Dari
tabung 1-5 terjadi pengurangan kepekatan atau intensitas warna. Hal ini disebabkan karena
adanya penambahan volume aquades dari tabung 1-5. Pada saat perbandingan dan penyetaraan
intensitas tabung standar (tabung 1) dengan tabung 2,3,4 dan 5 dengan cara mengurangi volume
pada tabung pertama setetes demi setetes sehingga didapat persamaan warna. Hal ini
membuktikan bahwa volume berpengaruh pada kesetimbangan. Dalam penyeragaman warna ini
juga tidak dapat diamati dari samping tabung karena dengan cara ini akan menghalangi mata
dalam mengamati warna pada tabung yaitu cahaya yang masuk ke dalam tabung akan di biaskan
terlebih dahulu ke tabung reaksi lalu dibiaskan menuju mata sehingga larutan terlihat lebih pekat.
Oleh karea itu dalam mengamati warna sebaiknya dari atas tabung agar cahaya yang dipantulkan
ke dalam tabung akan langsung dibiaskan ke mata. Untuk menentukan kesetimbangan dalam
suatu sistem dapat diketahui dengan mengitung konstanta kesetimbangan. Secara teoritis
seharusnya nilai dari suat kesetimbangan adalah konstan. Namun dari hasil analisis data
diperoleh nilai Ka, Kb dan Kc yang berbeda-beda atau menunjukkan nilai yang tidak konstan. Ini
disebabkan oleh kurang teliti dalam menyamakan atau menyetaraan warna pada tabung I dengan
tabung 2,3,4 dan 5, sehigga mempengaruhi juga dalam mengukur volumenya kurang teliti (Agus
Abh, 2006).

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kesetimbangan kimia merupakan reaksi bolak-balik yang mana laju reaksi reaktan dan
produk sama dan konsentrasi keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya terjadi pada reaksi
bolak-balik yang mana laju terbentuknya reaktan sama dengan laju terbentuknya produk.
Kesetimbangan kimia hanyan terjadi pada reaksi bolak-balik yang mana laju pembentuk reaktan
sama dengan laju pembentuk produk. Reaksi akan terjadi menerus secara mikroskopis jadi bisa
disebut dengan kesetimbangan dinamis. Didalam pergeseran kesetimbangan, jika pada sistem
kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh
aksi tadi diupayakan sekecil mungkin. Aksi-aksi yang dapat mempengaruhi terjadinya
pergeseraan kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan
tekanan, perubahan jumlah mol, perubahan temperatur, dan katalisator.

SARAN
Dalam penulisan makalah ini, Saya menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna itu, oleh karena kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun

12
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Luh Joni Erawati , (2009), Pengembangan Media Pembelajaran Reaksi Kesetimbangan
Kimia, JPTK.Vol. 6(2): 71 – 80.
Muchtaridi dan S. Justiana, (2007), Kimia 2, Jakarta:Yudhistira Ghalia Indonesia.
Triyono, (2013), Kesetimbangan Kimia, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Purwoko, Agus Abh. 2006. Kimia Dasar 1. NTB : Mataram University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai