Diaz Krisnayoga 11010116130393 Hukum Asuransi Kelas A
1. Apa yang dimaksud dengan Polis.
Menurut Ali Rido, polis adalah suatu akta yang ditandatangani oleh asurador, yang fungsinya sebagai alat bukti dalam perjanjian asuransi. Sedangkan Molenggraf mengatakan polis adalah suatu akta sebagai tulisan sepihak, dimana diuraikan dengan syarat-syarat apa asurador menerima perjanjian asuransi. Berdasarkan Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemenrintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, “Polis atau bentuk perjanjian asuransi dengan nama apapun, berikut lampiran yang merupakan kesatuan dengannya, tidak boleh mengandung kata-kata, atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai risiko yang ditutup asuransinya, kewajiban penanggung dan kewajiban tertanggung, atau mempersulit tertanggung mengurus haknya.” Polis di dalam asuransi adalah suatu perjanjian mengenai asuransi atau suatu pertanggungan yang bersifat konsensual yang artinya terdapat kesepakan. Sehingga polis juga merupakan alat bukti yang menunjukkan tentang adanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban baik tertanggung maupun penanggung.Hak tertanggung sebagaimana tertulis dalam polis adalah hak tertanggung atas penggantian kerugian oleh penanggung terhadap terjadinya resiko yang di derita dan kewajiban tertanggung atas pembayaran sejumlah uang premi asuransi sesuai kesepakatan. Dengan adanya tandatangan polis oleh penanggung, maka dapat dikatakan bahwa penanggung telah terikat dengan tertanggung terhadap segala hak dan kewajiban sebagaimana tertuang dalam polis. Menurut Pasal 1 angka 6 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.05/2015 Tahun 2015 tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi, “Polis Asuransi adalah akta perjanjian asuransi atau dokumen lain yang dipersamakan dengan akta perjanjian asuransi, serta dokumen lain yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian asuransi, yang dibuat secara tertulis dan memuat perjanjian antara pihak perusahaan asuransi dan pemegang polis. Polis asuransi tersebut dapat diterbitkan dalam bentuk hardcopy atau digital/elektronik dengan memenuhi ketentuan mengenai polis asuransi sesuai dengan peraturan perundang-undangan”
2. Uraikan isi Pasal 256 KUHD.
Pasal 256 KUHD mengatur tentang syarat-syarat formal polis yang berisi syarat-syarat umum yang harus dipenuhi agar suatu akta dapat disebut sebagai suatu polis
Berikut isi Pasal 256 KUHD:
“Semua polis, terkecuali polis pertanggungan jiwa, harus menyatakan: a. hari pengadaan pertanggungan itu; b. nama orang yang mengadakan pertanggungan itu atas beban sendiri atau atas beban orang lain; c. uraian yang cukup jelas tentang barang yang dipertanggungkan; d. jumlah uang yang untuk itu dipertanggungkan; e. bahaya yang diambil oleh penanggung atas bebannya; f. waktu mulai dan berakhirnya bahaya yang mungkin terjadi atas beban penanggung; g. Premi pertanggungan; dan h. pada umumnya, semua keadaan yang pengetahuannya tentang itu mungkin mutlak Penting bagi penanggung, dan semua syarat yang diperjanjikan antara para pihak. i. Polis itu harus ditandatangani oleh setiap Penanggung.” 3. Ada berapa macam polis? Polis Kendaraan Bermotor Di dalam kontrak perjanjian ini tertera bahwa perusahaan asuransi tersebut bakal menanggung total kerugian terhadap kendaraan bermotor milik nasabah asuransi (pemegang polis) kalau dimasa akan datang berlangsung satu buah kerugian yg merugikan sang pemegang polis. Voyage Policy (Polis Perjalanan) Tipe polis yang menanggung asuransi bagi pemegang polis sewaktu berada dalam perjalanan dari sebuah ruang pemberangkatan, hingga sang pemegang polis tersebut kembali lagi ke ruangan pemberangkatan awal. Polis Asuransi Kesehatan Satu Buah dokumen yang dengan cara kusus menjamin budget kesehatan atau perawatan para pemegang asuransi tersebut apabila mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Polis Asuransi Jiwa Sebuah Dokumen asuransi yang sanggup menanggung satu orang kepada kerugian finansial tidak terduga yang dikarenakan meninggalnya terlampau cepat atau hidupnya terlampau lama. Polis Asuransi Rumah Satu Buah dokumen dari perusahaan asuransi yang khusus agar memberikan perlindungan kepada hunian tinggal kamu dari musibah atau hal-hal yang tak diharapkan oleh Kamu. Polis Ditaksir / Valued Policy Ialah satu buah polis atau dokumen kontrak pembayaran yang jumlah harga pertanggungannya akan ditaksir. Di dalam polis dicantumkan syarat valued at atau so valued. Polis ini bisa berupa polis perjalanan atau polis diwaktu atau polis yg yang lain. Polis Tidak Dapat Ditaksir / Unvalued Policy Polis ini ialah kebalikan dari valued policy. Harga pertanggungan yang tertera dalam polis dimanfaatkan juga sebagai basic buat perhitungan premi asuransi serta batas maksimal ubah rugi yang diberikan oleh perusahaan asuransi tersebut. Polis Risiko Perang Satu Buah dokumen kontrak yg menjamin sang pemegang polis waktu berada di medan perang, biasa di dalam polis itu menjamin budget atas seluruh elemen yg berlangsung di medan perang, kerugian atas kerusuhan serta kekacauan akibat aksi beberapa orang jahat. Polis Gadai: Tergolong sebagai benda yang dapat digadaikan ialah tagihan, polis dalam hal ini merupakan surat tanda bukti adanya penagihan, dan kurangnya polis dapat juga merupakan benda yang dapat digadaikan. Penggadaian polis dalam hal ini dimaksudkan untuk memberi jaminan kepada debitor pemberi gadai, sebelum hutangnya lunas.
