Anda di halaman 1dari 11

Nama : Evi meilina putri

Kelas : Farmasi 2A

Nim : 184015

HORMON TIROID DAN HORMON PANKREAS

HORMON TIROID

Kelenjar tiroid normal mengeluarkan hormon-hormon tiroid dalam jumlah


memadai triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4, tiroksin)-untuk menormalkan
pertumbuhan dan perkembangan, suhu tubuh, dan tingkat energi. Kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid, yang akan disimpan sebagai residu asam amino dan
tiroglobulin. Tiroglobulin merupakan glikoprotein yang menempati sebagian besar folikel
koloid kelenjar tiroid.

 Tahapan sintesis, penyimpanan, sekresi dan konversi hormon tiroid terdiri


dari:

1. Ambilan iodida

Kelenjar tiroid akan menyerap iodida dari darah, yang dipicu oleh hormon
tirotropin dari adenohipofisis ( thyroid stimulating hormon, TSH), dan dihambat
oleh tiosianat dan perklorat.

2. Oksidasi dan Ionisasi

Oksidasi iodium menjadi bentuk aktifnya diperantarai tiroid peroksidase,


dan dirangsang oleh TSH.

3. Pembentukan tiroksin( T4) dan triyodotironin (T3) dari iodotirosin ke Reaksi ini
dikatalisasi oleh enzim tiroid peroksidase, kecepatannya dipengaruhi oleh TSH
dan tersedianya iodida.

4. Resorpsi koloid tiroglobulin dari lumen ke dalam sel.

5. Proteolisis koloid ke aliran darah


6. Sekresi hormon tiroid

7. Konversi tiroksin menjadi triyodotironin di jaringan perifer.

 Mekanisme kerja kelenjar tyroid


1. Pada awalnya hypothalamus akan menghasilkan TRH (thyrotropine releasing
hormone) yang akan memau kelenjar pituitary untuk menghasilkan
TSH(thyrotropine stimulating hormone).
2. Jika hormon tiroid diproduksi dalam jumlah sedikit maka TSH akan meningkat
nilainya untuk memau agar kelenjar tiroid dapat menghasilkan T3 dan T4
dalam jumlah cukup. Sebaliknya jika terjadi peningkatan produksi T3 dan T4
maka TSH akan menurun jumlahnya agar tidak terbentuk T3 dan T4 lagi.

Hypothalamus – TRH – Pituitary – TSH –Kelenjar thyroid -- T3 dan T4.


 Farmakokinetik
1. Transport Tiroid
Dalam darah hormon tiroid terikat kuat pada berbagai protein plasma,
dalam bentuk ikatan ion kovalen. Sebagian besar hormon ini terikat pada
Thyroxine-binding globulin ( TBG ), T3 ikatannya sangat lemah dan mudah
terlepas kembali, karena itu T3 mula kerjanya lebih cepat dari T4 , dan lebih
singkat.
Adanya ikatan hormon tiroid dengan protein plasma, menyebabkan
hormon ini tidak mudah diekskresi dan dimetabolisme. Aktivitas biologik
hormon tiroid ditentukan oleh jumlah tiroid bebas dalam plasma. Peningkatan
kadar esterogen plasma pada kehamilan, atau terapi esterogen pada
kontrasepsi oral, dapat meningkatkan ikatan tiroid dengan protein plasma.
2. Ekskresi
Tiroksin sangat lambat diekskresi dari tubuh, dengan masa paruh 6-8 hari.
Pada hipertiriodisme masa paruh memendek 3-4 hari.
Degradasi non-deyodinasi hormon tiroid sebagian besar terjadi di hati,
dan akan dieksresi melalui empedu dan dieliminasi melaui faeses.
3. Regulasi fungsi tiroid
 Hormon pemicu Tirotropin ( Thyrotropin-releasing hormone=TRH )
Diproduksi hipotalamus bekerja di reseptor tirotropin, rangsangannya
menyebabkan sekresi TRH, yang akan merangsang TSH.
 Efek TSH pada kelenjar Tiroid
TSH akan terikat reseptor di plasma membran sel-sel kelenjar, dan
merangsang sekresi hormon tiroid.
 Hubungan Iodium dan fungsi tiroid Iodium berfungsi untuk
membentuk tiroid, pada kondisi kekurangan maka kelenjar akan
membesar dan terus terangsang ini akan mengekstraksi residu
iodida yang ada di sirkulasi darah.

