A DENGAN GANGGUAN
SISTEM NEUROLOGI (STROKE)
DI RUANG CIKURAY RS DUSTIRA
Oleh:
Nama : Salma Aliyah Nur’Amalina
NIM : 214119078
Menurut Ginsberg (2007) stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda
atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal atau global yang terjadi
secara cepat dan mendadak (dalam menit atau pun detik) yang berlangsung
lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian. Jadi, stroke merupakan
gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada
otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara
cepat dalam beberapa menit dan jam.Stroke merupakan penyakit neurologis
yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke
merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa
saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
B. Etiologi
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
1. Thrombosis Cerebral
a. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu
penebalan dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti
koronaria, basilar, aorta dan arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007).
Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan
dapat terjadi melalui mekanisme berikut:
d. Emboli
2) Myokard infark
3) Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil
dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan
embolus-embolus kecil.
2. Haemorhagi
3. Hipoksia Umum
4. Hipoksia Setempat
8. Gangguan persepsi
D. Klasifikasi
Menurut Muttaqin (2008) stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi
dan gejala kliniknya, yaitu:
1. Stroke Hemoragi,
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subaraknoid
Tanda:
Penurunan Iskemi miokard
curah jantung Menurunnya keluaran
urine
Manifestasi: Letargi meningkat
Kelelahan, kelemahan Kulit dingin
Perubahan tanda vital Sianosis
Diritmia Edema
Sianosis
Peningkatan volume
Ketidak seimbangan darah sirkulasi
suplai O2
Peningkatan aliran balik
vena
Intoleransi Aktivitas
Kelebihan
volume cairan
Sumber: Pathway (Misbach, 1999 & Muttaqin, 2008).
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebral
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh
pemindaian CT).
3. CT scan
5. EEG
6. Pemeriksaan laboratorium
H. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Pengobatan Konservatif
2. Pengobatan Pembedahan
I. Komplikasi
Menurut Junaidi (2011) komplikasi yang sering terjadi pada pasien stroke yaitu:
2. Bekuan darah merupakan bekuan darah yang mudah terjadi pada kaki
yang lumpuh dan penumpukan cairan.
7. Spastisitas dan kontraktur pada umumnya sesuai pola hemiplegi dan nyeri
bahu pada bagian di sisi yang lemah. Kontraktur dan nyeri bahu (shoulder
hand syndrome) terjadi pada 27% pasien stroke.
Stroke tidak hanya menyerang orang yang sakit saja tetapi juga dapat
menyerang orang secara fisik yang sehat juga. Stroke datangnya secara tiba-
tiba dalam waktu sejenak, beberapa menit, jam atau setengah hari. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya stress yang tinggi
(Smeltzer, Bare, 2005 & Junaidi, 2011). Stres dan depresi merupakan
gangguan emosi yang paling sering dikaitan dengan stroke dan mengalami
kehilangan kontrol pada diri sendiri, mengalami gangguan daya fikir,
penurunan memori dan penampilan sangat turun sehingga menyebabkan
timbul rasa sedih, marah dan tak berdaya terhadap hidupnya (Giaquinto,
2010).
1. Motor: gangguan motorik adalah yang paling prevalen dari semua kelainan
yang disebabkan oleh stroke dan pada umumnya meliputi muka, lengan,
dan kaki maupun dalam bentuk gabungan atau seluruh tubuh. Biasanya
manifestasi stroke seperti hemiplegia, hemiparesis (kelemahan salah satu
sisi tubuh), hilang atau menurunnya refleks tendon. Hemiparesis adalah
kekuatan otot yang berkurang pada sebagian tubuh dimana lengan dan
tungkai sisi lumpuh sama beratnya ataupun dimana lengan sisi lebih
lumpuh dari tungkai atau sebaliknya sedangkan hemiplegia adalah
kekuatan otot yang hilang.
2. Sensori: defisit sensorik berkisar antara kehilangan sensasi primer sampai
kehilangan persepsi yang sifatnya lebih kompleks. Penderita mungkin
menyatakannya sebagai perasaan kesemutan, rasa baal, atau gangguan
sensitivitas.
