Anda di halaman 1dari 16

SUPERVISI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :Dr. Irwandy, M.Pd

Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

DisusunOleh:

KELOMPOK VII

NAILATUL KHALISYA (2192431002)

MARIANI HUTAGALUNG (2191131007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
dari makalah ini adalah ”Supervisi Pendidikan”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap penyusun.
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu.

Penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa
penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya
dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

         Medan, 20 April 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......….……………..……………………...………………………...…ii

DAFTAR ISI..........………..
…………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN..............……….....…….…………………………………………...1

A. Latar Belakang Masalah.....……................…………………………………...


………..1

B. Rumusan Masalah..............………........
………………………………………………..2

C. Tujuan Penulisan................………….....………….………………………………...…2

BAB II PEMBAHASAN ..............………..……………………………….....….


……………..3

A. Pengertian Supervisi
Pendidikan.....................................................................................3

B. Tujuan Supervisi Pendidikan.............………………..………………….........


………...4

C. Sasaran Supervisi Pendidikan.............………….......


………………………………......5

D. Fungsi Supervisi Pendidikan…………………………………………………………...5

E. Ruang Lingkup dan Teknik Supervisi Pendidikan………………………………...……


7

BAB III PENUTUP..........………………………..…….…………….…………………….…


11

iii
A. Kesimpulan.........................…………………….................………………………….11

B. Saran.......................……………………………….................………………………..11

DAFTAR PUSTAKA........…………………………….
……………………………………...12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia
maka paradigma tenaga kependidikan pun sudah seharusnya mengalami perubahan pula,
khususnya yang berkaitan dengan supervisi atau kepengawasan pendidikan ini. Dari paradigma
lama dapat dipahami bahwa pengawasan cenderung bersifat otokratis, mencari-cari kesalahan
atau kelemahan orang lain dan berorientasi pada kekuasaan. Pengertian pengawasan seperti ini
sering disebut inspeksi atau memeriksa, orang yang melakukan pemeriksaan itu sendiri disebut
inspektur. Perubahan demi perubahan telah dialami. Pengaruh-pengaruh barat mulai masuk,
sehingga pengertian pengawasan dalam pendidikan dirubah menjadi “supervisi” yang
maksudnya hampir sama dengan inspeksi tapi istilah supervisi memiliki arti yang lebih luas dan
demokratis, tidak hanya melihat apakah kepala sekolah, guru, dan para pegawai sekolah telah
melakukan tugas dan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada, akan tetapi juga berusaha
mencari jalan keluar bagaimana cara memperbaikinya. Dengan paradigma baru ini diharapkan
para pendidik dan para supervisor dapat menjalin kerjasama yang lebih harmonis dalam rangka
mengemban tugas-tugas kependidikan yang dibebankan kepada diri masing-masing.

Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pendidikan memiliki
konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan
beberapa dasar-dasar tentang konsep supervisi pendidikan itu sendiri.

Pendidikan berbeda dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang
dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang
mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif
saja artinya pengajaran adalah suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk
sikap dan kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan haruslah diawasi atau disupervisi
oleh supervisor yang dapat disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas-pengawas lain yang
ada di departemen pendidikan. Pengawasan di sini adalah pengawasan yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan cara memberikan
pengarahan-pengarahan yang baik dan bimbingan serta masukan tentang cara atau metode
mendidik yang baik dan professional. Dalam perkembangannya supervisi pendidikan
memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga para

1
pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif. Dan dengan
adanya mata kuliah supervisi pendidikan pada institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan
akan lebih menunjang para mahasiswa untuk mengetahui bagaimana mengawasi atau
mensupervisi pada pendidikan yang baik.           

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah diatas, maka permasalahan yang akan dibahas yaitu:

1.      Bagaimana pengertian dari supervisi pendidikan?

2.      Apa saja tujuan dari supervisi pendidikan?

3.      Siapa yang menjadi sasaran dalam supervisi pendidikan?

4.      Apa saja fungsi dari supervisi pendidikan?

5.      Bagaimana ruang lingkup dan teknik dari supervisi pendidikan?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1.      Mengetahui tentang pengertian supervisi pendidikan.

2.      Mengetahui tujuan supervisi pendidikan.

3.      Mengetahui sasaran dalam supervisi pendidikan.

4.      Mengetahui fungsi dari supervisi pendidikan.

5.      Mengetahui ruang lingkup dan teknik dari supervisi pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Supervisi Pendidikan   

Secara morfologis Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris,


yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan
inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh
atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi.
Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur
pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya
(bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.

Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau
tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
dan belajar dan belajar pada khususnya.

Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah


dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi
tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi
pengajaran.

Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,


mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan
seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing
pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm
masyarakat demokrasi modern.

Wilem Mantja  (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai


kegiatan  supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar
(PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan
(guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan

3
Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.

Dari uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para pakar menguraikan
defenisi supervisi dari  tinjauan yg berbeda-beda. God Carter melihatnya sebagai usaha
memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih
sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai
kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Ross L memandang
supervise sebagai pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.