 Efek hormone tiroid


 Mekanisme kerja Hormon Tiroid

Bekerja pada reseptor di dalam inti sel.

 Efek:

1. Pertumbuhan dan perkembangan ( berperan pada pertumbuhan

badan dan perkembangan otak )

2. Efek kalorinergik ( meningkatkan metabolisme,sehingga


meningkatkan penggunaan O2, tiroksin penting dalam pengaturan
suhu badan )

3. Efek Metabolik ( merangsang metabolisme kolesterol menjadi


asam empedu, hiperkolesterolemia merupakan keadaan
karakteristik pada hipotiroidisme ). Pada pasien yang mengalami
toksisitas tiroid akan mengalami resistentensi insulin.

4. Efek pada hematopoesis (pada hipotiroid akan terjadi anemia)


5. Efek pada saluran cerna (pada hipotiroid peristaltic meurun menjadi
diare)

6. Efek pada SSP (proses myelinisasi saraf)

 Gangguan Fungsi

a. Hipofungsi tiroid

Disebabkan oleh defisiensi iodium. Di daerah yg cukup iodium

disebabkan karena tiroiditis autoimun yang kronik, sehingga terjadi

kegagalan kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroid. Ditandai


dengan : BB meningkat, lamban dan tidak ada toleransi terhadap
udara dingin pada waktu dewasa

b. Hiperfungsi tiroid

Tiroidtoksisitas disebabkan oleh meningkatnya hormon tiroid dalam


darah akibat hiperfungsi kelenjar tiroid, misalnya penyakit
autoimun. Di tandai dengan : suhu tubuh meningkat, banyak
berkeringat, penurunan BB, iritabilitas dan peningkatan tekanan
darah.

 Indikasi

1. Tiroid Hormon Replacement Therapy

Absorbsi di usus halus, sediaan yang tersedia : Levotiroksin,


Liotironin

Dosis : 112 µg sebagai dosis tunggal, 50-75 µg dibagi dalam

beberapa kali pemberian .

T1/2 : 7 hari, sehingga kadar tunak dalam darah baru tercapai

sekitar 5 minggu, karena itu evaluasi pengobatan dilakukan setelah


minggu- minggu ke 6-8 pengobatan.

2. Hipotiroidisme Subklinis

Gejala klinis sedikit , ditandai dengan peningkatan TSH plasma.

Terapi menggunakan Levotiroksin untuk menormalkan TSH

3. Koma Miksedema
Jarang terjadi, disebabkan karena hipotiroidisme yang hebat dan
berlangsung lama. Obat Levotiroksin secara parenteral pada
keadaan darurat.
4. Nodul kanker Tiroid
Lebih sering terjadi pada wanita, Pengobatan menggunakan
Levotairoksin yang dapat mensupresi TSH serum, bila tidak ada
perubahan ukuran nodul maka pengobatan dihentikan , dan perlu
dilakukan biopsi, bila perlu operasi.
5. Kretinisme
Keberhasilannya sanggat bergantung awal terapi, bila di mulai
sejak bayi maka akan mencegah gangguan perkembangan mental
dan fisik,karena biasanya diagnosa baru ditegakkan setela
gejalanya nyata, maka gangguan mental sudah tidak dapat
dicegah.

HORMON PANKREAS

Kelenjar pankreas terletak di belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan


II. Pankreas sebagai kelenjar berfungsi ganda yaitu fungsi kelenjar eksokrin dan
kelenjar endokrin. Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas subtansi-subtansi, diantaranya
berupa enzim untuk membantu proses pencernaan makanan, Sementara fungsi
sebagai kelenjar endokrin, pankreas mensekresikan hormon untuk pengaturan kadar
glukosa. Secara embriologi, pankreas berasal dari dua tonjolan duodenum yang terletak
di bagian ventral dan dorsal. Pankreas sendiri merupakan kelenjar endokrin yang
terletak di bagian dalam rongga abdomen. Organ pankreas dibedakan atas tiga bagian,
yaitu kepala (caput), badan (corpus) dan ekor (caudal). Ditinjau dari sisi histologi,
pankreas dapat dibedakan menjadi dua macam jaringan, yaitu bagian eksokrin dan
bagian endokrin. Bagian eksokrin pankreas terutama berkaitan dengan sekresi enzim
pencernaan dan proses pencernaan. Bagian endokrin pankreas yaitu pulau Langerhans
(Langerhans islet) yang tersebar di seluruh pankreas dan berbentuk bundar, tidak
teratur dan terdiri dari sel-sel pucat dengan banyak pembuluh darah. Pulau-pulau
Langerhans dipisahkan secara tidak sempurna oleh jaringan retikuler tipis dari jaringan
eksokrin disekitarnya dengan sedikit seratserat retikulin di dalam pulau-pulau tersebut.