4. Apakah polis satu2nya dokumen perjanjian asuransi.
Tidak. Walaupun polis adalah dokumen penting di dalam perjanjian asuransi karena memuat berbagai hal yang berkaitan dengan perjanjian asuransi, namun Polis hanya salah satu diantara ketiga dokumen perjanjian asuransi lainnya. Selain polis, di dalam dokumen perjanjian asuransi terdapat Form Aplikasi dan Kwitansi Premi. Dimana form aplikasi memuat keterangan penutupan asuransi seperti identitas calon tertanggung, jenis pertanggungan, objek, besar dan tempo pertanggungan dan juga besaran premi, sedangkan kwitansi sebagai alat bukti pembayaran yang sah tentang telah terjadinya perjanjian asuransi terutama pada saat polis asuransi belum diterbitkan oleh penanggung.
5. Berapa lama polis harus diterbitkan.
Menurut pasal 24 ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 69/POJK.05/2016: “(1) Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, atau Unit Syariah pada Perusahaan Asuransi wajib memastikan bahwa pemegang polis, tertanggung, atau peserta telah menerima polis dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah pembayaran Premi atau kontribusi dan pertanggungan dinyatakan diterima.
6. Berapa lama polis harus diterbitkan apabila penutupan perjanjian
asuransi melalui broker asuransi. Menurut Pasal 23 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 69/POJK.05/2016: “Dalam hal penutupan asuransi atau asuransi syariah dilakukan melalui Agen Asuransi, pertanggungan atau asuransi syariah dinyatakan mulai berlaku dan mengikat para pihak terhitung sejak Premi atau kontribusi diterima oleh Agen Asuransi dan/atau Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, atau Unit Syariah pada Perusahaan Asuransi.”
Dengan terdapat ketentuan bahwa pemegang polis, tertanggung atau
peserta asuransi wajib menerima polis dalam jangka waktu paling lama 10 hari setelah pembayaran premi atau kontribusi dan pertanggungan dinyatakan diterima, maka apabila penutupan perjanjuan asuransi melalui agen asuransi/broker asuransi, maka polis harus diserahkan dalam jangka waktu paling lama 10 hari dihitung sejak premi atau kontribusi diterima oleh agen asuransi. 7. Apakah yang dimaksud polis standar. Polis standard adalah format baku untuk polis yang dikeluarkan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia. Contoh: Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia Polis Standar Asuransi Kebongkaran Indonesia Polis Standar Asuransi Kecelakaan Diri Indonesia Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia Polis Standar Asuransi Pengangkutan Barang Indonesia Polis Standar Asuransi Pengiriman Uang Indonesia Polis Standar Asuransi Penyimpanan Indonesia Polis Standar Asuransi Proyek Kontruksi Indonesia Daftar Pustaka:
Sri Rejeki Hartono, 2001, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta,
H.Mashudi & Moch. Chidir Ali, I998, Hukum Asuransi, Mandar Maju, Bandung
Abdul Kadir Muhammad, 2002, Hukum Asuransi Indonesia, Citra Aditya,
Bandung
Sumber Hukum:
Peraturan Pemenrintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.05/2015 Tahun 2015 tentang
Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 69/POJK.05/2016 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi dan Perusahaan Reasuransi Syariah