B.     Tujuan Supervisi Pendidikan         

Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar


mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi pendidikan tidak hanya untuk
memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru termasuk di
dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan
mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal
implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran,
prosedur dan teknik evaluasi pengajaran. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya pada
dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan
umum pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompok orang, akan tetapi semua
orang seperti guru-guru, para pegawai, dan kepala sekolah lainnya adalah teman sekerja yang
sama-sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar
mengajar yang baik.

Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:

1.      Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan

2.      Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.

3.      Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.

4.      Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu
sendiri.           

5.      Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.

6.      Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.

4
7.      Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka
pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.

8.      Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang
diperolehnya.

9.      Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-
cara menggunakan sumber-sumber yang berasal dari masyarakat.

10.  Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan
sekolah.

C.    Sasaran Supervisi Pendidikan

Sebetulnya apabila dicermati secara rinci, kegiatan supervisi yang sesuai dengan
sasarannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu: supervisi akademik, supervisi ini lebih
menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam
proses belajar mengajar. Dan yang kedua adalah supervisi administrasi, yang lebih
menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung
terlaksananya pembelajaran. Di samping dua macam supervisi yang disebut dengan objeknya
atau sasarannya, ada lagi supervisi yang lebih luas yaitu supervisi lembaga dan akreditasi. Yang
membedakan antara kedua hal tersebut adalah pelaku dan waktu dilaksanakannya. Supervisi
lembaga dilakukan oleh orang yang ada di dalam lembaga yaitu kepala sekolah dan dari luar
lembaga yaitu pengawas secara terus menerus, sedangkan supervisi akreditasi dilakukan oleh tim
dari luar hanya dalam waktu-waktu tertentu. Tujuannya sama yaitu meningkatkan kualitas
lembaga baik parsial maupun keseluruhan. Dengan kata lain yang menjadi sasaran atau objek
supervisi akademik, supervisi administrasi, supervisi lembaga, dan supervisi akreditasi adalah
sama yaitu meningkatkan kualitas lembaga, tetapi lingkup dan harapan tentang kualitasnya
berbeda.

D.    Fungsi Supervisi Pendidikan

Secara garis besar fungsi supervisi dapat dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu
kepemimpinan, kepengawasan dan pelaksana. Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang
supervisor karena dia adalah pemimpin. Begitu pula pengawas yang tugas pokoknya melakukan

5
pengawasan. Sedangkan fungsi pelaksana terdapat pada supervisor, karena ia adalah para
pelaksana di lapangan yang dalam istilah bakunya adalah pejabat fungsional, sama halnya
dengan guru dan kepala sekolah.

Rincian dalam fungsi kepemimpinan, seorang supervisor hendaknya melaksanakan hal-


hal sebagai berikut:

a.       Meningkatkan semangat kerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah yang berada di bawah
tanggung jawab dan kewenangannya.

b.      Mendorong aktifitas dan kreatifitas serta dedikasi seluruh personil sekolah.

c.       Mendorong terciptanya suasana kondusif di dalam dan di luar lingkungan sekolah.

d.      Menampung, melayani dan mengakomodir segala macam keluhan aparat kependidikan


disekolah tersebut dan berusaha membantu pemecahannya.

e.       Membantu mengembangkan kerja sama dan kemitraan kerja dengan semua unsur terkait.

f.       Membantu mengembangkan kegiatan intra dan ekstra kurikuler di sekolah.

g.      Membimbing dan mengarahkan seluruh personil sekolah untuk meningkatkan kualitas


pendidikan dan pengajaran pada sekolah tersebut.

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, supervisor hendaknya memperhatikan hal-hal


berikut:

a.       Mengamati dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas kepala sekolah, guru dan seluruh
staf sekolah diketahui dengan jelas tugas yang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana atau tidak.

b.      Memantau perkembangan pendidikan di sekolah yang menjadi tanggung jawab dan


kewarganegaraannya termasuk belajar siswa pada sekolah yang bersangkutan.

c.       Mengawasi pelaksanaan administrasi sekolah secara keseluruhan yang didalamnya


terdapat administrasi personil, materil, kurikulum dsb.

d.      Mengendalikan penggunaan dan pendistribusian serta pengelolaan sarana dan prasarana


pendidikan yang ada di sekolah tersebut.

