Presentasi 13 Kelompok III
Presentasi 13 Kelompok III
DOSEN PENGAMPU :
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS
Mei 2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur mari kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kita semua dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada Ibu dosen yang selalu memberikan dukungan
serta bimbingannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
para pembaca. Akan tetapi,kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Tidak lupa juga kepada Ibu dosen dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya
kepada penyusun agar penyusunan makalah ini agar lebih baik lagi.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………...ii
Daftar Isi………………………………………………………………………...iii
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………….…1
Bab II Pembahasan………………………..………………………………….…2
Referensi……………………………………………………………………..…..9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model
kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi
mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan
kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”.
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu manusia saling
asah, asih, asuh ( saling mencerdaskan ). Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan saling
menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta masyarakat belajar ( learning
community ). Siswa tidak hanya terpaku belajar pada guru, tetapi dengan sesama siswa juga.
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan social, tetapi juga
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas – tugas akademik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang
sulit.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbada latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama.
v
2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi,
perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
7. Berbagi ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
Dengan pembelajaran kooperatif maka setiap anggota dapat saling melengkapi dan
membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang diterima sehingga setiap siswa tidak akan
merasa terbebani sendiri apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas tertentu.
Karena keberagaman anggota kelompok maka memiliki pemikiran yang berbeda – beda
sehingga pemikirannya menjadi luas dan mampu melihat dari sudut pandang lain untuk
melengkapi jawaban yang lain.
vi
Terkadang ada anggota yang lebih mendominasi kelompok dan ada yang hanya diam,
sehingga pembagian tugas tidak merata.Dalam pembelajarannya memerlukan waktu yang cukup
lama sebab harus saling berdiskusi bersama teman – teman lain untuk menyatukan pendapat dan
pandangan yang dianggap benar.
Karena sebagian pengetahuan didapat dari teman dan yang menerangkan teman maka
terkadang agak sulit dimengerti, sebab pengetahuan terbatas.
1. Pengertian
Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model
kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi
mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan
kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”. Terdapat
tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).
vii
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
dilingkungan sekolah pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan yang lainnya yakni
mendorong peningkatan hasil belajar pada siswa menjadi lebih baik. Oleh sebab itu sangat
diperlukan guru pembimbing dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah yang
sedang terjadi maupun yang belum terjadi untuk dipecahkan alternatif dan solusinya.
Sudrajat (2011) mengemukakan beberapa keunggulan dari model problem based learning
ini, yaitu:
Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan
konsep tersebut.
Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa
yang lebih tinggi.
Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima
pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa.
Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap
pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan siswa dapat diharapkan. Selain
itu, problem based learning (PBL) diyakini pula dapat menumbuh kembangkan
kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok.
1. Pengertian
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa CTL adalah
konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan
viii
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan
Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami
makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki
pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari
permasalahan kepermasalahan lainya.
Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar
menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman
Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman
siswa.
Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir
kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan
menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan
bermakna
Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu
aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-
hari
Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara individu dapat
menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat
menjadikan informasi itu miliknya sendiri.
ix
Interpretasi siswa akan berbeda-beda pada setiap pembelajaran yang
disediakan.
Pada kenyataanya tidak semua siswa bisa adaptasi dan menemukan potensi
yang ada pada diri mereka.
Pembelajaran kontekstual ini sangat tidak irit waktu.
Karena siswa dituntut untuk proaktif dalam mencari fakta dan ilmu
pengetahuan sendiri, peran guru akan semakin kurang dalam proses
pembelajaran CTL.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
x
Dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang menekankan pada aspek kerjasama diantara para anggotanya dimana di
dalamnya ada ketergantungan yang positif, interaksi, akuntabilitas serta ketrampilan individu
dalam memproses kelompoknya. Tujuan pembelajaran ini juga disesuaikan bahwa tujuan
pembelajaran adalah untuk memperoleh ilmu dan mendidik anak didik, maka tujuan
pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman dan pengembangan ketrampilan social.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual ini siswa akan belajar secara aktif dan guru
akan berposisi sebagai mediator dan pembimbing. Impak yang paling terasa pada implementasi
pembelajaran ini adalah siswa pada masa yang akan datang, bisa menjadi pribadi fleksibel untuk
bisa menyelesaikan berbagai permasalahan. Permasalahan yang ada bisa mudah diidentifikasi
sehingga mereka bisa menyelesaikannya sesuai dengan konteksnya.
B. Saran
Seorang pendidik sebaiknya tahu karakteristik adan kesiapan peserta didik dalam belajar.
Dalam pemilihan model pembelajaran hendaknya pendidik tahu model pembelajaran mana
yang lebih baik digunakan agar lebih fleksibel kepada seluruh peserta didik pada saat
mengajar.
REFERENSI
Sugiyanto. 2007. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG): Model-model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.
xi
https://gurudigital.id/model-pembelajaran-pbl-pengertian-ciri-ciri-
kelebihan-kekurangan-langkah/
https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/27/model-
pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning/
https://www.tripven.com/pembelajaran-ctl/
xii