Asnani (1706093504)
Sherli (1706004852)
Yulia (1706094816)
UNIVERSITAS INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kolluru 1996, hazard adalah sesuatu yang berpotensi menyebabkan cedera.
Menurut Tranter 1999 bahaya diartikan sebagai potensi dari rangkaian sebuah
kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika salah satu
bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya
terdapat dimana-mana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya
akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur.
Risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan,membahayakan) dari suatu perbuatan dan tindakan.
Menurut Arthur J. Keown (2000), resiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai
(operasional sebagai deviasi standar).
Risiko adalah sebagai peluang munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan
efek terhadap suatu objek. Risiko diukur berdasarkan nilai likelihood (kemungkinan
munculnya sebuah peristiwa) dan Consequence (dampak yang ditimbulkan oleh
peristiwa tersebut).
Segala zat, organisme atau energi yang mempunyai kapasitas atau potensi
menimbulkan cidera, sakit atau mati. Macam – macam bahaya lingkungan yaitu zat kimia
toksik, energi radiasi dan gelombang elektromagnetik, organisme pathogen, perilaku hidup
tidak sehat dan tidak bersih, dan factor – factor non fisik lingkungan (sosial).
Analisis risiko adalah sistematika penggunaan dari informasi yang tersedia untuk
mengidentifikasi hazard dan untuk memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi,
bangunan atau lingkungan (Kolluru,1996).
Inti dari analisis risiko adalah mengenai pengembangan pemahaman tentang risiko. Dalam
analisis risiko terdapat data pendukung yang digunakan sebagai pertimbangan pengambilan
keputusan tentang cara pengendalian yang paling tepat dan paling cost-effective (AS/NZS
4360:2004)
Metode analisis yang digunakan bias bersifat kualitatif, semi-kuantitatif, atau kuantitatif
bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan kondisi.
Analisis dosis respon adalah risk agen dinyatakan sebagai asupan atau intake
yang di komsumsi per orang perhari sebagai konsentrasi rujukan. Angka
Kecukupan Gizi menjadi standar dosis referensi. Apabila melebihi standar tersebut
yang akan menimbulkan efek merugikan kesehatan.
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu
rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta
komunikasi risiko.
Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk
ataupun asset. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak
awal kegiatan.
1. Fewer Surprise
Pengendalian kejadian yang tidak diinginkan adalah dengan cara identifikasi dan
melakukan usaha untuk menurunkan probabilitas dan mengurangi efek buruk. Meskipun
kejadian yang tidak dapat dihindari, namun perusahaan telah mampu menghadapi dengan
perencanaan dan persiapan.
2. Exploitation of opportunity
Sikap pencarian kemungkinan akan meningkat jika seseorang memiliki kepercayaan diri
akan pengetahuan mereka tentang risiko dan memiliki kemampuan untuk
mengendalikannya.
3. Improved planning, performance and effectiveness
4. Economy and efficiency
5. Improved stakeholder realationship
6. Improved imformation for decision making
7. Enhaced reputation
8. Director protection
9. Accountability, assurance and governance
10. Personal wellbeing
Komponen utama yang terdapat dalam manajemen risiko yang dikeluarkan oleh AS/NZS
4360:2004 antara lain:
Hazard Identification
Risk analysis
Risk Estimation
Risk
assessment
Development of Option
Option Evaluation
Option Analisys
Decision
Implementation
Risk Management
Monitoring and evaluating
Review
Sumber : Generalized risk assessment and management models : Canadian model (health and
welfare Canada “Health Risk Determination” 1989).
a. Penetapan tujuan
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang
akan dilakukan.
b. Identifkasi risiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
c. Analisis risiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi.
Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel
tersebut (probabilitas X konsekuensi).
d. Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan
risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika
tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang
dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan
pengendalian.
e. Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan
menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
Mengenali Audiens
Dalam merumuskan pesan komunikasi risiko, audiens harus dianalisis untuk
mengetahui motivasi dan pandangan mereka. Dan memahami kekhawatiran serta
perasaan mereka dan untuk mempertahankan komunikasi dengan mereka.
Melibatkan pakar ilmiah
Pakar ilmiah dalam kapasistasnya sebagai pengkaji risiko harus mampu menjelaskan
konsep, proses pengkajian risiko, menerangkan hasil – hasil pengkajian serta data –
sata ilmiahnya, asumsi dan pertimbangan objektif yang menjadi dasar penjelasan itu
sehingga manajer risiko.
Menciptakan keahlian dalam berkomunikasi
Menjadi informasi yang dapat dipercaya
BAB III
PEMBAHASAN