Dalam melaksanakan fungsi pelaksana, seorang supervisor hendaknya memperhatikan kegiatan-


kegiatan berikut:

a.       Melaksanakan tugas-tugas supervisi/pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6
b.      Mengamankan berbagai kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

c.       Melaporkan hasil supervisi/pengawasan kepada pejabat yang berwenang untuk dianalisis


dan ditindaklanjuti

E.     Ruang Lingkup Dan Teknik Supervisi Pendidikan

Dalam dunia pendidikan terdapat tiga unsur pokok yang saling berkaitan antara satu
dengan lainnya unsur-unsur yang dimaksud adalah personal, material dan operasional, oleh
sebab itu ruang supervisi pendidikan pun mencakup ketiga unsur tersebut yang bila dijabarkan
sebagai berikut:

1.      Unsur Personal

Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam sekolah yang
disupervisi, para personal yang dimaksud adalah Kepala Sekolah, pegawai tata usaha, guru,
siswa.

a.       Kepala Sekolah

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala sekolah yaitu:

 Masalah jalannya pendidikan dan pengajaran


 Masalah program pendidikan dan pengajaran disekolah
 Masalah kepemimpinan kepala sekolah
 Masalah administrasi sekolah
 Masalah kerja sama sekolah lain dan instansi terkait lainnya
 Masalah kebijaksanaan sekolah yang menyangkut kegiatan intra dan ekstra kurikuler
 Masalah BP3 dan POMG dan lain -lain

b.      Pegawai Tata Usaha

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap tata usaha sekolah dan seluruh stafnya antara lain:

 Masalah administrasi sekolah


 Masalah data dan statistik sekolah
 Masalah pembukuan
 Masalah surat menyurat dan kearsipan
 Masalah rumah tangga sekolah

7
 Masalah pelayanan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa
 Masalah laporan sekolah dan lain –lain

c.       Guru

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap guru antara lain:

 Masalah wawasan dan kemampuan


 Masalah kehadiran dan aktivitas guru
 Masalah persiapan mengajar guru, mulai dari penyusunan analisis materi pelajaran,
program tahunan, program semester, program satuan pelajaran sampai dengan persiapan
mengajar harian atau perencanaan pengajaran
 Masalah pencapaian target kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler
 Masalah kerjasama guru dengan siswa, dengan sesama guru, dengan tata usaha dan
dengan kepala sekolah
 Masalah tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga dan masyarakat
 Masalah kemampuan belajar siswa

d.      Siswa

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap siswa antara lain:

 Motivasi belajar siswa


 Tingkat kesulitan yang dialami siswa
 Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra kurikuler
 Pengembangan organisasi siswa
 Sikap guru dan kepala sekolah terhadap siswa
 Keterlibatan orang tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
 Kesempatan memperoleh pelayanan secara prima dari sekolah

2.      Unsur Material

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap material dan sarana fisik lainnya :

a.       Ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, labolaturium, ruang praktek ibadah, aula dan
lain-lain

8
b.      Pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut

c.       Pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang

d.      Pemanfaatan dan perawatan alat-alat kesenian dan sebagainya

3.      Unsur Operasional

Hal-hal yang perlu disupervisi dari unsur operasional antara lain:

a.       Masalah yang berkaitan dengan teknik edukatif, yang mencakup:

 Kurikulum
 Proses belajar mengajar
 Evaluasi/penilaian
 Kegiatan ekstra kurikuler
 b.      Masalah yang berkaitan dengan teknik administrasi, mencakup:
 Administrasi personal
 Administrasi material
 Administrasi kurikulum dan sebagainya
 c.       Masalah yang berkaitan dengan koordinasi dan kerjasama, mencakup:
 Sekolah dengan keluarga dan masyarakat
 Sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya
 Sekolah dengan lembaga swadaya masyarakat
 Sekolah dengan organisasi kepemudaan
 Sekolah dengan instansi pemerintah terkait

Teknik-teknik Supervisi Pendidikan. Tugas pengawas satuan pendidikan ketika


melaksanakan tugas pengawasannya, haruslah memahami metode dan teknik supervisi akademik
agar kegiatan supervisi dapat dilaksanakan dengan baik dan hasil pembinaannya mencapai
tujuan pembinaan.

Ada beberapa metode dan teknik supervise yang dapat dilakukan pengawas. Metode-metode
tersebut dibedakan antara yang bersifat individual dan kelompok.

a.       Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru
tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Supervisor atau pengawas
hanya berhadapan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik
9
supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi
kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri.

b.       Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan,
memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian pada kelompok ini diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang dihadapi. Teknik supervisi kelompok
ada beberapa diantaranya adalah: Kepanitiaan-kepanitiaan, Kerja kelompok, Laboratorium
kurikulum, Baca terpimpin, Demonstrasi pembelajaran, Darmawisata, Diskusi panel, Organisasi
professional, Pertemuan guru, Lokakarya atau konferensi kelompok. 

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi mengandung arti yang luas
dan demokratis, dengan paradigma baru yang tidak hanya melihat kinerja kepala sekolah guru
dan pegawai sekolah saja akan tetapi juga mencari jalan keluar apabila terjadi permasalahan.
Para supevisor berkewajiban memberi bimbingan, pembinaan dan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan, hubungan antara pengawas dengan yang diawasi lebih bersifat kemitraan, hubungan
komunikasi pun tidak lagi one way traffic tetapi menjadi two way traffic.

B. Saran

Saran kami sebagai penulis hendaknya pembaca memberi saran dan kritik yang
membangun agar kedepannya makalah kami menjadi lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.


Sergiovanni,

Wau, Yasaratodo. (2019). Profesi Kependidikan. Medan: Unimed Press

12

Anda mungkin juga menyukai