 Insulin

Insulin disintesis oleh sel beta pulau Lagerhans dari proinsulin yang
merupakan rantai tunggal dengan 86 asam amino .

Proinsulin berubah menjadi insulin dengan kehilangan 4 asam amino dan


lepasnya rantai asam amino ke 33 sampai 63 yang menjadi peptida
penghubung.

1. Sekresi insulin

Sekresi insulin di pengaruhi oleh nutrien, hormon saluran cerna, hormon


pankreas dan neorotransmiter otonom.

Insulin dibebaskan dari sel beta pankreas pada kecepatan basal yang
rendah dan pada laju yang jauh lebih tinggi sebagai respons terhadap
beragam rangsangan, khususnya glukosa. Juga diketahui adanya stimulan
lain, misalnya gula lain (mis. manosa), asam amino (khususnya asam amino
glukoneogenik, seperti leusin, arginin), hormon misalnya glucagon-like
polypeptide-1 (GLP-1), glucose-dependent insulinotropic polypeptide (GIP),
glukagon, kolesistokinin, asam lemak konsentrasi tinggi, dan aktivitas
simpatis ß-adrenergik.
2. Mekanisme sekresi insulin

Glukosa akan masuk ke sel β melalui glucosa transporter 2 ( GLUT2),


kemudian akan mengalami fosforilasi dan glukokinase. Metabolisme glukosa
yang diinduksi oleh glukokinase menyebabkan perubahan rasio ATP/ADP,
yang menyebabkan tertutupnya kanal ion K yang sensitif ATP, sehingga kadar
Ca meningkat, peningkatan ini akan merangsang asetilkolin yg akan
menyebabkan sekresi insulin.

3. Mekanisme kerja

Insulin mempercepat masuknya glukosa ke sel otot rangka dan adiposa,


selanjutnya merangsang pembentukan GLUT4, yang akan di translokasikan
ke dinding sel, glukosa plasma akan di translokasi ke dinding sel, glukosa
plasma akan masuk melalui GLUT4 dalam sel ,digunakan untuk metabolisme
atau disimpan sebagai glikogen atau trigliserida.

 Insulin
a. Peran insulin dan glukagon penting dalam metabolisme karbohidrat. tanpa
insulin dan kontraksi otot tidak akan menyebabkan glukosa masuk
kedalam sel.
b. Insulin digunakan untuk terapi pada Diabetes Melitus
c. DM tipe I mutlak membutuhkan insulin karena ada gangguan produksi
insulin akibat autoimiun atau idiopatik.
d. DM tipe II disebabkan adanya gangguan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin, pada kondisi ini tidak selalu membutuhkan insulin .
e. Sediaan : IM , IV, SK
f. Dosis konsentrasi insulin dinyatakan dalam unit ,1 unit insulin dapat
menurunkan gula darah rata-rata 45mg/dl.

 Bioteknologi Insulin
Di era bioteknologi, sintesis insulin bisa dilakukan dengan bantuan bakteri
Escherichia coli. Dengan menggunakan teknologi plasmid, harga insulin menjadi
jauh lebih murah daripada teknologi yang sebelumnya. Gambaran umum
pembuatan insulin menggunakan teknologi plasmid dari bakteri E. coli dijelaskan
sebagai berikut:
1. Isolasi plasmid dari E. coli. Plasmid sendiri merupakan materi genetik bakteri
berupa DNA berbentuk siklik.
2. Isolasi plasmid. Plasmid yang telah diisolasi lalu direstriksi (dipotong) pada
untai DNA tertentu menggunakan enzim restriksi endonuklease. Persiapkan
pula potongan DNA yang diisolasi dari sel pankreas pengkode gen insulin.
3. Untai DNA dari gen insulin dilekatkan pada plasmid menggunakan enzim DNA
ligase. Hasil penggabungan dinamakan DNA rekombinan.
4. DNA rekombinan kemudian disisipkan kembali ke sel bakteri.
5. Bakteri E. coli dibiakkan dalam medium dan akan dihasilkan koloni bakteri
yang mampu menghasilkan insulin. Sebelumnya dilakukan pemilihan koloni
bakteri yang mengandung DNA rekombinan.

