Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PROBLEM

BASE LEARNING, CONTEXTUAL LEARNING

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Prastiria Sembiring, M.Pd

Oleh Kelompok III

Nama Anggota : Shafira Alifa (2191131009)

Nike Kristina Hulu (2192131003)

Syukur Berkat Iman (2191131006)

Kelas : Reg A 2019

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS

JURUSAN BAHASA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Mei 2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur mari kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kita semua dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada Ibu dosen yang selalu memberikan dukungan
serta bimbingannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
para pembaca. Akan tetapi,kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Tidak lupa juga kepada Ibu dosen dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya
kepada penyusun agar penyusunan makalah ini agar lebih baik lagi.

Demikianlah,semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya


semua yang membaca makalah ini. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh.

Sabtu, 2 Mei 2020

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………...ii

Daftar Isi………………………………………………………………………...iii

Bab I Pendahuluan…………………………………………………………….…1

A. Latar Belakang …………………………………………………………...1


B. Rumusan Masalah………………………………………………………...1
C. Tujuan…………………………………………………………………….1

Bab II Pembahasan………………………..………………………………….…2

A. Model Pembelajaran Kooperatif…………………………………………2


B. Model Pembelajaran Problem Base Learning…………………………...4
C. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning……………….5

Bab III Penutup……………..…………………………………………………...8

Referensi……………………………………………………………………..…..9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Teori


Pembelajaran kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem
pembelajaran yang ada. Pembelajaran kooperatif menggantikan sistem pembelajaran yang
individual. Dimana guru terus memberikan informasi ( guru sebagai pusat ) dan peserta didik
hanya mendengarkan.

Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model
kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi
mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan
kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”. 

CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari model pembelajaran kooperatif ?


2. Apakah pengertian dari model pembelajaran problem base learning ?
3. Apakah pengertian dari contextual teaching and learning ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran kooperatif


2. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran problem base learning
3. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran contextual teaching and
learning

iv
BAB II

PEMBAHASAN
A.  MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

1.  KONSEP DASAR PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu manusia saling
asah, asih, asuh ( saling mencerdaskan ). Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan saling
menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta masyarakat belajar ( learning
community ). Siswa tidak hanya terpaku belajar pada guru, tetapi dengan sesama siswa juga.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja


mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

1. Meningkatkan hasil belajar akademik

Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan social, tetapi juga
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas – tugas akademik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang
sulit.

2. Penerimaan terhadap keragaman

Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbada latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama.

3. Pengembangan ketrampilan sosial

Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi untuk saling


berinteraksi dengan teman yang lain.

3.  KELEBIHAN PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Keuntungan pembelajaran kooperatif diantaranya adalah :

1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social

v
2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi,
perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau  egois.
6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
7. Berbagi ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis


kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas

4.  KEUNGGULAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan – keunggulan dalam pembelajarannya,


antara lain :

Dengan pembelajaran kooperatif maka setiap anggota dapat saling melengkapi dan
membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang diterima sehingga setiap siswa tidak akan
merasa terbebani sendiri apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas tertentu.

Karena keberagaman anggota kelompok maka memiliki pemikiran yang berbeda – beda
sehingga pemikirannya menjadi luas dan mampu melihat dari sudut pandang lain untuk
melengkapi jawaban yang lain.

Pembelajaran kooperatif cocok untuk menyelesaikan masalah – masalah yang


membutuhkan pemikiran bersama.Dalam pembelajaran kooperatif para paserta didik dapat lebih
mudah memahami materi yang disampaikan karena bekerja sama dengan teman – temannya.

Dalam pembelajaran kooperatif memupuk rasa pertemanan dan solidaritas sehingga


diantara anggotanya akan terjadi hubungan yang positif.

5.    KELEMAHAN PEMBELAAJARAN KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif selain memiliki keunggulan juga memiliki kelemahan –


kelemahan antara lain :

Dalam pembelajaran kooperatif apabila kelompoknya tidak dapat bekerjasama dengan


baik dan kompak maka akan terjadi perselisihan karena adanya berbagai perbedaan yang dapat
menyebabkan perselisihan.

vi
Terkadang ada anggota yang lebih mendominasi kelompok dan ada yang hanya diam,
sehingga pembagian tugas tidak merata.Dalam pembelajarannya memerlukan waktu yang cukup
lama sebab harus saling berdiskusi bersama teman – teman lain untuk menyatukan pendapat dan
pandangan yang dianggap benar.

Karena sebagian pengetahuan didapat dari teman dan yang menerangkan teman maka
terkadang agak sulit dimengerti, sebab pengetahuan terbatas.

B. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASE LEARNING

1. Pengertian
Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model
kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi
mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan
kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”. Terdapat
tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).

Pertama, problem based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya


dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya
mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui model problem
based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data,
dan akhirnya membuat kesimpulan.

Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem based


learning ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa
masalah pembelajaran tidak akan mungkin bisa berlangsung.

Ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

2. Tujuan Model Problem Based Learning


Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari
pembelajaran problem based learning, yaitu:

a. Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.


b. Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku pengamatan
siswa dan dialog dengan lainnya.
c. Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka
memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata.
d. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang
sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa.
e. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik untuk
dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.

vii
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
dilingkungan sekolah pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan yang lainnya yakni
mendorong peningkatan hasil belajar pada siswa menjadi lebih baik. Oleh sebab itu sangat
diperlukan guru pembimbing dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah yang
sedang terjadi maupun yang belum terjadi untuk dipecahkan alternatif dan solusinya.

3. KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASE LEARNING

Sudrajat (2011) mengemukakan beberapa keunggulan dari model problem based learning
ini, yaitu:

 Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan
konsep tersebut.
 Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa
yang lebih tinggi.
 Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata  yang dimiliki oleh siswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
 Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
 Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima
pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa.
 Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap
pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan siswa dapat diharapkan. Selain
itu, problem based learning (PBL) diyakini pula dapat menumbuh kembangkan
kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok.

4. KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASE LEARNING

Selain memiliki kelebihan, problem based learning (PBL) juga memiliki


kekurangan diantaranya persiapan pembelajaran (alat, problem, dan konsep) yang
kompleks, sulitnya mencari permasalahan yang relevan, sering terjadi mis konsepsi, dan
memerlukan waktu yang cukup panjang (Endriani, 2011)

C. MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

1. Pengertian

Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and


Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi
yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL
adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa
melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. 

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa CTL adalah
konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan

viii
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan
 Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami
makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki
pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari
permasalahan kepermasalahan lainya. 
 Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar
menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman
 Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman
siswa. 
 Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir
kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan
menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain 
 Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan
bermakna
 Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu
aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-
hari 
 Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara individu dapat
menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat
menjadikan informasi itu miliknya sendiri. 

3. Kelebihan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning


 Membuat siswa bisa menemukan potensi terbaik yang dimilikinya.
 Dalam kerjasama antar grup, siswa bisa bertindak dengan efektif.
 Siswa memiliki daya untuk berpikir kreatif dan kritis dalam memperoleh
informasi, bisa bijaksana dalam memahami isu dan bisa memperoleh solusi
atas masalah-masalah yang ada.
 Peserta didik bisa mengetahui manfaat tentang apa yang mereka pelajari.
 Siswa tidak tergantung dengan guru dalam memperoleh berbagai informasi.
 Anak didik akan merasa nyaman dan senang dalam setiap pembelajaran.

4. Kekurangan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning


 Guru akan kewalahan dalam memutuskan materi pelajaran karena
pembelajaran CTL menekankan pada kebutuhan setiap siswa, sedangkan
kemampuan siswa dalam satu kelas tidaklah sama.
 Pembelajaran CTL ini lebih cenderung untuk mengembangkan soft skill siswa
sehingga siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi tetapi susah untuk
mengungkapkannya maka akan kewalahan.
 Ketika pembelajaran ini diterapkan kemampuan siswa akan terlihat jelas,
mana yang memiliki kemampuan dan mana yang tidak. Sehingga akan timbul
kesenjangan.

ix
 Interpretasi siswa akan berbeda-beda pada setiap pembelajaran yang
disediakan.
 Pada kenyataanya tidak semua siswa bisa adaptasi dan menemukan potensi
yang ada pada diri mereka.
 Pembelajaran kontekstual ini sangat tidak irit waktu.
 Karena siswa dituntut untuk proaktif dalam mencari fakta dan ilmu
pengetahuan sendiri, peran guru akan semakin kurang dalam proses
pembelajaran CTL.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

x
Dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang menekankan pada aspek kerjasama diantara para anggotanya dimana di
dalamnya ada ketergantungan yang positif, interaksi, akuntabilitas serta ketrampilan individu
dalam memproses kelompoknya. Tujuan pembelajaran ini juga disesuaikan bahwa tujuan
pembelajaran adalah untuk memperoleh ilmu dan mendidik anak didik, maka tujuan
pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman dan pengembangan ketrampilan social. 

Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang


aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam
kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini

Dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual ini siswa akan belajar secara aktif dan guru
akan berposisi sebagai mediator dan pembimbing. Impak yang paling terasa pada implementasi
pembelajaran ini adalah siswa pada masa yang akan datang, bisa menjadi pribadi fleksibel untuk
bisa menyelesaikan berbagai permasalahan. Permasalahan yang ada bisa mudah diidentifikasi
sehingga mereka bisa menyelesaikannya sesuai dengan konteksnya.

B. Saran

Seorang pendidik sebaiknya tahu karakteristik adan kesiapan peserta didik dalam belajar.
Dalam pemilihan model pembelajaran hendaknya pendidik tahu model pembelajaran mana
yang lebih baik digunakan agar lebih fleksibel kepada seluruh peserta didik pada saat
mengajar.

REFERENSI

Sugiyanto. 2007. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG): Model-model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.

xi
https://gurudigital.id/model-pembelajaran-pbl-pengertian-ciri-ciri-
kelebihan-kekurangan-langkah/
https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/27/model-
pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning/
https://www.tripven.com/pembelajaran-ctl/

xii

Anda mungkin juga menyukai