6. Afek: gangguan afeksi berupa depresi adalah yang paling sering menyertai
stroke. Depresi cenderung terjadi beberapa bulan setelah serangan dan
jarang pada saat akut.
J. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Fokus
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
6. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernafas
Pasien dapat mengalami sesak, pola nafas tidak efektif.
b. Nutrisi
Mengalami kelemahan otot pengunyah sehingga pasien tidak dapat
mengunyah makanan keras bahkan dipasang NGT.
c. Eliminasi
d. Aktivitas
e. Istirahat
f. Pengaturan Suhu
g. Kebersihan/Hygiene
h. Rasa aman
i. Rasa Nyaman
j. Sosial
k. Pengetahuan/Belajar
Kebanyakan pasien tidak mengetahui penyakit yang dialaminya
sertaapa pemicu munculnya stroke tersebut.
l. Rekreasi
Pasien tidak dapat bangun dari tempat tidur atau pun keluar rumah
karena disarankan bed rest total.
m. Prestasi
n. Spiritual
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Melangalami penurunan kesadaran, suara bicara : kadang mengalami
gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/ afaksia.
Tanda– tanda vital : TD meningkat, nadi bervariasi.
b. Sistem integument
c. Kepala
Normo cephalic, simetris, biasanya terdapat nyeri kepala/sakit kepala.
d. Muka
e. Mata
f. Telinga
i. Leher
j. Thoraks
k. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas
kananics 2 sternal kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness.
BunyiS1 dan S2 tunggal; dalam batas normal, gallop(-), mumur
(-).capillary refill 2 detik.
l. Abdomen
m. Genitalia-Anus
Akral hangat, kaji edema , kaji kekuatan otot , gerak yang tidak
disadari , atropi atau tidak, capillary refill, Perifer tampak pucat atau
tidak.
K. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nanda (2012) dan Doengus (2010), diagnosa yang muncul
pada penyakit stroke adalah :
b. Menunjukkan
perhatian,
konsentrasi dan
orientasic.
c. Memproses
informasid.
d. membuat
keputusan dengan
benar.
e. menunjukkan
fungsi sensori
motori cranial
yang utuh : tingkat
kesadaranmambai
k, tidak ada
gerakan gerakan
involunter
2. Gangguan komunikasi verbal NOC 1. Gunakan penerjemah, Menjaga komunikasi antar dua
berhubungan dengan kehilangan jika diperlukan arah dan hubungan sosial
1. Anxiety self control
kontrol otot facial atau oral.
2. Beri satu kalimat simple
2. Coping
setiap bertemu, jika
3. Sensory function : diperlukan
hearing & vision
3. Dorong pasien untuk
4. Fear self control berkomunikasi secara
2. Komunikasi
ekspresif (kesulitan
berbicara) :
ekspresif pesan
verbal dan ataunon
verbal yang
bermakna.
3. Komunikasi resptif
(kesulitan
mendengar) :
penerimaan
komunikasi
daninterpretasi
pesan verbal
dan/atau non
verbal.
4. Gerakan
terkoordinasi :
mampu
mengkoordinasi
gerakan
dalammenggunakan
isyarat
5. Pengolahan
informasi : klien
mampu untuk
memperoleh,
mengatur,
danmenggunakan
informasi
6. Mampu mengontrol
respon ketakutan
dan kecemasan
terhadapketidakmap
uan berbicara
7. Mampu manajemen
kemampuan fisik
yang dimiliki
8. Mampu
mengkomunikasika
n kebutuha dengan
lingkungan.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan NOC : 1. Monitoring vital sign Mempertahankan mobitilas
dengan gangguan neuromuscular. sebelum/sesudah latihan pasien sedikit demi sedikit
1. Joint Movement :
dan lihat respon pasien untuk mencegah kekakuan
Active
saat latihan otot yang permanent.
2. Mobility Level
2. Konsultasikan dengan
3. Self care : ADLs terapi fisik tentang
M. Daftar Pustaka
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke. Penerbit Dianloko, Yogyakarta
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 3 Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Marilynn, E. Doenges.2010.Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Edisi 3.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Misbach J. 1999. Stroke, aspek diagnostic, patofisiolgi manajemen. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
NANDA Internasional.2012.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran.EGC