 Penatalaksanaan pasien DM
a. Dosis awal untuk insulin reguler dan insulin kerja panjang pada pasien
DM muda 0,7-1,5 U/kgBB
b. Untuk DM dewasa yang kurus : 8-10 U, diberikan 20-30 menit sebelum
makan pagi dan 4-5 U sebelum makan malam
c. DM dewasa gemuk 20 U pagi hari dan 10 U sebelum makan malam.

 Efek samping
a. Hipoglikemia
b. reaksi alergi dan resistensi
c. Lipotrofi dan lipohipertropi ( meningkatan jaringan lemak pada daerah
bekas suntikan insulin.
d. Interaksi : hormon kortikotropin, glukokortokoid, tiroid, esterogen,
progentin dan glukagon merupakan antagonis insulin
 Obat anti diabetic oral

1. Golongan Sulfonil Urea

Mekanisme kerja : merangsang sekresi insulin dari sel-sel beta langerhans


makanan dan keadaan hiperglikemi dapat menggurangi absorpsi.

ESO : Hipoglikemi

Indikasi: sebagai lini pertama pada pasien yang diabetesnya dimulai pada
umur 40 th,tidak boleh diberikan sebagai obat tunggal, dan kontraindikasi
pada pasien dengan ganggunan fungsi hati dan ginjal.

Contoh obat : glibenklamid, glipizid, glimepirid

2. Biguanid

Mekanisme kerja : menurunkan glukosa dihepar dan meningkatkan sensitifita


jaringan otot dan adiposa terhadap insulin .

ESO : mual, muntah, metalic taste, meningkatkan kadar laktat pada pasien
ginjal dan kardiovaskular

Contoh obat : Metformin

3. Golongan Tiazolidinedion
Mekanisme kerja: meningkatkan sensitivitas insulin dan meningkatkan
transport glukosa kedalam sel dan meningkatkan oksidasi asam lemak.
Contoh obat : Pioglitazon dan rosiglitazone
Pioglitazon dan rosiglitazon dapat menurunkan HbA1c ( 1,0-1,5%, dan
bekecenderungan meningkatkan HDL, sedangkan efeknya pada trigliserida
dan LDL bervariasi.
4. Penghambat Enzim α-glikosidase
Mekanisme kerja : memperlambat absopsi polisakarida, dekstrin dan
disakarida di intestin.
Contoh Obat : Acarbose
Biasa digunakan untuk penderita DM usia lanjut, dan DM yang gula darah
setelah makannya tinggi.
Diberikan bersamaan dengan makan pada suapan pertama
4. Inkretik Mimetik dan Penghambat DPP-4
Mekanisme kerja : merangsang produksi insulin , dalam usus ada GIP
( Glucose -dependent Insulinotropic Polipeptide,) yang diproduksi di
deudenum dan GLP1 ( Glucagon Like Peptida )diproduksi di distal usus
halus dan proksimal kolon bekerja menghambat sekresi glukagon,akan
meningkatkan produksi insulin. ,hormon ini memiliki waktu paruh yang
pendek karena didegradasi oleh DPP-4 ( dipeptidyl peptidase type 4 )
Contoh obat : Liraglutid , Eksenatid.
5. Penghambat DPP4
Contoh obat : Sidagliptin, Vidagliptin, Saxsagliptin, Alogliptin, Linagliptin
6. Penghambat SGLT2
SGLT = Sodium-Glucose Treansporter protein , berperan dalam reabsorbsi
glukosa di tubulus proksimal ginjal
obat ini digunakan untuk mengurangi ekskresi gukosa dalam urin
Contoh obat : Dapaglizozin

 Obat hipoglikemik
1. Glukagon
menyebabkan glikogenolisis ( pemecahan gliklogen) di hati dengan
merangsang enzim adenilsiklase dalam pembentukan siklik AMP yang
kemudian mengkatifkan fosforilase yang berperan dalam glikogenolisis
Indikasi : untuk hipoglikemia pada pemberian insulin
2. Diazoksid
Meningkatkan kadar glukosa dengan penghambatan langsung sekresi
insulin. Termasuk golongan tiazid, dan efek obat ini dapat dilawan dengan
adenoreseptor β.
DAFTAR PUSTAKA

PPT Dosen HORMON TIROID,ANTITIROID dan PANKREAS ( INSULIN )

Katzung G Bertram, Master B Susan dkk. 2012. Farmakologi dasar dan klinik edisi 12.

Anda mungkin juga menyukai